You are on page 1of 77

BAB IV PELAKSANAAN 4.1 Kegiatan di Masyarakat 4.1.1 Pengkajian 4.1.1.1 Rancangan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan Kec.

Singosari Kab. Malang 4.1.1.1.1 Latar Belakang Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/ pengkajian di lingkungan RT 01-07 RW V Kelurahan Pagentan. Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW V terutama mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan diketahui masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa dilakukan intervensi yang tepat. 4.1.1.1.2 Tujuan Tujuan Umum Setelah melakukan pendataan/ pengkajian di RW 05 Kelurahan Pagentan mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Tujuan Khusus Setelah melakukan pendataan/ pengkajian mahasiswa dapat:

a.

Membina hubungan baik dengan pengurus RW, RT,

kader kesehatan, pemuka agama, pengurus PKK dan masyarakat di RW V Kelurahan Pagentan.

b.

Mengenalkan program kegiatan praktek profesi kepada

masyarakat melalui acara-acara yang dilakukan masyarakat RW V misalnya pengajian, PKK dan lain-lain.

c.

Menemukan masalah kesehatan yang ada di wilayah

RW V kelurahan Pagentan.

100

d. e.

Membuat peta masalah kesehatan yang ada di wilayah Menyajikan data hasil pengkajian ke tokoh masyarakat,

RW V Kelurahan Pagentan. tokoh agama di wilayah RW V kelurahan Pagentan. 4.1.1.1.3 Pelaksanaan Kegiatan Hari/Tanggal Waktu Sasaran : Selasa-Jumat (6-9 Nopember 2007) : Bada Ashar (karena warga banyak yang bekerja) : Masyarakat RT 1-7 di RW V Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Penanggung jawab: RT 1 (Rosi Granada, Ida Zuhroida, Ida Sukesi) RT 2 dan 3 (Agus Fery, Zain Arif, Inung Sholikha) RT 4 dan 5 (Ari Yani, Kadek Mahedi, Suko Ayu) RT 6 dan 7 (Ucik I, Vendi E, Zahrotul W, Dadang RA) 4.1.1.1.4 Susunan Kegiatan

- Perkenalan dengan pengurus RW VI, ketua RT, kader posyandu dan


pengurus PKK sekaligus meminta izin untuk melakukan pendataan di RT 1-7 RW V Kelurahan Pagentan.

- Membagikan angket ke masing-masing warga RT 1-7 dengan


metode Cluster Random Sampling (sesuai penanggung jawab masing-masing RT) sekaligus perkenalan ke warga. - Melakukan tabulasi data. 4.1.1.1.5 Evaluasi Evaluasi Proses Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir. Evaluasi Hasil Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 4.1.2 Laporan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan 4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengkajian dilaksanakan mulai hari selasa 6 Nopember sampai jumat 9 Nopember 2007. Sedangkan waktu pelaksanaannya menyesuaikan

101

dengan waktu luang warga, yaitu sore hari dan malam hari dimana warga sudah pulang dari tempat kerjanya. 4.1.1.2.1 Susunan Kegiatan

a. a.
b. RT. c.

Tanggal 5 Nopember 2007 memperkenalkan diri dengan ketua RW V dan meminta ijin

dari ketua RW. Tanggal 6-7 Nopember 2007 Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan kegiatan ke Memperkenalkan diri dengan kader-kader posyandu di tiap-tiap Memperkenalkan diri dengan ketua masing-masing RT, pengurus Membagikan angket dan menjelaskan cara pengisian angket ke

ketua posyandu RW (Bu Asmat).

RW dan pengurus PKK.

d.

masing-masing warga melalui melalui kader dan sebagian langsung ke warga sambil perkenalan dengan warga yang dipilih secara acak di tiaptiap RT. Angket yang dibagikan sejumlah 90.

a. 4.1.1.2.2 Evaluasi

Tanggal 8-9 Nopember 2007 Mengambil angket dari rumah warga.

1. Evaluasi Proses Kendala yang dihadapi antara lain: Warga RW V Kelurahan Pagentan banyak

a.

yang bekerja sebagai pekerja swasta dan sore hari mereka baru pulang, sehingga waktu yang tersedia sedikit dan sulit menemui warga. b. 2. Evaluasi Hasil Dari seluruh angket yang dibagikan sejumlah 90, kembali angket. semua 90 Ada beberapa warga yang tidak bersedia Masyarakat menerima kedatangan mengisi angket karena kesibukan mereka di tempat kerja. mahasiswa dengan baik dan bersikap ramah.

102

4.1.2 Musyawarah Masyarakat Rukun Warga 4.1.2.1 Rencana Kegiatan Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW) 4.1.2.1.1 Latar Belakang Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penerapan askep komunitas, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan sampai evaluasi. Setelah melalui tahap pengkajian, yang dilakukan dengan pengambilan data di wilayah RW 05 Pagentan sejak tanggal 6 Nopember 2007, dilakukan pengolahan data, selanjutnya dilakukan perencanaan. Perencanaan tersebut dilakukan dengan memberdayakan masyarakat yang ada di wilayah ini. Untuk selanjutnya dapat menentukan masalah dan rencana intervensi yang bisa dilakukan. Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah melalui musyawarah bersama antara warga masyarakat, pihak Puskesmas, pembimbing institusi dan mahasiswa yang praktek. 4.1.2.1.2 Tujuan

Tujuan Umum:

Setelah melakukan musyawarah masyarakat rukun warga (MMRW), masyarakat RW V Kelurahan Pagentan dapat mengetahui gambaran data tentang kesehatan di wilayahnya.

Tujuan Khusus: 1. Menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya

Setelah melakukan musyawarah rukun warga (MMRW) masyarakat dapat:

2. Menentukan penyelesaian masalah kesehatan yang ada. 3. Bersedia mematuhi keputusan bersama yang telah disepakati.
4.1.2.1.3 Sasaran

Warga masyarakat RW 05 kelurahan Pagentan

4.1.2.1.4 Waktu dan Tempat Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006 Waktu : Pkl. 19.00 - selesai

103

Tempat

: Rumah Bpk. Soehermanto, ketua RW 06 kelurahan Bumiayu (PCP blok AP-12).

4.1.2.1.5 Pelaksanaan: 4.1.2.1.5.1 Tahap Persiapan Persiapan MMRW dilakukan dengan mempersiapkan data yang akan disampaikan, konsultasi dengan pembimbing, persiapan undangan dan segala keperluan lain seperti tempat, dokumentasi, konsumsi serta mempersiapkan salah satu tokoh masyarakat untuk mempresentasikan data. 4.1.2.1.5.2 Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan MMRW dengan susunan acara sebagai berikut: a. Pembukaan dan sambutan dari mahasiswa (5 menit) b. Sambutan dari ketua RW atau pihak yang mewakili (5 menit)

c. Presentasi data oleh masyarakat (10 menit)


d. Diskusi: - Penentuan masalah (25 menit) - Penentuan penyelesaian masalah (20 menit) e. Penyelesaian dari pihak Puskesmas Singosari (10 menit) f. Penjelasan atau penambahan dari pihak institusi (10 menit) g. Penutup/ doa ( 5 menit). 4.1.2.1.5.3 Tahap Evaluasi Evaluasi Proses Kendala proses pelaksanaan kegiatan. Evaluasi Akhir Hasil Kesepakatan bersama.

4.1.2.2 Laporan Kegiatan MMRW 4.1.2.2.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006 Waktu : Pkl. 19.00 - selesai

104

Tempat

: Rumah Bpk. Soehermanto ketua RW VI kelurahan Bumiayu (PCP blok AP-12)

4.1.2.2.2 Pelaksanaan

1.

Tahap Persiapan Sebelum pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan persiapan. persiapan persiapan yang dilakukan antara lain:

Mempersiapkan materi/ bahan/ data yang akan dipresentasikan Mempersiapkan media penyampaian data Mempersiapkan masyarakat sebagai presenter Berkonsultasi dengan pembimbing baik pihak Puskesmas maupun institusi Mempersiapkan dan membagikan undangan kepada ketua RT, tokoh masyarakat, remaja, tokoh agama yang ada di wilayah RW 05 kelurahan Pagentan

2.

Mempersiapkan keperluan penunjang lainnya yaitu tempat, dokumentasi dan konsumsi.

Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan:

1.
menit

Pembukaan dan sambutan dari wakil mahasiswa ( Dafir) selama 4 Sambutan dari wakil RW ( sekretaris RW yaitu Bpk. Setiawan ) Penyajian data oleh salah satu tokoh masyarakat ( Bu Ninik S. ) Diskusi: Penentuan masalah kesehatan ( 30 menit) Penentuan penyelesaian masyarakat (25 menit)

2. 3.
4.

selama 5 menit selama 10 menit)

5. 6.
7. 8. 3.

Klarifikasi dari pihak Puskesmas (Bpk. Agus W.) selama 10 menit Klarifikasi dari pihak institusi ( Bpk. Ahsan) selama 4 menit Penutup: kesimpulan dan doa selama 3 menit Dokumentasi.

Tahap Evaluasi

105

Evaluasi proses:

Kendala-kendala yang dihadapi adalah terbatasnya Masyarakat merasa jenuh dengan rapat-rapat karena Undangan yang dibagikan sebanyak 30 undangan tapi

waktu (deadline pelaksanaan MMRW) kesibukan warga sendiri. yang hadir sekitar 5 orang warga ditambah 2 orang pembimbing. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan MMRW bersamaan dengan waktu penyelenggaraan rapat RT ( RT 5) dan rapat di kelurahan untuk pembentukan karang taruna.

Acara berjalan lancar, meskipun acara baru dimulai

pukul 20.00 WIB ( terlambat 1 jam dari jadwal), masyarakat cukup antusias terhadap diskusi yang dilakukan. Evaluasi akhir Diperoleh kesimpulan dan kesepakatan bersama yaitu mengenai masalah kesehatan dan penangangannya.

Prioritas Masalah Kesehatan di RW V Kelurahan Pagentan: 1. Masalah kesehatan lingkungan. Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air, saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan mendapat prioritas utama sebagai masalah yang harus segera diatasi. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa: 10% membersihkan bak mandi > 2 minggu, 27% 15% 29,24 menggunakan % memiliki SPAL terbuka untuk membersihkan bak mandi selama seminggu sekali pembuangan air kotor dan 37% dibuang diselokan. unggas dengan 19,23%nya mempunyai kandang bersatu dengan rumah. Masalah kesehatan lingkungan merupakan prioritas masalah karena dirasakan warga sebagai gangguan lingkungan sekitar dan mengancam kesehatan.

2. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

106

Masalah kurangnya kesadaran pemberian ASI secara eksklusif.

ibu-ibu yang memiliki balita di

lingkungan RW VI untuk datang ke posyandu secara rutin dan Data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa 47% memiliki balita dan 58%nya tidak mengikuti penimbangan balita di Posyandu, sedangkan 29%nya tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dirasakan sebagai masalah yang perlu mendapat perhatian sebab kurangnya partisipasi ibu-ibu dalam penimbangan dan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan gangguan kesehatan serta tumbuh kembang balita tidak dapat dipantau dengan baik.

3. Masalah remaja berkaitan dengan narkoba.


Dari data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan 10% remaja dari total penduduk RW VI dengan 10%nya memiliki riwayat pengguna Narkoba. Hal ini dirasakan warga sebagai ancaman bagi kesehatan remaja sebagai penerus bangsa yang idealnya sehat secara jasmani dan rohani dan bebas dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya.

