You are on page 1of 19

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA KEUNGGULAN SANITARY LANDFILL SEBAGAI METODE PENGOLAHAN SAMPAH DIBANDING OPEN DUMPING BILA

DITINJAU DARI EKONOMI LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN : PKM - GT Diusulkan oleh: Novia Irawati 0811015004 (2008, Ketua Kelompok) Muhammad Zainudin 0811015060 (2008, Anggota Kelompok) Riezfian Raditya S. 0811015010 (2008, Anggota Kelompok) Ismail Razak 1011015057 (2010, Anggota Kelompok)

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2011

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul 2. 3.

4. 5.

: Keunggulan Sanitary Landfill Sebagai Metode Pengolahan Sampah Dibanding Open Dumping Bila Ditinjau Dari Ekonomi Lingkungan Bidang Kegiatan : (-) PKM-AI () PKM-GT Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap : Novia Irawati b. NIM : 0811015004 c. Jurusan/Fakultas : Kesehatan Masyarakat d. Universitas : Universitas Mulawarman Samarinda e. Alamat Rumah/No.HP : Jl. Sultan Sulaiman Gg. Mulia Baru RT.09 Samarinda/085753669142 f. Alamat Email : novia_c7ronaldo@yahoo.co.id Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Riyan Ningsih, SKM. M.Kes b. NIP : 19751105 201012 2 001 c. Alamat Rumah dan No.Tel/HP : Jl.Ki Hajar Dewantara Gedung A4 Samarinda. No.HP : 081325735832 Samarinda, 14 Oktober 2011

Menyetujui: Pembantu Dekan III Fak. Kesehatan Masyarakat

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Blego Sedionoto, SKM. M.Kes) NIP.19770502 200604 1 003 Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

(Novia Irawati) NIM. 0811015004 Dosen Pendamping

(Prof.Dr.Ir.H.Helminuddin. MM) NIP. 19580820 198403 1 004

(Riyan Ningsih, SKM. M.Kes) NIP. 19751105 201012 2 001

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Keunggulan Sanitary landfill sebagai Metode Pengolahan Sampah Dibanding Metode Open Dumping Bila Ditinjau dari Ekonomi Lingkungan. Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) 2011 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Melalui karya tulis ini, penulis ingin memberikan solusi permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan sampah khususnya di kota-kota besar. Terdapat beberapa cara pengolahan sampah yang saat ini sedang dimanfaatkan oleh beberapa daerah, seperti Open dumping dan Sanitary landfill. Sehingga karya tulis ini ingin melihat keunggulan dari sistem sanitary landfill sebagai metode pengolahan sampah dibandingkan dengan teknik open dumping bila ditinjau dari ekonomi lingkungan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Riyan Ningsih, SKM, M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis ucapkan pula terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pada kami. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Kami sadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Samarinda, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... RINGKASAN .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ............................................................................... B. Tujuan ............................................................................................ C. Manfaat .......................................................................................... BAB II GAGASAN ......................................................................................... BAB III KESIMPULAN .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

