You are on page 1of 14

Seks story in the Iran Country

Pendahuluan. Berikut adalah sebuah tulisan dari saya sebuah kisah-kisah yang ada dinegeri Persi Iran, apa-apa yang tertulis tidak ada maksud lain didalamnya (banyak orang syiah di Indonesia setiap saya menulis tentang kehidupan di Iran mereka anggap saya antek Amerika yang akan hancurkan Iran atau mempermalukan negeri Iran, diantara mereka yang menuduh saya adalah kenalan saya yang menjadi alumni di Universitas-Universitas Iran, akan tetapi mahasiswa dari Iran ini tidak bisa membuktikan secara ilmiah atas apa yang mereka tuduhkan pada saya). Disini saya hanya menceritakan sebuah riwayat akan kisah seks yang ada di negeri Iran, yang diaman kisah seks ini berasal dari masyarakat Iran yang memiliki budaya aneh yang hampir mirip dengan budaya barat dan jahiliyah. Didalam sebuah Publication situs of America, disitu saya mendapat informasi bahwa salah satu rumah produksi film video porno merilis sebuah video porno yang bertema give my wafe I take your hasben, yang dimana dilaporkan bahwa dalam video ini didalamnya ada adegan seorang suami sebut saja si A yang bercakap dengan seorang suami sebut saja si B yang diamana mereka saling terpikat akan tubuh istri mereka masing-masing, yang pada akhirnya mereka saling setuju akan kedua pihak. Wal hasil sang suami A menggauli istri suami B, setelah selesai si suami A berkata pada suami B, sungguh aku puas dengan istrimu, dan si istri suami B berkata,terima kasih suamiku kau pilihkan aku lelaki perkasa sehingga aku puas denganya sekarang aku tidak lagi jenuh ngeseks denganmu karena sudah ada selingan lelaki lain higga aku tidak bosan-. Dan kemudian giliran suami B mengauli istri suami A dan juga setelah selesai mengtakan perkataan dengan nada yang sama. Model kawin semacam seperti itu mulai tren dikalangan penggemar/maniak seks di Amerika yang dimana banyak rumah produksi yang menggarap film dengan tren kawin seperti ini. Dan juga disebutkan bahwa konsumen yang sebagian besar warga Amerika metropolitan menyambut gembira akan adanya video ini. Sepertinya suara konsumen mewakili kebiasaan mereka, dikarenakan mereka akan ada inspirasi baru dalam gaya seks mereka-agar tiada kejenuhan atas pasangan-. MUTAH, Perkawinan Syaiton di luar Fitrah. Kawin semacam ini sudah ada sejak jaman jahiliyah dulu, diamana di romawi kawin semacam ini sudah tren. Dalam masyarakat arab kawin seperti ini dinamakan kawin badal. Kawin badal tujuanya sama yaitu saling memuaskan libido seks masing-masing serta untuk menghindari kejenuhan. Kemudian apa hubunganya dengan Iran atas cerita diatas, kaitanya adalah tentang merebaknya taradisi nikah mutah di Iran. Di Iran tradisi nikah mutah sudah tidak terbendung lagi, sangat liar dan tanpa batas, berbeda dengan di Iraq yang dimana masih ada kalangan kaum Sunni yang menjadi guide of control nikah mutah atas kaum syiah. Tapi di Iran hampir seluruhnya pengikut syiah yang dimana mutah sangat merajalela. Pada awalnya mutah hanya boleh dilakukan oleh golongan tertentu tapi pada perjalananya masyarakat atau seluruh pengikut syiah boleh mempraktekan mutah, diamana dahulu nikah mutah hanya boleh dengan gadis perawan-maksudnya gadis yang menuhi syarat baligh, yaitu dimana vaginanya sudah kuat / mampu menerima penis lelaki dewasa hingga pembatas antara lubang vagina dan

