You are on page 1of 20

PROSES PERENCANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Studi Kasus Di SMK N 1 Limboto

Penulis 1 (Emus Dukalang) Penulis 2 ( Prof Dr Hi Ansar,S.Pd,Msi) Penulis 3 ( Dr Hi Syamsu Qamar Badu,M.Pd) Abstract Emus Dukalang, 2011. Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri (Case Studies in SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo). Thesis administrative Educational Studies Program consentrate .Manajemen Education, Post Graduate Gorontalo State University. Supervisor: (1) Prof. Dr. Ansar Made, S.Pd.M.si (II) Dr.Hi.Syamsu Qamar Badu M.Pd. The main focus in this research is the "Proses Perencanaan Praktek kerja Industri SMK Negeri 1 Limboto" with a sub focus as follows (1) Planning Process Industry Practice SMK N 1 Limboto (2) Planing Porses cooperative relationship between School of Business and Industry as a partner work (3) Planning Process Readiness students who will implement the Industrial Internship (4) The process of planning the placement of students in the location of industry work practices.This research used a qualitative approach with case study design. Tehknik collection used are (1) interview (2) Observation (3) study the documentation. Selection of informants conducted purposive sampling. Data collected in ICT-based analysis using the Software NVIVO9 then presented in the form of text and graphics as well as inferences. To check the validity of the data is still using NVIVO9 analysis by making the node on the results of interviews, observation and documentation were then analyzed further level of validity is presented in the form of reports on the results of analysis NVIVO9 for each informan in the form of percentage. The planning process like this needs to be improved by using techniques ekstenal and internal environmental analysis using the SWOT as an elaboration of the strategy should be planned to make in tackling the condition of the field to facilitate the process of achieving goals Prakerin students at SMK N 1 Limboto. Second, the process of cooperation relations between the school and Dunia Usaha/Industri accordance with the Memorandum of Understanding (MOU) still needs improvement in education and training location technical and safety assignments. Based on the results of the study suggested (1) The planning process is more directed at Prakerin SWOT analysis, followed by manufacturing and Strategy SWOT Matrix (2) Link and mutch between the School and Indutsry need to be developed towards the education and training and student safety Prakerin location (3) The readiness preparing students to be supported by a more adequate means of practice and teacher professional teachers more productive (4) students right place location based on the needs of business and industry in terms of both quality and quantity as well as the competencies possessed by students that other party . Keywords: Process Planning, Dual base system, Prakerin

Abstrak Emus Dukalang,2011. Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus pada SMK Negeri 1 Limboto). Tesis Program Studi Adminitrasi Pendidikan,Konsentrasi Manajemen Pendidikan,Pasca Sarjana Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing : (1) Prof Dr Ansar Made, S.Pd.M.si (II) Dr Hi Syamsu Qamar Badu,M.Pd. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dengan menggunakan model pembelajaran Dual base system yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda yang dilaksanakan dalam bentuk Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) seharusnya merupakan hal sangat baik dalam dalam menciptakan lulusan SMK yang lebih berkualitas dan professional sehingga mereka diharapkan mampu berkempotisi dan terterima di dunia kerja/industri atau mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi kehidupan masa depannya. Oleh karenanya mutlak diperlukan proses perencanaan yang lebih baik dengan menggunakan analisis kondisi intern maupun ekstern dalam SWOT analisis agar pada pelaksanaannya akan lebih efektif,kondusif serta mempermudah dalam pencapaian tujuan. Fokus utama dalam penelitian ini adalah Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Limboto dengan sub fokus sebagai berikut (1) Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri SMK N 1 Limboto (2) Porses hubungan kerja sama Sekolah dengan dunia Usaha dan Industri sebagai mitra kerja (3) Proses Perencanaan Kesiapan siswa yang akan melaksanakan Praktek Kerja Industri (4) Proses Perencanaan penempatan siswa di lokasi Praktek kerja Industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Tehknik pengumpulan yang digunakan adalah (1) wawancara (2) Observasi (3) studi dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling. Data yang terkumpul di analisis berbasis ICT dengan menggunakan Software NVIVO9 kemudian disajikan dalam bentuk teks dan grafik serta penarikan kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data masih tetap menggunakan analisis NVIVO9 dengan membuat Node pada hasil wawancara dan observasi serta dokumentasi selanjutnya dianalisis tingkat keabsahannya dan disajikan dalam bentuk laporan hasil analisis untuk tiap informan dalam bentuk prosentasi. Hasil penelitian menunjukan : Pertama, Proses perencanaan praktek kerja industri diSMK Negeri 1 Limboto didasarkan pada informasi hasil survey lokasi di Dunia Usaha Industri segala temuan dilokasi baik yang berupa ancaman dan peluang, kekuatan dan kelemahan di musyawarakan bersama untuk dicarikan solusi pelaksanaan. Keputusan rapat bersama stakeholder yang ada menjadi dasar dalam pembuatan perencanaan Prakerin. Proses perencanaan seperti ini perlu ditingkatkan dengan menggunakan tekhnik Analisis lingkungan Internal dan Ekstenal dengan menggunakan SWOT sebagai penjabaran dalam membuat Strategi yang harus direncanakan dalam menanggulangi kondisi lapangan untuk mempermudah proses pencapaian tujuan Prakerin siswa di SMK N 1 Limboto. Kedua, Proses Hubungan Kerja sama antara pihak sekolah dan DUDI sesuai Nota kesepahaman bersama(MOU) masih membutuhkan peningkatan khsusus dibidang pendidikan dan pelatihan dilokasi Prakerin, teknis penugasan dan keselamatan kerja. Tiga, Proses perencanaan kesiapan siswa peserta Prakerin dimulai dari kelas sepuluh dan mereka akan mengikuti Program Prakerin setelah di kelas sebelas.Persiapan yang direncanakan meliputi: (1) penawaran kompetensi dan penjadwalan diklat(2)Penyusunan Program pencapaian kompetensi (3) Penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi. Keempat, Porses perencanaan penempatan

