You are on page 1of 18

PANDANGAN AGAMA KRISTEN TENTANG ABORSI

Apakah hukum aborsi menurut agama Kristen? Perjumpaan agama Kristen dan aborsi memiliki sejarah panjang dan rumit. Karena itu, aborsi menurut agama Kristen bukanlah persoalan sederhana. Pandangan aborsi menurut agama Kristen, terutama umat Kristen mengenai aborsi berbeda-beda. Namun, umumnya beberapa denominasi (kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin) dapat dikelompokkan ke dalam pro-life, sedangkan beberapa denominasi lain mengambil posisi pro-choice. Akan tetapi, dalam setiap denominasi terdapat kelompok minoritas yang tidak setuju dengan pendirian denominasi mereka mengenai aborsi menurut agama Kristen. Secara umum, aborsi menurut agama Kristen, pendukung pro-choice meyakini bahwa kehidupan manusia harus dihargai sejak fertilisasi (pembuahan) atau implantasi (melekatnya embrio pada dinding uterus) hingga kematiannya secara alami.

Sementara pendukung pro-choice berpendapat seorang perempuan memiliki kontrol penuh terhadap fertilitasnya dan berhak memilih, akan meneruskan atau menghentikan kehamilannya. Aborsi Menurut Agama Kristen - Pandangan Umat Kristen Awal Umat Kristen awal percaya fetus belum bernyawa hingga ia mulai bergerak. Karena itu, aborsi menurut agama Kristen pada kehamilan dini bukan pembunuhan, tetapi aborsi menurut agama Kristen dalam hal ini dianggap perbuatan dosa. Antara abad kedua hingga keempat Masehi, Didakhe (Ajaran-ajaran Rasul), Barnabas, dan Surat Petrus mengecam keras praktik aborsi dan menyatakan aborsi menurut agama Kristen sebagai perbuatan tidak sah. Aborsi dan pembunuhan bayi sering dilakukan pada kehamilan akibat hubungan seksual dalam upacara kaum pagan, prostitusi, dan inses. Konteks ini tidak dapat dipisahkan dari pandangan umat Kristen awal mengenai aborsi menurut agama Kristen. Dari abad 6 hingga 16 Masehi, filsuf aborsi menurut agama Kristen memiliki pandangan berbeda-beda. Di bawah kaisar Romawi pertama yang memeluk Kristen, Konstantin, pandangan terhadap aborsi menurut agama Kristen cukup longgar.

Santo Agustinus meyakini aborsi menurut agama Kristen pada kehamilan dini bukan pembunuhan karena saat itu fetus belum bernyawa. Namun, Santo Agustinus mengecam keras praktik aborsi tersebut. Santo Thomas Aquinas, Paus Innosentius III, dan Paus Gregorius XIV juga meyakini fetus belum memiliki nyawa hingga fetus mulai menendang dan bergerak. Namun, Aquinas berpendapat aborsi menurut agama Kristen merupakan perbuatan dosa tanpa mempedulikan kapan nyawa mulai memasuki tubuh. Adapun Paus Stefanus V dan Paus Siktus V menentang aborsi pada seluruh tahap kehamilan. Aborsi Menurut Agama Kristen - The Church of Jesus Christ of Latterday Saints The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints atau Gereja Mormon mengatakan bahwa aborsi menurut agama Kristen tidak diperbolehkan, menentang aborsi, dan menganggapnya sebagi pembunuhan. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian bolehnya aborsi menurut agama Kristen. Pengecualian aborsi menurut agama Kristen tersebut antara lain, kehamilan akibat pemerkosaan inses, nyawa ibu hamil terancam

