You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Gerakan keluarga berencana telah menjadi salah satu pilar gerakan sayang ibu, sehingga dapat dicapai pembatasan jumlah anak, tidak terlalu tua atau muda untuk hamil , interval kehamilan tidak terlalu pendek, menambah kesehatan rohani dan jasmani, sehingga ibu hamil pada tingkat kesejahteraan optimal. Sebagai pilar gerakan sayang ibu, maka pelaksanaan gerakan keluarga berencana akan mendapat menurunkan angka kematian ibu dan parinatal melalui penekanan jumlh ibu hamil. Salah satu cara penekanan jumlah ibu dengan menggunakan KB suntik (Progestin). Sangat efektif aman dan dapat dipakai untuk semua perempuan dalam usia reproduksi, merupakan satu alasan mengapa perempuan menggunakan KB ini. Sekitar 34,8% dari wanita indonesia menggunakan KB suntik (1999). Ini membuktikan bahwa KB suntik banyak diminati oleh banyak perempuan di indonesia.

1.2

Tujuan 1. Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan calon akseptor KB suntik progestin 2. Tujuan khusus a. Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengimplentasikan dari teori. b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data. c. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi diagnosa dan masalah d. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial. e. Mahasiswa dapat melakukan kebutuhan segera. f. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan pada pasien. g. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana. h. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari kegiatan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori KB Suntik Depo Progestin 2.1.1 Definisi  Suntikan Depo Progestin (DMPA) adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita (UNPAD, Tehnik Keluarga Berencana, 1980 : 65)  KB suntik adalah cara kontrasepsi yang menyuntikan suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita (Manuaba, 1999). 2.1.2 Macam KB Suntik Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu : a. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik IM dalam. b. Depo Noretisteron Enantat (Depo noristerat) yang

mengandung 200 mg noretindrone enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskular. 2.1.3 Mekanisme kerja 1. Mencegah pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum 2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. 3. Menjadikan selaput lendir tipis dan atropi. 4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba. 5. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implementasi hasil konsepsi.

2.1.4 Efektivitas Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan / tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2.1.5 Keuntungan a. Sangat efektif b. Pencegahan kehamilan jangka panjang c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI f. Sedikit efek samping g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. h. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai premenopause i. Membantu mencegah kanker endometrium dan KET j. Menurunkan terjadinya penyakit jinak payudara k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) m. Pemberiannya sederhan setiap 8 12 minggu n. Pengawasan medis yang ringan o. Dapat dipakai diberikan pasca persalianan, pasca keguguran atau pasca menstruasi p. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi q. Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi 2.1.6 Keterbatasan / Kerugian a. Sering ditemukan gangguan haid seperti  Siklus haid yang memendek atau memanjang  Perdarahan yang banyak  Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)  Tidak haid sama sekali

b. Klien sangat tergantung pada tempat sarana kesehatan c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS dan infeksi virus HIV f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan / kelainan pada organ genetalia, melainkan karena habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan) h. Pada gangguan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas) i. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat 2.1.7 Yang dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin a. Usia reproduksi b. Nulipara dan yang telah memiliki anak c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui f. Setelah abortus atau keguguran g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi h. Perokok i. Tekanan darah < 80 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis (rifamfisin) k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi m. Anemia defisiensi besi

n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi 2.1.8 Yang tidak boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat 7 per 100.000 kelahiran) b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhe d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara e. Diabetes melitus disertai komplikasi 2.1.9 Waktu mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Dan selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara

benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan e. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntika n yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang

sebelumnya. f. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat diberikan segera, asal ibu tidak hamil. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah penyuntikan g. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak

hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. h. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapt diberikan pada hari pertama sampai hari ke7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelahhari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil. 2.1.10 Jadwal waktu suntikan berikutnya dipertimbangan dengan pedoman 1. Depovera 2. Norigest 3. Cyclofem : interval 12 minggu : interval 8 minggu : interval 4 minggu