siswa dilokasi didasarkan pada kesesuaian data pemetaan hasil kompetensi siswa dan kebutuhan di dunia usaha dan Industri. Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Proses perencanaan Prakerin lebih di arahkan pada analisis SWOT yang dilanjutkan dengan pembuatan Matriks dan Strategi SWOT (2) Link and mutch antara Sekolah dan DUDI perlu dikembangkan kearah pendidikan dan pelatihan serta keselamatan siswa dilokasi Prakerin (3) Proses kesiapan siswa perlu ditunjang dengan penyiapan sarana praktek yang lebih memadai dan guru guru produktif yang lebih profesional (4) Perencanaan penempatan siswa dilokasi Prakerin didasarkan pada kebutuhan dunia usaha dan industri baik dari segi kualitas dan kuantitas serta kompetensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.Kepada pihak lain seperti Kementrian Tenaga Kerja Provinsi Gorontalo,KADIN Prov.Gorontalo membantu SMK dalam melaksanakan program Prakerin. Kepada Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini pada aspek-aspek yang belum dikaji. Kata kunci :, Dual base system ,Prakerin PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Adanya paradigma proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dengan menggunakan model pembelajaran Dual base system yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda yang dilaksanakan dalam bentuk Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) seharusnya merupakan hal sangat baik dalam dalam menciptakan lulusan SMK yang lebih berkualitas dan professional sehingga mereka diharapkan mampu berkempotisi dan terterima di dunia kerja/industri atau mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi kehidupan masa depannya.Untuk mencapai hal tersebut maka perlu adanya prinsip keterkaitan dan

keterpaduan(link and mutch) antara sekolah dengan dunia usaha dan industri yang dijadikan mitra kerja dalam upaya penyelengaraan system pembelajaran dan pelatihan dalam peningkatan skill dan profesionalisme lulusan yang dihasilkan.Dari sudut pandang ini maka sekolah sebenarnya dianggap sebagai produsen yang akan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Dunia usaha dan Industri sebagai pemesan(konsumen).Untuk itu diperlukan informasi yang timbal balik yang rasional dan obyektif serta realistis antara sekolah sebagai produsen pendidikan dan masyarakat konsumen... Atas dasar permasalahan diatas maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 1 Limboto..yang dengan harapan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan nuansa baru dalam proses perencanaan praktek dunia usaha dan industri sebagai

kerja industri agar lebih terarah, rasional dan flesibel berdasarkan kondisi lingkungan Internal dan ekternal sekolah sehingga perencanaan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dalam upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. B. Fokus Penelitian Dari identifikasi masalah maka penelitian ini lebih difokuskan pada Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Limboto dengan sub fokus sebagai berikut : a) Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri SMK N 1 Limboto b) Porses hubungan kerja sama Sekolah dengan dunia Usaha dan Industri sebagai mitra kerja c) Proses Perencanaan Kesiapan siswa yang akan melaksanakan Praktek Kerja Industri d) Proses Perencanaan penempatan siswa di lokasi Praktek Kerja Industri KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Perencanaan Pendidikan Perencanaan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang sangat besar peranannya dalam proses pencapaian tujuan.Hal ini sangat berhubungan dengan persiapan untuk melaksanakan suatu kegiatan dimasa yang akan datang, sebab tanpa perencanaan yang baik maka tujuan yang di inginkan akan sulit tercapai. Robbins dan Coulter(2002:96) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapaianya tujuan

organisasi.Planing is a process that involves defining the organizations goals,establishing an overall strategy for achieving those goals, and developing a comprehensive set of plans to integrate and coordinate oragnizational work. Pada intinya perencanaan perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan dan rencana kegiatan tertentu.Perencanaan yang

baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.George.R.Terry dalam Erni dan Kurniawan (2005:97) apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui pertanyaan pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu WHAT (apa),WHY (Mengapa), WHERE (dimana), WHEN (Kapan), WHO (siapa) dan HOW (Bagaimana). Pertanyaan seputar What menyangkut apa yang menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan Why terkait dengan mengapa tujuan tersebut harus di capai dan mengapa tujuan yang dirumuskan dalam jawaban What perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan Where terkait dengan dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan When terkait dengan kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan.Pertanyaan Who menyangkut siapa yang melaksanakan dan How terkait dengan cara yang harus dilakukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.Selanjutnya dalam pembuatan perencanaan harus memperhatikan prasyarat perencanaan yang baik yang meliputi faktual atau realistis, logis atau rasional, fleksibel, komitmen dan komprehensif. Prasyarat ini seharusnya menjadi panduan bagi pelaksana pendidikan dalam membuat suatu sistem perencanaan pendidikan yang baik agar benar-benar apa yang menjadi tujuan pendidikan yang dicita citakan akan terwujud dengan sebaik baiknya.Hal ini dapat dilakukan jika setiap pengambil keputusan ataupun pelaksana pendidikan melakukan analisis internal dan eksternal dari pada lembaga pendidikan yang dikelolah demi terciptanya suatu rencana yang logis, realistis dan dapat dilaksanakan demi pencapaian tujuan oragnisasi sekolah. Strategi perencanaan sebagaimana dijelaskan diatas dilaksanakan untuk melihat kondisi real (contekstual) dilapangan atau lembaga pendidikan yang untuk menunjang tercapainya tujuan dari sesuatu yang di rencanakan.Strategic planing may use forecasting, but it relies more on assessing the current and future environmental opportunities and threats, by examining the changing character of environment and the patterns of competition within the industry and on assessing the strengths and weaknesses of institution in order to identify its comparative advantage,a strategic niche and appropriate strategies for competition effectively(Peterson,1980 ; David and Lisa 1997:135). Its focus is on asking How can we modify the institution to be more effective competitor within our environment and our industry? Its adaptive planing in a clearly defined competitive industry. (Keller,1983;Peterson1980;Mintzberg1994;Baldridge and Okimi 1982; Schmidtlein and Milton 1990; Lisa and David 1997 : 135). Pengenalan terhadap lingkungan organasasi dan

pengidentifikasian terhadap sumber sumber internal dan eksternal yang menyangkut kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan yang dikenal dengan analisis SWOT sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu perencanaan yang baik. Carto and Petter (1997:39) SWOT analisys refines this body of information by applying a ganeral framework for understanding and managing the enviroment in which an organization operates. The acronym SWOT stands for (Strengths,Weaknesess,Opportunities,Threats) . B. Konsep Dasar Praktek kerja Industri Upaya pemerintah dalam hal ini Direktorat Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) sebagai upaya mendekatkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, telah dilakukan dengan adanya kebijakan link and match. Sebagai realisasi dari kebijakan tersebut, maka telah dicanangkan konsep pendidikan dengan sistem ganda (PSG/Dual Base System). Pendidikan Sistem Ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan pendidikan sekolah dengan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja (Depdikbud,1994). C. Penawaran kompetensi-kompetensi dan jadwal diklat Penawaran kompetensi-kompetensi dan jadwal diklat adalah penjelasan tentang kompetensikompetensi apa dan paket kewirausahaan apa yang dapat dipelajari pada satu satuan waktu belajar tertentu disertai jadwal pelaksanaannya kepada peserta diklat.

Hal-hal yang harus diinformasikan adalah (a)Pengertian kompetensi, secara sederhana dengan pemberian contoh-contoh nyata.(b)kaitan antara kompetensi dengan pekerjaan di dunia kerja.(c)Kaitan antara kompetensi dengan standar kompetensi.(d)Bagaimana belajar menggunakan modul.(e)Di mana siswa dapat melakukan kegiatan belajar.(f)Apa peran dan tugas seorang guru/instruktur/guru tamu/ pembimbing di dunia usaha/industri dalam proses belajar siswa.(g)Tindakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya jika siswa mengalami kesulitan belajar.(h)Bagaimana penguasaan hasil belajar dalam bentuk kompetensi dapat dievaluasi.(i)Kapan dan di mana evaluasi dilaksanakan, serta siapa yang mengevaluasi.(j)Bagaimana siswa menggunakan perolehan hasil belajarnya.

D. Penyusunan Program Pencapaian Kompetensi Penyusunan program pencapaian kompetensi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam merencanakan kompetensi yang akan dipelajari dalam satu satuan waktu belajar tertentu. Rencana belajar ini disusun dengan mengacu Diagram Pencapaian Kompetensi yang tertuang dalam Bagian II Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan, Kurikulum SMK Edisi 2004, serta disesuaikan dengan tingkat penguasaan prasyarat atau kompetensi awal yang dimiliki siswa. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, yakni memperoleh acuan tertulis tentang rencana pencapaian kompetensi setiap siswa.

Acuan ini dipergunakan sebagai bahan komunikasi antara siswa dengan pembimbing dalam hal pelaksanaan belajar,menyiapkan mental siswa/peserta diklat dalam melaksanakan kegiatan belajar; dan mengembangkan sikap disiplin dan kebiasaan merekam/mencatat (recording) suatu kegiatan ke dalam lembaran/buku bukti rekaman hasil belajar. Pelaksanaan penyusunan program pencapaian kompetensi mengikuti langkah berikut: (a)Peserta diklat diberi penjelasan mengenai prinsip-prinsip belajar menggunakan modul.(b)Peserta diklat diberi daftar kompetensi dan jadual pelaksanaan pemelajaran.(c)Peserta diklat memilih kompetensikompetensi yang ingin dan mungkin dipelajari dalam satu periode waktu belajar yang akan berjalan. Selama pengisian, peserta diklat diberi kesempatan untuk mendiskusikan atau memperoleh bimbingan dari guru.(d)Peserta diklat mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang disetujui oleh pembimbing, untuk melihat kesesuaian rencana belajar dengan kemampuan dan kondisinya.(e)Peserta diklat mengumpulkan modul-modul kompetensi yang akan

