You are on page 1of 27

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

PENDAHULUAN

Modul sederhana ini sebagai panduan dasar bagi para pelatih dalam menyelenggarakan pelatihan teknis menyangkut ketrampilan pembuatan kerajinan rotan. Materi dalam modul ini telah disusun secara sistematis, dari mulai kegiatan perkenalan hingga evaluasi akhir. Di dalamnya ada 7 kegiatan pokok yang dijalankan secara berurutan satu persatu. Tiap-tiap kegiatan memiliki ciri khas masing-masing yang harus dipahami oleh pelatih, baik menyangkut tujuan kegiatannya, pokok bahasan yang dibicarakan, bentuk kegiatan, peralatan yang diperlukan, waktu yang digunakan hingga proses kegiatannya. Materi tiap-tiap kegiatan ini telah disusun sedemikian rupa hingga secara teknis mudah diaplikasikan. Pelatihan Ketrampilan Teknis Kerajinan Rotan ini memerlukan waktu seluruhnya kurang lebih 34 jam. Jika satu hari memerlukan waktu efektif sekitar 7 jam, maka pelatihan ini membutuhkan waktu minimal 5 hari. 7 kegiatan pokok dalam pelatihan ini selanjutnya didistribusikan secara proposional ke dalam 5 hari ini, dijalankan secara berurutan. Jika lebih rinci lagi, maka kegiatan hari pertama meliputi materi Perkenalan, Citra Diri Pengrajin Ideal, Kontrak Belajar dan Permainan Jual Beli Barang. Penyajian empat materi ini seluruhnya memerlukan waktu antara 6-8 jam. Jadi, secara teknis, empat materi pendahuluan ini dimungkinkan untuk bisa diselesaikan satu hari. Jika tidak memungkinkan diselesaikan pada hari pertama, maka sisianya dilanjutkan pada hari kedua. Sejak hari kedua inilah, pelatihan teknis produksi dimulai. Hari kedua diisi dengan materi Pengenalan Bahan dan Alat Rotan. Pada hari kedua, peserta yang umumnya para pemula, sudah diajak untuk mengetahui hal-hal dasar tentang kerajinan rotan. Seorang pengrajin rotan tentunya harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam mengayam. Hari berikutnya, yakni hari ketiga dan keempat, materi yang digelar adalah Praktek Membuat Kerajinan Rotan. Selama dua hari ini peserta diharapkan mengetahui langkah-langkah kerja dalam proses pembuatan kerajinan rotan. Selama dua hari ini peserta diharapkan mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan kerajinan rotan, di samping tentunya memiliki ketrampilan dalam membuat karya kerajian rotan. Tentu saja pembagian waktu pelatihan seperti itu sifatnya tidak kaku. Artinya, disesuaikan dengan keadaan yang terjadi selama proses pelatihan itu sendiri. Jika sekiranya waktu dua hari ini dirasakan belum cukup untuk praktek latihan membuat kerajinan rotan, maka pelatihan bisa diperpanjang waktunya, dengan pesetujuan peserta. Untuk membiasakan diri membuat barang secara variatif, maka produk yang dibuat harus lebih dari satu. Dalam modul ini ada beberapa contoh barang yang bisa dibuat untuk latihan peserta. Tentu saja pelatihan masih bisa mengembangkannya dengan contoh-contoh lain yang lebih variatif.
1|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Mengingat pelatihan ini merupakan pelatihan teknis produksi, maka sebelum pelatihan ini digelar sebaiknya pelatih harus memastikan bahwa alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pelatihan ini sudah tersedia secara memadai. Pelatihan teknis produksi akan sulit dilaksanakan bila alat-alat dan bahannya tidak tersedia. Keberhasilan training ini akan sangat ditentukan oleh sejauh mana peserta mampu mendayagunakan alat-alat dan bahan rotan. Setelah semua materi di atas dapat diselesaikan, acara pelatihan sebaiknya diakhiri dengan materi Evaluasi Partisipatif dan Tindak Lanjut. Jadi materi ini ditempatkan sebagai penutup di hari akhir. Pada sesi terakhir ini, pelatihan bersama-sama dengan peserta melakukan evaluasi kritis terhadap pelatihan yang sudah dilaksanakan selama beberapa hari itu. Peserta mendapat kesempatan yang besar untuk menilai jalannya pelatihan dan manfaat apa yang benarbenar mereka peroleh. Dengan cara ini, pelatih secara langsung dan objektif bisa memperoleh umpan balik yang terbuka dari peserta. Sesi terakhir ini sebaiknya jangan diakhiri sebelum peserta merumuskan program tindak lanjut yang akan mereka lakukan bersama pasca training. Pelatihan membantu peserta untuk merumuskan kegiatan-kegiatan bersama yang akan mereka lakukan, misalnya, membentuk koperasi pengrajin rotan, dan sebagiannya. Perlu pula dicatat, bahwa di luar semua materi di atas, masih ada lagi kegiatan khusus yang hanya dilakukan pelatih, yakni evaluasi harian. Di sini pelatih secara cermat dan terus menerus memantau perkembangan setiap peserta dari satu materi ke materi lainnya, dari hari ke hari. Hasil pemantauan inilah yang selanjutnya merupakan dasar bagi penilaian peserta oleh pelatih. Hasil penilaian pelatih ini bisa dituangkan dalam berbagai model penyajian, misalnya dengan membuat form evaluasi harian yang berisi aspek-aspek penting yang dinilai pelatih. Nilai yang diberikan bisa diwujudkan dalam bentuk skor tertentu, bisa berupa angka atau huruf, atau kedua-duanya. Format evaluasi harian ini secara bebas bisa dibuat oleh pelatih sesuai dengan kebiasaan dan pengalaman yang dimilikinya. Hal penting lain yang harus diingat dalam pelatihan ini adalah bahwa posisi dan peran aktif peserta sangat menentukan bagi keberhasilan training. Peserta harus dipahami bukan sebagai objek pasif yang fungsinya hanya menerima informasi atau pengarahan satu arah dari pelatih. Peserta adalah objek aktif yang telah memiliki sejumlah keinginan, minat, pengalaman atau bahkan kemampuan tertentu yang harus dihargai, dieksplorasikan secara maksimal oleh pelatih dalam kegiatan pelatihan. Forum pelatihan harus mampu menyelesaikan ruang seluasluasnya bagi setiap peserta untuk mengaktualisasikan potensi dirinya. Inilah prinsip dasar andragogi yang harus dijalankan pelatih. Dalam metode demikian, pelatihan dijalankan atas dasar consensus atau kesepakatan bersama antara pelatih dan peserta. Pelatih tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri dengan pengabaikan keinginan, minat, dan aspirasi peserta. Ekstrimnya, tidak aka nada pelatihan jika peserta menolak untuk dilatih. Jika terdapat penolakan, sekalipun rendah derajatnya, sementara pelatih tetap memaksakan diri untuk melangsungkan kegiatan pelatihan, maka dapat diduga pelatihan itu tidak akan berjalan efektif.
2|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Karena itu, penting kiranya pelatih mampu menciptakan kondisi-kondisi yang dapat menumbuhkan minat, gairah, dan kesadaran bahwa pelatih ini pada dasarnya merupakan kebutuhan peserta. Sehingga peserta meyakini bahwa pelatihan ini memang penting bagi perkembangan dirinya di masyarakat. Kreativitas pelatih dalam menjalankan prinsip pelatihan andragogi akan sangat menentukan keberhasilan training. Terlebih bila diingat bahwa modul ini sebenarnya hanyalah pegangan dasar belaka, yang dalam prakteknya memerlukan improvisasi lebih lanjut dari sang pelatih. Pelatih tetap memiliki kebebasan untuk mengadaptasikan panduan dasar ini dengan keadaan nyata di lapangan dalam pelatihan andragogi ini. Pelatih masih bisa memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya untuk kepentingan pelatihan ini, dan pada sisi lain juga dianjurkan untuk mendayagunakan sumber informasi lain yang berhubungan dengan keterampilan pembuatan kerajinan rotan.