Penanggulangan Masalah Kesehatan di RW VI Puri Cempaka Dari hasil musyawarah bersama masyarakat RW V disepakati

Putih Kelurahan Bumiayu perlu adanya penanggulangan bersama masalah-masalah tersebut dengan mengadakan kerjasama antara seluruh warga RW V dengan Mahasiswa Keperawatan Universitas Brawijaya. Di bawah ini diuraikan beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan khususnya mengenai:

Kebersihan bak mandi/bak air untuk mencegah penularan Selokan Perawatan hewan peliharaan (unggas), yaitu tentang

penyakit demam berdarah melalui nyamuk Aedes agepty.

kebersihan kandang, pencegahan flu burung, dan pemeliharaan unggas liar agar tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya

107

2. Perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya kunjungan rutin ke Posyandu kepada ibu-ibu balita agar status kesehatan dan tumbuh kembang balita dapat dipantau dengan baik. 3. Perlu adanya penyuluhan tentang Narkoba agar remaja di lingkungan RW VI mengetahui dan memahami serta mengerti tentang Narkoba dan akibat buruknya bagi kesehatan dan pembentukan pribadi remaja sebagai generasi penerus bangsa. 4.1.3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan/ Intervensi 4.1.3.1 Masalah Kesehatan Lingkungan 4.1.3.1.1 Preplanning Kesehatan Lingkungan RW V Kelurahan Pagentan 4.1.3.1.1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan tempat individu atau masyarakat berada dan bertempat tinggal. Lingkungan terbagi atas dua yaitu: lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik yaitu makhluk-makhluk hidup yang ada di sekitar manusia misalnya hewan ternak/ peliharaan, tanaman, hewan pengerat, serangga, bakteri dan lain-lain. Lingkungan abiotik yaitu makhluk-makhluk tak hidup seperti perumahan, air, udara, tanah, cuaca, iklim dan lain-lain. Semuanya dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Bila salah satunya terganggu maka kehidupan manusia pun terganggu. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa lingkungan RW V memiliki beberapa masalah kesehatan lingkungan yang harus segera diatasi. Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air, saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan. Hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa: 10% membersihkan bak mandi > 2 minggu, 27% membersihkan bak mandi selama seminggu sekali, 15% menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air kotor dan 37% dibuang di selokan sehingga menyebabkan aliran air yang tidak lancar dan beresiko menimbulkan media yang baik untuk pertumbuhan jentik-jentik nyamuk khususnya nyamuk Aedes aegepty sebagai vektor dari penyakit Demam Berdarah. Beberapa keadaan lain yang mengancam kesehatan seperti 29,24% memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai kandang bersatu dengan rumah, dimana hal ini patut diwaspadai terhadap resiko penularan penyakit flu burung. Dari hasil pendataan kesehatan lingkungan di atas ditengarai

108

disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan kesehatan. Penyakit Demam Berdarah (DHF) adalah penyakit yang mempunyai resiko besar diderita warga RW V kelurahan Pagentan. Sedangkan penyakit Flu Burung perlu diwaspadai sedini mungkin oleh warga agar wabah flu burung tidak sampai menjangkiti lingkungan RW V kelurahan Pagentan. Hasil dari pengkajian banyak warga yang belum mengerti tentang penyakit tersebut dan bagaimana pencegahannya, padahal hal tersebut sangat penting untuk mengurangi angka kejadian penyakit. Penyuluhan ini akan memberi informasi kepada warga tentang penyakit tersebut guna mencegah timbulnya penyakit Demam Berdarah dan Flu Burung dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 4.1.3.1.1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Masyarakat menyadari tentang keadaan lingkungannya yang tidak sehat demi terpeliharanya lingkungan sehat dan perumahan sehat. 2. Tujuan Khusus

Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap Demam Berdarah. Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit Flu Burung. Masyarakat dapat mengidentifikasi lingkungan sehat dan tidak sehat. Setelah dilakukan pembinaan, masyarakat dapat merubah perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

4.1.3.1.1.3 Rencana Kegiatan Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung a. Materi : b. Metode c. Sasaran Penyuluhan tentang Demam berdarah Penyuluhan tentang Flu Burung

: Ceramah dan tanya jawab : Seluruh warga RW V Kelurahan Pagentan

109

d. Tempat e. Waktu 4.1.3.1.1.4 Kegiatan

: Rumah warga RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RW VI Kelurahan Bumiayu : Tanggal 1-15 Oktober 2006

1. Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung 2. Diskusi dan tanya jawab tentang Demam Berdarah dan Flu Burung

4.1.3.1.1.5 Evaluasi 1. Evaluasi Proses Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Evaluasi Hasil Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 4.1.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) 4.1.3.1.2.1 SAP Demam Berdarah A. Topik : Kesehatan lingkungan

B. Sub topik : Demam berdarah C. Tujuan Instruksional: 1. Umum : Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami tentang demam berdarah 2. Khusus Setelah diberikan penyuluhan sasaran mampu : a. Menyebutkan pengertian demam berdarah b. Menyebutkan cara penularan demam berdarah

c. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah d. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita demam berdarah
e. Menyebutkan cara pencegahan demam berdarah D. Perencanaan Penyuluhan 1. Waktu :

110

a. Hari b. Tanggal c. Jam 2. Tempat 3. Sasaran 4. Metode 5. Media 6. Penyaji

: Menyesuaikan dengan kegiatan warga : 1-15 Oktober 2006 : Menyesuaikan dengan kegiatan warga : Rumah warga : Warga RW V kelurahan Pagentan : Ceramah dan Tanya jawab : flipchart (lembar balik) dan leaflet : Mahasiswa

E. Kegiatan Penyuluhan Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1. Mendengarkan dan memperhatikan 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji 1. Mendengarkan dan memperhatikan 2. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti Lembar Balik, Leaflet Media

Kegiatan Pendahuluan 5 mnt

1. Memperkenalkan

Penyajian

diri dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan 2. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah 15 mnt Menjelaskan materi tentang :

pengertian demam berdarah cara penularan demam berdarah gejala gejala demam berdarah pertolongan pertama pada penderita demam berdarah cara pencegahan demam berdarah 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan 2. Menyimpulkan materi yang telah

Penutup 10 mnt

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan

111

disampaikan 3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas

4.1.3.1.2.2 SAP Flu Burung A. Topik B. Sub Topik : Kesehatan Lingkungan : Flu Burung

Sub pokok bahasan : Mencegah Flu Burung

C. Tujuan I. TUJUAN UMUM Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat memahami tentang penyakit flu burung. II. TUJUAN KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan, warga dapat:

Menyebutkan pengertian penyakit flu burung. Menyebutkan cara penularan penyakit flu burung Menyebutkan gejala-gejala flu burung Menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk

mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah.

Merumuskan sarat-sarat daging unggas yang aman untuk

dikonsumsi. III. MEDIA Lembar balik (flipchart), Leaflet D.Perencanaan Penyuluhan

112

Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu Metode Penyaji

: Warga RW VI Puri Cempaka Putih II Kelurahan Bumiayu Malang : Rumah warga : 1-15 Oktober 2006 : 30 menit : Ceramah dan tanya jawab : Mahasiswa

E.Kegiatan Penyuluhan No. 1 Waktu 3 Menit Kegiatan Penyuluh Pembukaan Membuka kegiatan mengucapkan salam Memperkenalkan diri 2 7 Menit Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Pelaksanaan penyakit 10 Menit Menjelaskan flu burung penularannya. Menjelaskan gejala-gejala dilakukan rumah. bahwa Menjelaskan pada warga memakan daging ayam/ produk unggas adalah aman apabila dimasak sampai matang. flu burung manusia dan unggas. Menjelaskan tindakan-tindakan untuk yang tentang dapat mencegah Bertanya tentang pada dan Kegiatan Peserta Menjawab dengan salam, memperhatikan dan mendengarkan Mendengarkan cara memperhatikan

tentang dan

penularan flu burung di lingkungan

113

7 Menit

Evaluasi

Menanyakan kepada peserta (warga Menjawab RW V) tentang materi yang pertanyaan diberikan

Memberikan reinforcement kepada peserta (warga RW V) atas jawaban

3 Menit

yang diberikan Terminasi Mengucapkan terimakasih perhatian dan peran serta

Mendengar dan atas menjawab salam

F. EVALUASI Evaluasi Proses Bagaimanakah kelancaran kegiatan, antusiasme peserta. Evaluasi Hasil 1. Peserta dapat menjelaskan penyakit flu burung dan cara penularannya. 2. Peserta dapat menjelaskan gejala-gejala flu burung 3. Peserta dapat menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah. 4. Peserta dapat menjelaskan cara yang benar memasak daging ayam/ produk unggas agar aman dari virus flu burung. 4.1.3.1.3 Materi Penyuluhan 4.1.3.1.3.1 Materi penyuluhan DHF A. Definisi DHF Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. B. Cara Penularannya

DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb)

114

Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.

Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.

Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh nyamuk. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.

Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).

Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF.

Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.

C. Gejala Demam Berdarah 1. Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7 hari. 2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merah lebih jelas) 3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan). 4. Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis 5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual. gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat. D. Pertolongan bagi Penderita 1. Penderita diberi minum yang banyak 2. Penderita di kompres dengan air es 3. Penderita diberi obat penurun panas

6. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta

115

4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit,


khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat E. Cara Pencegahannya Pertumbuhan nyamuk :

Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan. Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu.

Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah

Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air.

Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M:

Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon air, gentong, vas bunga, dll. Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll). Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :

1. Fogging/pengasapan dengan insektisida.


2. Memakai obat anti nyamuk, dll. Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari lingkungan. Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara : 1. Tidur mamakai kelambu

116

2. Selalu beraktivitas
3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb. 4.1.3.1.3.2 Materi Penyuluhan Flu Burung I. Definisi Flu Burung Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A jenis H5N1. II. Cara Penularan Flu Burung pada Manusia Penularan Flu burung dari unggas ke manusia terjadi bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virusnya mungkin berasal dari kotorannya, liurnya, wadah makanan dan air minumnya, kandang dan semua permukaan tanah yang dicemarinya. Penularan juga dapat terjadi secara airborne (Aiborne infection) baik dari unggas ke manusia maupun dari manusia sudah terinfeksi ke manusia lain apabila manusia menghirup udara yang sudah mengandung virus ke dalam pernapasannya. III. Masa Inkubasi Masa inkubasi pada manusia berlangsung 1-3 hari. IV. Gejala-Gejala Flu Burung Pada manusia: Gejala-gejala flu burung pada manusia umumnya seperti orang terkena flu biasa. Namun perlu diwaspadai apabila ditemukan gejala-gejala; demam atau adanya peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius, batuk dengan tenggorokan terasa kering dan nyeri, nyeri otot, sesak napas, adanya radang saluran pernapasan atas (ISPA) atau radang paru-paru. Disamping gejalagejala tersebut, gejala penyakit Flu Burung yang lain adalah conjunctivitis, pusing, mual disertai nyeri perut, muntah, diare, keluar lendir dari hidung serta tidak adanya nafsu makan. Pada unggas: Pada unggas yang menderita flu burung ditemukan adanya gejala-gejala; jengger berwarna biru, terdapat borok di kaki dan kematian unggas yang mendadak

117

V. Tindakan Pencegahan Flu Burung di Lingkungan Rumah 1. Menjaga kebersihan diri (rajin cuci tangan dengan sabun setelah menangani unggas/burung). 2. Penanganan kulit telur dan telur mentah perlu mendapat perhatian. 3. Gunakan penutup mulut dan hidung, sarung tangan bila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang. 4. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan. Bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah. 5. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak dengan unggas/burung. Segeralah ke puskesmas/ tempat pelayanan kesehatan apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, kesulitan bernapas.

