You are on page 1of 14

BELAJAR CEPAT MUROTAL 120 MENIT* Oleh : Asep Ridwan H, S.

Hi*

BAB I
TASHIN, TARTIL DAN TAHFIDZ

A. Pendahuluan
Al Quran bisa dikatakan sebagai kitab suci yang unik, karena dibandingkan dengan kitab suci samawi lainnya Al Quran memiliki banyak dimensi. Yang saya maksud disini adalah; bahwa ketika kitab suci samawi lainnya hanya memiliki fungsi sebagai pedomanhidup umatnya, maka al Quran hadir dengan berbagai dimensinya. Fungsi utama al Quran adalah pedoman bagi umat nabi Muhammad sebagai wahyu Allah yang harus diyakini dan diamalkan. Keimanan terhadap al Quran merupakan suatu dasar dari pokok keimanan aqidah Islam. Isi al Quran adalah suatu aturan bagi manusia yang kita namai sebagai syariat. Disinilah alasan sehingga al Quran memiliki banyak nama terakit dengan fungsinya, seperti : Al Huda yang berarti petunjuk, al Bayan yang berarti memberikan penjelasan bagi manusia, Al tadzkir yang berarti pengingat, Al furqon yang berate pembeda antara yang benar dan salah, dan lain-lain.
Akan tetapi yang menarik adalah bahwa kehadiran al Quran tidak hanya berada dalam dimensi aqidah dan syariah saja, Ia juga hadir dalam dimensi lain diantaranya : a. Medis / Al Syifaa ; al Quran merupakan obat bagi orang yang sakit. Dalam kedudukannya sebagai obat memiliki dua fungsi, yaitu obat penyakit yang bersifat jasadi dan ruhani. b. Dimensi Mistis ; suatu saat Rasulullah pernah diguna-guna oleh seorang penenung hingga kemudian turun surat al Falaq sebagai penangkal dari kekuatan sihir.

c. Dimensi ilmu pengetahuan ; al quran banyk memberikan pengetahuan bagi manusia baik bidang medis, fisika, dll. d. Dimensi estetis ; salah satu kemujizatan al Quran adalah dari sisi keindahan bahasa dan bacaannya. e. Dimensi ibadah ; al quran merupakan media ibadah melalui pembacaannya. Al Quran sendiri secara lughowi berarti bacaan berasal dari kata qaraa artinya membaca. Dan untuk menjadikannya bernilai ibadah maka membaca al Quran menggunakan ilmu tersendiri.

B. Keutamaan Hamil al Quran


Hamala secara bahasa berarti mengandung atau membawa. Adapun haamil adalah isim fail dari hamala yang berarti orang yang mengandung atau membawa. Yang dimaksud dengan Hamil al Quran adalah orang yang mengorientasikan hidup bagi al Quran. Hal itu bisa dilakukan secara langsung atau sesuai dengan profesinya masing-masing. Yang termasuk kedalam haamilil Qurandiantaranya adalah :

1. Orang yang mengamalkan al Quran pengamalan maupun pengajaran. 2. Penghafal al Quran 3. Pembaca al Quran 4. Yang mempelajari al Quran 5. Senang Mendengarkan al Quran 6. Cinta terhadap al Quran 7. Orang yang membesarkan al Quran

baik

dalam

bentuk

Terdapat banyak sekali keutamaan membaca dan menghafal al Quran serta mengamalkan al Quran. Keutamaan haamil al Quran diantaranya : 1. Dirindukan surga, sebagaimana hadits Nabi saw :

Sesungguhnya surga merindukan empat golongan ; haamil al Quran, yang menjaga lidah, yang memberi orang yang kelaparan, dan yang puasa Ramadhan. 2. Diberi keutamaan yang sempurna dari Allah :

Barang siapa yang tersibukan dengan al Qur;an dan masalah agama maka Aku akan beri ia karuniai yang paling utama yang diminta oleh orang yang berdoa dan keutamaan kalam Allah dari semua kalam-Nya seperti karunia yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. HR Turmudzi. 3. Diberikan rahmat dan ketenangan :

Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam rumahnya kemudian dibacakan kitab Allah dan bersolawat kecuali Allah akan menurunkan ketenangan dan memberikan rahmat dan para malaikat menjaga, Allah akan menyebutkan orang yang ada didalamnya. HR Daud 4. Masuk surga dan keluarga diselamatkan dari api neraka.