3|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 1 PERKENALAN

Tujuan

: 1. Peserta memahami dan bersedia mengikuti peraturan yang berlaku serta tertib selama proses pelatihan. 2. Peserta saling mengenal lebih baik satu sama lain

Pokok Bahasan

: 1. Prinsip dan persyartan pelaksanaan pelatihan 2. Perkenalan antar peserta dan dengan tim fasilitator

Waktu Bentuk Kegiatan

: 2 jam efektif : 1. Ice breaker 2. Permainan peran

Peralatan

: 1. White board/papan tulis 2. Plifchart, kertas plano 3. Spidol

Proses kegiatan

1. Acara dibuka dengan basa-basi secukupnya. 2. Penyampaian prinsip dan syarat pelatihan, dimana prinsip tersebut adalah : aktif,

semangat, kebersamaan. Sedangkan syarat pelatihan adalah para peserta sukarela dan sopan 3. Jelaskan mengenai prinsip dasar pelatihan dan syarat pelatihan.

Aktif : Selama dilakukan proses pelatihan semua (instruktur dan peserta) aktif. Tidak ada peserta atau instruktur yang nganggur. Semuanya aktif menjalankan game dan pelatihan. Ada aktivitas fisik berupa proses penguasaan ketrampilan.

4|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Semangat : Semua yang terlibat dalam acara ini harus bersemangat agar proses transfer ilmu dapat berjalan dengan lancar. Semangat diwujudkan dengan wajah ceria peserta dan instruktur serta adanya yel-yel yang menggugah semangat orang-orang yang ada disitu.

Kebersamaan : Peserta diharapkan memiliki kebersamaan untuk saling tolong menolong dalam pelatihan. Tidak egoisme atar peserta dan saling memberikan masukan, bantuan serta bimbingan kepada peserta lain yang kurang bisa atau kurang menguasai.

Penjelasan Syarat latihan:

Sukarela Peserta yang hadir tidak dalam kondisi terpaksa namun memang ingin ikut belajar. Sukarela dalam melaksanakan setiap intruksi yang diberi.