Untuk Pemelihara Unggas: 1. Bersihkan kandang setiap hari, kalau perlu semprot dengan desinfektan 2. Menjauhkan kandang unggas (ayam, itik, dan burung) dari rumah/ tempat tinggal. 3. Jemur kandang setiap hari. 4. Bersihkan makanan ternak/ burung yang tercecer di tanah/ lantai, agar tidak mengundang burung liar datang. 5. Vaksinasi unggas ke dokter hewan terdekat. VI. Serba-serbi Flu Burung: Vaksin Flu Burung Obat Flu Burung Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung. Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (Tamiflu) merupakan obat anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Konsumsi daging ayam/produk unggas Masyarakat aman untuk memakan daging ayam/produk unggas lainnya apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus, panggang) dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit.

118

4.1.3.1.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dan Flu Burung Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang meliputi pencegahan dan pertolongan Demam Berdarah dan pencegahan penyakit Flu Burung dilakukan pada tanggal 1-15 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RT 01-07 RW V, bertempat di rumah salah satu warga di masing-masing RT. Peserta penyuluhan terdiri dari ibu-ibu peserta pertemuan Dasawisma dan PKK di RT 01-07 RW V Kelurahan Pagentan. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab kegiatan adalah Achmad Dafir dan Indah Anggraeni.

4.1.3.1.4.1 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu Burung di RT 02 RW VI Kelurahan Bumiayu Hari/Tanggal Waktu Tempat : Minggu / 1 Oktober 2006 dan Minggu/ 8 Oktober 2006 : 10.00-selesai : Rumah Ibu Bambang (Dasawisma I) dan rumah Ibu Aris (pertemuan PKK) warga RT 02 RW VI Bumiayu Topik Penyuluh Peserta : Demam Berdarah dan Flu Burung : Mahasiswa PSIK FKUB : Pertemuan Dasawisma I dan Pertemuan PKK RT 02 RW VI Kel. Bumiayu. Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F. I. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk Kelurahan

119

mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan. Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

Apakah ibu-ibu tahu tentang Demam Berdarah?


Apakah penyebab penyakit Demam Berdarah?

Apakah ibu-ibu tahu tentang Flu Burung? Apakah penyebab penyakit Flu Burung?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan. 2. Tahap Penyajian Materi Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada SAP.

3. Evaluasi Evaluasi Struktur Mahasiswa datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk

mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Semua peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelah acara arisan Dasawisma selesai. Evaluasi Proses Peserta yang hadir berjumlah 37 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Evaluasi Hasil Lebih dari 60% dari peserta yang hadir dengan aktif melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa rasa kepedulian peserta terhadap kesehatan lingkungan dan antusiasme untuk mencari tahu tentang informasi kesehatan terbaru sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya penyakit cukup besar. Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:

120

1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Demam Berdarah dan


bagaimana cara penularannya? 2. Apakah penyakit flu burung itu dan bagaimana cara penularannya? 3. Apakah kotoran ayam dapat menyebabkan penyakit flu burung? 4.1.3.1.4.2 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu Burung di RT 04 RW VI Kel. Bumiayu Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Peserta : Minggu / 8 Oktober 2006 : 11.00 WIB -selesai : Rumah Ibu Yusuf warga RT 04 RW VI Kelurahan Bumiayu : Demam Berdarah dan Flu Burung : Pertemuan PKK RT 04 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.

I. Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan penyuluhan Demam Berdarah sedangkan sesi kedua dilanjutkan dengan penyuluhan Flu Burung. Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap perkenalan dan penggalian pengetahuan peserta, tahap penyajian materi, dan tahap evaluasi. Penyuluhan tentang demam Berdarah disampaikan oleh Indah Anggraeni Prasetya pada pukul 11.10-11.20 dilanjutkan dengan penyuluhan Flu Burung pada pukul 11.21-11.33. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Endah Silfiyanti. Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab. II. Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 20 orang. Lebih dari 70% warga aktif melontarkan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta antara lain:

121

a. Jenis obat nyamuk apa yang paling aman digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk demam berdarah namun tidak memberikan efek samping terhadap pernapasan? b. Bagaimana penanganan terhadap air selokan yang tersumbat agar tidak menyebabkan sarang nyamuk? c. Apa saja gejala-gejala dari flu burung dan kapan gejala tersebut muncul pada manusia? d. Bagaimana cara mengetahui bahwa unggas peliharaan terkena flu burung? e. Apakah kotoran ayam dapat menularkan penyakit flu burung? f. Bagaimana membedakan unggas yang sehat dengan unggas yang terkena flu burung? g. Jika hanya memelihara satu ekor unggas, bagaimana cara memastikan unggas tersebut terkena flu burung? Banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta menunjukkan

antusiasme warga terhadap topik yang disampaikan pemateri sangat besar. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan. warga cukup peduli terhadap masalah kesehatan

4.1.3.1.4.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Flu Burung di RT 03 RW VI Kel. Bumiayu Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Peserta : Minggu / 8 Oktober 2006 : 16.30-selesai : Rumah Ibu Eddy warga RT 03 RW VI Kelurahan Bumiayu : Demam Berdarah dan Flu Burung : Pertemuan Dasawisma RT 03 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. I. Pelaksanaan Penyuluhan tentang Flu Burung disampaikan Agustin Chusnul pada pukul 16.30-16.40. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Ismatul Quddus. Kegiatan meliputi pemberian materi dan tanya jawab. Adapun materi yang disampaikan meliputi pengertian flu burung, cara penularan, gejala-gejala flu burung pada

122

manusia dan unggas, tindakan pencegahan, dan lain-lain sesuai dengan SAP. Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab. II. Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 21 orang. Antusiasme warga terhadap informasi kesehatan khususnya flu burung sangatlah besar. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 60% warga aktif melontarkan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Diskusi juga terjalin tidak hanya antara peserta dengan mahasiswa namun juga antara peserta dengan peserta yang lain. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta antara lain: a. Kapan penyakit flu burung mulai menimbulkan gejala pada manusia? b. Apakah gejala flu burung sama dengan flu biasa? c. Bagaimana cara membedakan flu burung dengan flu biasa? d. Bagaimana tindakan yang bisa dilakukan untuk mewaspadai gejala flu burung pada unggas peliharaan jika unggas belum menampakkan gejalagejala terkena flu burung dan belum ada kematian mendadak?

4.1.3.2 Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4.1.3.2.1 Preplanning Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) RW VI Kelurahan Bumiayu 4.1.3.2.1.1 Latar Belakang Masalah KIA merupakan prioritas ketiga (terakhir) dari hasil Musyawarah Masyarakat RW VI. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa di RW VI banyak ibu menyusui yang bekerja sehingga ada beberapa warga yang tidak memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya. Padahal ASI Eksklusif (mulai usia 0-6 bulan) sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan tentang Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja Dan Berpuasa, karena bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan.

4.1.3.2.1.2 Tujuan A. Tujuan Umum

123

Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat mengetahui cara pemberian ASI Eksklusif ketika sibuk bekerja B. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:

a.
b. diberikan.

Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi Menjelaskan cara memberikan ASI

c.
balita.

d. e.
penyimpanan ASI perah. 4.1.3.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Hari/Tanggal Waktu Sasaran Tempat

Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa). Menjelaskan cara memerah ASI dan cara

: Sabtu, 23 September 2006 : 09.00 WIB-selesai : Ibu-ibu Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu : Rumah Pak Hadi RT 01

Penanggung Jawab : Nuraini

4.1.3.2.4 Susunan Kegiatan 1. Pembukaan dan perkenalan 2. Penyampaian materi tentang Kiat Memberikan ASI Diskusi atau tanya jawab Pemberian leaflet Eksklusif Bagi Ibu Bekerja Dan Berpuasa

3.
4. 4.1.3.2.4 Evaluasi 1. 2.

Evaluasi Proses Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awala hingga akhir.

124

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) A. Topik B. Tujuan I. TUJUAN UMUM Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahamii tentang bagaimana cara memberikan ASI Eksklusif bagi ibu yang sedang bekerja. II. TUJUAN KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat: a. b. diberikan. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi Menjelaskan cara memberikan ASI : ASI Eksklusif

c.
balita.

d. e.
penyimpanan ASI perah. D. Media Lembar balik (flipchart), Leaflet

Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa). Menjelaskan cara memerah ASI dan cara

E. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan Sasaran Tempat : Ibu-ibu Posyandu di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan Bumiayu Malang : Rumah B.Hadi RT 01 RW.VI Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006 Waktu : 30 menit Metode : Ceramah

F. Kegiatan Penyuluhan No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan

125

3 Menit

7 Menit

10 Menit

7 Menit

3 Menit

Peserta Pembukaan Menjawab Membuka kegiatan dengan salam, mengucapkan salam memperhatikan Memperkenalkan diri dan Menjelaskan tujuan dari penyuluhan mendengarkan Pelaksanaan Mendengarkan Menjelaskan tentang lamanya pemberian dan ASI eksklusif dan pentingnya pemberian memperhatikan ASI eksklusif Menjelaskan manfaat/keunggulan ASI Menjelaskan tentang cara pemberian ASI perah bagi ibu yang bekerja Menjelaskan tentang kiat memberikan ASI di bulan Ramadhan Memberikan kesempatan pada peserta Bertanya (ibu-ibu posyandu) untuk bertanya Evaluasi Menanyakan kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) tentang materi yang diberikan Memberikan reinforcement kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) atas jawaban yang diberikan Terminasi Mendengar dan Mengucapkan terimakasih atas perhatian menjawab salam dan peran serta

G. Evaluasi Evaluasi proses Mengetahui bagaimanakah proses kegiatan penyuluhan berjalan.

Evaluasi Hasil, Mengetahui apakah: 1. peserta dapat menyebutkan pengertian ASI Eksklusif 2. peserta dapat menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.

3. peserta dapat menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita. 4. peserta dapat menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama
bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa).

5. peserta dapat menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan


ASI perah. 4.1.3.2.2 Materi Penyuluhan ASI Eksklusif 4.1.3.2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

126

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan terus menerus tanpa penambahan makanan atau minuman selain ASI. 4.1.3.2.2.2 Kapan ASI Eksklusif diberikan? Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan. 4.1.3.2.2.3 Mengapa ASI penting bagi bayi? ASI mengandung zat nutrisi yang kualitas dan komposisi ideal untuk pertumbuhan kesehatan dan kecerdasan bayi terutama karena ASI mengandung protein khusus, yaitu taurin, juga mengandung laktosa dan asam lemak ikatan panjang dalam jumlah lebih banyak dibandingkan susu sapi atau susu kaleng. Kandungan colostrum pada ASI membentuk antibodi dalam tubuh bayi sehingga menghindarkan bayi dari infeksi dan alergi. 4.1.3.2.2.4 12 Keunggulan ASI: ASI mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan ASI mengandung kalori 65 Kcal/ 100 ml yang memberikan cukup Sebanyak 90% kandungan lemak ASI dapat diserap bayi. ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak yang optimal Protein ASI adalah spesifik spesies sehingga jarang bayi dan perkembangan kecerdasannya. energi bagi pertumbuhan bayi.

menyebabkan alergi ASI memberikan perlinndungan terhadap infeksi dan alergi Dapat mempererat ikatan ibu dan bayi Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi ASI selalu tersedia, bersih dan segar Jarang menyebabkan diare dan sembelit Lebih ekonomis, hemat dan praktis Membantu program KB