duburnya tidak akan sobek ketika penetrasi-, tetapi sekarang mulai dibolehkanya mutah dengan anak yang masih menyusui. Ketika ditanyakan kepada Imam Khomeini, sang Imam ini berkata Tidak mengapa mutah dengan anak yang masih disusui dengan pelukan dan himpitan paha- meletakan kemaluanya di anatar kedua pahanya dan digosokan sampai ejakulasi / hampir mirip dengan onani, jika onani dengan mediasi tangan melainkan ini dengan dua himpitan paha bayi- dan ciuman. (Tahrir AlWashilah, 2/241,nomor 12). Praktik kawin mutah ini pernah dilakukan oleh sang Imam yaitu ketika beliau mengunjungi rumah Sayid Shahib, diamana Sayid Shahib ini memiliki bebarapa gadis yang sudah dewasa-sudah siap untuk disetubuhi-,akan tetapi ia juga memiliki gadis kecil yang cantik jelita yang umurnya kira-kira empat tahunan, dan sang Imampun memutahnya. Sang ayah merasa senang atas keputusan sang imam atas anak gadisnya, setelah makan malam sang imam tidur sekamar dengan anak tersebut, sang Imam mulai memeluknya dan terdengar suara tangisan dari dan teriakan dari sang anak, menurut sebagian versi teriakan anak tersebut adalah teriakan minta tolong akan ketakutanya atas perlakuan sang imam menghimpitkan kemaluanya di paha gadis tersebut. Cerita mutah Imam Khomeini dengan gadis belia tadi sudah mashur dikalangan warga Iran. Sehingga tak heran bila sebagian diantara mereka ada yang mengutip riwayat tersebut untuk dalil agar bisa memutah wanita mana saja yang diinginkanya. Singkat cerita nikah mutah dari masa ke masa semakin liar dan menjadi, terutama pada syarat umur wanita yang boleh di mutah. Dengan mulai liarnya perkembangan kawin mutah itulah banyak dikalangan kaum syiah melakukan kawin badal. Dikisahkan oleh Sayid Husain Al Musawi bahwa di Iran para lelaki jika hendak safar mereka mengkhawatirkan istri, saudara perempuan dan Ibu mereka, maka lelaki tersebut akan menitipkan istri,saudari perempuan maupun ibunya kepada lelaki lain, dengan syarat sang lelaki yang dititipi tersebut disediakan untuk menggauli wanita yang dititipkan dan juga sebaliknya jika kelak lelaki yang dititipi tersebut hendak safar maka ia harus menitipkan saudari wanita, istri ataupun ibunya padanya, yang dimana akan diperlakukan sama yaitu boleh disetubuhi. Disitu selama sang penitip sedang safar maka orang yang dititipi memiliki kuasa untuk menikmati tubuh wanita yang dititipkan padanya. Jelas perkara ini secara samar ,merugikan si penitip akan tetapi sebenarnya tidak, dikarenakan nati akan ada giliran yaitu ketika lelaki yang dititipi hendak safar maka ia harus menitipkan kepada lelaki yang pernah memnerinya titipan wanita. Kisah seperti itu benar adanya, dikernakan seperti itulah adat yang ada di Iran.

MENGGAULI MAHRAM. Anak menggauli Ibnu, Anak digauli Bapak Jika tadi semakin liarnya mutah dari segi umur wanita yang akan di mutah, sekarang jenis wanita yang boleh di mutah. Mutah berbeda dengan menikah yang disyariatkan islam yang dimana ada konsepsi mahrom atau seseorang yang haram dinikahi dikarenkan suatu sebab seperti sepersusuan, nasab mapun perkawinan. Dalam mutah istilah mahrom tidaklah berlaku, saya ambil contoh seperti ini, jika ada sang ayah A memilki anak lelaki yang bernama B, sang ayah A memutah wanita yang bernama C. Setelah mutah selesai sang wanita bebas mutah dengan lelaki lain, ternyata sang anak bernama B tertarik dengan wanita C tadi, dan akhirnya sang anak bernama B mutah dengan wanita bernama C. Model seperti ini sering terjadi di Iran, yang diaman model kawin seperti ini mirip dengan kawin pada jaman jahiliyah. Masyarakat arab menamai kawin semacam ini dengan kawin al-Maqtu, yang dimana sang anak mengawini istri (bukan ibu kandung anak tersebut) bapaknya setelah bapaknya melepaskanya (menceraikanya) atau bapaknya meninggal. Apabila sang anak berkeinginan mengawini bekas istri bapaknya tadi, maka sang anak