Sopan Peserta dan instruktur berkomunikasi dengan baik dan sopan. Memanggil atau meminta tolong dengan kata-kata yang baik. Sering mengucapkan kata tolong, terima kasih, maaf dan ada yang bisa dibantu. 4. Tanyalah kepada peserta: i) Apakah peserta paham dengan penjelasan prinsip dan syarat pelatihan? Jika belum maka jelaskan kembali, apabila sudah maka cobalah bertanya kepada salah satu peserta. ii) Berilah pertanyaan apakah siap menjalankan syarat dan prinsip pelatihan?. 5. Coba berikanlah game untuk mengetahui apakah semua yang hadir aktif.Game dilakukan dengan cara memberikan instruksi apabila fasilitator mengangkat tangan kanan maka peserta mengangkat tangan kiri apabila peserta mengikuti apa yang dilakukan fasilitator maka peserta menjalankan prinsip dan syarat.

5|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

6. Uji sekali lagi dengan memberikan yel-yel penyemangat: i) Tepuk tangan diganti dengan mengepalkan tangan kemudian diangkat keatas dengan tegas dambil mengucapkan BISA. Peserta melakukan hal tersebut apabila Fasilitator mengatakan Belajar bikin kerajinan rotannnnnnnnn????. ii) Apabila ada yang melanggar maka peserta diberikan sangsi. Sangsinya adalah menjadi alat peraga atau model. 7. Lakukan hal itu berkali-kalli dan jelaskan bahwa semua itu demi terpenuhi syarat dan prinsip. 8. Ajaklah peserta untuk melakukan perkenalan, dengan cara: i) Peserta diberi hitungan 1-5 untuk membuat kelompok, tiap kelompok beranggotakan 5 orang dan terdiri dari 6 kelompok. ii) Setelah ada kelompok, tiap kelompok disuruh membuat nama dan ketua kelompok. iii) Tiap anggota di persilahkan saling berkenalan dan waktu diberikan selama 5 menit. iv) Setelah perkenalan pesert di tes oleh fasilitator apakah mereka sudah saling mengenal.

6|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 2 CITRA DIRI PENGRAJIN IDEAL

Tujuan Pokok Bahasan Waktu Bentuk Kegiatan

: Peserta mampu menyimpulkan type dan ciri-ciri pengrajin yang ideal. : Type dan ciri pengrajin Ideal. : 2 jam efektif : 1. Permainan Gambar 2. Diskusi

Peralatan

: 1. White board/papan tulis 2. Kertas dan spidol 4. Perekat dan alat pemotong

Proses kegiatan

1. Jelaskan secara singkat tentang tujuan dan materi pokok kegiatan ini. 2. Ajukan pertanyaan pada peserta : apa dan siapa sesungguhnya pengrajin itu? Tak menunggu jawaban. Jelaskan bahwa setiap peserta menjawab pertanyaan ini dalam bentuk gambar, lalu langsung bagikan kertas dengan spidol kepada setiap peserta. Tegaskan bahwa yang diminta adalah gambar, bukan rumusan kata-kata, dan gambar tersebut hendaknya merupakan suatu perlambang yang lengkap tentang citra diri seorang pengrajin yang ideal menurut persepsi setiap peserta pada saat itu (misalnya: dianggap pengrajin yang ideal adalah seorang yang kreatif, maka bisa digambar seperti kancil, dan sebagiannya). 3. Setelah semua selesai, minta setiap peserta menempelkan gambarnya masing-masing pada dinding ruangan. 4. Bagi setiap peserta dalam kelompok kecil (4-5 orang), setiap peserta secara bergiliran mempresentasikan arti gambar mereka pada kelompoknya. Tegaskan bahwa setiap orang tidak boleh menyanggah dan hanya boleh melakukan klarifikasi terhadap penjelasan rekannya. Tugas mereka mencatat pokok-pokok penjelasan arti gambar rekannya tersebut. Setelah semua anggota kelompok selesai, semua catatan tersebut digabungkan menjadi suatu daftar tentang citra diri pengrajin ideal menurut kelompok mereka. 5. Setiap kelompok mempresentasikan daftar mereka dengan singkat dan padat. 6. Ajak seluruh peserta untuk klarifikasi terhadap seluruh rumusan teraebut. 7. Salin rumusan akhir ini pada kertas dan tempelkan di dinding, lalu tutup kegiatan ini.
7|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 3 PERJANJIAN BELAJAR

Tujuan

: 1. Peserta mampu menguraikan seperti apa pengrajin idaman secara detail. 2. Peserta mau menyepakati jadwal harian dan tata tertib pelatihan. 3. Peserta memiliki pesepsi yang sama dengan fasilitator dalam pencapaian hasil yang maksimal.