dipelajari.Data hasil pengisian KRS dimasukkan ke dalam Data Base Pendidikan, sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan/ kemajuan belajar siswa. Kegiatan penyusunan program belajar dilaksanakan pada periode awal setelah PSB. E. Penyusunan Rencana Pembelajaran Per Kompetensi Penyusunan rencana pemelajaran per kompetensi adalah kegiatan merencanakan pemelajaran masing-masing kompetensi yang harus diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihannya. Rencana pemelajaran ini diwujudkan dalam skenario (strategi) pemelajaran yang mengintegrasikan substansi non instruksional, dengan menerapkan pemelajaran berbasis produksi (production based training). Penyusunan rencana pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh suatu pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat membantu proses belajar peserta diklat secara optimal. Penyusunan rencana

pemelajaran dilaksanakan melalui tahapan dan langkah sebagai berikut: (a)Mengintegrasikan substansi noninstruksional khususnya aspek kecakapan hidup ke dalam substansi instruksional,(b)Memilih strategi pemelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik tempat pembelajaran. Hasil penyusunan rencana pemelajaran ini berupa rancangan pemelajaran/ satuan acara pemelajaran (SAP) per kompetensi yang menggunakan format rancangan pemelajaran yang dikembangkan oleh sekolah. Rancangan pemelajaran/SAP memuat komponen antara lain: (a) Kompetensi/subkompetensi, (b)Materi pokok pembelajaran, (c)Substansi

noninstruksional, (d)Metode penilaian, (e)Strategidan skenario pembelajaran, (f)Waktu,(g)Sumber belajar. F. Link and Mutch Konsep Link and Mutch adalah proses keterkaitan dan keterpaduan merupakan suatu konsep mantan Mentri Pendidikan Nasional Prof.Ing. Wardiman Djonegoro dalam pelaksanaan pengembangan pendidikan system ganda. John Oxenham (1984:34, dalam Muliati 2007) mengatakan bahwa apabila lulusan suatu sekolah tidak dapat dipekerjakan atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan yang dimilikinya, sekolah atau guru-guru dianggap tidak berhasil dengan tugasnya. Hal ini berarti sekolah dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau tuntutan kempotensi yang diinginkan oleh dunia kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan adalah peningkatan keterkaitan dan keterpaduan (link and match) dalam implementasi Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Dalam hal ini, guru-guru yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan On Job Training (OJT). METODOLOGI PENELITIAN A. Latar Penelitian SMK Negeri 1 Limboto merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Kabupaten Gorontalo yang termasuk sekolah Rintisan Sekolah Berstandar International yang memiliki 5(lima) bidang keahlian yakni : (1) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen dengan program keahlian Akuntansi, Adminitrasi Perkantoran dan Pemasaran (2) Bidang keahlian teknologi Informasi yang terbagi menjadi program keahlian Teknologi Komputer Jaringan dan Multimedia (3) Bidang Keahlian Usaha Jasa Pariwisata (4) Bidang Kehalian Akomodasi Perhotelan (5) Bidang keahlian Pengolahan hasil pertanian pangan.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, karena peneliti berusaha mencari informasi suatu fenomena yang terjadi secara alamiah (natural) dan mendeskripsikannya secara mendetail sesuai kenyataan yang ada (Bogdan & Biklen, 1998 dalam Masaong 2008). Alasan penggunaan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri SMK N 1 LIMBOTO dalam menciptakan lulusan kearah permintaan lapangan kerja (demand oriented) yang kompoten dan profesional dalam bidang kempotensi tertentu sehingga mampu terterima di dunia usaha dan Industri. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Limboto. Penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik, datanya dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Peneliti menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha mengumpulkan data melalui wawancara atau observasi (Nasution, 1996). Hal ini sejalan dengan pendapat Lincoln dan Cuba (1985), dalam Masaong 2008) menyatakan bahwa metode kualitatif akan lebih mudah dilakukan bila instrumen yang digunakan adalah aktivitas manusia melalui melihat, mendengar, berbicara dan lain sebagainya. Yang menjadi Informen/sumber data dalam penelitian ini yakni, Kepala SMK Negeri 1 Limboto, wakil-wakil kepsek, Guru Pembimbing, Direktur/Pimpinan Dunia Usaha Industri dan perwakilan siswa peserta Praktek Kerja Industri SMK Negeri 1 Limboto. D. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Mendalam b. Observasi Pertisipan c. Studi Dokumen. d. Catatan Lapangan D. Teknik Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan Software NVIVO9 dengan cara menintalasi program NVIVO9 kedalam PC atau laptop yang digunakan untuk 9

menganilisis data. Setelah instalasi selesai maka dilanjukan dengan memasukan judul penelitian. Selanjutnya membagi folder pada conten folder yang diberikan sesuai dengan kebutuhan untuk penyimpanan dan pengeporasian data yang akan dianalisa. Dalam hal ini peneliti membagi empat folder yakni (1) Folder Daftar Informan (2) Folder Intervew (3) Folder Dokumen (4) Folder Observasi.