akan melemparkan kain sebagai tanda bahwa ia menginginkan wanita tersebut untuk dikuasai (baca:ingin disetubuhi bukan diperistri), jika sang wanita tidak kuasa menolak maka merekapun bisa kawin. Peristiwa seperti ini bukan kasus yang khusus melainkan sudah menjadi panorama yang umum di dalam masyarakat Iran. Yang lebih parah lagi ada sebuah kisah yang dicritakan oleh Sayid Husain Musawi, yang diamana beliau bertutur bahwa ada seorang wanita yang bercerita padanya bahwa ia pernah mutah dengan seorang tokoh syiah yang bernama Sayid Husain Shadr, diamana wanita itu mutah denganya selama dua puluh tahun, dari mutah itu sang wanita tersebut dikaruniai anak perempuan yang dimana ia amat cantik dan baik tubuhnya(baca: sexi). Wanita ini bersumpah bahwa anak ini adalah anak dari hubungan mutah dengan Sayid Shadr. Setelah anak itu beranjak dewasa(bisa jadi kira-kira umurnya 18 tahunan) dan siap untuk dinikahnkan tiba tiba ia sudah didapati hamil. Ketika ditanya dengan sang ibu apa ia berzina ia menjawab bahwa ia telah mutah dengan seorang tokoh Syiah yaitu Sayid Husain Shadr. Maka sang ibu tadi pusing bukan kepalang dan memberitahukan bahwa sang Husain Shadr adalah bapaknya. Sayid Husain Musawi menegaskan bahwa kasus seperti ini sering terjadi di Iran, sudah berapa ribu kasus seperti ini terjadi, dimana sang bapak menggauli anak nya sendiri dan sang anak digauli bapaknya sendiri. Hem, heboh kan...! yang perlu anda ketahui kasus seperti ini teramat jarang terjadi di Amerika, padahal kita tahu negara paman sam itu adalah negara pengkonsumsi sex terbesar setelah Inggris,Prancis dan Israel. Bahkan saya tak pernah menemukan kasus ini di negara-negara kafir tersebut, yang ada hanyalah kasus seorang bapak yang mabok kemudian menggauli anak kandungnya dengan keadaan mabok. SODOMI, Ritual Sunnah Agama Musyrik Syiah. Setelah saya kisahkan beberapa aspek tentang wanita yang akan di mutah , sekarang saya angkat bagaimana cara orang-orang syiah dalam praktek menggauli wanita yang mereka mutah, tentunya selaku orang normal pastilah tahu bagaimana berhubungan sex yang benar dan wajar, yaitu memasukan zakar ke fraji. Akan tetapi ada sebagian orang yang melakukan mutah menggauli pasanganya secara tidak wajar yaitu menyodomi anus pasangan, yang atau sering orang Amerika bilang dengan isltilah sex anus, dimana menurut survei kedokteran di Amerika sex anus ini sering dipraktekan oleh warga Amerika diamana dengan bukti banyaknya kasus keluhan dari para ibu-ibu, remaja dan para lelaki yang mengalami trauma kelenjar kulit dalam-maksudnya radang anusdiamana setiapa kali buang kotoran mereka tidak dapat megontrolnya dikarenkan otot dubur mereka sudah kendor dan melebar karena sering dimasuki benda tumpul, serta anus mereka terasa panas dan perih yang terkadang diiringi keluarnaya kelenjar bening kekuningan bercampur darah, perkara ini adalah tanda awal dari gejala radang anus. Yang dimana dengan masuknya benda tumpul ke dalam anus dan mengalami gesekan yang cukup dahsyat dan kontinyu akan menyebabkan radang kelenjar kulit dalam. Dimana dituturkan oleh Haji Sayid Ahmad Al Waili beliau berkata; semenjak saya melihat riwayat ini-dibolehkanya menggauli wanita dari duburnya atas ulama Syiah-, dimulaialah perbuatan ini-yaitu menggauli wanita di duburnya- sehingga jarang sekali wanita digauli di kemaluanya-. Disini Sayid Husain Al Musawi menjelaskan bahwa ada banyak para pembesar Syiah(-terutama Syiah Itsna Asyariyah, syiah sekte ini adalah yang dianut oleh Ahmad di Najed,presiden Iran-) yang menegaskan akan bolehnya kaum Syiah menggauli istrinya lewat dubur mereka masing-masing. Disini saya tegaskan seekor anjing jantan tidak ada yang menggauli pasanganya lewat duburnya, meski anjing hewan najis tetapi ia lebih beradap dan bersesuaian dengan fitrah makhluk hidup, yaitu menggauli pasanganya lewat kemaluanya bukan lubang keluar kotoran (anus). Coba lah