Pokok Bahasan

: 1. Perumusan harapan dan kebutuhan peserta tentang materi penyuluhan. 2. Perumusan pola jadwal harian dan tata tertib pelatihan 3. Penyamaan persepsi ruang lingkup pelatihan

Waktu Bentuk Kegiatan

: 2 jam efektif : 1. Mindmap 2. Diskusi kelompok brain stroming

Peralatan

: 1. White board/papan tulis 2. Kertas dan spidol 4. Potongan kertas HVS ukuran folio sebanyak 6 lembar

Proses kegiatan

1. Buka acara seperti biasa dengan seyum, sapa, salam serta berikan yel-yel dan penyemangat. 2. Berikanlah sedikit penjelasan mengenai tujuan dan materi kali ini kaitannya dengan hasil sebelumnya. 3. Seorang pengrajin harus memiliki beberapa kemampuan khusus, baik menyangkut sikap, pengetahuan dan ketrampilan teknis. 4. Mintalah kepada peserta untuk menuliskan dan merumuskan secara rinci mengenai jenis kebutuhan yang meliputi sikap, pengetahuan dan ketrampilan teknis yang mereka rasakan dan perlu. 5. Setiap peserta diberikan kertas HVS ukuran folio 1 buah pada tiap kelompok dan jangan lupa untuk memberikan alat tulis untuk digunakan mengisi HVS.

8|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

6. Jelaskan kepada peserta bahwa tiap ketua kelompok memimpin anggotanya untuk mengisi lembaran kertas yang dibagikan. Metode yang digunakan adalah brain stroming dimana ketua kelompok memandu anggotanya untuk mengisi secara spontan, setiap apa yang diucapkan peserta harus ditulis entah itu masuk akal atau tidak. Diupayakan Kertas HVS tersebut diisi sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan. 7. Waktu diberikan untuk mengisi kertas HVS yang diberikan selama 10 menit. Selesai atau tidak hasi harus segera dikumpulkan. 8. Didalam HVS tersebut ada tiga kolom,sebagai berikut Nama kelompok: Pengetahuan yang harus dimiliki

Ketrampilan yang harus dimiliki

Sikap yang harus dimiliki

Bagian kolom pengetahuan diisi mengenai pengetahuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pengrajin idaman. Pengetahuan yang harus diisi menimal memuat mengenai pengetahuan faktor produksi (man, material, metode, mesin, material, market, manajemen). Dijelaskan pula arti dari fakor produksi oleh fasilitator. Kemudian tidak ketinggalan pengetahuan haram atau halal sebuah usaha juga harus tercantum dalam colom pertama. Kolom kedua berisi mengenai ketrampilan apa saja yang harus dimiliki seorang pengrajin ketrampilan disini minimal ada informasi tentang ketrampilan teknis atau oprasional (fasilitator menjelaskan apa yang dimaksud ketrampilan teknis) dan ketrampilan konsep/soft skill (fasilitator juga menjelaskan arti soft skill). Kolom terakhir berisikan mengenai bagaimana sikap yang harus dimiliki seorang pengrajin. Berisi menimal mengenai mental,ahlak,moral dan kepemimpinan seorang pengrajin idaman. 9. Ketika waktu habis ketua kelompok dan anggotanya menjelaskan apa yang ditulis di depan kelompok lain. 10. Setelah selesai persentasi ketua kelompok diberikan wewenang untuk merangkum semua hasil diskusi menjadi sebuah kalimat. 11. Kalimat yang dirangkum pada tiap kelompok di kumpulkan jadi satu kemudian ditulis di papan, sebelum apa yang dituliskan diapapan para peserta ditanya apakah menyetuji semua yang tertera pada papan tersebut? Apabila setuju maka akan ditempelkan di dinding apabila tidak maka akan dilakukan revisi pada poin-poin yang kurang berkenan.

9|P a ge

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

12. Apa yang ditulis harus dicatat oleh peserta dan harus dipatuhi,contoh dalam hal sikap, seorang pengrajin idaman tidak boleh merokok. 13. Tutup kegiatan ini.

10 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 4 PERMAINAN JUAL BELI

Tujuan

: 1. Peserta mampu melakukan negosiasi jual beli dengan win-win solution. 2. Peserta mampu membuat perencanaan produksi dengan tepat.

Pokok Bahasan

: 1. Teknik negosiasi jual beli. 2. Perencanaan produksi yang benar.

Waktu Bentuk Kegiatan

: 2 jam efektif : 1. Game ship creator 2. Game negosiasi

Peralatan

: 1. White board/papan tulis 2. Kertas dan spidol 4. Kertas origami 2 paket (isi 100) 5. Kertas HVS 2 lembar 6. Uang mainan 30 lembar

Proses kegiatan

1. Seperti biasa fasilitator membuka dengan salam, sapa dan sopan kepada para peserta, kemudian untuk menyegarkan suasana fasilitator memberikan sebuah yel-yel kepada peserta. 2. Fasilitator membagi 30 peserta tersbut menjadi 2 kelompok besar dan menyuruh peserta untuk menempati tempat duduk yang tersusun berhadapan. 3. Fasilitator memberikan kertas HVS pada tiap tim, kertas origami, alat tulis dan uang mainan sebanyak 15 lembar pada kedua kelompok. 4. Fasilitator menjelaskan kepada aturan mainnya kepada peserta, tiap peserta diberi waktu 20 menit untuk membuat 1 model yang berbeda, model kapal untuk kelompok pertama adalah kapal layar sedangkan kelompok kedua adalah kapal tankker. Sebelum dibuat fasilitator akan memberikan contoh cara membuat terlebih dahulu selama 5 menit. Peserta disuruh membuat sebanyak-banyaknya dan nanti hasil penjualan kapal dari origami dijual kepada
11 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

