You are on page 1of 6

TUGAS AGAMA TENTANG KETELADANAN RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH

DISUSUN OLEH : *DIO PUTRA SANTOSO *MUHAMMAD MISWAR N KELAS : X-C

SMA NEGERI 1 TARAKAN TAHUN AJARAN 2011-2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul " Keteladanan Rasulullah SAW Periode Mekah " dengan baik. Makalah ini berisikan tentang sejarah dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Sudarti dan teman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .

B. Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyaannya di bidang agama, moral, dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dakwah Rasulullah SAWdalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut : 1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru orang-orang yang berada di lingkungan rumah sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid ( istri Rasulullah SAW), Ali bin Abu Thalib ( saudara sepupu Rasulullah SAW ), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW ), Abu Bakar Ash-Shiddiq ( sahabat Rasulullah SAW ) dan Ummu Aiman ( pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil ). Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam ), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang, karena budi bahasanya yang halus , ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasulullah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq pun berhasil dan beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :  Abdul Amar dari Bani Zuhrah  Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris

   

Utsman bin Affan Zubair bin awam Saad bin Abu Waqqas Thalhah bin Ubaidillah

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi disebut Assabiqunal Awwalun ( pemeluk Islam generasi awal ).

2. Dakwah secara terang-terangan Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian yaitu setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Quran surah 26: 214-216 . Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan adalah sebagai berikut :  Mengundang kaum kerabat keturunan Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka untuk masuk Islam.  Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Kabah untuk berkumpul di Bukit Shafa.  Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.

Pada dakwah secara terang-terangan ini ada dua orang dari kalangan kaum kafir Quraisy yang menyatakan diri masuk Islam, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah SAW) dan Umar bin Khattab. Selain itu ada beberapa orang juga penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain

 Abu Zar Al-Giffari ( seorang tokoh dari kaum Giffar )  Tufail bin Amr Ad-Dausi (seorang penyair terpandang darikaum Daus  Para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, 6 orang dari suku Aus dan Khazraj telah masuk Islam. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.

Pertemuan umat muslim Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Baiatul Aqabah yang berisi pernyataan umat muslim Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW Kaum Kafir Quraisy sangat menolak dakwah Rasulullah SAW. Sebab-sebab kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, yakni A. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. B. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yaitu hidup di alam kubur dan akhirat. C. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka. D. Dan kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain  Para budak yang telah masuk Islam disiksa oleh para pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusian.  Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama keluarganya.  Nabi Muhammad SAW dilempari kotoran oleh Ummu Jamil dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal.  Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah SAW, agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya.  Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Rasulullah SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.

Usul tersebut ditolak oleh Rasulullah SAW, karena menurut ajaran Islam mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar ( Q.S. Al-K fir n,109 1-6 ).

You might also like