carikan satu saja hewan menyusui maupun melata yang melahirkan menggauli pasanganya lewat dubur. DARI SODOM HINGGA KE PELAKU HOMO. Bahkan yang lebih parahnya lagi ada seorang ulama Syiah yang mebolehkan sodomi pada sesama jenis dengan lelaki muda yang belum berjenggot, diamana kelamin sang lelaki tersebut belum ditumbuhi bulu-para Husain (salah satu kasta tertinggi Syiah) sangat menyukai pemuda belia yang belum tumbuh bulunya, dikarenakan dimata mereka pemuda seperti ini sangat menggairahkan-, dikisahkan bahwa disebuah kawasan yang bernama Najaf datang sebuah pertanyaan kepada Sayid Abdul Husain Syraffudin al Musawi, sang pemuda yang sedang menuntu ilmu diluar negeri untuk mengambil gelar Doktor, ia mengeluhkan nafsunya yang tidak kesampaian, dimana ia tidak menemukan wanita yang pas untuk ia ajak kawin maupun mutah sehingga ia galau seribu kepalang atas deritanya. Kemudian sang Sayid tersebut menjawab bahwa diperbolehknya seorang yang safar karena dhorurot mengawini laki-laki. Tidak sampai disitu, ternyata di kota Najaf tersebut para Sayid maupun Husain sering menyodomi dan bersodomi ria di sana. Dikisahkan bahwa suatu ketika seorang tokoh dari Hauzah menyodomi muridnya yang belum berjenggot. Ketika pagi harinya sang tokoh itu ditanya oleh kawanya, apa yang kamu lakukan semalam dengan anak itu, tokoh itu menjawab disunnahkan untuk memasukan ujung penismu saja. Maksudnya adalah bahwa jika menyodomi lelaki yang belum berbulu/berjenggot hanya sebatas ujung penis saja maka itu dihukumi sunnah, melainkan jika keseluruhan penis sampai ke pangkal maka tidaklah mengapa peristiwa cabul ini banyak di ceritakan oleh Sayid Husain al Musawi dalam kitabnya . PELACURAN TERSELUBUNG. Bahkan kebejatan-kebejatan seks yang terjadi di kota Najaf tersebut yang diamana kota itu dijuluki oleh orang Syiah sebagai kota ilmu tidak hanya kasus sodomi saja, melainkan banyak dari kaum Syiah yang mengirimkan putri-putri mereka, istri dan saudari perempuan mereka untuk bisa digauli dan melayani para Husain yang diharapkan dari mereka bisa memperoleh anak yang bermutu karena dibuahi oleh para Husain yang berilmu atas kuasanya di kota ilmu Najaf tersebut. Biasanya para Husain menyeleksi wanita kiriman itu, apabila ia tampak canti dan sexi maka dipilihlah ia untuk di buahi. Sebelum adanya seleksi para wanita ini ditelanjangi dahulu untuk dilihat oleh beberapa penilai jika ia cocok memenuhi syarat-sperti wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih, badanya yang jenjang, pinggulnya yang ramping, pantantnya yang kencang dan dadanya yang montok-. Biasanya wanita kiriman ini mejadi wanita khusus yang hanya melayani satu Husain saja, akan tetapi ada juga yang di rolling/ digilir antar Husain atau dengan lainya. Bahkan bisa jadi, tidak jrang mereka bermain beramai-ramai. (*disini saya katakan bisa jadi karena info tentang mereka sering melakukan sex grup belum jelas kepastianya, akan tetapi besar kemungkinan terjadi mengingat watak para Husain yang maniak sex.) . Perkara ini sama halnya dengan bnetuk kawin dimasa jahiliyah yaitu yang bernama kawin Istibdha, dimana kawin ini adalah seorang suami yang mengirimkan istrinya kepada lelaki bermutu agar ia mewarisi sifat bermutu lelaki tersebut. Cerita faktual terakhir yang akan saya angkat yaitu sebuah kisah yang dituturkan oleh sesepuh saya(saya sebut sesepuh karena beliau adalah senior dan orang yang lebih tua dari saya) yaitu yang bernama KH Khollil Ridwan, dimana beliau menuturkan kisah dari temannya yang belajar di Iran. Dikisahkan bahwa di Iran ada sebagian besar masjid Syiah-yaitu masjid Jami/masjid yang besar-, menyediakan fsilitas mutah, dimana masjid ini banyak disambangi para