fasilitator yang kemudian akan dihargai dengan uang. Tiap satu kapal dihargai satu lembar uang mainan. 5. Berilah aba-aba hitungan 1-5 untuk memulai game. 6. Setelah tiap-tiap kelompok menyelesaikan pembuatan kapal dan menukarkan kapal dengan uang, berikanlah bantuan pinjaman kertas origami kepada tim yang kalah. 7. Lanjutkan ke game selanjutnya yakni game negosiasi, berikanlah sedikit kata-kata penghargaan kepada tim yang menang dan berikanlah penjelasan kepada kedua tim untuk bahwa akan memasuki game kedua. 8. Berikanlah sedikit basa-basi sebelum memulai dan berikanlah bagaimana aturan main. Aturan mainnya adalah tiap kelompok disuruh untuk melakukan negosiasi jual-beli. 9. Berilah kertas ke kedua kelompok yang berisi aturan negosiasi, kertas pertama diberikan kepada kelompok yang menang berisikan perintah untuk membeli kertas origami dengan harga semurah-murahnya, harga pembelian terendah adalah 15 lembar dan diusahakan untuk membeli ketas dibawah harga 15 lembar. Sedangkan pada pihak yang kalah berikan kertas yang berisikan aturan untuk menjual dengan harga semahal-mahalnya, minimal harga termahal adalah kertas origami senilai 17 lembar, dan diusahakan dijual diatas harga 17 lembar. 10. Tiap kelompok berdiskusi untuk memilih satu orang untuk menjadi pembicara. 11. Berikanlah penjelasan untuk mencari win-win solusi atau sama-sama untung. 12. Mulailah acara dengan memberikan yel-yel kepada kedua kelompok setelah itu berilah waktu 20 menit untuk negosiasi dan fasilitator hanya mengawasi jalannya negosiasi. 13. Peserta diijinkan untuk melakukan istirahat dan tiap kelompok diberikan 2 kesempatan untuk meminta istirahat untuk berdiskusi denga kelompok. 14. Setelah waktu selesai hentikan aktivitas diskusi dan berilah penjelasan singkat tentang tujuan dan hubungannya dengan kegiatan sebelumnnya.

12 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 5 PENGENALAN BAHAN, ALAT-ALAT KERAJINAN ROTAN

Tujuan

: Peserta mengetahui jenis-jenis rotan serta alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat kerajinan rotan.

Pokok Bahasan

: 1. Pengenalan jenis-jenis rotan. 2. Pengenalan alat-alat untuk membuat kerajinan rotan.

Waktu Bentuk Kegiatan

: 6 jam efektif : 1. Penyuluhan/informasi satu arah. 2. Peragaan alat-alat 3. Diskusi

Peralatan

: 1. White board/papan tulis 2. Kertas dan spidol 3. Jenis-jenis rotan. 4. Alat-alat pembuatan kerajinan rotan.

Proses Kegiatan

1. Buka acara dengan menyampaikan maksud kegiatan kali ini, yakni memperkenalkan jenijenis bahan pembuatan kerajinan rotan berikut alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan rotan. 2. Jelaskan pada peserta bahwa fasilitator terlebih dahulu akan menyampaikan teori yang berhubungan rotan. Peserta diminta untuk menyimak secara teliti penjelasan yang diberikan. Jika ada yang kurang jelas, peserta dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan. 3. Informasi yang disampaikan adalah tentang rotan, baik jenis-jenisnya maupun alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan rotan. a. Sampaikan informasi umum tentang rotan, misalnya fungsinya yang tinggi untuk kerajinan hingga untuk perdagangan. Rotan diperdagangkan baik sebagai bahan mentah (berupa batang) maupun sudah menjadi iratan (bagian kulit) dan ada pula yang berupa pitrit (bagian hati). Sebutkan juga beberapa sentra kerajinan rotan yang baik, misalnya Cirebon, Tegalwangi, Sukoharjo, Kalimantan Tengah dan sebagianya.
13 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

b. Jenis-jenis rotan banyak sekali, antara lain rotan manau, rotan semambu, rotan suti, irit (cacing), kokrok. Nama-nama rotan ini biasanya berdasarkan daerah asalnya. c. Pemilihan bahan baku rotan yang memenuhi standarisasi dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut : - Besarnya pori dan tebalnya dinding sel serabut. - Komposisi kimia rotan secara umum terdiri dari holoselulosa (71%-76%), selulosa (39% - 58%), lignin (18% - 27%) dan silika (0,54 5 - 8 %). Selulosa yaitu molekul gula linear berantai panjang termasuk ke dalam holoselulosa. Rachman (1996), menyatakan selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang, karena adanya ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar unit gula penyusun selulosa, semakin tinggi kadar selulosa yang terdapat dalam rotan maka keteguhan lentur juga makin tinggi. Lignin adalah merupakan suatu polimer yang komplek dengan berat molekul yang tinggi. Lignin juga berfungsi memberikan kekuatan pada batang dan makin tinggi kadar lignin dalam rotan makin kuat rotan karena ikatan antar serat juga makin kuat. - Sifat fisis dan mekanik. Berdasarkan penampakan secara visual, sifat fisis dan mekanis rotan tercantum pada Tabel 2.