Dengan pedoman tersebut peserta KB dapat memperhatikan kedatangan dengan tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan KB cyclofem merupakan suntikan KB masa depan, karena mempunya keuntungan : 1. Diberikan setiap 4 minggu 2. Peserta suntikan cyclofem mendapat menstruasi 3. Pemberian aman, efektif, relatif mudah 2.1.11 Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Progestine a. Diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik IM didaerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan melambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi alkohol 60 90 % biarkan kering, setelah kering disuntik c. Kocok dengan baik dan hindarkan gelembung-gelembung udara, bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkan 2.1.12 Informasi yang perlu Disampaikan a. Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan gangguan (amenorhe), bersifat sementara dan sedikit mengganggu kesehatan

b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, nyeri payudara dan efek tersebut tidak berbahaya dan cepat hilang c. Kembalinya kesuburan terlambat, perlu untuk ibu muda yang ingin menunda kehamilan d. Bila kien tidak kembali pada jadwal yang ditentukan suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal ditentukan asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hub. Seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selam 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat. e. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, maka injeksi diberikan sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal sebelumnya f. Setelah suntikan dihentikan, hamil tidak segera datang dan kembali umumnya setelah 6 bulan. Tapi bila setelah 3 6 bulan tidak haid, klien harus ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebabnya g. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil 2.1.13 Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestine a. Setiap terlambat harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan b. Nyeri abdomen bagian bawah yang berat mungkin gejala kehamilan ektopik terganggu c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya penglihatan e. Perdarahan berat yang 2 x lebih panjang di masa haid atau 2 x lebih banyak dalam satu periode masa haid Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas hubungi segera tenaga kesehatan/klinik. Beberapa penyakit yang sebaliknya jangan

menggunkaan kontrasepsi suntikan yaitu panyakit hati akut (virus), penyakit jantung, dan stoke. 2.1.14 Beberapa efek samping yang sering dijumpai dan penanganannya yaitu: Efek Samping  Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spo ting ) Penanganan Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim, nasehati untuk kembali ke klinik Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyumtikan Bila terjadi kehamilan ektopik rujuk klien segera Jangan berikan terapi hormonal untuk

menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius  Perdarahan perdarahan bercak / dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin malanjutkan suntikan maka disarankan 2 pilihan pengobatan yaitu : 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibu profen (sampai 800 mg, 3x perhari untuk 5 hari) atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai

pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan

ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi /hari selam 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberikan 50 mg

etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari Informasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi, perhatikan diet klien bila perubahan berat badan  Meningkatnya / menurunnya berat badan terlalu mencolok bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode

kontrasepsi lain.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Varney (1997) menjelaskan bahwa proses managemen

merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses managemen ini bukan hanya terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimana setiap langkah

disempurnakan secara periodik. Ke-7 langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Ke-7 langkah tersebut adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pengkajian Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang keadaan ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data tersebut diklasifikasikan sebagai data subyektif, obyektif dan data penunjang. A. Data Subyektif Adalah data yang didapat dari hasil wawancara langsung kepada klien dan keluarga dan tim kesehatan lain. Data ini dapat berupa : 1. Biodata Berisi tentang identitas klien dan suami yang meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, status nikah (nikah ke, umur nikah, lama nikah). Dari biodata yang dikaji diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko. Keadaan sosial ekonomi dan pendidikan klien atau keluarga yang mempengaruhi kondisi klien. 2. Keluhan utama Ditanyakan apa yang dirasakan sekarang sehingga klien datang ke klinik atau petugas kesehatan.

3. Riwayat kebidanan / obstetri a. Riwayat haid Terdiri dari menarche, siklus haid, haid teratur / tidak, lama haid, keluhan haid, HPHT adakah flour albus, bagaimana warna, bau, konsistensinya, kapan keputihan muncul, gatal / tidak. b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Nikah ke berapa, hamil ke berapa, pernah melakukan persalinan jenis apa (normal / tidak), adakah penyulit persalinan, penolong siapa, BBL, PB, jenis kelaminnya apa, adakah kelainan nifas, perdarahan, laktasi, bayi sekarang umur berapa, hidup / tidak. 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Apakah klien sedang menderita struma, gangguan hati, hipertensi, jantung, tumor, asma, migrain, DM, haid terlalu lama / berlebihan. b. Riwayat kesehatan yang lalu Penyakit berat apa yang pernah diderita klien (struma, gangguan hati, HT, jantung, DM, asma, migrain

menometrorogia). c. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada dalam keluarganya yang menderita penyakit menular, menurun, maupun berpenyakit menahun. 5. Riwayat KB Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, berapa lama, efek samping yang dialami, alasan ganti atau berhenti. 6. Riwayat ginekologi Pengalaman yang berhubungan dengan penyakit kandungan, infentilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker, sistem reproduksi, operasi ginekologis.