i ii iii iv v 1 1 3 3 4 9

RINGKASAN Sampah adalah permasalahan yang tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah baik sampah organik dan sampah anorganik. Seiring dengan pesatnya pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi maka akan bertambah juga jumlah sampah yang dihasilkan. Sampah tersebut jika tidak mendapat pengelolaan yang benar tentu akan menyebabkan kerugian bukan hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat yang meliputi aspek ekonomi dan kesehatan. Untuk itu diperlukan adanya sebuah tempat pembuangan akhir dimana sampah dapat dikelola secara benar sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari pencemaran sampah. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Dewasa ini teknik open dumping masih banyak digunakan di Indonesia, dengan alasan biaya pembuatan yang terjangkau dan hanya memerlukan lahan yang luas. Namun teknik ini justru mempunyai resiko yang cukup besar untuk menyebabkan pencemaran lingkungan dikarenakan sampah hanya ditumpuk tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut. Beberapa penyakit seperti ispa, diare sering kita jumpai pada daerah pemukiman dekat dengan tempat pembuangan akhir. Jika terus dibiarkan bukan hanya akan berdampak bagi kesehatan tetapi juga bagi perekonomian dan lingkungna masyarakat sekitar. Sanitary landfill adalah suatu teknik pembuangan akhir sampah dengan cara menempatkan sampah pada suatu lahan kemudian ditimbun dengan tanah, teknik ini menempatkan air lindi dan gas-gas dari sampah pada saluran tersendiri agar tidak mencemari lingkungan. Namun pelaksanaan sanitary landfill masih terhambat dengan biaya yang cukup besar dalam pembuatannya namun jika dilihat dari efisiensi dan efektifitas dalam jangka waktu ke depan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Penerapan sanitary landfill sangat cocok bagi wilayah yang tidak mempunyai lahan yang cukup besar, oleh karena itu diharapkan dapat diaplikasikan di daerah perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sampah merupakan salah satu permasalahan kesehatan lingkungan yang sampai saat ini belum menemui solusi tepat dalam penanganannya. Hal ini terbukti dengan makin meningkatnya volume sampah untuk setiap harinya di setiap daerah, terutama di kota-kota besar. Produksi sampah perorangan maupun rumah tangga setiap harinya, tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan kehidupan manusia itu sendiri. Khususnya produksi sampah rumah tangga, berkaitan juga dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan besarnya keluarga. Pertumbuhan penduduk tentu sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi sampah baik yang dihasilkan oleh suatu keluarga maupun oleh masingmasing individu. Bila dilihat dari makin bertambahnya jumlah penduduk untuk setiap tahunnya, maka secara otomatis produksi sampah akan semakin meningkat. Sehingga hal ini akan menjadi permasalahan kompleks bila tidak segera ditindak lanjuti. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda mencatat, awal 2010 produksi sampah yang dihasilkan warga Samarinda masih dalam kisaran 875 m3/hari. Tetapi memasuki bulan Maret 2010 jumlahnya meningkat sebanyak 85 m3 menjadi 960 m3. Bila jumlah warga Samarinda yang tercatat di Disdukcapil Kota Samarinda hingga bulan Januari 2010 mencapai 770.753 jiwa. Jika seorang warga menghasilkan 1 kg sampah perhari dipastikan sekitar 771 ton dihasilkan dalam sehari dan sebulannya 23.310 ton perbulan. Sehingga tinggal dikalkulasikan saja produksi sampah setiap harinya di setiap daerah tergantung jumlah penduduknya (Anonim, 2011). Seriusnya masalah penumpukan sampah ini terlihat dari berbagai permasalahan yang merugikan masyarakat, terutama dari aspek kesehatan, ekonomi, dan estetika. Bukan hanya itu sampah yang tidak dikelola dengan baik juga mengakibatkan banjir setiap tahunnya di kota-kota besar dengan kerugian ekonomi, serta kerugian immateril seperti jatuhnya korban jiwa. Umumnya penanganan akhir sampah di suatu kota di Indonesia dilakukan dengan menempatkannya di tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah yang menumpuk apabila tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan dampak di lingkungan sekitarnya berupa pencemaran baik itu pencemaran udara, pencemaran tanah, maupun pencemaran air tanah. Salah satu dampak dari pencemaran udara ini adalah gas yang dihasilkan dari penumpukan sampah, yaitu H2S. Gas ini merupakan gas yang bersifat iritan sehingga dapat meinimbulkan iritasi pada saluran pernapasan. Hydrogen sulfida merupakan suatu gas yang tidak berwarna, sangat beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik bau seperti telur busuk. Gas ini dapat menyebabkan dampak buruk