pemuda Iran disana. Bisanya caranya adalah para perempuan yang siap di mutah ditaruh di bilikbilik masjid, yang dimana para calon suami mutah bisa memilihnya dengan leluasa. Adapun caranya sang calon hanya tinggal pilih wanita mana yang ia suka dengan tarif-harga- menyesuaikan dengan kondisi wanita tersebut dan berapa lama waktu ia memutah. Lama waktu mutah ini bervariasi mulai dari yang satu jam atau dua jam tergantung kebutuhan, semkin lama waktu dan semakin cantik wanita yang hendak di mutah hrga/tarifpun semakin mahal. Jika kita cermati model kawin mutah semacam ini, ini tidak lain sangat mirip dengan kegiatan prostitusi, dimana sang calon pelanggan pilih dulu wanita yang ia suka terus di boking dan diajak kencan dengan tarif menyesuaikan. Namun di Iran namanya di religiuskan yaitu dengan nama mutah sebuah perkawinan yang disamarkan akan doktrin agama. Jenis kawin seperti ini sudah ada sejak dahulu kala, dimana pada jaman jahiliyah perkawinan semacam ini dinamai kawin baghaya, dimana dalam perkawinan ini sekelompok pemuda mendatangi wanita-wanita(sebut para pelacur) yang dimana di depan rumahnya ditancapkan tombak atau panci sebagai tanda bahwa ia siap untuk ditiduri. Jika pada jaman jahiliyah tandanya dengan tombak ,tapi jika di Iran mereka akan mudah dikenali karena mereka ada ditempat khusus,yang dimana biasanya para wanita siap mutah ini akan menarik calon pelangganya sedemikian rupa. Apakah anda tidak percaya jika di masjid iran ada fasilitas esek-esek yang dinamai mutah, coba sesekali anda jika berkunjung ke daerah atau kota yang bernama kota Qum, dimana kota yang dianggap suci dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama, yang sebagian besar lulusannya menjadi ulama Syiah ternama. Jika ditanyakan kenapa bisa majid di Iran ada tempat khusus semacam itu?, jawabanya sebenarnya cukup mudah, yaitu pertama mereka kaum syiah menganggap jika mutah adalah suatu langkah ibadah, bahkan semakin banyak mereka melakukan mutah mereka yakin akan bertambah pahala merka dan terampuni dosa-dosa mereka. Dokrin mutah adalah suatu ibadah utama yang agung ini sudah menjadi ciri khas kaum syiah, syiah menganggap halal mutah dan merupakan wujud takarub dan langka ubudiah kepada Tuhan, bahkan mutah ini adalah sebuah ritual agama mereka yang apabila mereka tidak mutah maka ia berarti telah keluar dari agama alias murtad dam kafir. Maka dari itu tidak heran jika orang syiah mengkafirkan orang yang tidak setuju dengan konepsi mutah. Ash-Shaduq meriwayatkan dari Ash-Shadiq bahwa alaihissalam, dia berkata; seseungghunya mutah adalah agamaku dan agama bapakku. Barang siapa yang mengerjakanyamutah- maka ia telah mengerjakan amalan agamanya-syiah-. Barang siapa yang mengingkarinyayaitu tidak setuju dengan mutah dan tidak mengamalkan mutah, itu berarti-sama halnya- dengan mengingkari agama kami-yaitu syiah- dan berakidah selain agama kami-syiah-.