4.1.3.2.2.5 Cara agar Ibu Bekerja Dapat Terus Memberikan ASI Eksklusif

127

Caranya adalah dengan memberikan bayi ASI perah, yaitu ASI yang diambil dengan cara diperas langsung dari payudara ibu, kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. 4.1.3.2.2.6 Cara-Cara Memberikan ASI Perah a. b. c. Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah Perah ASI dengan jari. Jangan gunakan pompa manual Simpan ASI dalam botol steril Gunakan air panas yang mengalir atau air panas yang

karena dapat merusak jaringan payudara.

d.

dituang dalam mangkuk untuk menghangatkan ASI sebelum diberikan pada bayi. Jangan memanaskan ASI langsung di atas api karena akan menyebabkan beberapa enzim yang terkandung dalam ASI rusak. Lama penghangatan tergantung suhu ASI, namun pada prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. e. susu atau dot. ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dalam termos atau lemari pendingin (ASI sudah tidak bisa dipakai lagi). f. Jika ingin memberikan susu formula, berikan setelah bayi berusia 5-6 minggu. Namun disarankan memberi ASI dulu baru susu formula supaya produksi ASI tidak berkurang. Berikan ASI dengan sendok kecil, bukan dengan botol

4.1.3.2.2.7 Cara Menyimpan ASI Perah Simpan ASI di dalam botol kecil yang telah disterilkan ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dlaam Bila tiodak terpaksa jangan, tidak disarankan untuk menyimpan

termos atau kulkas. ASI di freezer. 4.1.3.2.2.8 Ketahanan ASI ASI bias tahan selama: 6-8 jam di udara terbuka

128

24 jam di termos es 2x24 jam di lemari es 2 minggu di freezer yang berpintu sama dengan tempat buah 3 bulan di freezer yang beda pintu dengan tempat buah

4.1.3.2.2.9 Kiat memberikan ASI Eksklusif di bulan Ramadhan Selama bulan Ramadhan, produksi ASI bisa tetap lancar asalkan ibu meningkatkan nutrisinya. Tambah kalori Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral terutama pada saat berbuka dan sahur. Perbanyak cairan Ibu dianjurkan minum 10-12 gelas/hari ditambah susu 3 gelas/hari. Jangan langsung minum susu setelah menyantap buka puasa karena dapat menyebabkan mual. Sebaiknya minum susu setelah menyantap makanan kecil menjelang tidur dan saat sahur. Banyak istirahat Pada saat berpuasa, jika ibu merasa lemas sehabis menyusui, maka beristirahatlah. Dapat dengan istirahat tidur atau dengan sekedar relaksasi untuk menenangkan pikiran. 4.1.3.2.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Pemberian Asi Eksklusif Penyuluhan tentang Pemberian Asi Eksklusif dilakukan pada tanggal 23 September 2006. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posyandu Kemuning yaitu di rumah bapak Hadi (warga RT 01). Peserta penyuluhan terdiri dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab kegiatan adalah Nuraini Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Penyuluh Peserta : Sabtu/23 September 2006 : 08.00-selesai : Posyandu Kemuning RW VI kelurahan Bumiayu : Pemberian ASI Eksklusif : Indah Anggraeni P. : ibu-ibu balita posyandu Kemuning RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Nuraini

129

4.1.3.2.3.1 Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan. Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

Apakah ibu-ibu tahu tentang ASI Eksklusif? Apakah Cara Pemberian ASI Eksklusif?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana sekitar 50% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan. 2. Tahap Penyajian Materi Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada SAP. 3. Evaluasi Evaluasi Proses ditetapkan. 2. penyuluhan terbagi dalam 2 gelombang untuk mengoptimalkan waktu karena ibu-ibu yang datang ke posyandu datang tidak bersamaan dan sedikit demi sedikit. 3. peserta yang hadir sejumlah 15 orang hal ini dikarenakan banyak ibuibu yang sibuk sehinggga setelah selesai penimbangan langsung pulang sehingga tidak bisa mengikuti penyuluhan. 4. penyuluhan berjalan cukup lancar dan ibu-ibu antusias mengikuti penyuluhan dan menanyakan tentang materi yang diberikan. Adapun pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain adalah;

1. penyuluhan dimulai tepat jam 09.00 sesuai dengan waktu yang telah

o
o

Apakah boleh memberikan ASI lebih dari 2 tahun? Bagaimana jika ASI tidak mau keluar?

130

Mana yang lebih baik, memerah ASI dengan tangan atau dengan pompa? Evaluasi Hasil Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan

saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan. Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 50% dari pertanyaan yang diajukan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan. : 4.1.3.3 Pelatihan Kader 4.1.3.3.1 Preplanning Pelatihan Kader Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu 4.1.3.3.1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan sarana pelayanan masyarakat khususnya balita dan WUS. Salah satu fungsi posyandu adalah melakukan penimbangan, penyuluhan kesehatan, imunisasi dan konsultasi KB. Hal ini penting dilakukan karena untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan mendeteksi dini kesehatan balita dan ibu sehingga apabila ditemukan suatu masalah kesehatan maka dapat segera dilakukan intervensi atau tindakan yang cepat dan tepat. Untuk mewujudkan fungsi posyandu maka diperlukan adanya partisipasi masyarakat dan tenaga kesehatan. Wujud partisipasi masyarakat adalah dengan pembentukan kader posyandu. Kader posyandu berfungsi dalam mengefektifkan ke-4 meja dalam posyandu yaitu: meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan, meja 3 untuk pencatatan dan meja 4 untuk penyuluhan. Sedangkan untuk meja 5 yang berfungsi dalam pelaksanaan KB dan imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan. Untuk mengoptimalkan fungsi dari kader-kader tersebut maka diperlukan adanya pelatihan kader. Rencana yang akan dilakukan adalah mengadakan pelatihan kader. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kader tentang posyandu dan pengoptimalan 5 meja dalam posyandu. Harapan kami, setelah dilakukan pelatihan kader maka fungsi posyandu akan menjadi lebih baik lagi serta masyarakat akan merasakan manfaat dari posyandu, tidak sekedar melakukan penimbangan balita saja.

131

4.1.3.3.1.2 Tujuan Rencana Kegiatan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat:

a. Menjelaskan pengertian posyandu b. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu


c. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu d. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada posyandu. 4.1.3.3.1.3 Rencana Kegiatan 1. Penyusunan materi dan SAP

Bahan Tempat Waktu Bahan Tempat Waktu

: Kertas HVS : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu : 28 September 2006 : Kertas, printer warna : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu : 28 September 2006 : Kertas manila, spidol, gambar-gambar yang berhubungan dengan posyandu. : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu : 8 Oktober 2006 : Leaflet, flow chart, materi penyuluhan : Rumah B.Totok PCP blok AO-42 RT.04 RW VI (posko praktik : Selasa, 10 Oktober 2006

2. Pembuatan Modul

3. Pembuatan lembar balik

- Bahan - Tempat
- Waktu

4. Pelaksanaan penyuluhan

- Bahan Tempat komunitas) - Waktu

4.1.3.3.1.4 Kegiatan a. Penyusunan materi dan SAP

132

b. c. d.

Pembuatan leaflet Pembuatan lembar balik Pelaksanaan penyuluhan. 4.1.3.3.1.5 Kepanitiaan 1. Ketua : Agustin Khusnul Chotimah 2. Koordinator:

Penyusunan materi SAP dan modul pelatihan: Nur Aini, Pembuatan lembar balik: Nur Aini, Nia Pelaksanaan penyuluhan: Endah Silfiyanti

Agustin

4.1.3.3.1.6 Evaluasi Kegiatan 1. Evaluasi Proses

Apakah kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat waktu.


Apakah undangan seluruhnya hadir Apakah peserta antusias mengikuti pelatihan 2. Evaluasi Hasil Terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu yang ditunjukkan dengan berfungsinya meja 1-4 dalam posyandu. 4.1.3.3.2 Satuan Acara Penyuluhan Pelatihan Kader Posyandu 4.1.3.3.2.1 Pokok Bahasan 4.1.3.3.2.2 Sub Pokok Bahasan 4.1.3.3.2.3 Tujuan A. Tujuan Umum Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien. B. Tujuan Khusus Setelah diberikan pelatihan kader mampu: : Tugas kader posyandu : Tugas kader sebelum, saat dan sesudah hari H posyandu

1. 2.

Menjelaskan pengertian posyandu Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan

posyandu

133

3. 4.

Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada

posyandu. 4.1.3.3.2.4 Sasaran 4.1.3.3.2.5 Media : Kader Posyandu di wilayah RW VI Kelurahan Bumiayu Malang : Lembar balik dan buku panduan

4.1.3.3.2.6 Rencana Pelaksanaan penyuluhan Hari/Tanggal Waktu Tempat : Selasa/10 Oktober 2006 : Pukul 15.00 WIB : Posko praktik komunitas (rumah Bu Totok PCP blok AO-42)

4.1.3.3.2.7 Kegiatan Pembelajaran Tahap Kegiatan Pendahuluan Waktu 5 mnt Kegiatan Penyuluhan 1. M emper-kenalkan diri. Menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan 2. Menggali pengetahuan tentang Penyajian 1.Penyampaian materi 20 mnt posyandu 1. Menjelaskan materi tentang : 1.Mendengarkanmemperhatikan 2. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti 3. Memperagakan sistem 5 meja posyandu Booklet/ Modul pelatihan, Lembar Balik Kegiatan Peserta 1. Mendengarkanmemperhatikan 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji Media Ceramah

ttugas kader
sebelum hari H posyandu

ttugas kader
saat hari H

134

posyandu

ttugas kader
2. Peragaan/ demonstrasi 20 mnt setelah hari H posyandu 2. Memperagakan sistem 5 meja kader Penutup 15 mnt posyandu 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan 2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan 3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas 4.1.3.3.3 Materi Pelatihan Kader Posyandu 4.1.3.3.3.1 Tugas Kader A. Pengertian Tugas tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi dalam 3 kelompok yaitu : Memperhatikan dan menjawab pertanyaan Ceramah dan Tanya jawab

Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H

Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.

Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H

Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.

135

Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H+

Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu. B. Tugas-Tugas Kader Tugas tugas kader posyandu pada H atau saat persiapan hari buka posyandu, meliputi:

Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit, dll), bahan/materi penyuluhan, dll.

Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu.

Menghubungi Pokja Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu.

Melaksanakan pembagian tugas yaitu menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.

a. Tugas tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi: 1. Meja 1, terdiri dari tugas-tugas sbb:

2. Meja 2

Mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan di KMS Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir register ibu hamil.

3. Meja 3

Menimbang penimbangan)

bayi/balita

(sesuai

dengan

sembilan

langkah

Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan di KMS.

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke KMS anak.

136

4.

Meja 4 Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS pada ibu Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada KMS atau dari hasil pengamatan mengenai masalah.

Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan.

Balita : apabila berat badannya di bawah garis merah

(BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata) Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaanya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus-menerus, perdarahan, sesak nafas, gondokan 5. Meja 5 Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL. Pelayanan yang yang diberikan antara lain: Pelayanan imunisasi Pelayanan Keluarga Berencana Pengobatan Pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan obat lainnya. b. Tugas tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi: Memindahkan catatan-catatan dalam KMS ke dalam register atau buku Bantu kader Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya. Orang sakit

Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu

Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu yang lokasi rumahnya berdekatan/dasawisma

137

Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada bulan berikutnya.

4.1.3.3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan 5 Meja A. Pengertian Kegiatan 5 meja adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Meja 1-4 dilaksanakan oleh kader sedang meja 5 oleh petugas sektor. Kegiatan 5 meja ini bukan berarti harus ada 5 meja, karena ini hanya istilah. B. Langkah Langkah Melaksanakan Kegiatan 5 Meja: a. Langkah meja 1

Kader mendaftar bayi/ balita, yaitu nama yang ditulis di secarik kertas

yang diselipkan dii KMS. Apabila balita peserta baru, berarti KMS baru diberikan diisi dan dituliskan nama di secarik kertas.