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. TEMUAN PENELITIAN Penggunaan analisis dalam proses perencanaan khususnya analisis SWOT dalam proses perencanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo masih perlu ditingkatkan demi tercapainya tujuan praktek kerja industri siswa SMK 1 Limboto yang lebih maksimal. Hal ini tercermin pada proses perencanaan praktek kerja industri di SMK N 1 Limboto yang membuat dan memutuskan program kegiatan praktek kerja industri yang didasarkan pada kondisi hasil survey ketua program studi,pokja pendidikan sistem ganda kemudian dimusyawarkan dalam bentuk rapat bersama untuk membahas dan menentukan hal hal yang perlu di persiapkan bagi siswa yang akan melaksanakan praktek kerja industri. a. Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri SMK N 1 Limboto Untuk memaksimalkan proses pelaksanaan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda di lingkungan SMK Negeri 1 Limboto yang dilaksanakan dalam program Praktek Kerja Industri maka membutuhkan proses perencanaan yang baik berdasarkan analisis kondisi yang konkrik berdasarkan meknisme yang baik pula. Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri di mulai dengan Rapat bersama antara semua wakil kepala sekolah, Ketua Program Keahlian dan Ketua Pokja PSG/Prakerin yang membahas persiapan program prakerin yang akan dilaksanakan sesuai kalender Kurikulum dan Pokja PSG. Sesuai permen pelaksanaan Prakerin 1- 6 bulan atau 1 tahun tapi SMK N 1 Limboto hanya menggunakan waktu 3 s.d 6 bulan. (P3KIS/W/KS/04.05.11) Hal hal yang direncanakan : Pemantapan kompetensi siswa melalui praktek mata pelajaran produktif, membuat pemetaan siswa, merencanakan prases pembimbingan siswa untuk menyiapkan mental untuk menghadapi 10

dunia kerja dan Industri,Bekerja sama dengan PSG untuk mengadakan coaching.Proses Perencanaan meliputi : Proses Pemetaan lokasi

prakerin,Proses Pemetaan kompetensi siswa, Proses Survey lokasi dan proses penempatan siswa dilokasi.Proses perencanaan Pengawasan dan

Pembimbingan dilakukan

dilakukan setiap dua mimggu sekali selama

prakerin berlangsung terkecuali ada siswa bermasalah maka dilaksanakan pembimbingan secara intensif baik pembimbing lokasi, kaprodi maupun PSG.Proses perencanaan penilaian siswa dilihat dari aspek : teknis meliputi penilaian kompetensi dan non tekhnis berkaitan dengan disiplin kerja, tanggung jawab, inovasi, kerja sama yang disesiaikan dengan penilaian Instruktur dilokasi. Proses rapat sebaiknya diawali dengan pemaparan hasil survey lokasi dan analisis SWOT dari Ketua Program Keahlian,Wakasek Kurikulum dan Wakasek Sarana dan Prasarana untuk lebih mengarahkan proses rapat dalam menentukan strategi strategi yang akan dibuat dalam membuat suatu perencanaan yang lebih baik dan lebih terukur demi pencapaian tujuan yang maksimal dari apa yang direncanakan. Sehingga indikator perencanaan yang lebih baik akan terlihat dengan jelas dari segala aspek yang akan dilaksanakan. Memang keikutsertaan semua stake holder dalam suatu perencanaan belum tentu akan menjamin proses perencanaan akan berjalan dengan baik, sebab perencanaan yang baik akan membantu pencapaian tujuan yang lebih baik. B. Proses Hubungan Kerja Sama Sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri. Proses perencanaan hubungan Dunia Usaha dan Industri merupakan hal sangat dibutuhkan dalam upaya pelaksanaan program praktek kerja industri. ...Hubungan antara DUDI dan sekolah adalah dalam program keahlian yang dilaksanakan berkaitan erat dengan kempetensi yang ditawarkan ke siswa.(PHDUDI/W/KAPRO/03.05.11). ...DUDI yakni berperan dalam proses penyediaan lokasi bahkan ada yang minta tambahan waktu agar siswa lebih lama melaksanakan kegiatan praktek kerja industri pada lokasi mereka.(PHDUDI/W/W.KUR/04.05.11) C. Proses perencanaan kesiapan siswa yang akan melaksanakan prakerin

11

Yang perlu diperisiapkan dalam menghadapi Prakerin yakni membuat kurikulum implementasi yang disusun bersama DUDI, Membuat Analisa kurikulum agar pelaksanaan prakerin tidak menggangu target kurikulum, mata pelajaran normative dan adaftif pelaksanaanya dilaksanakan secara blok. Proses perencanaan dimulai dari kelas x mata pelajaran produktif atau kejuruan sudah diberikan sehingga peserta didik sudah memiliki kompentensi sebagai bekal mereka kelak melaksanakan prakerin untuk prakerin SMK N 1 Limboto pada kelas 11 semeter tiga . Agar supaya begitu mereka naik ke kelas 12 mereka sudah full melaksanakan KBM untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ujian nasional dan sekolah.(PPKSP/W/W.KUR/04.05.11) D. Proses Perencanaan penempatan siswa dilokasi praktek kerja Industri Proses perencanaan penempatan siswa SMK Negeri 1 Limboto yang akan mengikuti program praktek kerja industri diawali dengan pemetaan kompetensi siswa dalam hasil yang dicapai oleh siswa selama dalam pembelajaran dari tahun pertama sampai tahun kedua khusunya dalam mata diklat produktif. Selanjutnya pihak sekolah melalui kaprodi memberikan pemetaan lokasi yang menjadi sasaran kegiatan program praktek kerja industri.(PPPS/W/PPSG/04.05.11) Berdasarkan data tersebut maka ketua program keahlian bekerja sama dengan pokja PSG membuat rancangan data siswa beserta data lokasi yang membutuhkan siswa sesuai dengan kompetensi yang mereka inginkan. Selanjutnya pihak sekolah melalui pokja PSG akan mengirimkan surat permohonan kesediaan kepada dunia usaha dan industri yang benar-benar siap menerima peserta prakerin serta mengisi formulir tentang jumlah siswa yang akan mereka terima serta jenis kompetensi yang mereka inginkan. Atas dasar persetujuan dan isian formulir yang menyangkut data kompetensi yang diinginkan oleh dunia usaha dan industri serta jumlah siswa yang mereka akan terima dilokasi mereka untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja industri maka pihak sekolah melalui pokja PSG akan membuat rancangan penempatan siswa pada lokasi-lokasi tersebut. B. PEMBAHASAN a. Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri Siswa Perencanaan Program Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Limboto dimulai sejak siswa yang dipersiapkan akan melaksanakan program praktek kerja industri masih duduk dikelas X (sepuluh) kemudian mereka akan diturunkan kelokasi prakerin pada semester tiga setelah mereka berada di kelas XI(sebelas). Hal ini diharapkan agar siswa yang akan diturunkan kelokasi praktek kerja industri benar-benar sudah memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan program