(Man La Yadhuruh Al-Faqih, 3/366). Jadi meurut agama syiah orang yang tidak mutah dianggap kafir dan orang syiah yang tidak mutah maka ia murtad. Bahkan orang syiah meyakini jika mereka sering mutah derajat mereka dimanata Tuhan akan semakin tinggi, sebagaimana yang Imam mereka katakan: barangsiapa yang mutah satu kali, maka derajatnya setara dengan Husain alaihissalam cucu Nabi Muhammad SAW, dan bila dua kali akan sama derajatnya dengan Hasan alaihissalam cucu Nabi Muhammad SAW, jika mutah sampai empat kali maka akan menyamai derajatnya setara dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, dan yang bisa lebih dari empat kali maka derajatnya akan sama dengan Nabi Muhammad SAW. Itulah agama bathil syiah yang sesat dengan mutah nya. Dan alasan yang kedua adalah sebagaimana yang dituturkan oleh DR Shahla I'zazi dari Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Sosial Iran, menyatakan fenomena nikah mut'ah adalah tuntutan sejumlah pejabat Iran yang menginginkan adanya hubungan gelap antara laki- laki dan perempuan. Oleh sebab itu, mereka mencoba melegitimasi hubungan ini melalui pernikahan sementara. Namun perkembangan nikah mutah pun bukan semata- semata karena tingginya syahwat para pejabat Iran,

karena secara statistik menunjukkan bahwa pelaku nikah mut'ah atau kawin kontrak terbesar justru berasal dari warga kota Qum. Kota yang dianggap suci dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama, yang sebagian besar lulusannya menjadi ulama Syiah ternama, yang biasanya nama belakang ulama ini ada gelar al Qumais. Jadi janganlah heran jika di masjid-masjid Iran disediakan tempat untuk mutah yang dimana disana bebas ber mutah ria. Dan juga yang lebih mencengangkan adalah atas apa yang diberitakan oleh REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI Kantor notaris atau kantor urusan hukum di Iran, yang biasanya menerima pendaftaran nikah dan urusan sipil, kini memiliki layanan baru, yaitu mencari perempuan-perempuan yang bersedia menjalani nikah mut'ah (kawin kontrak). Hal ini diungkapkan oleh koran Iran berbahasa Parsi, Mellat, dalam laporan yang dipublikasikan awal pekan ini. "Kantor-kantor notaris ini biasanya mendokumentasikan perkawinan permanen maupun perkawinan sementara. Namun kini memiliki layanan baru, yaitu mencari para wanita yang bersedia dinikah mut'ah," tulis Mellat, sebagaimana dilansir Al-Arabiya, Rabu (8/6). Menurut Mellat, kantor-kantor tersebut mendapatkan pembayaran uang di muka dalam menyediakan wanita-wanita yang sesuai dengan spesifikasi si peminat, baik yang untuk nikah mut'ah atau nikah permanen. "Nominal uang yang diminta tiap kantor untuk mencari pasangan kaum pria ini, bervariasi antara satu dan lainnya, sesuai tingkat kesulitan pencarian wanita yang bersangkutan," jelas Mellat. Ketua Lembaga Urusan Sipil, Muhammad Nazimi Ordekani, menyesalkan tindakan kantor notaris yang menciptakan layanan baru tersebut, karena tugas mereka adalah melayani dan mengurusi pendaftaran nikah dan talak. "Bukan untuk mencari wanita yang mau dikawin kontrak," kata Ordekani. Sebuah studi ilmiah tentang kelompok masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Sosial Iran menghasilkan sebuah buku berjudul "Keluarga Modern dan Nikah Mut'ah", tulisan DR Shahla I'zazi. Dalam buku ini, I'zazi menunjukkan pola hubungan antara keluarga modern, yaitu keluarga intiyang terdiri dari suami, istri dan anak-anakdan perkawinan sementara. "Kami melihat, meskipun keluarga Iran telah modern, namun pemerintahnya mempromosikan fenomena nikah mut'ah. Padahal itu tidak sesuai dengan kehidupan modern kita," kata I'zazi. Menurut dia, fenomena nikah mut'ah ini adalah tuntutan sejumlah pejabat Iran yang menginginkan adanya hubungan gelap antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, mereka