bagi kesehatan. Manusia terpapar terutama asam sulfida dari udara. Gas H2S dengan cepat diserap oleh paru-paru. Pada konsentrasi rendah gas ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan (ATSDR, 2005). Tidak hanya dari aspek kesehatan saja, permasalahan sampah juga mempengaruhi aspek ekonomi yang secara tidak langsung mempengaruhi penduduk sekitarnya, dengan hilangnya peluang kesehatan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja serta mempengaruhi estimasi biaya kesehatan. Oleh karena itu, kini telah banyak ditawarkan beberapa teknologi pengolahan sampah yang juga telah diterapkan dibeberapa daerah, yaitu teknologi open dumping dan sanitary landfill. Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di Indonesia adalah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya pemerosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah berupa proses landfilling (pengurugan), dan sebagian besar dilaksanakan dengan opendumping, yang mengakibatkan permasalahan lingkungan, seperti timbulnya bau, tercemarnya air tanah, timbulnya asap, dan sebagainya. Teknologi landfilling membutuhkan lahan luas, karena memiliki kemampuan reduksi volume sampah secara terbatas, maka kebutuhan luas lahan TPA dirasakan tiap waktu meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah sampah. Sedangkan persoalan yang dihadapi di kota-kota adalah keterbatasan lahan. Setelah UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pada 7 Mei 2008 diundangkan/disahkan. Maka paling lambat pada 2013, tidak diperbolehkan lagi mengelola sampah dengan penumpukan sampah secara open dumping atau model tempat pembuangan akhir (TPA) seperti sekarang ini. TPA yang diperbolehkan hanyalah yang berbasis sanitary landfill atau semi sanitary landfill. Memang biaya operasional untuk pembuatan TPA dengan sistem sanitary landfill ini jauh lebih mahal ketimbang open dumping. Namun, dari segi dampak dan manfaat, sanitary landfill mampu menimalisir efek jangka panjang dari kontaminasi pencemaran lingkungan yang merugikan dari segi kesehatan dan ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan suatu kajian yang mampu melihat tingkat efisiensi dan efektivitas pengolahan sampah dengan sistem open dumping dan sanitary landfill. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis berusaha mengangkat suatu permasalahan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yaitu seputar sanitasi lingkungan dengan tajuk Keunggulan Sanitary landfill sebagai Metode Pengolahan Sampah Dibanding Metode Open Dumping Bila Ditinjau dari Ekonomi Lingkungan.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Penulisan ini dilakukan untuk mengetahui keunggulan sanitary landfill sebagai metode pengolahan sampah dibanding metode open dumping bila ditinjau dari ekonomi lingkungan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas pengolahan sampah antara metode open dumping dan sanitary landfill. b. Untuk mengetahui efisiensi pengolahan sampah tersebut bila ditinjau dari ekonomi lingkungan. c. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan masing-masing metode pengolahan sampah baik dengan sanitary landfill maupun open dumping. C. Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembuatan karya tulis kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut. a. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam penentuan kebijakan tentang pengolahan sampah yang efisien dan efektif. b. Sebagai tambahan pengetahuan tentang sanitasi lingkungan khususnya dalam permasalahan pengolahan sampah. c. Sebagai alternatif cara dalam meminimalisir kontaminasi sampah terhadap lingkungan hidup.

BAB II GAGASAN Setiap aktivitas makhluk hidup yang ada di dunia ini pasti menghasilkan barang sisa baik yang masih dapat digunakan kembali maupun yang tidak dapat dipergunakan lagi, atau lazimnya disebut dengan sampah. Mungkin bagi sebagian orang selembar kertas atau setumpuk limbah rumah tangga tak menjadi masalah. Tapi begitu barang tersebut berasal dari setiap individu yang ada, persoalan akan timbul terutama di perkotaan yang lahannya sangat terbatas. Dan faktanya menunjukkan bahwa potensi timbunan sampah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pertambahan penduduk. Di sebagian besar rumah tangga, utamanya perkotaan, penanganan sampah dibebankan kepada pembantu rumah tangga. Walhasil, persoalan sampah sudah dianggap selesai manakala sampah itu dibersihkan dan dimasukkan ke tong sampah. Ini jelas pandangan yang perlu diluruskan. Kini sampah menjadi masalah yang besar bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, termasuk Samarinda. Di beberapa kota, masalah sampah kota melibatkan kota lain, tetangga mereka, akibat kekurangan lahan untuk dijadikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Seriusnya permasalahan penumpukan sampah ini terlihat dari dampak dan akibat yang ditimbulkan. Tidak hanya dari segi estetika, penumpukan sampah yang menimbulkan efek tak sedap dipandang mata, selain itu terlihat dari segi kesehatan dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan. Mengatasi persoalan sampah bukanlah hal yang mudah. Terbukti, hingga kini masalah persampahan di Indonesia tidak kunjung usai. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut dan faktor-faktor itu saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, pengelolaan sampah merupakan sebuah sistem sehingga penangannnya memerlukan sinergi semua pemangku kebijakan. Beberapa teknologi pemusnahan sampah telah dicoba untuk diterapkan di Indonesia. Sesuai aturannya, sampah harus ditangani dengan cara ditampung pada tempat pembuangan sementara (TPS), kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan disortir antara sampah kering dan sampah basah. Barulah sampah diolah dengan berbagai macam teknologi, antara lain sanitary landfill, composting, pembakaran dengan incenerator, teknologi ATAD (Autogenous Thermophilic Aerobic Digestion) dan sebagainya. Namun, di lapangan proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan perencanaan fasilitas kesehatan lingkungan yang telah dilakukan oleh pemerintah kota . Akibatnya, sampah menimbulkan persoalan yang sangat kompleks, tidak hanya di daerah tapi di tingkat nasional. Teknologi pengolahan sampah perkotaan merupakan faktor penting yang turut menentukkan keberhasilan pengelolaan. Teknologi pengolahan sampah mana yang dipilih pada nantinya, tergantung pada tingkat permasalahan sampah di wialayah yang bersangkutan. Komposisi sampah, timbulan sampah yang dihasilkan tiap harinya, risiko teknis, anggaran dana, dan lain-lain. Pemilihan teknologi pengolahan yang tidak sesuai dengan beberapa faktor tersebut dapat menimbulkan permasalahan di Indonesia. Salah satu indikator dalam pemilihan teknologi pengolahan sampah adalah teknologi yang ramah lingkungan dan mempunyai keefktifan yang cukup

