Professional Documents
Culture Documents
Skenario
Seorang laki – laki 54 tahun dibawa ke dokter swasta karena tiba – tiba
mengalami hemiparese kiri dengan mulut mencong ke kanan dua hari yang lalu. Ia
juga menderita nyeri kepala dan muntah-muntah. Beberapa saat setelah
mengalami lemah separuh badan, penderita sulit diajak komunikasi
B. Kata Kunci
6. Mengantuk
Dengan gambaran seperti ini, maka hemiparesis yang terjadi pada pasien adalah
hemiparesis tipikal.
1
D. Pertanyaan
Dilihat dari gejala – gejala yang diderita oleh pasien yakni lumpuh
setengan badan dan nyeri kepala serta muntah, maka kemungkinan besar
pasien mengalami gangguan pada encephalonnya. Khusus untuk
hemiparesis, gangguan biasanya terjadi karena adanya lesi vaskuler
unilateral di kapsula interna atau korteks motorik. Sedangkan gangguan
nyeri kepala dan muntah terjadi karena adanya peningkatan tekanan intra-
kranial.
Ruangan intracranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai
dengan kapasitasnya dengan unsure yang tidak dapat ditekan: otak (1400
g), LCS (75 ml), dan darah (75 ml). Peningkatan volume pada salah satu
dari ketiga unsure utama ini mangakibatkan desakan ruang yang ditempati
oleh unsure lainnyadan menaikan TIK. Hipotesis Monro-Kellie
memberikan suatu contoh konsep pemahaman tentang kenaikan TIK. Teori
ini menyatakan bahwa tulang tengkorak tidak dapat meluas sehingga bila
salah satu ketiga ruangnya meluas, dua ruang lain harus mengompensasi
dengan mengurangi volumenya (bila TIK masih konstan). Mekanisme
kompensasi intracranial ini terbatas, tetapi terhentinya fungsi neural ini
dapat menjadi parah apabila mekanisme ini gagal. Kompensasi terdiri dari
meningkatnya aliran CSF ke dalam canalis spinalis dan adaptasi otak
terhadap peningkatan tekanan tanpa peningkatan TIK. Mekanisme
kompensasi yang berpotensi mengakibatkan kematian adalah penurunan
aliran darah ke otak dan pergeseran otak ke arah bawah atau horizontal
(herniasi) bila TIK meningkat. Dua Mekanisme terakhir dapat berakibat
langsung pada fungsi saraf. Apabila peningkatan TIK berat dan menetap,
Mekanisme kompensasi tidak efektif dan peningkatan tekanan dapat
menyebabkan kematian neuronal.2
Tumor otak, cedera otak (trauma), edema otak seperti darah, dan obstruksi
aliran CSF.2
4. Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario, hal apa yang
mungkin dapat menyebabkan peningkatan TIK?
Pada pasien dalam scenario, mengalami gejala peningkatan TIK yang tiba
– tiba. Sehingga segala kemungkinan seperti tumor otak dan obstruksi
aliran CSF dapat ditiadakan. Sebab kedua hal tersebut memperlihatkan
manifestasi klinik seperti nyeri secara bertahap. Bukannya tiba – tiba.
Kemudain trauma juga tidak bisa dijadikan alasan peningkatan TIK
meskipun ini dapat menyebabkan peningkatan TIK yang tiba – tiba. Tapi
mengingat pasien tidak mengalami trauma sebelum mengalami gangguan,
maka kemungkinan peningkatan TIK karena trauma dapat ditiadakan. Jadi
yang menjadi kandidat utama (suspek) dalam scenario pasien ini adalah
adanya edema otak seperti darah yang meningkatkan TIK.
3
5. Apa yang menjadi penyebab utama edema otak pada pasien ini?
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan edema otak pada seseorang.
Tapi khusus untuk pasien ini, edema otak paling mungkin terjadi
disebabkan oleh stroke hemoragik. Adapun alasan pemilihan stroke
hemoragik sebagai penyebab utama edema otak adalah:
a. Usia pasien yang sudah tua menjadi salah satu faktor resiko penyakit
stroke.
b. Onset gejala yang tiba – tiba tanpa adanya riwayat trauma memberikan
gambaran umum suatu kelainan vaskuler. Dan salah satu kelainan
vaskuler adalah stroke. Ini sekaligus menyingkirkan kemungkinan
tumor yang progresifitasnya bertahap.
