You are on page 1of 3

Nama NPM

: Usep Saepul Ahyar : 1106117796

Pengantar Pemikiran George Simmel

Biografi George Simmel Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. Ia belajar berbagai cabang ilmu hingga menerima gelar doktor filsafat tahun 1881 di Universitas Berlin, meski proposal pertamanya sempat ditolak ditolak oleh profesor-nya. Karir Simmel sampai 1914, tetap di Universitas Berlin dengan berstatus tenaga pengajar atau dosen privat dari 1885-1900. Dia kemudian menjadi dosen tidak digaji, sehingga kehidupannya tergantung pada honor dari mahasiswa. Simmel merupakan dosen cerdas dan menarik, gaya mengajarnya demikian populer, hingga bahkan anggota terpelajar masyarakat Berlin pun menghadiri kuliahnya (Ritzer, 2010). Di Jerman atau di Universitas Berlin, Simmel, secara akademik, kurang mendapatkan apresiasi, walaupun telah berusaha untuk mendapatkan berbagai status akademisi, namun ia gagal meski mendapat dukungan seperti dari Max Weber. Salah satu alasan yang menyebabkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan Yahudi, sementara di abad 19 Jerman sedang dilanda paham anti-Yahudi. Sementara Simmel dilukiskan sebagai seorang Israel tulen dalam penampilan luarnya, dalam sikapnya dan dalam cara berpikirnya (Frisby dalam Ritzer, 2010). Alasan lain Simmel tidak mendapatkan apresiasi akademik yang setimpal dikarenakan jenis karya yang dihasilkan lebih banyak ditulis untuk konsumsi umum ketimbang untuk kepentingan sosiolog semata. Hal ini dapat dipahami, jika melihat kehidupan Simmel yang tidak memegang jabatan akademis reguler, sehingga terpaksa mencari nafkah melalui ceramah umum, menulis untuk intelektual publik. Disamping itu, penghargaan dunia akademik terhadap sosiologi di Jerman juga masih rendah (Frisby dalam Ritzer, 2010). Tahun 1914 Simmel akhirnya diangkat sebagai dosen tetap di Universitas kecil (Strasbourg), tetapi sekali lagi ia merasa sebagai orang asing (Ritzer, 2010). Ia merasa menyesal telah meninggalkan pengikutnya di Universitas Berlin.

Konteks Masyarakat Georg Simmel hidup dalam keadaan sosial Jerman yang bergejolak. Selama akhir abad ke-19, Jerman mengalami suatu perkembangan luar biasa dalam bidang industri kapitalis. Berlin dalam hal ini menjadi pusat perkembangan kegiatan ekonomi dan perdagangan, tetapi disisi lain, Berlin juga sebagai tujuan urbanisasi yang sedang meningkat dengan pesat. Dampak dari industrialisasi di Jerman, selain urbanisasi adalah meningkatnya berbagai upaya untuk kesejahteraan pemilik modal dan kaum buruh. Juga meningkatnya semangat dan etos kapitalis, seperti bekerja keras di kalangan masyarakat ekonomi di Jerman. Sementara itu, perkembangan ekonomi tidak diimbangi dengan perkembangan yang baik dalam bidang politik. Suasana politik Jerman sangat mencerminkan nilai-nilai aristokrasi semi feodal dan ideal disiplin militer Prusia. Jadi perkembangan politik di Jerman waktu itu tidak mencerminkan situasi ideal perkembangan politik pra-kapitalis.

Pemikiran dan Karya Simmel Dalam kondisi ekonomi dan politik Jerman diatas, Simmel tidak mau terlibat dalam bidang kajian politik, Simmel lebih memilih memfokuskan diri pada hal-hal yang lebih kecil, terutama tindakan dan interaksi individual. Ia menjadi terkenal, pada mulanya, karena pemikiran tentang bentuk-bentuk interaksi (misalnya konflik) dan tipe-tipe orang yang berinteraksi (misalnya orang asing), yang didasarkan pada filsafat Kant. Dengan demikian Simmel melihat bahwa salah satu tugas utama sosiologi adalah memahami interaksi antara individu (Ritzer, 2010). Munculnya masyarakat menurut Simmel dikenal dengan istilah vergesellschaftung yang secara harfiah berarti proses terjadinya masyarakat, atau disebut juga dengan istilah Sosiasi (sociation). Sosiasi terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang mana dalam proses tersebut individu akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Simmel melihat bahwa perkembangan sosiologi meliputi lebih daripada hanya sekedar mencatat hukum-hukum universal yang terlihat oleh data empiris. Sebaliknya pikiran manusia dalam menjalankan fungsi memilih, mengorganisasi pada waktu menginterpretasikan data empiris. Pemikiran Simmel banyak dipengaruhi oleh ahli filsafat Jerman yang bernama Immanuel Kant. Kant mengembangkan suatu perspektif filosofis yang didasarkan pada pembedaan
2

antara persepsi manusia mengenai gejala dan hakikat dasar dari benda-benda seperti mereka berada dalam dirinya sendiri. Ia memperlihatkan bahwa kita tidak pernah dapat mengetahui benda seperti benda itu berada dalam dirinya sendiri, tetapi hanya karena mereka muncul menurut kategori-kategori kesadaran atau pikiran tertentu yang bersifat a priori. Menurut Kant ada kategori pikiran fundamental tertentu yang bersifat a priori (ruang, waktu, sebab dan seterusnya) yang tidak didasarkan pada rangsangan inderawi tetapi membentuk kesadaran subjektif kita akan dunia empiris diluar kita. Publikasi Simmel yang pertama berjudul On social differentiation menjelaskan dasar-dasar pembentukan kelompok yang berubah dan keterlibatan sosial dari individu. Simmel menjelaskan perbedaan hubungan antara hubungan dua orang (dyad) dan hubungan tiga orang (triad). Perkembangan sosiologi, menurut Simmel, penting mengamati perubahan sosial, jika kelompok dirubah anggotanya karena pihak ketiga. Kemungkinan sosialnya jelas berbeda antara kelompok dua orang dan kelompok tiga orang. Publikasi terkenal lain adalah Philosophy of money, Simmel terutama memusatkan perhatian pada kemunculan perekonomian uang dalam masyarakat modern yang terpisah dari individu dan mendominasi individu (Ritzer, 2010). Tema inilah yang kemudian terus dikembangkan oleh Simmel lebih luas lagi menjadi tema dominasi kultur sebagai suatu keseluruhan terhadap individu. Menurut Simmel, kultur dalam masyarakat modern dan seluruh komponennya yang beraneka ragam itu (termasuk ekonomi uang) akan berkembang, dan begitu sudah berkembang maka arti penting (peran) individu mulai menurun (Ritzer, 2010).

You might also like