7. Riwayat psikososial Bagaimana keadaan psikis klien atau akseptor KB saat ini, bagaimana hubungan antara klien dengan suami, keluarga dan tetangganya, bagaimana respon klien terhadap petugas, keyakinan apa yang dianut klien. 8. Latar belakang sosial budaya Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan klien dan keluarga baik yang bersifat menunjang maupun menghambat. Jumlah anggota keluarga, siapa penentu keputusan dalam keluarga, dukungan moril dan materiil keluarga, pandangan dan penerimaan keluarga terhadap KB. 9. Pola kehidupan sehari-hari Berisi tentang : a. Pola nutrisi Hal yang ditanyakan : bagaimana nafsu makan, berapa kali makannya dalam sehari, bagaimana komposisinya, berapa banyak jumlah minumnya, apa saja menunya. b. Pola aktivitas Apa saja kegiatan klien sehari-hari. Bila klien bekerja mulai jam berapa, dimana, berapa lama. c. Pola istirahat Bagaimana pola tidurnya, berapa lama tidur tiap hari, waktu, tidur apakah ada gangguan tidur. d. Pola eliminasi Bagaimana BAK dan BAB, ada keluhan apa tidak, ada perubahan atau tidak, lancar / tidak, berapa frekuensi dalam sehari, bagaimana warna urine, warna tinja, konsistensi, ada darah / tidak. e. Pola personal hygiene Berapa lama ibu mandi, gosok gigi, cuci rambut, ganti pakaian dalam dan luar / hari.

f. Pola seksualitas Hal yang perlu ditanyakan adalah sebatas frekuensi hubungan seksual. B. Data Obyektif Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terdiri dari : 1. Keadaan umum Bagaimana kesadarannya, berapa berat badannya dan tinggi badannya. 2. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/70 - < 140/90 mmHg (normal) Nadi Pernafasan : 76 92 x/mnt. : 16 24 x/mnt. : Proses observasi pandang dengan

3. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi

menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. Kepala Muka Mata : Kulit kepala rambut bersih / tidak. : Pucat / tidak, oedem / tidak. : Bentuk, conjuntiva pucat / tidak, sklera ikterus / tidak. Hidung : Kebersihan, adakah pernafasan cuping hidung, ada polip / tidak. Mulut : Bentuk, ada stomatitis / tidak, caries gigi / tidak. Telinga Leher : Bentuk ada serumen / tidak. : Ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis / tidak. Ketiak Dada : Adakah benjolan. : Keadaan mamae, adakah ronchi / wheezing.

Perut

: Bentuk, adakah bekas operasi, adakah pembesaran.

Genetalia Ekstrena : Kebersihan, pengeluaran pervaginam, adakah varises, kandiloma akuminata, kandiloma matalata. Ekstremitas : Simetris oedem. b. Palpasi : Pemeriksaan raba atau sentuhan untuk mendeterninasi ciri-ciri jaringan atau organ. Kepala : Adakah benjolan karena adanya tumor atau benjolan karena trauma. Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. Ketiak Payudara Perut Ekstremitas : Adakah pembesaran kelenjar limfe. : Benjolan, adakah nyeri tekan. : Benjolan, nyeri tekan. : Adakah oedem. / tidak, adakah varises,

c. Pemeriksaan auskultasi / pemeriksaan dengar d. Pemeriksaan perkusi Reflek patela. 2.2.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah dari interprestasi data besar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi sebagai diagnosa, akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang komprehensif untuk klien dari diagnosa yang telah ditetapkan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individu. 2.2.3 Identifikasi Masalah Potensial Masalah potensial yang mungkin terjadi berdasar pada data yang menunjang.