tinggi. Selain itu, teknologi tersebut harus dapat mengatasi masalah yang timbul atau minimal dapat mengurangi bobot dari masalah yang telah timbul. Ada dua teknik yang dikemukakan oleh Salvato (1982) yang termasuk dalam kategori TPA, yaitu teknik open dumping dan sanitary landfill. Teknik open dumping adalah cara pembuangan sampah yang sederhana, yaitu sampah dihamparkan disuatu lokasi dan dibiarkan terbuka begitu saja. Setelah lokasi penuh dengan sampah, maka ditinggalkan. Teknik ini sering menimbulkan masalah berupa munculnya bau busuk, menimbulkan pemandangan tidak indah, menjadi tempat bersarangnya tikus, lalat, dan berbagai kutu lainnya, menimbulkan bahaya kebakaran, bahkan sering juga menimbulkan masalah pencemaran air. Oleh karena itu, teknik open dumping sebaiknya tidak perlu dikembangkan, melainkan diganti dengan teknik sanitary landfill. Teknologi yang umum dan memang banyak digunakan di Indonesia adalah dengan sistem open dumping. Open dumping adalah teknologi pengolahan sampah dengan tingkatan yang paling rendah dan akan mungkin diterapkan pada kerja sama antara pemerintah kota dengan swasta. Pada metode ini, sampah dibuang pada daerah terbuka tanpa mengalami proses pemadatan dan tanpa ditutup oleh lapisan tanah, demikian seterusnya sampai lembah tersebut menjadi rata dengan daerah sekitarnya. Namun, permasalahan baru akan timbul dari penggunaan teknologi ini. Open dumping, membutuhkan lahan yang luas dan menyebabkan sampah akan terus menumpuk, karena pada teknologi ini sampah tidak mengalami treatment atau pengolahan lebih lanjut, sehingga akan menyebabkan pencemaran lingkungan serta menimbulkan permasalahan baru. Teknologi open dumping terbukti menjadi salah satu penyumbang permasalahan lingkungan khusunya bila dilihat dari segi kesehatan dan ekonomi yang ada. Tumpukan sampah yang menggunung akan menimbulkan bau, menurunnya kualitas air tanah akibat air lindi hasil dekomposisi masuk ke dalam tanah dan air permukaan serta pencemaran udara serta merebaknya dioxin yang bersifat karsinogen. Selain itu, TPA dengan sistem open dumping dapat menghasilkan gas metan, yang berpotensi 21 kali lebih kuat dari gas CO2 dalam menyumbang efek rumah kaca. Dari fakta tersebut maka jelas bahwa pengolahan sampah dengan sistem open dumping dapat menimbulkan permasalahan kesehatan akibat polutan-polutan yang dihasilkan tanpa ada pengolahan lebih lanjut untuk menimalisir kontaminasinya baik terhadap lingkungan maupun makhluk hidup sekitar terutama manusia. Memang dalam pembuatan teknologi open dumping ini biaya operasional baik dalam pembuatan maupun pemeliharaannya bisa dibilang cukup murah. Karena hanya bermodalkan lahan yang cukup luas untuk menampung tumpukan sampah tersebut. Namun, bila dilihat dari segi efisiensi dan efektivitas jangka panjang masih dapat dikatakan kurang optimal bahkan cenderung menimbulkan banyak kerugian. Permasalahan yang paling kompleks bila polutan-polutan yang ditimbulkan kemudian menimbulkan permasalahan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Memang seharusnya pembuatan TPA tidak dibenarkan dekat dengan pemukiman. Namun, faktanya di Indonesia yang 70 % wilayahnya menggunakan sistem ini justru berada di sekitar pemukiman bahkan banyak pemulung yang ikut mengais rejeki di wilayah tersebut.