d. Keawetan dan keterawetan. Keawetan rotan adalah daya tahan sesuatu jenis rotan terhadap berbagai faktor perusak rotan, tetapi biasanya yang dimaksud ialah daya tahan terhadap faktor perusak biologis yang disebabkan oleh organisme perusak rotan yaitu jamur dan serangga. Keterawetan rotan adalah mudah atau tidaknya jenis rotan tersebut ditembus bahan pengawet jika diawetkan dengan proses tertentu sehingga rotan yang sudah diawetkan dengan suatu bahan kimia (pengawet) tahan terhadap serangan organisme perusak sehingga rotan tersebut awet.

14 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

4. Alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan rotan. a. Gunting rotan

b. Pensil

c. Gergaji

d. Mesin amplas

e. Pisau

15 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

f. Paku

g. Palu

h. Tungku

i.

Wajan

j.

Dehumidifier

k. Steamer

16 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

l.

Kompresor

5. Bahan-bahan yang digunakan. a. Rotan

b. Lem

c. Amplas

d. Serbuk gergaji

e. Oksidasi belerang (gas SO2)

17 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

f. Solar

g. Minyak kelapa

h. Minyak tanah

i.

Pestisida

j.

Pemutih

18 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 6 PENGGUNAAN ROTAN UNTUK BARANG KERAJINAN

Tujuan

: Peserta memiliki kemampuan untuk membuat barang-barang kerajinan dari rotan.

Pokok Bahasan Waktu Bentuk Kegiatan

: Membuat barang-barang kerajinan dari bahan rotan. : 2 hari efektif : 1. Penyuluhan/informasi satu arah. 2. Peragaan atau praktek

Peralatan

: 1. Jenis rotan yang akan digunakan untuk membuat. 2. Alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan rotan.

Proses kegiatan: 1. Buka acara dengan basa-basi seperlunya. 2. Sampaikan informasi umum tentang kerajinan rotan. Rotan berasal dari bahasa melayu yang berarti dari sekumpulan jenis tanaman family Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut "Lepidocaryodidae". Lepidocaryodidae berasal dari bahasa Yunani yang berarti mencakup ukuran buah. Kata rotan dalam bahasa Melayu diturunkan dari kata "raut" yang berarti mengupas (menguliti), menghaluskan. 3. Sampaikan pada peserta bahwa setelah mengenal bahan-bahan, kali ini peserta diminta untuk membuat barang jadi. 4. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 orang peserta. 5. Barang kerajinan dibuat, misalnya: a. Pembuatan kursi b. Pembuatan tempat buku c. Pembuatan tempat sampah d. Pembuatan meja e. Pembuatan barang jadi dari rotan 6. Barang kerajinan tersebut dibuat satu persatu secara berurutan. Tiap-tiap kelompok membuat berbagai jenis barang jadi tersebut. 7. Dalam setiap pembuatan barang jadi tersebut, fasilitator memperkenalkan cara membuatnya kemudian diikuti oleh peserta.

19 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

8. Cara pembuatan kerajinan rotan a. Pengolahan Pengolahan rotan adalah pengerjaan lanjutan dari rotan bulat (rotan asalan) menjadi barang setengah jadi dan barang jadi atau siap dipakai atau dijual. Pengolahan dalam industri yaitu proses pemisahan rotan bulat menjadi bagian-bagian rotan seperti kulit dan hati, masing-masing bagian tersebut diolah lagi sesuai tujuan dan pemanfaatannya. Pengolahan rotan terdiri pengolahan rotan berdiameter kecil (< 18 mm) dan rotan berdiamerter besar (> 18 mm). Rotan yang berdiameter kecil seperti rotan seel (Daemonorop melanochaetes Becc.), yang telah dipanen dan dibersihkan daun dan duri serta anggota batang dan dilakukan penggosokan dengan mengunakan serbuk gergaji atau sabut kelapa. Kemudian dipotong-potong sesuai standarnya. Rotan tersebut lalu dibawa ke tempat penumpukan rotan, dan kemudian dijemur sampai kering dan juga dilakukan pengasapan. Pengasapan pada dasarnya adalah proses oksidasi belerang (gas SO2) agar warna kulit rotan kuning merata dan tahan terhadap serangan jamur. Proses pengolahan sampai tahap ini disebut rotan WS (Washed and Sulphurized). Kemudian rotan tersebut terus di jemur. Rotan yang sudah kering, dilakukan pembelahan (rotan dibelah) dan juga ada yang diambil kulitnya, digunakan untuk pengikat atau dibuat lampit. Rotan juga bisa diambil hatinya saja, kalau ukurannya besar disebut cor rotan dan kalau ukuran lebih kecil disebut fitrit dan rotan ini digunakan untuk barang kerajinan. Hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap rotan sega (Calamus caesius Bl.) dengan diameter 14 mm menghasilkan fitrit dengan diameter 3 mm berjumlah 11 buah (Komunikasi pribadi). b. Pengorengan Tujuan penggorengan adalah untuk menurunkan kadar air agar cepat kering dan juga untuk mencegah terjadinya serangan jamur. Cara penggorengannya adalah potongan-potongan rotan tersebut diikat menjadi suatu bundelan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan campuran solar dengan minyak kelapa. Rotan tersebut digoreng dengan berbagai komposisi minyak penggoreng yang terdiri atas 4 macam perbandingan volume, yaitu solar dan minyak kelapa (4:1); solar dan minyak tanah (4:1); solar, minyak tanah dan minyak kelapa (8:1:1) dan minyak tanah dan minyak kelapa (4:1). Lama waktu penggorengan 15 menit, 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Ternyata hasilnya perbedaan campuran minyak penggoreng berpengaruh nyata terhadap warna kulit dan keteguhan tekan sejajar serat tetapi tidak memepengaruhi keteguhan geser rotan. Waktu penggorengan mempengaruhi warna