menurut otoritas medis yang kompeten, atau fetus mengalami cacat berat sehingga tidak akan bertahan hidup setelah dilahirkan. Selanjutnya, ibu hamil yang menghadapi keadaan-keadaan tadi baru boleh mempertimbangkan untuk melakukan aborsi setelah berkonsultasi dengan pemimpin Gereja lokal mereka dan memperoleh persetujuan. Keadaan-keadaan tersebut membuat aborsi menurut agama Kristen diperbolehkan. Aborsi Menurut Agama Kristen - Gereja Ortodoks Gereja Ortodoks meyakini kehidupan dimulai saat terjadi pembuahan, dan aborsi (termasuk penggunaan obat pemicu aborsi) berarti merampas kehidupan manusia. Namun, ada beberapa pengecualian aborsi menurut agama Kristen ini. Jika nyawa ibu terancam secara langsung apabila kehamilannya diteruskan, terutama jika ia telah memiliki anak, pastor dianjurkan untuk tidak terlalu kaku. Perempuan yang menggugurkan kandungannya dalam situasi tersebut tidak boleh diasingkan dari komuni Ekaristi Gereja asalkan ia melakukan pengakuan dosa di hadapan pastor. Aborsi Menurut Agama Kristen - Gereja Katolik Roma

Gereja Katolik menentang segala praktik yang bertujuan membinasakan embrio atau fetus. Saat ini Gereja berpendapat hak pertama manusia adalah kehidupannya dan kehidupan dimulai saat pembuahan. Seseorang yang melakukan aborsi secara otomatis mengalami ekskomunikasi (penolakan komuni anggota sebuah gereja) dan hanya bisa dihapus jika ia telah melakukan pengakuan dosa dan mendapat pengampunan. Namun, beberapa cendekiawan Katolik menentang pendapat resmi Gereja mengenai aborsi menurut agama Kristen. Filsuf Daniel Dombrowski menulis pembelaan terhadap aborsi menurut agama Kristen. Catholics for a Free Choice didirikan pada 1973 untuk menyalurkan suara umat Katolik yang percaya bahwa individu perempuan ataupun laki-laki tidak berbuat amoral ketika mereka memilih menggunakan alat kontrasepsi, dan perempuan tidak berbuat amoral ketika memilih melakukan aborsi. Berhubungan dengan aborsi menurut agama Kristen, Gereja Katolik Roma tidak bosan-bosannya mengutuk perbuatan aborsi yang dilakukan secara langsung dan direncanakan mencabut nyawa bayi yang belum dilahirkan. Pada intinya, umat Katolik yakin bahwa seluruh

kehidupan adalah kudus, mulai masa pembuahan sampai kematian yang bersifat wajar. Kaitannya dengan aborsi menurut agama Kristen, mengakhiri kehidupan manusia yang tidak berdosa, baik sebelum dilahirkan maupun setelah dilahirkan, adalah kejahatan kemanusiaan. Gereja telah mengajarkan, kehidupan manusia adalah kudus karena sejak awal ia membutuhkan 'kekuasaan Allah Pencipta' dan untuk selama-lamanya tinggal dalam hubungan khusus dengan Penciptanya, tujuan satu-satunya. Hanya Allah sajalah Tuhan kehidupan sejak awal sampai akhir: tidak ada seorang pun boleh berpretensi mempunyai hak, dalam keadaan mana pun, untuk mengakhiri secara langsung kehidupan manusia yang tidak bersalah. (Donum vitae, 5) Pewahyuan di dalam Perjanjian Lama yang diwariskan dan diterima oleh Gereja berisi bukti bahwa kehidupan di dalam rahim adalah kudus. Musa berkata, Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. (Ul 28:2-6)

Nabi Yesaya berkata, Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku: `Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.' Tetapi aku berkata: `Aku telah bersusahsusah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.' Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya - maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku! (Yes 49: 1-5) Aborsi Menurut Agama Kristen - Denominasi-Denominasi Protestan Pandangan kalangan Protestan mengenai aborsi sangat beragam. Gerakan fundamentalis Kristen mengecam keras aborsi, sedangkan denominasi-denominasi arus utama Protestan mengambil posisi yang sedikit berbeda-beda, tetapi secara umum mereka pro-choice dengan beberapa pengecualian.