Sehingga secara otomatis potensi masyarakat untuk terkena penyakit dan gangguan kesehatan akan semakin besar. Bila seorang individu kemudian mengalami gangguan kesehatan, maka individu tersebut harus mengeluarkan sejumlah dana untuk mengobatiya. Dana yang dikeluakan pun tidak sedikit, karena jika terus dibiarkan dalam jangka panjang resiko penyakit yang ditimbulkan akan semakin besar. Tidak hanya harus mengeluarkan uang untuk pengobatan, tetapi juga harus kehilangan produktivitas dan mengurangi pendapatan. Selain itu permasalahan yang mungkin timbul adalah pencemaran air permukaan oleh air lindi yang dihasilkan oleh sampah. Dampak jangka panjang dapat menimbulkan pendegradasian fungsi tanah sehingga menyebabkan resiko tanah longsor disebabkan karena sampah yang ditimbun tidak mendapat sistem pengolahan yang benar sehingga proses dekomposisi tidak berjalan dengan semestinya. Pengolahan sampah dengan teknik open dumping ini akan capat terasa dampaknya dan jika terus dilakukan maka dalam jangka panjang akan menyebabkan dampak negatif yang lebih besar. Salah satu teknik pengolahan akhir sampah adalah sanitary landfill. Teknik pengolahan sampah dengan sistem sanitay landfill merupakan metode penimbunan akhir sampah yang paling baik dari metode penimbunan akhir yang ada. Metode yang diterapkan pada sistem sanitary landfill lebih sulit dan kompleks dibandingkan dengan kedua sistem terdahulu karena memerlukan perlakuan khusus dan konstruksi tertentu. Pada metode ini sampah dibuang ke dalam daerah cekungan atau daerah lereng, kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Pada sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan pada setiap akhir hari operasi, sehingga setelah operasi berakhir tidak akan terlihat adanya timbunan sampah. Dengan cara ini, pengaruh timbunan sampah terhadap lingkungan akan sangat kecil Dalam pengaplikasian teknik ini pada awalnya memerlukan biaya yang cukup besar untuk konstruksinya. Namun, jika melihat manfaat yang dihasilkan dari teknik pengolahan sampah ini sangat besar. Dengan menggunakan teknik sanitary landfill ini dapat meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan sampah terhadap lingkungan. Secara efektif, penggunaan teknik sanitary landfill dapat mengurangi pencemaran oleh air lindi dan gas-gas yang dihasilkan oleh sampah karena pada prosesnya mempunyai saluran khusus yang membuat air lindi dan gas-gas tersebut tidak langsung mencemari tanah. Dengan berkurangnya resiko pencemaran lingkungan maka akan berkurangnya resiko penyakit yang akan timbul, sehingga produktivitas dan perekonomian masyarakat tidak akan terganggu karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk berobat. Bila dibandingkan antara pengolahan sampah dengan metode open dumping dengan sanitary landfill, jelas amat berbeda. Dan bila dilihat dari segi keunggulannya sendiri, teknik sanitary landfill lebih banyak manfaatnya. Meskipun dari segi biaya operasional pembuatannya jauh lebih mahal ketimbang teknik open dumping. Namun, bila kita berpikir secara jangka panjang maka teknik sanitary landfill akan memberi keuntungan dan sangat membantu menyelesaikan permasalahan sampah yang ada terutama di kota-kota besar. Selain itu, limbah yang dihasilkan dari pengolahan sampah dengan metode sanitary landfill ini bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi yang bernilai ekonomis tinggi. Emisi gas metan yang