12

praktek industri menurut kompetensi yang sudah diberikan kepada mereka selama tiga semester. Proses perencanaan ini melibatkan seluruh staff melalui rapat bersama selanjutnya diawali dengan survey pemetaan lokasi praktek kerja industri dimana pada survei ini melihat beberapa hal yang menyakut kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri juga melihat secara dekat terhadap dunia usaha dan industri yang memang mau bekerja sama dan mau memberikan penghargaan kepada siswa yang akan melaksanakan program praktek kerja industri tersebut.Hasil survey dari Ketua ketua program keahlian kemudian dibicarakan bersama dengan pokja PSG yang mengurus prakerin dan wakasek kurikulum untuk selanjutnya sekolah akan mengundang dunia usaha industri yang dianggap sangat mendukung program praktek kerja industri tersebut untuk membuat pertemuan bersama dengan Kepala Sekolah,Ketua Program

Keahlian,Wakasek Kurikulum dan Pokja PSG untuk membahas GBPP (Garis Besar Pendidikan dan Pengajaran) secara bersama untuk menyamakan presepsi tentang kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa yang akan dipersiapkan untuk mengikuti program praktek kerja industri.Hasil kesepakatan tentang kompetensi-kompetensi yang dirumuskan bersama yang bersesuaian dengan kebutuhan dunia usaha dan industri menjadi bahan informasi bagi wakasek kurikulum beserta staffnya untuk dikaji dan di masukan kedalam kurikulum sekolah yang akan diajarkan kepada siswa sejak mereka berada pada tahun pertama atau kelas X(sepuluh). Selanjutnya antara sekolah dan dunia usaha melakukan MOU (Memory of Understanding) bersama tentang hal-hal yang berhubungan erat dengan, pemetaan dari kompetensi yang akan dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, proses penempatan siswa,pembimbingan dilokasi serta penilaian terhadap siswa dilokasi tempat mereka prakerin. Dalam penyusunan perencanaan praktek kerja industri SMK N 1 Limboto pada prinsipnya sudah mengarah pada penggunaan analisis SWOT yang berhubungan dengan identifikasi tentang, kekuatan,kelemahan,peluang dan Ancaman(Carto and Petter1997:39)

13

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber peneliti dapat menggambarkan strategi analisis SWOT yang sebaiknya digunakan dalam proses perencanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Limboto sebagai berikut : Matriks SWOT Perencanaan Praktek Kerja Industri siswa SMK N 1 Limboto Opportunities
1.Dukungan dunia usaha/industri dalam pelak PSG sangat besar . 2.Permintaan dunia usaha/industri sesuai dengan program keahlian yang di buka di SMK N 1 Limboto

Strengths
1.Adanya DUDI 2.Sarana Prasarana yang memadai 3.Adanya Guru dan mata diklat produktif kurikulum bersama

Weaknesess
1.Adanya Guru produktif masih berstatus honor 2.Kemampuan siswa dlm berbahasa inggris masih minim

Strategi SO
Program praktek kerja Industri untuk promosi siswa untuk segera mendapatkan pekerjaan

Strategi WO
Mengontrak karyawan DUDI yg punya profesi khusus dalam mata diklat produtif untuk mengajar di SMK N 1 Limboto. Kurusus Bahasa Inggris.

Treaths
1.Kempotisi siswa dgn SMK yang lain yg memiliki jadwal prakerin yang sama. 2.Masih adanya dunia usaha/indyang menempatkan/memberi pekerjaan

Strategi ST
1.Pemberian mata diklat produktif kepada siswa sejak dari kelas X(selama 3 semester) yg ditunjang dgn guru dan sarana yang cukup. 2.Pembuatan MOU bersama DUDI sekaligus mengintensifkan

Strategi WT
1.Mengatur jadwal pelaksanaan prakerin agar tdk sama dgn sekolah lain. 2.Penempatan jumlah siswa dilokasi praktek berdasarkan kompetensi

siswa tdk sesuai dengan keahliannya

yang dibutuhkan DUDI dengan jumlah yang minimal

monitoring siswa dilokasi praktek.