20 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

kulit dan keteguhan geser rotan akan tetapi tidak mempengaruhi keteguhan tekan sejajar serat selama penggorengan. Campuran minyak penggoreng yang paling baik adalah terdiri atas solar dan minyak kelapa. Hubungan antara taraf waktu penggorengan dengan warna kulit, dan terhadap keteguhan geser masing-masing menunjukkan hubungan nyata. Baik warna kulit rotan maupun keteguhan geser cenderung menurun dengan hubungan linear yang negatif. Beberapa penelitian dilakukan umumnya menggunakan minyak penggoreng dengan komposisi minyak solar dengan minyak kelapa (9:1), juga akan menghasilkan rotan dengan warna cerah. c. Penggosokan dan Pencucian Setelah rotan digoreng, ditiriskan beberapa menit, kemudian digosok dengan kain perca (sabut kelapa) atau karung goni yang dicampur dengan serbuk gergaji, agar sisa kotoran terutama getah yang masih menempel pada kulit rotan dapat dilepaskan, sehingga kulit rotan menjadi bersih dan akan dihasilkan warna rotan yang bewarna cerah dan mengkilap. Setelah digoreng rotan dicuci dengan air bersih sambil digosok dengan sabut kelapa untuk membersihkan kotoran yang melekat pada batang. d. Pengeringan Setelah rotan dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari sampai kering dengan kadar air berkisar 15% - 19%. Hasil penelitian Basri dan Karnasudirja (1987) pada rotan manau (Calamus manan Miq.) dan rotan semambu (Calamus scipionum Burr.), menunjukkan bahwa lama pengeringan secara alami dari kedua jenis rotan tersebut berkisar 22 hari sampai 65,3 hari. Dengan menggunakan alat dehumidifier (cara masinal) diperoleh lama pengeringan dari kedua jenis rotan tersebut berkisar antara 5 sampai 8,5 hari. Lebih jauh, kadar air yang diperoleh dengan menggunakan alat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan cara alam. Kadar air yang dicapai berkisar antara 10,54% - 11,78% dengan alat dehumidifier dan antara 18,35 % sampai 19,19 % dengan cara alam. Warna rotan yang dihasilkan dengan cara alam lebih baik (lebih mengkilap) dibandingkan dengan alat dehumidifier. e. Pengupasan dan Pemolisan Pengupasan dan pemolisan umumnya dilakukan pada rotan besar pada keadaan kering, gunanya adalah untuk menghilangan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna menjadi lebih seragam dan merata. Basri et al. (1998) mencoba pengupasan dan pemolesan rotan manau (Calamus manan Miq.), seuti (Calamus ornatus Bl.) dan nunggal (Calamus ornatus Bl.) yang masih basah dan yang sudah
kering.

21 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

f. Pembengkokan Pembengkokan atau pelengkungan rotan dilakukan pada rotan berdiameter besar sesuai dengan pengunaannya. Cara pembengkokan ini dilakukan dengan cara rotan tersebut dilunakkan dengan uap air panas yang disebut steaming dengan tabung berbentuk silinder (steamer) agar jaringan rotan menjadi lunak sehingga mudah dibengkokan. Ada beberapa kerusakan pada proses tersebut, seperti pecah, patah dan putusnya serat pada bagian permukaan yang dilengkungkan. g. Pemutihan Pemutihan rotan bertujuan menghilangkan silika, mengurangi kromofort (gugus penyebab warna) oksidasi terhadap struktur aromatik dari lignin dan karbohidrat (dalam kalium hipoklorit). Pemutihan perlu dilakukan, dan harus diperhatikan bahan yang dipakai, karena pemakaian bahan dan cara yang salah mengakibatkan rotan rusak (mudah patah). Pemutihan kulit rotan sega (Calamus caesius Bl.) dengan metoda perendaman dalam larutan hidrogenperoksida (H2O2). Bahan pemutih yang digunakan adalah perhydrol, air kaca, NaOh dan asap belerang. h. Pengasapan Pengasapan dilakukan agar warna rotan menjadi kuning merata dan mengkilap. Pengasapan dilakukan pada rotan kering yang masih berkulit (alami) Pengasapan pada dasarnya adalah proses oksidasi rotan dengan belerang (gas SO2) agar warna kulit rotan menjadi lebih putih. Pengasapan dilakukan dalam rumah asap yang berbentuk kubah terbuat dari tembok dan balok kayu. Di dalam kubah dapat disusun 4000 batang rotan secara horizontal berlapis-lapis. Setiap lapisan diberi bantalan kayu agar asap bergerak bebas di antara lapisan rotan. Selanjutnya belerang dibakar di atas suatu wadah dan dimasukkan ke dalam rumah asap. Waktu pengasapan sekitar 12 jam dan menghabiskan sekitar 7,5 kg belerang atau 1,8 gr/batang rotan (Rachman 1990). i. Pengawetan Pengawetan rotan adalah proses perlakuan kimia atau fisis terhadap rotan yang bertujuan meningkatkan masa pakai rotan. Bahan kimia untuk mengawetkan rotan dirsebut bahan pengawet. Selain berfugsi untuk mencegah atau memperkecil kerusakan rotan akibat oganisme perusak, juga memperpanjang umur pakai rotan. Bahan pengawet yang digunakan harus bersifat racun terhadap organisme perusak baik pada rotan basah maupun rotan kering, permanen dalam rotan, aman dalam pengangkutan dan penggunaan, tidak bersifat korosif, tersedia dalam jumlah banyak dan murah.