dihasilkan sebagai hasil dekomposisi sampah organik terbukti bisa menjadi salah satu sumber energi yang potensial. Gas metan ini bisa digunakan menjasi pembangkit listrik, penggunaan langsung untuk menggantikan bentuk bahan bakar yang ada seperti gas alam, batu bara, bensin, dan cogeneration yang merupakan kombinasi panas dan tenaga (combined heat and power/CHP) yang menghasilkan listrik dan energi panas (Percik, 2004). Sehingga dalam hal pengolahan sampah teknik sanitary landfill sangat direkomendasikan mengingat keuntungannya lebih banyak dibanding kerugiannya bila ditinjau dari ekonomi lingkungan. Masalah-masalah yang timbul sebenarnya dapat direduksi dengan menerapkan sistem pengelolaan yang terpadu antara masyarakat dan pemerintah kota. Selama ini masalah sampah hanya menjadi bagian lengkap dalam struktur masyarakat dan pemerintah. Seharusnya masalah sampah ini cukup dari kedua belah pihak. Sebab luas lahan kota dan anggaran yang terbatas memerlukan alternatif pengolahan. Seperti diketahui, pengelolaan sampah sebenarnya terdiri atas pengumpulan sampah, pengangkutan, dan pengolahan. Pengumpulan bisa ditangani oleh masyarakat, cara terbaiknya adlah dengan pemilahan sampah sehingga dalam tahap selanjutnya pengolahan lebih mudah dan efisien. Namun ini memerlukan pemahaman yang tinggi dari masyarakat dan pelaksana di lapangan. Pada tahap ini pula kita dapat menerapkan metode Zero Waste yaitu mengurangi sampah hingga tidak ada lagi yang dapat diolah dengan penimbunan. Penanganan sampah sangat membutuhkan peran serta masyarakat sebagai produsen utama atau penghasil sampah. Pola pikir masyarakat harus diubah dengan memandang bahwa sampah yang dihasilkan orang lain adalah sampah mereka juga, sehingga menjadi tanggung jawab bersama. Karena jika sampah itu semakin hari semakin tinggi produksinya, maka bisa dibayangkan kota-kota besar di Indonesia termasuk Samarinda akan menjadi timbunan sampah. Dalam hal ini pihak-pihak yang sekiranya dapat membantu dalam implementasi penanganan sampah ini adalah masyarakat, pemerintah, dan kerja sama dengan pihak swasta. Seperti yang telah dipaparkan bahwa peran serta masyarakat dapat diwujudkan dengan menimalisir sampah sampai tidak ada lagi yang perlu ditimbun, yaitu dengan proses pemilahan secara mandiri. Selanjutnya adalah kerjasama dengan pihak pemerintah terkait penyediaan lahan terbuka yang bisa dimanfaatkan sebagai TPA dengan sistem yang sesuai kebutuhan, dalam hal ini yang dianjurkan adalah sanitary landfill. Pemerintah kota berhak meminta bantuan kepada pemerintah provinsi baik dalam hal dana, lahan, atau bantuan lain-lain demi penyelenggaraan pelayanan publik yang sebaik-baiknya. Dan yang tak kalah penting yaitu bekerja sama dengan pihak swasta dalam proses pengangkutan maupun pengolahan sampah. Metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam implementasi program ini adalah terdiri dari beberapa tahap. Dimulai dari pengumpulan sumber data yang bersifat akurat dan mampu digunakan sebagai referensi serta standar acuan dalam kegiatan tersebut. Sumber data dalam penulisan karya kreativitas mahasiswa gagasan teori ini diperoleh dari data sekunder dan studi kepustakaan, yaitu berupa kumpulan jurnal-jurnal penelitian ilmiah terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya. Studi litelatur tersebut berisi ulasan penelitian yang membahas tentang pengolahan sampah,