Barang siapa yang mempelajari al Quran kemudian menjelaskannya dan menjaganya maka akan masuk surga Allah dan akan diberi syafaat kepada 10 keluarganya kesemuanya diharamkannya dari api neraka.HR. Ibnu Majah

C. Ruang Lingkup Tahsin, Tartil dan Tahfidz dalam Ulum al Quran

Dalam khazanah ilmu-ilmu keislaman, terdapat ulumul quran. Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ulumul quran adalah setiap ilmu yang objek materinya adalah al Quran. Secara sederhana pembagian ulmul quran dapat dilihat pada table berikut :

Bacaan ilmu tajwid Ilmu maghmat / nagham Ilmu qiroat Ulum al Quran Penulisan rasm al Quran Tartibul ayah wa al surah Kandungan/tafsir Ijaz al Quran, Aqsam al Quran, amtsal al Quran, Muhkam mutasyabih, nasikh mansukh, nuzul al Quran, al maki wa al madani, qisos al Quran, qawaid tafsir, dll.

Ilmu Tajwid, Ilmu Qiroat dan Ilmu Nagham


Ketiga ilmu diatas merupakan ilmu yang digunakan dalam membaca al Quran. Definisi dari ketiga ilmu tersebut adalah sebagai berikut :

Ilmu Tajwid
Tajwid secara bahasa adalah at tahsiinu yang berarti membaguskan. sedangkan menurut terminology para ulama adalah :

Ilmu yang dengannya bias mengetahui cara memberikan kepada setiap huruf hak dan mustahaqnya yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum mad dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya. Ulama ahli tajwid menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hak huruf adalah hukum yang menempel terhadap hurufsedari asalnya, seperti hukum makhroj dan sifat. Sedangkan mustahaq huruf adalah hukum baru yang timbul setelah huruf berpadu dengan huruf lainnya. Objek daripada ilmu tajwid tiada lain adalah huruf-huruf hijaiyah, baik ketika ia sedang bersendirian (makhorijul huruf dansifatul huruf), atau ketika huruf sudah berhubungan dengan huruf lain baik dalam satu kalimat maupun lebih (ahkamul huruf, ahkamul mad),maupun ketika huruf sudah membentuk suatu kalimat dan hubungannya dengan kalimat lain dalam satu ayat atau lebih (ahkamul waqfi wal ibtida).

Ilmu Qiroat
Ilmu qiroat adalah ilmu yang mempelajari perbedaan lafadzlafadz al Quran baik yang disepakati maupun yang iktilaf oleh para ahli qiroat yang diperoleh melalui periwayatan. Contoh : Dalam membaca Ada ulama ahli qiroat yang membaca sesuai dengan tulisan tersebut adalah juga yang di-ibdalkan (digantikan posisi harkat) menjadi

Objek daripada ilmu qiroat adalah kalimat-kalimat dalam al Quran dalam hal perbedaan bacaannya.
Adapun qiroat yang mutawatir, yaitu ada tujuh yang disebut dengan qiroat sabah. Qiroat sabah ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Pengklasifikasian didasarkan kepada panjang dan pendeknya bacaan mad jaiz munfashil. - kelompok yang membacanya dua harkat ( ) disebut dengan kelompok (cepat).

- kelompok

yang

membacanya 4

harkat

disebut

dengan kelompok

(pertengahan) - Kelompok yang membacanya 6 harkat ( ) disebut dengan kelompok (lambat)

Martabat pembacaan al Quran

Ilmu Nagham
Ilmu nagham adalah ilmu lagu al Quran. Yaitu ilmu yang mempelajari lagu-lagu yang digunakan dalam membaca al Quran. Tingkatan dalam pembacaan al Quran berdasarkan penggunaan lagu terdiri dari tiga tingkatan :

1. Muallam ; adalah membaca al Quran pada tingkat belajar, sehingga pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan dan tidak menggunakan lagu. Dalam beberapa hal muallam memiliki persamaan dengan tahsin. 2. Murottal ; adalah membaca al Quran yang menfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan dan lagu al Quran. Karena konsentrasi bacaan difokuskan pada penerapan tajwid sekaligus lagu, maka porsi lagu quran tidak dibawakan sepenuhnya. Hanya pada nada asli atau jawab dengan tingkat suara sedang. 3. Mujawwad ; adalah membaca al Quran dengan lagunya secara sempurna baik dalam tingkatan nadanya maupun jenis dan variasi lagu.
Tahsin, Tartil dan Tahfidz Adapun tahsin merupakan definisi dari tajwid secara bahasa yang berarti membaguskan, ia memiliki persamaan dengan yang berarti berupaya untuk menjadikan baik. Secara leksikal tahsin berarti membaguskan bacaan al Quran atau dengan kata lain membaca al Quran dengan sebaik-baiknya. Tentu saja untuk mencapainya berarti dengan menggunakan ilmu tajwid tahsin adalah membaca al Qur;an dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

