You are on page 1of 14

Fie, iki basic theory-ne mundut tekan wikiped bahasa indon. Ntar pakek.

o yang bahasa inggris lek ngerasa ada yang janggal, benerin ya Semangkaaa :D Ps: covere jarno rata kiri ;)

REAKSI REDOKS

Kelompok 7

XII IPA 2
M. Alfie Rochman (25) Okky Eldiana M. (26) Rachma Fariza P. (27) Rahma Nurul A. (28)

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG

SMA NEGERI 1 MALANG


SEPTEMBER 2011

REAKSI REDOKS
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnyabilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
 

Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk padaperubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagaipeningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen). Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahan muatan formal (formal charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.

Dua bagian dalam sebuah reaksi redoks

Besi berkarat

Pembakaran terdiri dari reaksi redoks yang melibatkan radikal bebas

Oksidator dan reduktor


Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan sebagaioksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4 , CrO3, Cr2O72 , OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin). Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagaireduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-

logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik[1][2], terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitikini utamanya digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon. Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.

Contoh reaksi redoks


Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:

Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah: reaksi oksidasi

dan reaksi reduksi

Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia lebih jelas. Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah elektron yang berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi reduksi. Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol. Pada reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin tereduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1. Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan saling mengurangi:

Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:

Reaksi penggantian Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi. Komponen redoks dalam tipe reaksi ini ada pada perubahan keadaan oksidasi (muatan) pada atom-atom tertentu, dan bukanlah pada pergantian atom dalam senyawa. Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:

Contoh-contoh lainnya Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)

hidrogen peroksida tereduksi menjadi hidroksida dengan keberadaan sebuah asam: H2O2 + 2 e 2 OH

Persamaan keseluruhan reaksi di atas adalah: 2Fe2+ + H2O2 + 2H+ 2Fe3+ + 2H2O

denitrifikasi, nitrat tereduksi menjadi nitrogen dengan keberadaan asam: 2NO3 + 10e + 12 H+ N2 + 6H2O

Besi akan teroksidasi menjadi besi(III) oksida dan oksigen akan tereduksi membentuk besi(III) oksida (umumnya dikenal sebagai perkaratan): 4Fe + 3O2 2 Fe2O3

Pembakaran hidrokarbon, contohnya pada mesin pembakaran dalam, menghasilkan air, karbon dioksida, sebagian kecil karbon monoksida, danenergi panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang mengandung karbon akan menghasilkan karbon dioksida. Dalam kimia organik, oksidasi seselangkah (stepwise oxidation) hidrokarbon menghasilkan air, dan berturut-turut alkohol, aldehida atau keton,asam karboksilat, dan kemudian peroksida.

Reaksi redoks dalam industri


Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam didiskusikan dalam artikel peleburan. Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-produk pembersih. Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia

Reaksi redoks dalam biologi

Atas: asam askorbat (bentuk tereduksi Vitamin C) Bawah: asam dehidroaskorbat(bentuk teroksidasi Vitamin C) Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara simultan karena sel, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan

semua fungsi hidup. Agen biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi terhadap substansi berguna dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang mencegah aktivitas oksidan disebut antioksidan. Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah: C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O

Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara esensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernapasan sel: 6 CO2 + 6 H2O + light energy C6H12O6 + 6 O2

Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi redoks. Fotosintesis melibatkan reduksikarbon dioksida menjadi gula dan oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara, senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel hewan,mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Lihat pula Potensial membran. Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara NAD+/NADH denganNADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan(shock), dan sepsis.

Siklus redoks
Berbagai macam senyawa aromatik direduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa radikal bebas. Secara umum, penderma elektronnya adalah berbagai jenis flavoenzim dan koenzim-koenzimnya. Seketika terbentuk, radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oskigen menjadi superoksida. Reaksi bersihnya adalah oksidasi koenzim

flavoenzim dan reduksi oksigen menjadi superoksida. Tingkah laku katalitik ini dijelaskan sebagai siklus redoks. Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisida parakuat, dan viologen dan kuinon lainnya seperti menadion. [3]PDF (2.76 MiB)

Menyeimbangkan reaksi redoks


Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah proses redoks, diperlukan penyeimbangan komponen-komponen dalam reaksi setengah. Untuk reaksi dalam larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H+, ion OH-, H2O, dan elektron untuk menutupi perubahan oksidasi. Media asam Pada media asam, ion H+ dan air ditambahkan pada reaksi setengah untuk menyeimbangkan keseluruhan reaksi. Sebagai contoh, ketika mangan(II) bereaksi dengan natrium bismutat:

Reaksi ini diseimbangkan dengan mengatur reaksi sedemikian rupa sehingga dua setengah reaksi tersebut melibatkan jumlah elektron yang sama (yakni mengalikan reaksi oksidasi dengan jumlah elektron pada langkah reduksi, demikian juga sebaliknya).