Beberapa organisasi Protestan arus utama bergabung dalam Religious Coalition for Reproductive Choice. Koalisi ini bertujuan memberikan dukungan lintas iman terhadap hak konstitusional baru mengenai privasi dalam pengambilan keputusan mengenai aborsi. Beberapa denominasi yang tergabung dalam Religious Coalition for Reproductive Choice adalah the Episcopal Church, the Presbyterian Church (Amerika Serikat), the United Church of Christ, the United Methodist Church, the Unitarian Universalist Church, dan the Lutheran Women's Caucus. Itulah pandangan aborsi menurut agama Kristen. Semoga bermanfaat!

HUBUNGANNYA DENGAN MEDIS


Sebelum melangkah lebih jauh, kita segarkan ingatan dulu tentang apa itu abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram. ABORSI BAHASA LATIN(ABORTUS) adalah berhentinya Kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalahkelahiran premature .Untuk

bisa mengatakan seorang wanita mengalami abortus haruslah memenuhi persyaratan diatas. Namun di beberapa buku yang saya baca ada yang menggunakan patokan umur kehamilan 28 minggu, tetapi sebagian besar menyebut angka 20 minggu. Jadi,abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g,atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim. Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.

2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan pembentukan plasenta. 3. Faktor ibu. Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit jantung atau paru yang kronis , keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat, dll. 4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan),mioma uteri,dan kelainan bawaan pada rahim. 5. Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin. Nah, itulah 5 hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil sehingga untuk pencegahannya kudu dilakukan pemeriksaan yang komprehensip atau mendetail terhadap kelainankelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya abortus. Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu: Menurut terjadinya dibedakan atas : v Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja,atau karena faktor di luar kemampuan manusia, misalnya pendarahan atau kecelakaan

v Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi: -Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri,dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli. -Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyisembunyi oleh tenaga tradisional. Menurut gambaran klinis, dibedakan atas: Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.

Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih. Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium. Dalam ilmu kdokteran istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi: Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami. Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:

Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain. Dalam bahasa sehari-hari, istilah keguguran biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara aborsi digunakan untuk induced abortion. Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu: Abortus Iminens Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks) Abortus Insipiens

Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim.

Abortus Inkomplet Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret. Abortus komplet Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.

Abortus Servikalis Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis. Alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan antara lain: a. Ia mungkin seorang yang menjadi hamil diluar pernikahan b. Pernikahan tidak kokoh seperti yang diharapkan sebelumnya. c. Ia telah cukup anak dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi. d. Janin ternyata telah terekspos oleh substansi teratogenik. e. Ayah anak yang dikandungnya bukan suaminya. f. Ayah anak yang dikandung bukan pria/suami yang diidamkan untuk perkawinannya. g. Kehamilan adalah akibat perkosaan. h. Wanita yang hamil menderita penyakit jantung yang berat(kronik). i. Ia ingin mencegah lahirnya bayi dengan cacat bawaan.

j. Gagal metode kontrasepsi. k. Anak terakhir masih kecil. l. Ingin menyelesaikan pendidikan. m. Ingin konsentrasi pada pekerjaan untuk menunjang kehidupan dengan anaknya. n. Ada masalah dengan suami. o. Ia merasa trerlalu tua/muda untuk mempunyai anak. p. Ia terinfeksi HIV. q. Suami menginginkan aborsi Komplikasi yang Dapat Timbul Pada Janin: Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik. Secara garis besar tindakan abortus sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu bisa menyebabkan kematian pada keduanya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dapat di ambil dari makalah ini yaitu bahwa perlakuan aborsi tidak lah di sahkan dinegara ini terutama menurut pandangan Kristen .

Perlakuan aborsi sama hal nya dengan membunuh satu nyawa yang tidak berdosa dan itu sangat melanggar aturan dn norma-norma khususnya dalam agama.

You might also like