Pada saat terjadi stroke hemoragik, arteriol intraserebral pada hemisferium kanan
mengalami rupture. Hal ini menyebabkan darah yang harusnya mengalir dalam
pembuluh darah merembes keluar dan berkumpul pada jaringan intraserebri.
Karena di jaringan intraserebri terdapat kapsula interna yang menjadi jembatan
bagi jaras – jaras motorik sistem piramidalis seperti kortikospinalis dan
kortikobulbar, maka darah yang terkumpul pada jaringan ini mengakibatkan
hambatan fungsional terhadap fungsi jaras – jaras ini. Dan ini hambatan jaras
motorik pada hemisfer kanan otak akan termanifestasi pada fungsi motorik
anggota badan yang kontralateral yakni anggota badan sebelah kiri. Manifestasi
yang kontralateral ini disebabkan oleh jaras – jaras motorik kortikospinalis dan
kortikobulbar bersilangan di decussatio piramydium pada daerah medulla
oblongata sebelum menuju medulla spinalis. Kelumpuhan yang timbul akibat
terputusnya hubungan antara koteks motorik dan motorneuron dikela sebagai
kelumpuhan upper motor neuron.4
5
Sedangkan untuk mekanisme nyeri kepala pada pasien ini disebabkan oleh 2 hal
utama yakni pecahnya pembuluh darah dan penekanan serebrum pada menings.
Kedua hal ini dapat menyebabkan nyeri, sebab pada pembuluh darah dan menings
terdapat reseptor – reseptor nyeri. Yang apabila terjadi pergeseran ataupun
robekan dan menyebabkan rasa nyeri. Pada pasien gejala dengan stroke, kedua
mekanisme ini bekerja secara simultan. Robekan pada pembuluh darah
menyebabkan darah merembes, dan tumpukan rembesan darah ini kemudian
menekan parenkim otak ke arah menings. Penekanan pada parenkim otak juga
dapat menekan pusat muntah pada batang otak serta pusat kesadaran pada korteks
serebri.
Karena kasus stroke pasien masih tergolong akut, maka pasien harus
mendapatkan penatalaksaan yang segera agar tidak menyebabkan
penurunan fungsi neurologis yang lebih lanjut. Beberapa di antaranya:
7
E. Hasil Analisa dan Sintesis
1. Stroke iskemik
Sekitar 80% sampai 85 persen stroke adalah stoke iskemik, yang terjadi
akibat obstruksi atau bekuan di satu ataulebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan yang terbentuk di dalam
suatu organ seperti jantung dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke
otak sebagai suatu embolus. Sebagian besar stroke iskemik tidak
menimbulkan nyeri karena jaringan otak tidak peka terhadap nyeri. Namun
pembuluh darah pada leher dan batang otak memiliki reseptor nyeri, dan
serangan pada daerah ini dapat menimbulkan nyeri kepala2.
2. Stroke hemoragik
Jika didasarkan pada kasus yang ada maka dapat dibuatkan table untuk
membedakan masing – masing stroke. Adapun tabelnya adalah sebagai
berikut:
Stroke Non-Hemoragik
NO Gejala
Hemoragik Stroke
PIS PSA
Hemiparesis
++ +/- +
unilateral
Nyeri Kepala + ++ +/-
Muntah - +/-
+ ++
muntah
Kesulitan +
+ +
Komunikasi
Kesadaran + + +
9
menurun
(mengantuk
Usia Lanjut +
+/- +/-
(>50 thn)
F. Kesimpulan
11
5. Mansyoer, Arief dkk. Stroke. Kapita Selekta. Edisi Ketiga Jilid 2. Media
Aesculapius; 2000
6. Sudoyo, Ari dkk. Stroke dan Penatalaksanaannya oleh Internis. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Cetakan Kedua. UI Press; 2007