Reaksi diseimbangkan:

Hal yang sama juga berlaku untuk sel bahan bakar propana di bawah kondisi asam:

Dengan menyeimbangkan jumlah elektron yang terlibat:

Persamaan diseimbangkan:

Media basa Pada media basa, ion OH- dan air ditambahkan ke reaksi setengah untuk menyeimbangkan keseluruhan reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara kalium permanganat dan natrium sulfit:

Dengan menyeimbangkan jumlah elektron pada kedua reaksi setengah di atas:

Persamaan diseimbangkan:

Reaksi Redoks I
Pada kegiatan ini akan dipelajari beberapa reaksi redoks yang berlangsung dalam suasana asam, basa, atau netral. A. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Tabung reaksi/rak tabung Pipet tetes Larutan KMnO4 Larutan asam oksalat Larutan formaldehid Larutan Na2S2O3 Laturan I2 Larutan AgNO3 Larutan ammonia Larutan H2SO4

Ukuran/Satuan panjang 0,1 M 0,1 M 5% 0,1 M 0,1 M 0,1 M 1M 4M

Jumlah 7/1 8 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL

B. Cara Kerja a. Masukkan kira-kira 3 mL larutan asam oksalat (H2C2O4) 0.1 M ke dalam tabung reaksi, tambahkan kira-kira 3 mL larutan H2SO4 4M. Kemudian tambahkan satu tetes larutan KMnO4, aduk campuran itu dengan mengguncangkan tabung. Tunggu sampai terjadi perubahan warna, kemudian tambahkan lagi satu tetes larutan KMnO4. Lanjutkan penetesan KMnO4 sampai tidak terjadi lagi perubahan warna b. Masukkan 3 mL larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tetesi larutan tersebut dengan larutan NH3 1 M tetes demi tetes sampai endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Kemudian tambahkan kira-kira 1 mL larutan formaldehid 5%. Aduk campuran dengan mengguncang-guncangkan tabung kemudian diamkan. Catat pengamatan anda. c. Masukkan kira-kira 3 mL larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes larutan kanji, kemudian tetesi dengan larutan iodine tetes emi tetes hingga

campuran berwarna biru-ungu (warna biru-ungu menandakan bahwa Na2S2O3 telah habis bereaksi)

C. Hasil Pengamatan a. Warna larutan H2C2O4 + larutan H2SO4 : bening Warna larutan KMnO4 : ungu kehitaman Warna larutan H2C2O4 + KMnO4 setelah ditetesi latutan KMnO4 : bagian atas hitam seperti endapan yang terangkat namun bagian bawah bening b. Warna larutan AgNO3 : bening Warna larutan AgNO3 ditetesi larutan NH3 : agak kejinggaan, ada endapan, lama kelamaan endapan hilang Warna larutan AgNO3 + larutan NH3 setelah dicampur dengan larutan formaldehid: bening menjadi kelabu/keruh menjadi coklat lalu hitam dan muncul warna perak c. Warna larutan Na2S2O3 : bening Warna larutan Na2S2O3 + larutan kanji setelah ditetesi larutan I2: biru kehitaman

Reaksi Redoks II
Pada kegiatan ini akan mempelajari reaksi redoks spontan dan tidak spontan. A. Alat dan Bahan Alat dan Bahan Tabung reaksi/rak Pipet tetes Larutan ZnSO4 Larutan CuSO4 Larutan HCl Lempeng logam seng Lempeng logam tembaga Amplas Ukuran/satuan 1M 1M 1M 0.5 x 2 cm 0.5 x 2 cm Jumlah 4/1 3 3 mL 3 mL 3 mL 2 potong 2 potong secukupnya

B. Cara Kerja a. Amplaslah lempeng logam seng dan tembaga hingga bersih, kemudian guntingkah menjadi ukuran 0.5 x 2 cm, masing-masing 2 potong b. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan beri nomor 1 sampai 4. Isilah keempat tabung itu sebagai berikut: Tabung 1 dengan larutan CuSO4 3 mL Tabung 2 dengan larutan ZnSO4 3 mL Tabung 3 dan 4 dengan masing-masing larutan HCl 3 mL c. Tambahkan lempeng logam seng ke dalam tabung 1 dan 3, sedangkan lempeng logam tembaga ke dalam tabung 2 dan 4. C. Hasil Percobaan Tabung 1 Larutan yang diisikan Warna larutan Logam yang ditambahkan Tetap biru Zn Bening Cu Bening Zn Bening Cu CuSO4 (aq) Tabung 2 ZnSO4 (aq) Tabung 3 HCl (aq) Tabung 4 HCl (aq)

Perubahan setelah penambahan logam

Zn menjadi hitam, gelembung sedikit, terjadi korosi

Gelembung banyak, terjadi korosi

D. Pertanyaan a. Pada tabung mana terjadi reaksi redoks spontan dan yang tidak terjadi reaksi redoks spontan? b. Tulis persamaan reaksi setara untuk reaksi yang berlangsung spontan!

You might also like