Tartil berasal dari dari kata ratala yang memiliki arti sama dengan hasan atau tahsin yaitu membaguskan bacaan. Dalam al quran kata tartil terdapat dalam dua tempat, yaitu surat al Furqan ayat 32 dan al muzammil ayat 4, dan diartikan sebagai bacaan yang teratur dan benar. Dalam khazanah ilmu qiroat, tartil merupakan tingkatan dalam bacaan al Quran ( ) yang berarti bacaan yang lambat dan menggunakan bacaan riwayat yang termasuk kepada martabat tartil. Sehingga yang dimaksud dengan tartil adalah membaca al Quran dengan menggunakan riwayat tartil. Adapun tahfidz berasal dari kata hafadzo yang berarti menjaga. Tahfidz termasuk kepada mashdar yang berarti menjaga dengan sangat. Adapun makna yang dimaksud disini adalah menghafal al Quran. Upaya menghafal al Quran sudah ada sejak masa nabi. Nabi adalah sayidul huffadz (pimpinan para hafidz), dan menghafal al Qur;an merupakan salah satu upaya pelestarian la Quran selian dari pada penulisan. BAB II

MENGENAL POLA LAGU MUROTTAL


Lagu Murottal sebenarnya terdiri dari tujuh lagu sebagaimana lagu pada mujawwad. Meskipun demikian yang populer dibawakan hanya beberapa lagu saja, seperti lagu Rasy, hijaz dan nahwand. Setiap lagu-lagu al Quran, ketika dimurotalkan pada dasarnya memiliki nada dan variasi yang dinamis, akan tetapi kita dapat membuat pola-pola dari lagu tersebut sehingga bacaan murotal kita memiliki keajegan. Jumlah dan bentuk pola murotal tergantung daripada jenis lagunya sendiri. Dapat diambil contoh : a. Lagu Nahwand Lagu Nahwand terdiri dari tiga tingkatan ; nahwand ashli, nahwand jawab dan nahwand jawabul jawab. Nahwand ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu : - Pola 1 ; nada keatas/ashli silim rofa - Pola 2 : nada lurus / ashli silim jawab

- Pola 3 : nada kebawah / ashli silim nuzul Kemudian dari Nahwand jawabul jawab terbentuk satu buah pola , yaitu pola Jawabul jawab 1 dengan nada jawabul jawab. Kemudian dari pola 1 didapat variasi baru yang bisa kita namakan pola 5 sebagai turunan dari pola 1. kita dapat pula mencari variasi-variasi baru dan kita berikan nama pola dengan urutan nomor. Pola-pola diatas akan sangat membantu bagi yang baru belajar murotal. Dalam murotal kita akan menggunakan komposisi lagu sebagai berikut :

Pola 1 Pola 2 Song / Ashli Pola 3

Pola 1 Pola 2 song / Ashli Pola 3

Jwabul jawab 1 Pola 2 Reff/ jawab Pola 3

Pola 5 Pola 1 Chorus

Pola 3 Pola diatas merupakan satu komposisi lagu nahwand yang utuh. Kemudian kita dapat mengulang-ulangnya kembali. Bilamana sudah mahir, maka kita dapat membuat variasi-variasi baru dengan pola-pola baru. Kita pula dapat membuat komposisi lagu yang berbeda-beda. Seperti dari pola 1 langsung ke pola 3 kemudian pola 4 kemudian ke pola 1 dan berulang-ulang. Demikianlah metode pola murottal. Ia didapat dari lagu mujawwad dengan memformulasikan lagu pada tingkat yang lebih sederhana. Mencari mana lagu yang sifatnya ashli dan ajeg dengan lagu yang merupakan variasi atau turunan dari lagu asli. Selain itu, bagi yang sudah mahir, dalam satu pembacaan kita dapat menggabungkan berbagai komposisi lagu menjadi suatu gubahan yang lengkap. Diawali dengan bayati, dilanjutkan dengan lagu-lagu lainnya, dan diakhiri dengan bayati akhir. b. Lagu Rasyt Lagu Rasyt terdiri dari tiga tingkatan ; Rasyt ashli, Rasyt jawab dan Rasyt jawabul jawab. Rasyt ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu : - Pola 1 ; nada keatas/ashli silim rofa - Pola 2 : nada lurus / ashli silim jawab - Pola 3 : nada kebawah / ashli silim nuzul Kemudian dari Rasyt jawab terbentuk satu buah pola , yaitu pola jawab 1 dengan nada jawab. Pola-pola diatas akan sangat membantu bagi yang baru belajar murotal. Dalam murotal kita akan menggunakan komposisi lagu sebagai berikut :