Kader juga mendaftar ibu hamil yaitu nama ibu dan ditulis di register ibu

hamil dan langsung menuju meja 4. b. Langkah meja 2 Kader meja 1 meminta ibu membawa balita/bayinya dan menyerahkan KMS di meja2.

Kader meja 2 menimbang dan mencatat pada secarik kertas yang

diselipkan di KMS.(sesuai dengan 9 langkah penimbangan: pertama, mendirikan kaki tiga kemudian memasang dacin. Kedua, memastikan dacin terpasang dengan kuat dengan menariknya dari bawah. Ketiga, memposisikan bandul geser pada posisi nol sedangkan ujung batang timbang dimasukkan pada tali pengaman. Langkah keempat, memasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang pada dacin. Langkah kelima, menyeimbangkan dacin yang sudah dipasang sarung timbang dengan memberikan pasir pada ujung batang timbang. Langkah keenam, menimbang balita dengan menggeser bandul geser sehinggga seimbang. Langkah ketujuh, membaca hasil penimbangan. Langkah kedelapan, menuliskan hasil penimbangan pada kertas. Langkah kesembilan, mengenolkan bandul geser kemudian anak diturunkan). c. Langkah meja 3

138

Kader meja 2 meminta ibu menyerahkan KMS dan kertas catatan pada Kader menyerahkan KMS pada ibu menuju meja 4. Kader meja 4 menerima KMS. Kader membaca dan menjelaskan data Kader memberikan penyuluhan pada ibu, baik dengan mengacu pada Apabila tidak ada petugas kesehatan di meja 5, kader dapat melakukan Kader memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar. Imunisasi KB Pemberian tablet besi, vitamin A, obat-obatan.

kader meja3. Kader meja 3 memindahkan ke KMS. d. Langkah meja 4 KMS. data KMS maupun hasil pengamatan. rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB atau Puskesmas. e. Langkah meja 5

C. Kesulitan Yang Sering Terjadi Dalam Posyandu Beberapa kesulitan yang kemungkinan bisa ditemukan di lapangan:

Meja 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran bila yang datang
banyak.

Meja 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila ditimbang. Meja 3 : kader kesulitan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS
apabila pesertanya banyak

Meja 4: proses yang paling sulit karena harus melayani penyuluhan


perorangan sedangkan ibu dan anaknya biasanya tidak sabar menunggu giliran. D. Saran Agar Kegiatan 5 Meja Dapat Berjalan Baik :

Selama menunggu, berikan makanan PMT dan mainan KB Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti

kegiatan bermain yang menggembirakan, mintalah para ibu terlibat dalam menimbang balita.

Kader sebaiknya saling membantu

139

Dalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta

yang balitanya memang perlu diberi penyuluhan. Selain itu kader juga bisa melaksanakan penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran

Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu,tidak

perlu menunggu ibu-ibu yang terlambat. 4.1.3.3.3.3 KMS A. Pengertian KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari lahir sampai umur 5 tahun selain itu juga sebagai raport kesehatan gizi atau riwayat kesehatan dan gizi balita. B. Jenis Catatan Pada KMS a. Pengisian KMS dilakukan pada hari buka Posyandu, yaitu di meja: Meja 3 : memindahkan catatan hasil penimbangan ke grafik KMS Meja 4 : membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu dan

menanyakan berbagai informasi yang penting untuk tumbuh kembang anak. b. Jenis catatan dalam KMS:

Berat badan anak /pertumbuhan anak Pemberian ASI eksklusif untuk bayi umur 0 sampai 6 bulan Imunisasi yang telah diberikan pada anak Pemberian vitamin A

Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan.

Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan anak yaitu kemampuan yang harus dimiliki sesuai usia. C. Manfaat Catatan/Informasi Pada KMS

Catatan pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita

yang dijadikan acuan untuk memberikan penyuluhan pada ibu. Sebagai acuan untuk memberi rujukan, baik ke meja 5 maupun ke

puskesmas. Rujukan diberikan pada KMS terdapat catatan sbb:

140

Berat badan balita di bawah garis merah pada KMS Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik Berat badan balita berada di atas normal pada KMS Balita sakit Balita belum diimunisasi dan mendapat vitamin A.

D. Langkah-Langkah Mencatat KMS Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel di sebelah kiri atas

Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah Mencatat pemberian vitamin A pada tabel sebelah kiri bawah Mencatat hasil penimbangan balita pada grafik KMS, caranya:

Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom yang

pertama, bulan kelahiran anak, kolom selanjutnya diisikan bulan berikutnya. Masukkan data berat badan dalam grafik dengan cara membuat titik yang mempertemukan garis tegak (bulan penimbangan) dan garis datar (kilogram BB). Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik bulan ini Mencatat pemberian ASI eksklusif pada umur 0 sampai 6 bulan Membuat tanda silang (dicoret) pada kotak, apabila bayi diberi Mencantumkan kode E0 sampai E6 pada kotak apabila bayi Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami dengan titik bulan lalu. Apabila tidak, titik tidak disambungkan. pada kotak di bawah 6 bulan, caranya: makanan/ minuman lain selain ASI. hanya diberi ASI saja. anak dan penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS. 4.1.3.3.3.4 Penyuluhan A. Pengertian

141

Penyuluhan merupakan penyampaian informasi kepada satu atau sekelompok orang mengenali berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program. Penyuluhan yang diberikan Posyandu lebih banyak mengenai kesehatan ibu dan anak. B. Kekurangan Penyuluhan: Merupakan proses komunikasi 1 arah, karena itu pendengar tidak bisa menceritakan pendapat/pengalamannya. Karena tidak dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan pembicaraan.

C. Kelebihan Penyuluhan: Bisa menjangkau lebih banyak orang dan kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasii apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi kelemahan di atas, kader bisa memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. D. Topik Penyuluhan Yang Wajib di Meja 4: Penyuluhan di meja 4 dibagi dalam 2 kategori, yaitu: Penyuluhan tentang bayi/balita yang mengacu pada KMS Penyuluhan tentang cara membina pertumbuhan anak yang baik Penyuluhan pemberian ASI eksklusif Penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk Penguluhan tentang gigi dan mulut. Penyuluhan tentang gizi dan vitamin A. Penyuluhan tentang manfaat imunisasi bagi balita. Penyuluhan tentang perkembangan dan latihan yang perlu

bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun.

diberikan sesuai usia anak. Penyuluhan tentang ibu hamil, menyusui, nifas, meliputi: Penyuluhan tentang cara merawat ibu hamil/ menyusui (pemeriksaan teratur, , perawatan gigi, imunisasi TT) Penyuluhan tentang gizi dan pemberian tablet tambah darah. Penyuluhan tentang persalinan yang aman.

142

Penyuluhan tentang Keluarga Berencana setelah melahirkan.

Penyuluhan di meja 4 dilakukan melalui pendekatan perorangan. Meskipun begitu, kader atau petugas kesehatan kadang melaksanakan penyuluhan pada hari posyandu atau di luar hari posyandu. E. Isi Penyuluhan: a. Dalam menyusun informasi penyuluhan, sebaiknya memuat hal-hal sbb: Pesan pesan pokok: informasi yang diharapkan sasaran mau Manfaat: penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan. melaksanakan pesan-pesan. Akibat: penjelasan mengenai apa akibatnya bila hal itu tidak Apabila masalah sudah terjadi: penjelasan mengenai cara dilaksanakan. mengatasi masalah masalah yang sudah terjadi, baik oleh keluarga atau sendiri, atau bisa dibantu Posyandu atau dirujuk. Agar kader menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi dan pesan setiap pokok penyuluhan yang wajib di meja 4. b. Bagaimana caranya agar penyuluhan bisa menarik?

Informasi

dan

saran-saran

yang

diberikan

berdasar

keadaan/permasalahan peserta yang datang ke posyandu. Saran yang disampaikan, jelas dan cukup praktis sehingga bisa

dilaksanakan langsung oleh ibu-ibu. Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana

dan dimengerti masyarakat. Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran,

tidak disertai kecaman atau omelan terhadap ibu atau seseorang yang bermasalah.

Peserta

diberi

kesempatan

untuk

bertanya

bukan

hanya

mendengarkan saja. 4.1.3.3.3.5 System Informasi Posyandu (SIP) A. Pengertian

143

SIP adalah seperangkat alat penyusunan data/ informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembengan yang terjadi di setiap Posyandu. B. Manfaat SIP antara Lain: Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran. Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan

pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat C. Tujuan Format SIP Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas pencatatan kader yang sangat banyak; untuk melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan pengisian format SIP terlebih dahulu. D. Macam Macam Format SIP: 1. 2. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu Register bayi di wilayah kerja posyandu, berisi catatan pemberian hamil, melahirkan, nifas, berisi catatan dasar mengenai sasaran posyandu pil besi, vitamin A, oralit, tanggal imunisasi dan tanggal bayi meninggal di wilayah layanan Posyandu tersebut. 3. Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu berisi catatan mengenai pemberian pil besi, vitamin A, pemberian oralit pada anak balita di wilayah kerja Posyandu 4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, berisi daftar hamil, catatan umur kehamilan, pemberian pil tambah darah, imunisasi, dan pemberian kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan penolong kehamilan.

5.

Register WUS PUS di wilayah kerja Posyandu, berisi daftar

wanita dan suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil). 6. Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu hamil, melahirkan/nifas, berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS,

144

PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedis). 7. Data hasil kegiatan posyandu, berisi catatan jumlah ibu hamil (yang diperiksa dan mendapat zat besi), jumlah ibu menyusui, peserta KB yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang punya KMS, balita yang timbanganya baik dan dibawah garis standar, balita yang mendapat vitamin A, KMS yang yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi dan diimunisasi serta balita yang menderita diare. E. Cara Mengisi Format SIP

1.

Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu

hamil, melahirkan, nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader dasa wisma dan diserahkan kepada: 2. Ketua kelompok PKK, RW/Dusun/ Lingkungan melalui ketua Ditembuskan kepada kader Posyandu di wilayah yang kelompok RT. bersangkutan. Register bayi di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu, Posyandu setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

3.

dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun. 4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh Register WUS PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu kader posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

5. 6.

oleh kader posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun. hamil, melahirkan/nifas, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan setelah hari buka posyandu (atau setiap ada kegiatan). 7. Data hasil kegiatan posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan setelah hari buka posyandu (atau setiap kegiatan). 4.1.3.3.3.6 Masalah atau Kebutuhan A. Pengertian

145

Masalah atau kebutuhan adalah keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat. Masalah atau kebutuhan yang menjadi perhatian kader posyandu adalah masalah atau kebutuhan dari orang-orang yang menjadi sasaran kegiatan posyandu:

Masalah dari kelompok sasaran umum; antara lain ibu hamil, ibu

menyusui/ibu nifas, bayi, balita dan PUS. Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera

antara lain: Ibu hamil/menyusui/nifas: ibu hamil resiko tinggi, ibu hamil kurang

gizi dan anemia, ibu hamil berisiko. Bayi/balita: BB lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum

diimunisasi, rabun ayam, di daerah gondok, dengan nafas sesak, mencret. Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi atau balita yang diakibatkan oleh krisis ekonomi.

B. Penilaian masalah

Penilaian masalah adalah pembahasan masalah-masalah yang

berhasil ditemukan kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu masalah.