baik dari segi metode, pemanfaatan metode, pengaruh metode terhadap ekonomi dan kesehatan dengan metode sistem open dumping maupun sistem sanitary landfill. Tahap selanjutnya adalah dengan mengumpulkan beberapa fakta di lapangan terkait pengolahan sampah dengan kedua metode tersebut. Fakta tersebut berupa informasi terkait daerah-daerah yang telah memanfaatkan pengolahan sampah dengan sistem tersebut. Penelitian ini pada nantinya akan dilakukan dengan sistem penelitian di belakang meja, dengan mengulas dan mengumpulkan fakta serta membandingkannya dengan teori yang mendukung permasalahan tersebut. Sehingga penelitian ini tidak bersifat penelitian lapangan, dan tidak membutuhkan observasi langsung terhadap TPA (tempat pembuangan akhir) yang memanfaatkan kedua sistem pengolahan sampah tersebut.

BAB III KESIMPULAN Mengacu pada uraian dalam studi ini, maka berdasarkan UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah maka diperlukan pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di suatu daerah khususnya di perkotaan. Pemilihan teknologi dalam pengolahan sampah ini yang akan diterapkan tentu harus sesuai dengan karakteristik sampah yang dihasilkan dan diharapkan mampu menimalisir masalah yang telah timbul. Berdasarkan studi literatur dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka untuk menangani efek jangka panjang permasalahan sampah ini bisa dilakukan dengan menerapkan TPA (tempat pembuangan akhir) dengan teknologi sanitary landfill, mengingat banyak keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi ini. Memang secara finansial modal awal dalam pembuatan TPA ini sangat besar namun akan sangat menguntungkan karena efek pencemaran lingkungan akibat sampah dapat diminimalisir. Selain itu, polutan yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit energi. Misalnya, H2S yang bisa dimanfaatkan sebagai biogas dan bernilai ekonomis bagi masyarakat dan pemerintah, karena sanitary landfill dilengkapi dengan saluran khusus yang mampu menampung cairan lindi maupun gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah tersebut. Penyelesaian persampahan mau tidak mau harus dilakukan secara sistemik dan terintegrasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi volume timbulan sampah dengan menggunakan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle). Metode ini perlu disosialisasikan ke tengah-tengah masyarakat agar mereka mau menggunakan kembali dan mendaur ulang sampahnya. Tentu langkah ini perlu dibarengi penyadaran akan pentingnya memilah sampah di rumah tangga sehingga memudahkan pengolahan pada tahap berikutnya. Konsep 3R akan makin efektif jika didukung peraturan perundang-undangan yang memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment) kepada semua pemangku kepentingan yang terkait,apakah itu pemulung, masyarakat, dan lainnya. Selain itu, pemanfaatan sampah sebagai sumber energi (waste to energy) layak untuk diperhatikan mengingat hingga kini belum ada pihak yang mempraktekkan langkah ini di Indonesia. Bila sampah telah termanfaatkan sejak dari hulu maka sistem sanitay landfill tidak memerlukan lahan yang luas dengan biaya besar. Sanitary landfill hanya digunakan untuk mengolah residu dari hasil pembakaran insinerator. untuk itu perlu adanya peran aktif dari masyarakat dan dunia usaha sebagai penghasil utama sampah untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan adanya peran serta antarpemerintah untuk pengelolaan sampah dalam penentuan lokasi TPA. Untuk meningkatkan kemampuan pelayanan persampahan terutama optimalisasi pengolahan sampah perlu menggunakan teknologi baru sebagai alternatif pengelolaan sampah terutam di kota besar. Pengelolaan sampah tak akan berhasil tanpa ada kesadaran masyarakat bahwa lingkungan sehat juga merupakan kebutuhan pokok mereka. Peningkatan kesadaran ini harus dilakukan secara terus menerus