22 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

j.

Pembuatan Kerajinan rotan Setelah bahan baku di awetkan, maka membuat suatu produk kerajinan yang terbuat dari rotan. Produk yang dihasilkan berupa lemari, meja, kursi, bingkai foto, tempat sampah, tempat buku, dan sebagianya.

23 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

Kegiatan 7 EVALUASI PARTISIPATIF DAN TINDAK LANJUT

Tujuan

: 1. Diperolehnya keterangan atau informasi tentang kemajuan-kemajuan yang diperoleh peserta selama mengikuti pelatihan. 2. Diperolehnya keterangan tentang kelebihan dan kekurangan pelatihan ini menurut persepsi peserta, dan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk perbaikan acara serupa di kemudian hari. 3. Dirumuskannya bentuk-bentuk follow up (tindak lanjut) pasca training. : 1. Kemampuan yang diperoleh peserta. 2. Kekurangan dan kelebihan training dari berbagai aspeknya. 3. Perumusan tindak lanjut. : 2 jam efektif : 1. Metaplan 2. Diskusi pleno

Pokok Bahasan

Waktu Bentuk Kegiatan

Peralatan

: 1. Whiteboard/papan tulis 2. Kertas plano 3. Potongan kertas HVS ukuran kartu pos. 4. Spidol 5. Alat perekat

Proses kegiatan: 1. Buka acara dengan keterangan singkat tentang tujuan dan materi pertemuan kali ini dalam kaitannya dengan hasil-hasil peremuan yang sudah dilakukan sebelumnya. 2. Bagikan kertas HVS kepada setiap peserta untuk menuliskan kemampuan apa yang diperolehnya selama mengikuti pelatihan ini, peserta menulis daftar kelebihan dan kekurangan dari pelatihan ini, pesarta diminta menulis saran-saran bagi perbaikan acara serupa dikemudian hari, terakhir peserta diminta menuliskan gagasannya tentang program tindak lanjut pasca training yang bisa dilakukan bersama oleh para peserta training. 3. Setelah setiap peserta selesai, tempelkan masing-masing tulisan ke dalam table yang kosong. 4. Setelah ditempelkan seluruhnya, table tersebut didiskusikan satu persatu secara terbuka.
24 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

5. Akhir kegiatan ini dengan memberikan kesan positif kepada seluruh peserta. Tak lupa menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama penyelenggaraan pelatihan ini, dan sampaikan terima kasih atas segala perhatian peserta selama mengikuti training.

CATATAN UNTUK PELATIH : 1. Evaluasi partisipatif di atas dilakukan di akhir pelatihan, bersifat sebagai penutup. Selain jenis evaluasi di atas masih diperlukan lagi suatu jenis evaluasi lainnya yang bersifat harian yang dilakukan oleh pelatih. 2. Tujuan evaluasi harian adalah untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta dari hari ke hari. 3. Aspek yang dinilai mencangkup pengetahuan dan keterampilan peserta. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui peserta tentang kerajinan rotan. 4. Hasil penelitian bisa saja dituangkan dalam bentuk skor tertentu, bisa berupa angka atau huruf. Sehingga hasilnya merupakan raport yang diterima peserta dari pelatih.

25 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

CONTOH FORM EVALUASI HARIAN PENGUASAAN MATERI PESERTA Nama Peserta Tingkat penguasaan Pengetahuan Ketrampilan

y Model from sederhana ini sekedar contoh belaka.


26 | P a g e

Panduan Pelatihan Dasar Keterampilan Teknis Kerajian Rotan

CONTOH FORM PENGUASAAN MATERI PESERTA


Nama Peserta : .. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Materi Pelatihan Angka Pengetahuan Bahan Kerajinan Pengetahuan Alat Kerajinan Teknik Pemutihan Keterampilan Membuat Produk Dsb. Dsb. Dsb. Nilai Huruf

Model from sederhana ini sekedar contoh belaka.


27 | P a g e

You might also like