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Kebutuhan yang benar-benar harus segera dipenuhi yang dapat mengancam jiwa. 2.2.5 Intervensi Dx : Ny. S P10001 Calon Akseptor baru Progestin. Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik depo progestin dalam waktu 20 menit, diharapkan ibu merasa puas dan lega, dengan kriteria hasil.  KU baik  TTV dalam batas normal  Penyuntikan berjalan lancar  Tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan penyuntikan Intervensi : 1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien R/ : Menciptakan suasana 2. Lakukan pemeriksaan TTV R/ : Merupakan parameter adanya kelainan pada tubuh. 3. Persiapan alat-alat yang diperlukan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi R/ : Memperlancar proses pemasangan. 4. Persiapan lingkungan R/ : Persiapan lingkungan yang tepat diharapkan privacy pasien dapat terjadi. 5. Persiapan pasien R/ : Memudahkan petugas dalam melakukan tindakan. 6. Persiapan petugas R/ : Menunjang kelancaran penyuntikan. 7. Lakukan penyuntikan sesuai dengan teknik penyuntikan R/ : Kontrasepsi suntikan dapat segera bekerja dengan efektif. yang harmonis dan ibu lebih KB Suntik Depo

kooperatif dalam setiap tindakan yang akan dilakukan.

8. Bereskan alat-alat yang sudah dipakai sesuai dengan teknik PI R/ : Membunuh microorganisme sehingga mencegah terjadinya penularan penyakit. 9. Lakukan pencatatan R/ : Pencatatan sebagai alat komunikasi antara px dan petugas. 2.2.6 Implementasi Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan. Pelaksanaan dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan hakikat masalah jenis tindakan atau

pelaksanaan, bisa dikerjakan oleh bidan sendiri, klien, kolaborasi sesama tim atau kesehatan lain dan rujukan dan profesi lain. 2.2.7 Evaluasi Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria guna mengevaluasi dan menilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan, menilai efektivitas dari Asuhan Kebidanan. Dalam mengevaluasi menggunakan format SOAP, yaitu : S O A P : Data yang diperoleh dari wawancara langsung. : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan. : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif. : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.

BAB III ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny.S Akseptor KB suntik DEPO PROGESTIN Di BPS SRI HARDI .R. Amd.Keb

I. Pengkajian Tanggal : 09 Juni 2011 Jam : 16.30 WIB Tempat : BPS Sri hardi R. Amd.Keb Sumobito - Jombang A. Data Subyektif 1. Biodata Nama Ibu Umur Agama : Ny. S : 25 tahun : Islam Nama Suami : Tn. T Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : 30 tahun : Islam : SMA : Swasta

Pendidikan : SMP Pekerjaan : Swasta

Suku bangsa : Jawa Indonesia Status : Kawin

Suku bangsa : Jawa Indonesia Status : Kawin

Lama kawin : 3 tahun Alamat : kendalsari

Lama kawin : 3 tahun Alamat : kendalsari

2. Keluhan utama Ibu mengatakan ingin mengunakan KB suntik dan ibu juga mengatakan baru pertama kali ikut KB. 3. Riwayat kebidanan a. Riwayat haid  Menarche  Siklus / lama : : 13 tahun 28 hari / 7 hari teratur hari 1 3 ganti kotek 3 x (penuh) dan hari 4 7 hari ganti 2 x/hari.  Warna  Flour albus : : merah -

 Haid teratur / tidak :  Banyaknya :

 Disminorhe

kadang kadang pada hari pertama

b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Kawin ke I Kehamilan ke I Persalinan Anak Nifas UK Penylt Jenis Pnl Tempat Penylt BBL JK Umur Penylt ASI 9 bl Spt BD Polindes 3500 L 2 bln 2 bln

4. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit kencing manis,darah tinggi jantung, strok dan kangker payu dara. 5. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatitis, typus, atau penyakit menurun seperti DM, HT, asma. 6. Riwayat kesehatan keluarga  Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan menurun.  Keturunan kembar tidak ada. 7. Keadaan psikologis Hubungan antara ibu suami dan keluarga dalam keadaan baik baik saja dan suami sangat mendukung istri untuk mengunakan alat kontrasepsi KB 8. Latar belakang sosial budaya Masyarakat / tetangga cenderung mengunakan jenis alat kontrasepsi suntik karena disamping mudah tidak perlu meminum dan mengigat ingat setiap hari 9. Pola kebiasaan sehari-hari a. Pola nutrisi Makan : 3 x/hari, porsi sedang, dengan menu nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang buah. Minum : 7 - 8 gelas/hari (teh dan air putih).