Manfaat penilaian masalah antara lain: Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak untuk

segera ditangani. Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani

suatu masalah. Perlu diingat, kader posyandu bukanlah orang yang mampu masalah-masalah sendiri, dan

memecahkan masalah masyarakat, masyarakat sendirilah yang harus didorong agar berusaha memecahkan sebaiknya mencegahnya agar tidak terjadi

146

C. Kapan kader melakukan penilaian masalah? Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat: Kegiatan buka posyandu atau kegiatan pelayanan 5 meja karena pada saat itu biasanya ditemukan sejumlah masalah peserta posyandu. Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau puskesmas untuk merencanakan kegiatan posyandu bulan berikutnya. Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah: Data KMS dan catatan kegiatan posyandu lainnya. Buku Bantu kader. D. Tiga jenis kegiatan: 1. Kegiatan oleh masyarakat 2. Melakukan kebiasaan hidup sehat dalam keluarga Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader posyandu maupun

hamil, bayi serta balita yang sakit. petugas lainnya. Kegiatan oleh posyandu Kegiatan-kegiatan posyandu yang paling dasar disebut sebagai kegiatan paket pelayanan minimal posyandu yang terdiri dari kegiatan perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, pemantauan kasus lumpuh layu, penanggulangan diare dan radang paru-paru 3. Kegiatan di luar paket minimal disebut paket pelayanan minimal posyandu. Pemberian rujukan oleh kader Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk menangani sesuatu masalah, kader memberikan rujukan ke puskesmas agar orang tersebut segera ditangani oleh petugas kesehatan RS. E. Pengertian Pemberian Rujukan Biasanya kader hanya merujuk ke puskesmas, kecuali untuk halhal yang kelas gawat, kader sebaiknya menganjurkan segera dibawa ke

147

Pemberian rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada

orang yang dianggap memiliki tanda-tanda masalah, biasanya ditujukan pada puskesmas. Meskipun pemberian rujukan merupakan tugas utama dari petugas kesehatan yang bertugas di meja 5 pada hari posyandu, tetapi kader perlu juga memberikan rujukan apabila diperlukan. Biasanya kader memberikan rujukan pada meja 4 , tetapi bisa Keadaan anak lemah, lesu dan tidak bergairah Suhu badannya tinggi Rewel dan tidak mau makan Tidak mau menetek Memiliki bercak putih pada matanya Badannya bercak merah Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut : Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau kurus Kepala sering pusing Penglihatan berkunang-kunang Nafsu makan kurang Kaki bengkak Sesak napas juga memberi rujukan di luar hari posyandu, ketika menemukan masalah:

Orang sakit yang minta pertolongan kader 4.1.3.3.3.7 Diskusi Kelompok A. Pengertian Kegiatan diskusi kelompok di posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka POSYANDU untuk membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya mengenai topik kesehatan keluarga, ibu dan anak. B. Perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok

Penyuluhan Penyuluhan adalah cara belajar yang kurang partisipatif atau tidak banyak melibatkan peserta.

148

Penyuluh bersifat seperti guru dan lebih banyak memberitahu

peserta tentang cara pemecahan masalah. Kegiatan diskusi kelompok Cara belajar yang bersifat partisipatif atau melibatkan peserta Pemandu berperan untuk mendorong peserta agar aktif secara aktif. Pemimpin diskusi berperan sebagai pemandu. mengemukakan pengalaman dan gagasan tentang cara pemecahan masalah. Pemandu hanya memberi saran jika diperlukan. C. Manfaat diskusi kelompok Kegiatan belajar menjadi mudah dihayati Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai sehingga

masyarakat tidak merasa seperti belajar di dalam kelas. D. Tahap-Tahap Diskusi Kelompok: a. Tahap persiapan Mengundang peserta Kader mengundang ibu-ibu saat hadir dalam hari buka posyandu.

Dalam 1 kelompok dibatasi 12-15 orang. Menetapkan waktu pertemuan Sebaiknya kegiatan diskusi dilakukan beberapa hari setelah Bisa juga dilakukan pada hari arisan atau pengajian, sesudah posyandu. kegiatan selesai. Menetapkan tempat Kader sebaiknya membuat pertemuan kelompok untuk ibu-ibu Bisa dilaksanakan di rumah ibu-ibu atau kader atau di kantor yang rumahnya berdekatan (dasawisma). posyandu, sebaiknya ada tempat untuk duduk melingkar. Pembagian tugas tim pemandu

Apabila dipandu 2 kader, tentukan siapa yang menjadi pemandu

utama dan pemandu pendamping.

149

Kader perlu membagi tugas siapa dan kapan akan mengundang

kembali ibu. Persiapan materi belajar Kader harus menguasai materi diskusi. Bacalah bahan mengenai materi dari berbagai bacaan dan bahan pegangan kader. b. Tahap pelaksanaan Pengaturan tempat belajar Semua peserta diatur bisa duduk melingkar, tanpa ada yang Kader membaur dengan peserta. duduk di belakang.

Pelaksanaan kegiatan belajar Kader memandu kegiatan belajar sesuai topik yang dipersiapkan. Kader menggunakan media untuk proses diskusi. Diskusi sebaiknya tidak lebih 1 jam. Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman dan kesimpulan diskusi. c. Tahap sesudah pelaksanaan

Mencatat hasil kegiatan pada buku Bantu kader. E. Sikap pemandu yang baik

Bersikap sabar Mendengarkan dan tidak mendominasi Menghargai dan rendah hati Mau belajar Bersikap sederajat dan akrab Tidak menggurui Tidak memihak, menilai atau mengkritik Bersikap terbuka Bersikap positif 4.1.3.3.3.8 Menggerakkan Masyarakat Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi ibu-ibu dan masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan di posyandu. Karena tidak gampang membuat masyarakat bersedia menanggapi suatu ajakan, apalagi melaksanakan ajakan kita.

150

Bagaimana cara menggerakkan masyarakat? Menggerakkan atau memotivasi ibu-ibu agar datang ke posyandu merupakan seni dalam bekerja untuk masyarakat. Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu yang sulit digerakkan atau dimotivasi antara lain dengan cara sbb: Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa Mengembangkan kegiatan kegiatan posyandu secara menarik pada keluarga kader sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.

membantu menggerakkan atau memotivasi masyarakat. dan berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka merasakan masyarakat. 4.1.3.3.3.9 Kunjungan Rumah A. Pengertian dan Tujuan Kunjungan Rumah: Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader posyandu yang bertujuan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di posyandu dan manfaatnya. Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk menggerakkan mereka agar mau ke posyandu. B. Sasaran Kunjungan Rumah Dalam menentukan sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa mempertimbangkan beberapa hal berikut ini: Sasaran yang pernah datang ke posyandu tetapi kemudian tidak Sasaran yang tidak pernah datang ke posyandu dan tidak datang lagi. menggunakan sarana kesehatan lainnya. Sasaran yang perlu dikunjungi adalah sbb: Ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir Ibu yang anak balitanya belum mendapat vitamin A. Ibu yang anak balitanya bulan lalu dikirim ke puskesmas karena: 2 Ibu hamil selama 2 bulan berturut-turut tidak mengadiri kegiatan ke posyandu.

bulan berturut-turut BB tidak naik, BB di bawah garis merah, sakit. posyandu.

151

Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya. Ibu hamil dan menyusui yang belum mendapat kapsul yodium. Ibu yang mempunyai balita terlalu gemuk.

C. Langkah Kunjungan Rumah: a. Tahap persiapan Memilih sasaran yang akan dikunjungi Pembagian tugas kader Persiapan materi belajar. b. Tahap pelaksanaan kunjungan Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum sampai pada tujuan pokok. Kader menyampaikan tujuan kedatangan. Kader kemudian berbincang dengan keluarga tentang keadaan ibu hamil/ menyusui,i bayi / balita. Kader memberikan pil besi, vitamin A, yodium untuk balita apabila diperlukan. Sebelum posyandu. c. Tahap sesudah kunjungan Membuat catatan kegiatan pada buku bantu kader. berpamitan pulang, kader mengajak untuk menghadiri

D. Saran Saran Untuk Kader: Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali dianggap gangguan apalagi sasaran termasuk orang yang sulit didekati dan diajak melaksanakan posyandu. Beberapa saran agar kunjungan rumah berjalan baik: jangan berlama-lama. Kader sebaiknya ramah, sabar, tidak menggurui, Berikan penjelasan dengan cara sederhana, jangan sampai memarahi atau mengomel. terutama manfaat melaksanakan saran. Laksanakan kunjungan rumah dengan santai,

152

Penggunaan media Bantu (kartu konseling) hanya

untuk sasaran yang telah menerima kedatangan kader. 4.1.3.3.3.10 Peningkatan Gizi Keluarga A. Pengertian Zat gizi adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup sehat. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bermacam-macam unsur sehingga kita perlu makan berbagai jenis makanan. Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakn terutam usia 0-5 tahun, karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan jasmani dan perkembangan otak anak. B. Tiga Kelompok Utama Zat Gizi Makanan pokok dan lemak/minyak yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh agar kita punya tenaga, antara lain: Makanan pokok, yaitu yang mengandung zat tepung seperti: Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti minyak, Lauk pauk (protein), yaitu makanan yang dibutuhkan sebagai zat Lauk pauk dari tumbuhan, seperti kacang, tahu, tempe. Lauk pauk dari hewan, seperti telur, ayam, daging. Sayur-sayuran dan buah-buahan yaitu makanan yang dibutuhkan beras, jagung, gandum. mentega, santan. pembangun tubuh dan otak kita antara lain :

agar tubuh kuat, segar, tidak mudah sakit. C. Masalah Gizi Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak, apabila makanan itu tidak memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi. Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa terjadi pada waktu dewasa. D. Cara menyusun menu bergizi Menu yang sehat dan bergizi sebaiknya memenuhi ke 3 zat gizi utama.

153

Tidak perlu makanan yang mahal, gunakan bahan lokal, baik yang Sayuran yang mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun Sebagai sumber protein, biasanya disesuaikan dengan bahan yang Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak/ lemak

berasal dari kebun/pekarangan. labu, kangkung, kacang panjang. murah di wilayah kita yang dibutuhkan oleh tubuh kita. E. Alasan yang menjadi penghambat perilaku makan yang sehat dari masyarakat: Rendahnya pengetahuan masyarkat tentang gizi. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa Kebiasaan yang sulit diubah, misalnya : hanya makan ikan dan daging Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya: Menganggap perlunya makanan tambahan setelah usianya beberapa hari dan menganggap pemberian ASI eksklusif akan membuat bayi terasa lapar. Tidak memberi makan pada anak karena takut cacingan. Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon.

depan anak. tanpa sayuran sehingga pola makannya kurang seimbang.

F. Cara kader menghadapi tantangan ini: Kader sebaiknya menguasai materi tentang gizi sehingga Menggiatkan pelayanan posyandu untuk memperkenalkan Kegiatan penyuluhan gizi. Pemberian obat-obatan. Pemberian makanan tambahan. Demo mengolah makanan sehat. Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi. Menyelenggarakan lomba balita sehat. bisa memberi penjelasan dengan tepat, praktis, sesuai keadaan. cara meningkatkan gizi keluarga, antara lain:

154

Kader posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong masyarakat melaksanakan sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan makanan bergizi. 4.1.3.4 Laporan Hasil Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu Kemuning RW VI Kelurahan Bumiayu Pelatihan kader Posyandu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam menjalankan Posyandu. Kegiatan dalam pelatihan ini meliputu penjelasan tentang fungsi kader dan pembagian meja-meja dalam Posyandu. Selain itu juga dilakukan simulasi terhadap tugas kader pada masing-masing meja dan dilakukan buka bersama setelah kegiatan pelatihan berakhir. Kegiatan tersebut dilakukan pada: Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Penyampaian materi Pemberi Simulasi : Selasa/10 Oktober 2006 : 16.00 selesai :Posko mahasiswa, Rumah Bpk. Totok, Perumahan Puri Cempaka Putih II blok AO-42 Kel. Bumiayu :Pelatihan Kader Posyandu Kemuning tentang tugas Kader dan fungsi meja dalam Posyandu. : Endah Silfiyanti :

Meja I: Indah Anggraeni Meja II: Agustin Khusnul Chotimah Meja III: Nia Agustiningsih Meja IV: Nur Aini Meja V:Ismatul Quddus Peserta Penanggung Jawab 4.1.3.4.1 Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Pembukaan dan sambutan Acara dimulai dengan pembacaan doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh MC kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan maksud dan tujuan dilakukan pelatihan. : Kader Posyandu Kemuning RW VI kelurahan Bumiayu. : Agustin Khusnul C, Endah Silfiyanti, Nur Aini.