kepada seluruh lapisan masyarakat. Program edukasi di bidang kesehatan perlu ditanamkan sejak dini kepada siswa sekolah. Akhirnya, meningkatkan kepedulian semua pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang persampahan tak bisa ditawartawar lagi. Seberapa canggih teknologi, uang banyak, sumber daya bagus, tapi tidak ada perhatian serius dari pemangku kepentingan, maka persoalan sampah akan tetap menjadi sampah. Berdasarkan telaah studi tersebut, maka dengan memanfaatkan sanitary landfill sebagai teknologi pengolahan sampah akan banyak keuntungan yang diperoleh. Sistem ini sangat fleksibel dalam penanganan saat terjadi fluktuasi timbulan sampah, mampu menerima segala jenis sampah sehingga mengurangi pekerjaan pemisahan awal sampah, memberikan dampak positif bagi estetika kota, dan mengurangi efek pencemaran lingkungan. Sehingga dengan adanya ulasan ini diharapkan pengolahan sampah dengan teknologi sanitary landfill bisa diterapkan khususnya di kota-kota besar.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=54512. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011. ATSDR. 2005. ATSDR Public Health Assesment Guidance Manual. US Departement of Health and Human Services. Available: http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/PHAManual/. Percik. 2004. Sampah Masih Jadi Sampah. Jakarta : Majalah Percik. S. A. Enang. 2009. Analisis Perhitungan Biaya Satuan dan Umur Layanan Pengelolaan Sampah di TPA Leuwigajah.Universitas Pendidikan Indonesia: Fakultas Pendiikan Teknologi dan Kejuruan. Salvato, J.A.1982. Enviromental Engineering and Sanitation. New York: A Willey Interscience Publication . Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

LAMPIRAN

1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok Ketua Kelompok Nama Lengkap NIM Tempat/ Tanggal Lahir Alamat No. HP Asal Perguruan Tinggi Fakultas/ Jurusan Anggota 2 Nama Lengkap NIM Tempat/ Tanggal Lahir Alamat No. HP Asal Perguruan Tinggi Fakultas/ Jurusan Anggota 3 Nama Lengkap NIM Tempat/ Tanggal Lahir Alamat No. HP Asal Perguruan Tinggi Fakultas/ Jurusan Anggota 4 Nama Lengkap NIM Tempat/ Tanggal Lahir Alamat No. HP Asal Perguruan Tinggi Fakultas/ Jurusan Novia Irawati 0811015004 Samarinda, 07 November 1990 Jl. Sultan Sulaiman Gg. Mulia Baru RT.09 Sambutan Samarinda : 085753669142 : Universitas Mulawarman : Kesehatan Masyarakat/Kesehatan Masyarakat Riezfian Raditya Susanto 0811015010 Samarinda, 17 juli 1990 Perum Bengkuring Jl. Turi Putih 9 Blok E 154 RT 89 Samarinda : 085250050153 : Universitas Mulawarman : Kesehatan Masyarakat/ Kesehatan Masyarakat Muhammad Zainudin 0811015060 Samarinda / 17 Juni 1990 Jl. Siti Aisyah No.44 RT.06 Kel.Teluk Lerong Ilir Kec.Samarinda Ulu : 085250971790 : Universitas Mulawarman : Kesehatan Masyarakat/ Kesehatan Masyarakat : : : : : : : Ismail Razak 1011015057 Samarinda, 28 Oktober 1991 Jl. Manggis No.38 RT.44 Samarinda 081347261991 Universitas Mulawarman Kesehatan Masyarakat/ Kesehatan Masyarakat : : : : : : : : : : : :

2. Biodata Dosen Pembimbing Nama Lengkap : Riyan Ningsih, SKM M.Kes NIP : 19751105 201012 2 001 Tempat/ Tanggal Lahir : Rembang, 05 November 1975 Alamat Rumah : Jl. Ki Hajar Dewantara Gedung A4 Samarinda No. HP : 081325735832 E-mail : riyan_ningsih@yahoo.com Golongan Pangkat : III B Jabatan Fungsional : Staff Pengajar FKM UNMUL Jabatan Struktural : Fakultas/ Program Studi : Kesehatan Masyarakat Perguruan Tinggi : Universitas Mulawarman Bidang Keahlian : Kesehatan Lingkungan Biodata di atas dibuat dengan sebagaimana mestinya sehingga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Ketua Kelompok Anggota 1

(Novia Irawati) NIM. 0811015004 Anggota 2

(Riezfian Raditya S) NIM. 0811015010 Anggota 3

(Muhammad Zainudin) NIM. 0811015060 Mengetahui, Dosen Pembimbing

(Ismail Razak) NIM. 1011015057

(Riyan Ningsih, SKM. M.Kes) NIP. 19751105 201012 2 001

You might also like