b. Pola aktivitas Ibu masih tetap mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan-ringan seperti menyapu, memasak

c. Pola istirahat Siang Malam : s 1 jam (kadang-kadang tidak tidur). : Jam 20.00 04.30 WIB (tapi sering terbangun untuk meneteki). d. Pola eliminasi BAK : 5 6 x/hari konsistensi cair, warna kuning jernih, bau khas. BAB : 1 x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

e. Pola personal hygiene Mandi 3 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, ganti pakaian dalam 2 x/hari, ganti pakaian 2 x/hari. f. Pola seksualitas Sehabis melahirkan sampai saat ini klien sudah melakukan hubungan suami istri biasanya 1 minggu sekali B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran Postur tubuh Tinggi badan BB 2. Tanda-tanda vital Tensi : 120/70 mmHg Nadi : 82 x/mnt 3. Pemeriksaan fisik khusus a. Inspeksi Kepala : Simetris, rambut hitam, lurus, bersih, tidak berketombe, tidak ada benjolan Muka : simetris,tidak pucat,tidak odema RR : 20 x/mnt Suhu : 36,5 oC : composmentis : tegak : 152 cm : 50 kg

Mata

: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung

: bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada nafas cuping hidung.

Mulut

: simetris,bibir lembab, stomatitis tidak ada, gigi bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi palsu.

Telinga

: simetris, tidak ada gangguan pendengaran.

cerumen,

tidak ada

Leher

: tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Ketiak Dada/payudara Perut

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pernafasan intercostae, pembesaran payudara simetris, puting susu menonjol. : simetris, tidak ada nteri tekan, tidak ada bekas operasi.

Genetalia

: bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma acuminata, tidak oedema.

Anus

: bersih, tidak ada haemorrid.

Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada gangguan pergerakan. b. Palpasi Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis. Payudara Perut c. Auscultasi Dada Abdomen d. Perkusi : tidak terdengar wheezing / ronchi. : peristaltik usus normal. : reflek patella / : tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan : tidak teraba benjolan abnormal.

II. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan Diagnosa : Ny. S P10001 Calon Akseptor Baru KB Suntik Depo Progestin. DS DO : Ibu mengatakan ingin mengunakan KB suntik 3 bulanan Ibu mengatakan sampai saat masih meneteki anaknya : - KU : baik : 120/70 mmHg : 82 x/mnt. : 36,4 oC : 20 x/mnt.

- TTV : Tensi Nadi Suhu RR Masalah: Kebutuhan : suntik -

Pada pemeriksaan abdomen tidak ada tanda tanda kehamilan

konseling tentang keuntungan dan kerugian KB

Tindakan untuk dilakukan injeksi depo progestin Pp tes

III. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial  IV. Identifikasi Kebutuhan Segera  V. Intervensi / Rencana Tindakan Diagnosa : Ny. S P10001 Calon Akseptor baru KB Suntik Depo Progestin. Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama pasien datang sampai selesai diharapkan ibu memahami efek fisiologi dan penguna KB suntik depo progestin Kriteria : - Keadaan umum ibu baik - TTV normal : Tensi Nadi Suhu RR : 110 - < 140 mmHg : 76 - < 90 x/mnt. : 36,5o 37,5 oC : 16 24 x/mnt.

- Pemberian suntikan sesuai dengan prosedur (IM).

- Tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan penyuntikan depo progestin. Misalnya : abses - Ibu mengerti dan siap menerima efek samping dari suntik KB depo progestin.misalnya : penambahan berat badan,gangguan haid Intervensi : 1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien R/ : Membina hubungan yang baik dengan klien, sehingga membantu kelancaran dalam pelaksanaan. 2. Konseling tentang macam KB dan efek sampingnya R/ : Ibu mengerti tentang KB terutama KB Suntik yang akan digunakan dan efek sampingnya 3. Pp tes R/ : untuk mengetahui ibu hamil atau tidak 4. Persiapan alat dan obat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan kontrasepsi suntik. R/ : Memperlancar prosedur penyuntikan. 5. Lakukan penyuntikan sesuai prosedur R/ : Menghindari terjadinya komplikasi. 6. Bersihkan alat sehabis dipakai R/ : menghilangkan serta membunuh kuman sebagai sumber penyakit 7. Lakukan konseling kapan klien harus kembali datang R/ : pemberian tindakan selanjutnya dan mencegah terjadinya kehamilan 8. Lakukan pencatatan tentang tindakan R/ : mendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang di lakukan

VI. Implementasi Tanggal : 09 06 2011 Tanggal/jam 0906 2011 Jam.16.30 Wib 16.35 Wib 2. 1. Pelaksanaan Menyapa dan memberi salam pada ibu dengan sopan serta menanyakan maksud kedatangannya. Memberi konseling tentang macam KB terutama tentang KB suntik dan efek sampingnya dari KB. Efek samping dari KB suntik yaitu siklus menstruasi tdk teratur, peningkatan berat badan, adanya spoting. 16.40 Wib 3. Melakukan pp tes dengan hasil Jam : 16.20 WIB. TTD

16.45Wib

4.

Mempersiapkan alat dan obat yang diperlukan untuk menyuntik.  Obat yang diperlukan yaitu depo progestin  Spuit 5 cc  Kapas alcohol

16.50 Wib

5.

Melakukan penyuntikan sesuai prosedur  Mencuci tangan  Membuka tutup botol dan

menghisapnya dalam spuit  Membersihkan kulit yang akan

disuntik dengan kapas alkohol 70 % p ditunggu kering.  Menyuntikan depo progestin secara IM pada 1/3 SIAS Cocsigiss tanpa memijat setelah penyuntikan.  Observasi reaksi / respon pasien.

16.52 Wib

6.

Menganjurkan

klien

untuk

kontrol

sewaktu-waktu bila ada kelainan / efek samping. Misalnya : pusing, mual, spotting. 16. 55 Wib 7. Membereskan alat yang sudah dipakai untuk menyuntik.  Membilas spuit bekas suntikan dengan larutan klorin 0,5 % dan

membuangnya ke tempat sampah medis dengan memisahkan antara tabung dan jarum.  Membuang botol dan kapas alkohol ke tempat sampah medis. 17.00 Wib 8. Melakukan pencatatan.  Membuat kartu akseptor KB.  Memasukkan dalam regester KB.  Memberitahu tanggal 4 bulan untuk kembali. VII. Evaluasi Tanggal : 09 06 2011 S Jam : 17.00 Wib

: - Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan tentang efek samping Kbsuntik dan ibumerasa lega setelah diberikansuntikan KB 3 bulan.
K

: - /U ibu baik - Ibu telah diberikan injeksi KB depo progestin sesuai prosedur. - ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan

A P

: Ny.S akseptor baru KB suntik depo progestin. : Anjurkan pada klien untuk kembali kontrol (suntik ulang) sesuai tanggal yang telah dicantumkan, yaitu tanggal 22 08 - 2011

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara teori suntikan KB dapat digunakan untuk usia reproduksi, tidak memiliki riwayat darah tinggi dan diabetes militus serta TBC. Waktu mulai menggunakan KB suntik ini dapat digunakan setiap saat selama siklus haid kemudian setelah pasca persalinan. Pada Ny.S tidak ditemukan mempunyai riwayat darah tinggi dan diabetes militus serta tekanan darah pada Ny.S tidak melebihi 180/110 sehingga Ny.S dapat menggunakan alat kontrasepsi ini.

4.2 Saran 1. Bagi Klien  Hendaknya menepati tanggal kunjungan ulang yang telah ditetapkan.  Segera kontrol ulang apabila terjadi komplikasi. 2. Bagi mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat melakukan penyuntikan dengna benar dan dapat memberikan konseling kepada ibu.

ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny.S P1ooo1 Akseptor Baru KB Suntik DEPO PROGESTIN Di BPS SRI HARDI .R. Amd.Keb SUMOBITO - JOMBANG

Oleh: Siti masula NIM: 7209044

PRODI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2011

You might also like