155

2. Penyajian Materi Sebelum dimulai penyajian materi, pemateri memberikan pertanyaanpertanyaan tentang: Apa pengertian dari Posyandu? Apa tugas dari Kader Posyandu?

Setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka itu maka dilanjutkan dengan penyajian materi seperti yang terlampir dalam SAP. 3. Evaluasi Evaluasi Proses Acara dimulai pukul16.00 WIB, kader Posyandu yang hadir 7 orang dari 12 kader yang diundang sedangkan ketua PKK tidak dapat hadir. Pemberian materi berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Setelah dilakukan pemberian materi kemudian dilakukan simulasi, dimana peserta membagi diri mereka sendiri sesuai dengan kebiasaan tugas mereka di masing-masing meja. Setelah semua membagi diri kemudian mahasiswa juga menempatkan diri sesuai dengan pembagian meja yang telah ditentukan. Pada masing-masing meja mahasiswa membantu mengarahkan cara-cara kerja sesuai dengan meja masing-masing. Meja I cara-cara Meja II : mahasiswa membantu dengan mengarahkan tentang mendaftar dalam buku pendaftaran. : mahasiswa membantu dengan mengarahkan dan

memberikan simulasi tentang cara penimbangan yang benar (sesuai dengan 9 langkah penimbangan). Meja III Meja IV : mahasiswa membantu dengan mengarahkan dan memberikan simulasi tentang cara mencatat yang benar. : mahasiswa membantu dengan mengarahkan cara melakukan penyuluhan. Setelah dilaksanakan simulasi, kemudian diberikanlah pengarahan dari Bapak Agus. Peserta sangat antusias dan sangat memperhatukan pengarahan yang diberikan dan banyak pertanyaan yang diajukan. Setelah rangkaian acara dilaksanakan kemudian acara ditutup dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan acara buka bersama. Setelah buka

156

bersama selesai maka peserta dapat pulang ke rumah masing-masing. Acara pelatihan benar-benar selesai pada pukul 18.15 WIB. Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain: 1. Bagaimana cara memotivasi masyarakat yang berlatar belakang orang tuanya kerja untuk mengikuti Posyandu?

2. Bagaimana cara memberikan penyuluhan jika yang mengantarkan


Posyandu adalah pembantunya? 3. Bagaimana cara melakukan pendokumentasian yang benar? 4. Bagaimana cara mengisi balok SKDN Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diberikan pemateri. 4.1.3.3 Masalah Pada Remaja 4.1.3.3.1 Narkoba

4.1.3.3.1.1 Pre-planning Kegiatan Penyuluhan Narkoba di RW VI Kelurahan


Bumiayu-Malang A. Latar Belakang Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat buruk yang ditakuti saat ini adalah narkoba. Jumlah remaja di RW VI Kelurahan Bumiayu cukup banyak. Persentase remajanya sekitar 10,29%. Dari jumlah ini, berdasarkan jumlah angket yang disebarkan (88 angket), sekitar 10,34% remaja diwilayah ini memiliki riwayat penggunaan narkoba. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat begitu besarnya bahaya yang diakibatkan oleh narkoba. Selain dapat menimbulkan gangguan psikologis, narkoba juga dapat menimbulkan gangguan yang bersifat fisik. Narkoba dapat merusak sistem saraf, kardiovaskuler, paru dan berbagai organ penting lainnya. Narkoba juga dapat menimbulkan gangguan sosial. Para pengguna narkoba merupakan orang-orang yang biasanya bersikap antisosial dan introvert. Mereka cenderung menutup diri dari pergaulan masyarakat.

157

Semua dampak negatif penggerak masyarakat akan berbalik menjadi beban masyarakat. Biasanya penggunaan narkoba dikalangan remaja awalnya hanya bersifat ikut-ikutan dan coba-coba. Mereka merasa gengsi jika tidak memakai narkoba. Hal ini terjadi karena kurang pengetahuan mereka akan narkoba terutama bahaya yang ditimbulkan akibat memakai narkoba. Karena itulah diperlukan upaya bersama dari semua komponen masyarakat untuk memangkas peredaran narkoba dan mencegah generasi bangsa dari kehancuran akibat penggunaan narkoba. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba melalui penyuluhan-penyuluhan Narkoba sehingga mereka dapat melakukan proteksi diri agar tidak terjerumus untuk memakai narkoba. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan tentang Narkoba, remaja di RW VI Kelurahan Bumiayu dapat memahami tentang narkoba. 2. Tujuan Khusus

Peserta penyuluhan (remaja) mampu menjelaskan pengertian narkoba Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan jenis dan bentuk narkoba Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan gejala-gejala pemakaian narkoba Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan penyakit/gangguan akibat penggunaan narkoba

Peserta penyuluhan dapat menjelaskan cara pencegahan diri agar tidak terjerumus dalam pemakaian narkoba

C.

PELAKSANAAN KEGIATAN Hari/Tanggal Waktu Sasaran Tempat Penanggung Jawab : Sabtu, 7 Oktober 2006 : 19.30 WIB : Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu : Di rumah Ketua RW (Pak Soehermanto) : Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

158

D.

SUSUNAN KEGIATAN 1. 2. 3. Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi Penyuluhan tentang narkoba wakil dari pihak pemuda

E.

EVALUASI 1. Evaluasi Proses Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Evaluasi Hasil Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

4.1.3.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan Narkoba


A. Tujuan Memberikan informasi tentang narkoba meliputi: definisi, jenis-jenis, bentuk, gejala pemakaian, gangguan/penyakit akibat penggunaan narkoba, dan pencegahan diri terhadap narkoba B. Tempat dan Waktu Sasaran Tempat Waktu C. Alat Leaflet Flip chart D. Metode Diskusi Tanya jawab E. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Persiapan Membuat kontrak dengan remaja di RW VI Menyiapkan alat-alat yang diperlukan 2. Orientasi a.Salam terapeutik Salam. Perkenalan nama mahasiswa : Remaja di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan Bumiayu : Rumah Pak Hermanto (Ketua RW) PCP blok AP-12 : 19.30 - selesai

159

b.Evaluasi/validasi Menanyakan kabar peserta saat ini. Menanyakan persepsi peserta tentang narkoba selama ini. 3. a. b. c. d. e. peserta. 4. a. Tahap terminasi Evaluasi Memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta untuk mengevaluasi tingkat pengetahuannya setelah diberi informasi tentang narkoba. b.Tindak lanjut Menganjurkan peserta untuk menghindari penggunaan narkoba dan lebih waspada terhadap ancaman narkoba. 4.1.3.3.1.3 Materi Narkoba A. Definisi Narkoba adalah kepanjangan dari narkotik dan obat berbahaya. Yang termasuk narkotika adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat berbahaya adalah zat adiktif yang yang bisa menimbulkan ketagihan atau kecanduan, seperti sabu, ecstasy dan pil koplo. Sebetulnya ada satu jenis lagi barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi. B. Jenis-jenis Narkoba Memberikan reinforcement atas kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan. Tahap Kerja Tanyakan pendapat peserta tentang narkoba. Jelaskan hal-hal yang berkaitan dengan narkoba. Dorong Berikan memberikan pendapat. Berikan leaflet yang telah kita sediakan kepada para peserta pujian untuk atas memberikan pendapat untuk sehubungan dengan penjelasan yang telah diberikan kemampuan peserta

1. Opium : jus dari bunga opium, Papaver somniverum. 2. Candu : Getah tanaman Papaver Somniferum.

160

3. Morfin: hasil olahan dari opium/candu mentah. Rasanya pahit, berbentuk tepung halus putih atau cairan berwarna.

4. Heroin ( putaw): obat bius yang sangat kuat efeknya.


5. Codein: turunan dari candu/ opium. 6. Methadone: narkotika sintetis.

7. Kokain : zat adiktif yang sangat berbahaya berasal dari tanaman


Erythroxylon coca.

8. Ganja : terbuat dari daun Canabis Sativa.


9. Ecstasy: mendorong pemakai untuk aktivitas yang berlebihan dan dapat mengalami dehidrasi ( kekurangan cairan ).

10. Shabu-shabu: nama aslinya methamphetamine, berbentuk seperti gula


atau penyedap masakan, tidak berwarna dan tidak berbau. C. Bentuk-Bentuk Narkoba

1. Adonan : candu. 2. Tepung halus : morfin, heroin, shabu-shabu. 3. Cairan berwarna atau jernih: heroin, codein. 4. Tablet / pil / kapsul: heroin, codein, methadone, kokain, ekstasi. 5. Daun: ganja
D. Gejala-Gejala Pemakaian Narkoba Yang Berlebihan 1. Opiat Pada orang-orang memakai narkoba jenis opiat ditemukan gejala-gejala; perasaan senang dan bahagia, acuh tak acuh,malas bergerak, sering mengantuk, mual, bicara cadel, pupil mata mengecil dan adanya gangguan perhatian/daya ingat 2. Ganja Pada pemakai ganja terdapat gejala-gejala; perasaan senang dan bahagia, santai dan lemah, sikap acuh tak acuh, mata merah, nafsu makan meningkat dan mulut kering. Disamping gejala-gejala tersebut, pada pemakai ganja ditemukan pula adanya pengendalian diri yang kurang, sering menguap/mengantuk, konsentrasi yang kurang dan depresi. 3. Amfetamin (shabu, ekstasi)

161

Pada pemakai narkoba dengan jenis amfetamin ditemukan adanya gejala-gejala; kewaspadaan yang meningkat, bergairah, rasa senang dan bahagia, pupil mata melebar, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, insomnia dan nafsu makan yang berkurang 4. Kokain Pemakai narkoba jenis kokain sering menunjukkan gejala-gejala; denyut jantung yang cepat (takikardi), gelisah, euphoria (rasa gembira berlebihan) harga diri yang meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, kejang, pupil melebar dan tekanan darah meningkat. Disamping itu, pada pengguna narkoba jenis ini terdapat gejala-gejala berkeringat/rasa dingin,mual/muntah, mudah berkelahi, psikosis, perdarahan otak, penyumbatan pembuluh darah, nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali serta distonia (kekakuan otot leher) 5. Alkohol Pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol, sering ditemukan gejalagejala; bicara cadel, jalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara, mudah marah, gangguan pemusatan perhatian serta nafas bau alkohol 6. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon) Narkoba jenis Benzodiazepin menimbulkan gejala-gejala; Bicara cadel, Jalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara, mudah marah dan gangguan pemusatan perhatian E. Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif a. Fisik Tanda-tanda fisik yang menunjukkan adanya kemungkinan

penyalahgunaan Narkoba adalah: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Pada tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan, goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan. Buang air besar dan kecil kurang lancar serta sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang

162

jelas juga dapat menjadi tanda-tanda fisik kemungkinan penyalahgunaan narkoba. b. Emosi Perubahan emosi yang menunjukkan kemungkinan penyalahgunaan narkoba adalah; sangat sensitif dan cepat bosan, bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya. c. Perilaku Perubahan perilaku yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang

kemungkinan menggunakan narkoba adalah, malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, Mereka juga sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam . Untuk memenuhi kebutuhannya akan narkoba, mereka dapat melakukan berbagai cara diantaranya suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barangbarang berharga miliknya, banyak yang hilang serta selalu kehabisan uang. Perilaku yang lain yang sering ditunjukkan oleh pemakai narkoba adalah waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya serta takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit karena itu mereka jadi malas mandi. Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala putus zat. Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat Tanda-tanda perubahan perilaku lainnya adalah sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan, mengalami jantung berdebar-debar, Sering menguap, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan.Pemakai narkoba juga sering mengalami mimpi buruk, nyeri kepala, serta nyeri/ngilu sendi-sendi

163

F. Ancaman Medis Akibat Penggunaan Narkoba Penggunaan narkoba dapat menimbulkan berbagai ancaman medis diantaranya adalah HIV, Hepatitis dan beberapa penyakit menular lainnya, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit gangguan pernapasan, penyakit nyeri lambung, penyakit kelumpuhan otot, penyakit gagal ginjal, penyakit neurologist, penyakit kelainan mental, penyakit kelainan hormon, penyakit kanker serta penyakit gangguan kehamilan G. Pengobatan Narkoba Pengobatan narkoba dapat dilakukan dengan metoda pengobatan adiksi (detoks), pengobatan infeksi, rehabilitasi dan pelatihan mandiri H. Pencegahan Narkoba Penyebaran narkoba dapat dicegah dengan cara memperkuat keimanan, memilih lingkungan pergaulan yang sehat, komunkasi yang sehat serta menghindari pintu masuk narkoba yaitu rokok I. Pertolongan Pertama Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang. Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction": 1. 2. 3. 4. Menggunakan jarum suntik sekali pakai Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba J. Detoksifikasi

164

Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif. K. Rehabilitasi Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak ketagihan lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi. Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi. L. Undang-Undang Narkotika (No. 22/1997) 1. Menanam atau memelihara tanaman penghasil narkoba : hukuman 10 tahun + denda max Rp. 500 juta/ 2. Memproduksi narkotika : hukuman 7 tahun s.d pidana mati / seumur hidup + denda Rp. 200 juta s.d 1 milyar. 3. Membawa atau mengirimkan narkotika : hukuman 7 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250 juta s.d 750 juta. 4. Mengedarkan narkotika : hukuman 5 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250 juta s.d Rp 750 juta. 5. Menggunakan narkotika : hukuman 1 tahun s.d 4 tahun M. Sumber Pertahanan Diri Pengguna Narkoba 1. Komunikasi yang efektif. 2. Sistem pendukung sosial yang kuat. 3. Alternatif kegiatan yang menyenangkan. 4. Teknik reduksi stres. 5. Ketrampilan kerja.

165

6. Motivasi untuk mengubah perilaku

4.1.3.3.2 Kesehatan Reproduksi Remaja 4.1.3.3.2.1 Rancangan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di RW VI Kelurahan Bumiayu Malang A. Latar Belakang Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat buruk yang ditakuti selain narkoba adalah free sex akibat pergaulan bebas. Free sex pada remaja diakibatkan karena kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, alat-alat reproduksi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada tumbuh kembang remaja. Remaja perlu mengetahui komponen tersebut agar mereka mampu mengendalikan perilakunya. Remaja harus mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali. Jadi, remaja sangat perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Dari uraian diatas penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja perlu diadakan untuk meningkatkan pengetahuan remaja. B. Tujuan 1. Tujuan Umum

166

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:

menjelaskan

tentang

pengertian

reproduksi,

kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja. menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja menyebutkan bagianbagian alat reproduksi pada laki- laki dan

perempuan C. Pelaksanaan Kegiatan Hari/Tanggal Waktu Sasaran Tempat Penanggung Jawab D. Susunan Kegiatan : Sabtu, 7 Oktober 2006 : 19.30 WIB : Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu : Rumah Ketua RW (Pak Soehermanto) : Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi Penyuluhan tentang narkoba Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja

1.
2.

wakil dari pihak pemuda

3.
4.

4.1.3.3.2.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tema Sasaran Tempat : Kesehatan Reproduksi Remaja : Seluruh remaja RW VI Puri Cempaka Putih II Kel. Bumiayu : Rumah Pak Soehermanto (Ketua RW VI) Puri Cempaka Putih II Kel. Bumiayu Hari/Tanggal : Sabtu/7 Oktober 2006 Waktu Metode Materi : 30 menit : Ceramah : Terlampir Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja. II. Tujuan Khusus

I. Tujuan Umum

167

Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:


III. Media

menjelaskan

tentang

pengertian

reproduksi,

kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja. menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja menyebutkan bagianbagian alat reproduksi pada laki- laki dan

perempuan Lembar balik (flipchart), Leaflet IV. Kegiatan Penyuluhan No. 1 Waktu 3 Menit Kegiatan Penyuluh Pembukaan Membuka kegiatan mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memberikan 2 17 Menit pertanyaan kesehatan reproduksi (pre test) Pelaksanaan Menjelaskan tentang reproduksi dan kesehatan reproduksi Menjelaskan tentang bagian bagian dari alat reproduksi laki laki dan perempuan Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja dan perubahan perubahan yang terjadi pada masa remaja Memberikan kesempatan pada peserta 3 7 Menit (para remaja) untuk bertanya Evaluasi tentang materi yang diberikan Memberikan diberikan reinforcement kepada peserta (para remaja) atas jawaban yang Menjawab test) Bertanya Kegiatan Peserta Menjawab dengan salam, memperhatikan, mendengarkan, menjawab pre test Mendengarkan memperhatikan tentang pertanyaan

pengertian dan

Menanyakan kepada peserta (remaja) pertanyaan (post

168

3 Menit

Terminasi Mengucapkan terima kasih perhatian dan peran serta

Mendengar dan atas menjawab salam

V. Evaluasi Mengetahui Evaluasi Proses jalannya pelaksanaan acara, kelancaran acara maupun

antusiasme peserta penyuluhan. Evaluasi Hasil Mengetahui keberhasilan pencapaian target sesuai dengan yang ditetapkan:

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian reproduksi, kesehatan reproduksi


dan kesehatan reproduksi remaja 2. Peserta dapat menyebutkan bagian bagian alat reproduksi pada laki laki dan perempuan 3. Peserta dapat menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja 4. Peserta dapat menyebutkan perubahan perubahan yang terjadi pada masa remaja 4.1.3.3.2.3 Materi Penyuluhan Kesehatan Reproduksi 1. Definisi

Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re =

kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.

Kesehatan Reproduksi (Kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik,

mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. 2. Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi? Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang

169

benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. 3. Perubahan yang terjadi saat Remaja a) Perubahan fisik Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada umumnya sekitar 12 tahun. b) Perubahan emosinal Remaja juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah, ataupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. 4. Mengapa remaja perlu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi saat remaja? Remaja perlu mengetahui perubahan di atas agar mereka mampu mengendalikan perilakunya. Remaja harus mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem

170

reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali. 5. Apa yang perlu kita ketahui tentang alat reproduksi kita?

Alat Reproduksi Perempuan Bagian luar:

a) b) c)

Bibir luar/labia majora Bibir dalam/labia minora Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak saraf, ini bagian yang paling sensitif dalam meneriman

merupakan

rangsangan seksual. d) Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang

kencing dan anus (dubur) e) Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan

memasuki usia pubertas Bagian dalam: a) Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis

dan dapat membesar serta memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.

b)

Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang

dikeluarkan penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.

c)

Mulut rahim (cervix), adalah tempat rumbuhnya janin

hingga dilahirkan. Rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan).

d)

Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak

disebelah kanan dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini.

e)

Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika

171

seorang perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang. Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi telur semasa usia produktif perempuan. Alat Reproduksi Laki-Laki 1. Zakar atau penis. Berbentuk buat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut saraf yang peka. Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah. Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis, dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras. 2. Buah zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma). 3. Saluran zakar atau uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni. 4. Kantong pelir atau skrotum Merupakan lapisan kulit yang agak berkerut membentuk kantong yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk mengontrol suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma. 5. Epididimis Merupakan tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis 6. Saluran sperma atau vas deferens. 7. Seminal Vesicle Berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai sumber kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang mencari telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.

172

8. Kelenjar prostat Merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma.

9. Bladder (kandung kencing) Merupakan tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan ke uretra ketika buang air kecil.

4.1.3.3.2.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Narkoba Dan Kesehatan Reproduksi Penyuluhan tentang Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah ketua RW VI (Bapak Soehermanto). Peserta penyuluhan terdiri remaja di kelurahan Bumiayu yang mengikuti kegiatan pembentukan karang taruna. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab kegiatan adalah Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Penyuluh Peserta : Sabtu / 7 Oktober 2006 : 20.00 selesai : Rumah Ketua RW VI (Pak Soehermanto) Puri Cempaka Putih II Kel. Bumiayu : Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja : Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih : Remaja yang mengikuti kegiatan pembentukan karang taruna Penanggung Jawab : Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih I. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk

173

mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan. Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut: 1. Apa yang anda ketahui tentang pengertian narkoba? 2. Sebutkan jenis-jenis narkoba? 3. Sebutkan gejala-gejala pada orang yang memakai narkoba. 4. Apa yang anda ketahui tentang kesehatan reproduksi? 5. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada saat remaja? 2. Tahap Penyajian Materi Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada SAP. 3. Evaluasi Evaluasi Proses Peserta yang hadir berjumlah 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Sebagian peserta juga bertanya tentang seputar Narkoba dan Kesehatan Reproduksi di sela-sela diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang muncul antara lain: 1. narkoba? 2. Apakah pendidikan kesehatan reproduksi itu perlu Apakah gejala-gejala yang muncul pada pemakai

diberikan pada remaja? 3. Siapa saja yang perlu memberikan pendidikan

kesehatan reproduksi? 4. memberikan remaja? 5. saja contohnya? 6. Apakah pada pemakai narkoba terjadi penurunan Apakah zat adiktif itu termasuk narkoba dan apa Apa saja materi yang perlu disampaikan saat pendidikan tentang kesehatan reproduksi pada

ukuran organ vital? Evaluasi Hasil

174

Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan. Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 45% dari pertanyaan yang diajukan Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan. 4.1.4 Kegiatan di Puskesmas 4.1.4.1 Persiapan Kegiatan Sebelum memulai kegiatan di puskesmas, kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Menemui pembimbing lahan dan kepala Puskesmas Arjowinangun untuk mendapatkan pengarahan dan menentukan lokasi praktik di masyarakat.

2. Mengatur pembagian shift jaga di Puskesmas Arjowinangun


4.1.4.2 Pelaksanaan Kegiatan

1.

Mahasiswa yang bertugas di Puskesmas datang pada pukul 07.30

WIB dan mengikuti kegiatan yang ada di puskesmas. Kegiatan tersebut antara lain: Mengikuti kegiatan pendaftaran di loket Mengikuti kegiatan di Poli Umum Mengikuti kegiatan di BKIA Mengikuti kegiatan di Apotek Mengikuti kegiatan posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Membantu kegiatan yang bersifat administratif 2. Setelah kegiatan di Puskesmas selesai, mahasiswa meninggalkan Puskesmas pada pukul 12.30 WIB

175

176

You might also like