. Matriks dan strategi SWOT perlu dibuat untuk melakukan indentifikasi secara terperinci dan tercatat atas fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan untuk segera dicarikan solusi. Matriks dan strategi SWOT juga dapat lebih mengarahkan proses musyawarah yang dilaksanakan oleh seluruh bagian yang ada hubungan dengan kesuksesan pencapaian tujuan yang maksimal dari program yang direncanakan untuk dilaksanakan kearah yang lebih nyata sehingga dapat mengurangi ketimpanganketimpangan yang terjadi dilapangan. b. Porses Perencanaan hubungan kerja sama Sekolah dengan dunia Usaha dan Industri Perencanaan hubungan kerja sama antara SMK Negeri 1 Limboto dengan dunia usaha dan Industri diawali dengan kunjungan para ketua program keahlian ke dunia usaha industri dalam upaya melakukan pemetaan lokasi dunia usaha dan industri

14

yang opersionalnya mempunyai hubungan dengan program keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Limboto.Setelah mendapat hasil yang real berdasarkan survey yang dilakukan maka SMK Negeri 1 Limboto melalui Wakasek Hubmas dan Pokja

Pendidikan Sistem Ganda mengirimkan surat permohonan kesedian kepada Direktur atau pimpinan perusahaan untuk melakukan kerja sama dalam hal persetujuan untuk menerima para siswa SMK Negeri 1 Limboto yang direncanakan akan melaksanakan praktek kerja industri di perusahaanya. Persetujuan kerja sama ini dimuat dalam Memorandum of Understanding (MOU) antara SMK Negeri 1 Limboto yang ditanda tangani bersama oleh Kepala SMK Negeri 1 Limboto dan Direktur atau pimpinan perusahaan yang sudah disuvey dan siap bekerja sama dalam melaksanakan program praktek kerja industri siswa SMK Negeri 1 Limboto.Dalam MOU tersebut dimuat semua tugas dan kewajiban kedua belah pihak sehubungan dengan pencapaian tujuan program praktek kerja industri SMK Negeri 1 Limboto. c. Proses Perencanaan Kesiapan siswa yang akan melaksanakan Praktek Kerja Industri Proses perencanaan kesiapan siswa dibuat berdasarkan hasil pemetaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri yang selanjutnya disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Kemudian pihak sekolah melalui melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum membuat pertemuan bersama antara kepala sekolah, ketua-ketua program keahlian,wakil kepala sekolah bidang hubmas dan pokja PSG, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana serta staff dewan guru SMK Negeri 1 Limboto untuk membahas penyesuaian kurikulum kesekolah yang akan ditawarkan kepada siswa. Berdasarkan data hasil survey lapangan yang dilakukan oleh setiap ketua program keahlian maka hal ini menjadi bahan diskusi bersama dalam pertemuan tersebut yang selanjutnya sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum membuat kurikulum implementatif dengan dunia usaha dan industri yang memuat mata diklat produkrtif yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri untuk dijadikan sebagai standar yang akan dibelajarkan dan dilatih kepada siswa.

15

Untuk sistem pembelajaran mata diklat yang ada hubungan dengan mata diklat produktif diajarkan dengan sistem 40% pemberian teori dan 60% dilaksanakan secara praktek. Proses ini diawali dengan : a. Perencanaan Penawaran kompetensi-kompetensi dan jadwal diklat b. Penyusunan Program Pencapaian Kompetensi c. Penyusunan Rencana Pembelajaran Per Kompetensi

1. Proses Perencanaan penempatan siswa di lokasi Praktek Kerja Industri Proses perencanaan penempatan siswa SMK Negeri 1 Limboto yang akan mengikuti program praktek kerja industri diawali dengan pemetaan kompetensi siswa dalam hasil yang dicapai oleh siswa selama dalam pembelajaran dari tahun pertama sampai tahun kedua khusunya dalam mata diklat produktif. Selanjutnya pihak sekolah melalui kaprodi memberikan pemetaan lokasi yang menjadi sasaran kegiatan program praktek kerja industri. Berdasarkan data tersebut maka ketua program keahlian bekerja sama dengan pokja PSG membuat rancangan data siswa beserta data lokasi yang membutuhkan siswa sesuai dengan kompetensi yang mereka inginkan. Selanjutnya pihak sekolah melalui pokja PSG akan mengirimkan surat permohonan kesediaan kepada dunia usaha dan industri yang benar-benar siap menerima peserta prakerin serta mengisi formulir tentang jumlah siswa yang akan mereka terima serta jenis kompetensi yang mereka inginkan. Atas dasar persetujuan dan isian formulir yang menyangkut data kompetensi yang diinginkan oleh dunia usaha dan industri serta jumlah siswa yang mereka akan terima dilokasi mereka untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja industri maka pihak sekolah melalui pokja PSG akan membuat rancangan penempatan siswa pada lokasi-lokasi tersebut. Pihak sekolah melalui pokja PSG dan Hubmas selalu berupaya untuk menyesuaikan jumlah siswa yang akan ikut program prakerin dengan jumlah lokasi-lokasi praktek yang membutuhkan sehingga semua siswa yang direncanakan akan turun melaksanakan kegiatan praktek kerja industri semuanya mendapat lokasi praktek yang sesuai dengan kompetensinya. A. KESIMPULAN 1. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan

16

faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats .Strengths (kekuatan). 2. Proses perencanaan program praktek kerja industri siswa di SMK Negeri 1 Limboto sudah memperhatikan penggunaan analisis SWOT akan tetapi segala macam strategi dan keputusan diambil melalui rapat bersama antara ketua program keahlian,wakasek kurikulum,wakasek hubmas,waksek sarana

bersama kepala sekolah dan orang tua(komite). 3. Perencanaan hubungan kerja sama antara SMK Negeri 1 Limboto dengan dunia usaha dan Industri didasarkan pada MOU dan kompetensi siswa yang dibutuhkan. 4. Proses perencanaan kesiapan siswa dibuat berdasarkan hasil pemetaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri yang selanjutnya disesuaikan dengan kurikulum sekolah. 5. Proses perencanaan penempatan siswa SMK Negeri 1 Limboto yang akan mengikuti program praktek kerja industri didasarkan pada kompetensi siswa yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri B. SARAN 1. Proses perencanaan praktek kerja industri sangat lebih baik jika diawali dengan analisis SWOT sehingga memudahkan sekolah dalam menidentifkasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang selanjutnya menjadi bahan untuk membuat strategi dalam mengatasi masalah yang mungkin akan dihadapi dalam proses pencapaian tujuan Praktek Kerja Industri di SMK N 1 Limboto. 2. SMK Negeri 1 Limboto perlu meminta dukungan dari Pemerintah khusus Kementrian Tenaga Kerja Provinsi Gorontalo dalam Proses Perencanaan Praktek Kerja Industri. 3. Hubungan Sekolah dan Dunia Usaha/Industri sangat perlu ditingkatkan lagi dalam meningkatkan komitmen dan kesepahaman bersama dalam hal maksud dan tujuan Praktek Kerja Industri serta pembimbingan,sekaligus pengawasan dan pemberian tugas kepada siswa sesuai dengan kompotensi yang dimiliki dan yang akan di kembangkan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Abd Kadim Masaong,Prof.Dr dan Ansar,Prof.Dr,(2010) Manajemen Berbasis Sekolah,Cetakan II,Nurul Jannah. Abd. Kadim Masaong,Prof.Dr,(2010), Supervisi Pendidikan, MQS Publishing,Bandung Abd.Kadim Masaong,Prof.Dr .Tesis Penerapan Balanced scorecard UNG Akadon,Prof.Dr. (2007), Strategic Management For Educational Management,Alfabeta, Cetakan II, Bandung. Arif Furhan,(1992), Pengantar Metode Penelitian Kualitatif,Usaha Nasional, Surabaya. Asri Budiningsih,Dr. (2005), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, Badan Nasional Standar Pendidikan, Depdkinas Erni&Kurniyawan(2005) Pengantar Manajemen,Prenda Media Group.Jakarta Eti & Pontjorini ( ) Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,Bumi Aksara Fattah Nanang,(2004)Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya. http://info.pknlpkia.ac.id/onnowpurbo/Library/pendidikan(2008), Manajemen Pendidikan Nasional, BNSP http://info.pknlpkia.ac.id/onnowpurbo/Library/pendidikan/referensi/KURIKULUM2004/COPY%20CD-KURJaap Scheerens (2003),Penerjemah, Abas Al-Jauhari, Menjadikan Sekolah Efektif, PT Logos Wacana Ilmu, Ciputat Jamal Mamur Asmani,(2009), Sekolah Life Skiils,Lulus Siap Kerja,DIVA Press,Jogyakarta Johnson,Elaine B. (2009), Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung KURIKULUM SMK TAHUN 2004 Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Depdiknas Marvin&David (1997) Planing and Management for a Changing Enviroment,JosseyBassPublisher,Sang Fransisco. Mohammad Asrori,Prof,Dr.(2007) Psikologi Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung Moleong Lexy J. (1991)Metodologi Penelitian Kualitatf, Cat.III, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mukhtar,Prof.Dr.(2007), Pendidikan Anak Bangsa, PT Nimas Multima,Cetakan II, Jakarta. M. Sufyarma,(2004) Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Cet. II; Bandung: Alfabeta. Muliati, A.M,(2004) Tesis Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda. Robert Tarigan,Dr (2010) Artikel Mengatasi Pengangguran dengan Life skill. Rangkuti,Freddy (2011) Swot Balanced scorecard,Gramedia,Jakarta

18

Robert E.(1981) Making Educational Decisions,Hart Court,Jovamovich.Inc,Newyork. Roskina M(2009)Tesis Pengelolaan Penjaminan Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah Tatag Yuli Eko Siswono,(2004) Tesis Mencermati Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Vincent Gaspersz(2008) Total Quality Management,Gramedia,Jakarta Samuel&Paul (2001) Strategic Management,Austen Press,Chicago. Soyomukti,Nurani,(2008) Pendidikan Prespektif Globalisasi, Ar-Ruzz Media,Yogyakarta Sudarwan Danim,Prof.Dr.(2002) Menjadi Peneliti Kualitatif,Cetakan I, CV Pustaka Setia,Bandung. Suharsini Arikunto.Dr, (1998), Prosedur Penelitian, Geneca, Bandung. Wahyu Nurharjadmo,(2008) Evaluation Implementation Dual System Education Programin Senior Technical High School. Wakhinuddin S,(2008), Penerapan PSG Melalui Praktek Kerja Industri Pada SMK Winardi, (1984) Pengantar Ilmu Manajemen

19

20

You might also like