Pola 1 Pola 2 Song / Ashli

Pola 3

Pola 1 Pola 2 song / Ashli Pola 3

Jawab 1 Pola 2 Reff/ jawab Pola 3 c. Lagu Hijaz Lagu Hijaz terdiri dari tiga tingkatan ; Hijaz ashli, Hijaz jawab atau hijaz kar dan Hijaz jawabul jawab atau hijaz kur. Hijaz ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu : - Pola 1 ; nada keatas/ashli silim rofa - Pola 2 : nada lurus / ashli silim jawab - Pola 3 : nada kebawah / ashli silim nuzul Kemudian dari Hijaz jawab terbentuk dua buah pola , yaitu pola Jawab 1 dan pola jawab 2 dengan nada jawab. Kemudian dari jawabul jawab terbentuk jawabul jawab 1 dan jawabul jawab 2 dengan nada jawabul jawab. Pola-pola diatas akan sangat membantu bagi yang baru belajar murotal. Dalam murotal kita akan menggunakan komposisi lagu sebagai berikut :

Pola 1

Pola 2 Song / Ashli Pola 3

Pola 1 Pola 2 song / Ashli Pola 3

Jawab 1 Jawab 2 Reff/ jawab Pola 3

Jawabul jawab 1 Jawabul jawab 2 Ref 2/ Jawabul Jawab Pola 3

Bagaimana ketika membawakan murotal pada ayat yang panjang ?


Ketika membaca ayat-ayat yang panjang, maka yang perlu kita perhatikan adalah awal dan ujung pada bacaan yang kita bawa. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan ketika membaca ayat-ayat yang panjang, sebagai berikut :

1. Mengulang-ulang lagu dasar dengan kemudian diujung bacaan kita perhatikan bentuk polanya, apakah pola satu, dua atau pola tiga. 2. Menggabungkan dua pola atau lebih.

3. Memberikan variasi pada tengah ayat.


Sebagai contoh dapat disimak dalam simulasi seminar.

Bagaimana cara mengembangkan pola dasar menjadi suatu lagu murotal yang harmonis dan dinamis ?
Untuk mengembangkan lagu murotal yang sudah kita kenal dasarnya, maka kita harus banyak mendengarkan lagu murotal dari kaset Syaikh, seperti lagu Rast dari syaikh As Sudais dan Suraim, lagu nahwand dari syaikh Mahmud al Khoshori, dan lagu Hijaz dari syaikh Hani ar Rifai. Dari murotal yang dibawakan oleh para syaikh tersebut kita akan mendapatkan banyak variasi untuk mengembangkan lagu murotal kita.

Mengidentifikasi lagu murotal para syaikh.


Untuk mengenal bentuk pola dan variasi yang dibawakan para syaikh, maka yang harus kita perhatikan adalah mencari satu komposisi lagu yang utuh. Hal itu dilakukan dengan cara mencari nada dasar dan kembali kepada nada dasar. Yaitu dengan mencari mana bacaan permulaan yang menggunakan pola 1 dan kemudian setelah syaikh melantunkan lagu jawab atau jawabul jawab dicari yang ujungnya kembali ke pola 3 dan kemudian berlanjut ke pola satu. Ujung pada pola tiga tersebutlah yang merupakan ujung dari satu komposisi lagu yang utuh. Selanjutnya kita urutkan atau kita cocokan dari bagian ayat-ayat yang dibacakan dalam satu komposisi lagu tersebut kedalam pola-pola yang ada. Bilamana tidak ada yang cocok dengan pola dasar yang telah dipelajari, maka itulah yang termasuk kepada variasi. Dengan demikian kita akan mengetahui susunan komposisi lagu murotal syaikh yang terdiri dari pola-pola dasar dan variasi. Variasi terbagi dua :

1. Variasi yang masuk pada pertengahan pola dasar 2. Variasi yang sifatnya utuh yang merupakan pengembangan dari pola dasar yang ada.

Selamat mencoba dan mari bergabung dalam keluarga Allah ! *Makalah pernah disampaikan pada kegiatan sekolah al Quran di Mesjid Salam ITB, 22 September 2007 dengan sebagian materi diperbaharui * Dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Praktisi al Quran.
Posted by af at 12:05 AM Labels: UM.2. Belajar Cepat Murotal 120 Menit

You might also like