mencoba melegitimasi hubungan ini melalui pernikahan sementara. Selain itu, bayi yang lahir dari hasil nikah mut'ah tidak berhak menjadi ahli waris, tidak sebagaimana anak yang lahir dari pernikahan permanen. Walau demikian, perempuan yang dinikahi secara mut'ah berhak mengakhiri hubungan dengan 'lelakinya' jika ia sudah bosan. Sesuatu yang sangat susah ditemui dalam perkawinan permanen. Sementara itu, seorang peneliti Iran mengatakan, tujuan promosi kawin kontrak ini adalah untuk mengatur hubungan seksual antara pria dan wanita. "Semua ini tak lepas dari urusan seks,"ujarnya.( http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/06/09/lmiu7raha-kawin-kontrak-di-iran-lebih-ngetren-ketimbang-nikah-permanen) Saya tegaskan bahwa jenis nikah jahiliyah yang sudah saya sebutkan di atas sudah diharamkan oleh islam, entah itu kawin Istibdha, kawin al-Maqtu, kawin baghaya dan Kawin badal,saya jelaskan bahwa Islam bukanlah Syiah dan Syiah bukan Islam, syiah adalah agama yang berdiri sendiri berdasarkan keyakinan dan pedoman mereka masing-masing, begitu pula islam yang punya pedoman sendiri yang jelas berseberangan ajaranya dengan agama Syiah. Dimana Islam adalh agama rahmat yang hanif, yang senantiasa menjaga kehormatan pemeluknya, menjaga harga diri pemeluknya, bukan malah menjual harga diri dan kehormatan pemeluknya seperti agama Syiah. Para Ulama Islam sudah sepekat dengan melakukan Ijma/konsensus/ kesepakatan bahwa Syiah bukanlah Islam.(untuk lebih paham akan kekafiran syiah bisa lihat makalah saya yang berjudul pencaci maki Aisyah-ra- wajib mati,Kenapa Kami Kafirkan Syiah,Agama Baru dari Persia.).

Tidak sampai disitu saja penistaan terhadap wanita oleh agama Syiah. Disebuah penjara di Iran dimana para wanita yang telah divonis mati, maka ia harus diperkosa dahulu. Dikarenakan menurut agama Syiah wanita gadis yang mati dibunuh akan masuk surga,sedang pelaku tindak kejahatan yang dihukum mati tidak pantas masuk surga. Adapun diantara lelaki bejat itu adalah para anggota milisi Basij Iran yang ditakuti, melakukan perkosaan terhadap para tahanan wanita yang masih perawan sebelum para tahanan wanita itu dihukum mati. Mereka yang diperkosa adalah para tahanan wanita yang divonis hukuman mati dan masih perawan. Perkosaan ini adalah "ritual" wajib , kata salah satu anggota milisi Basij tersebut. salah seorang anggota milisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ini adalah bagian perintah dari pemimpin tinggi Iran Ali Khameini. Kepada The Jerusalem Post anggota milisi ini mengatakan bahwa pada saat berumur 18 tahun ia pernah diberi "kehormatan" oleh Khameini untuk sementara waktu "menikahi" tahanan wanita muda sebelum mereka dieksekusi.Di negara penganut aliran Syiah yang sesat ini, adalah ilegal mengeksekusi mati wanita jika ia masih perawan, kata salah satu mantan anggota milisi. Jadi, pemerintah mengatur pesta "pernikahan" semalam sebelum si tahanan wanita dieksekusi, dan si wanita dipaksa untuk melayani nafsu seksual si laki-laki , lapor situs Fox News.Setelah digauli suami "barunya", maka si tahanan wanita sudah "halal" untuk dieksekusi. "Aku sangat menyesal, walaupun pernikahan itu sah dan legal disini", kata mantan milisi tersebut kepada Jerusalem Post. Beberapa tahanan wanita diberi obat tidur untuk membuat mereka tidak sadar, karena biasanya mereka melawan saat akan diperkosa, mereka lebih takut pada malam pertama mereka daripada saat menghadapi hari eksekusi mereka. "Aku dengar mereka manangis keras dan berteriak-teriak setelah proses perkosaan itu selesai", kata mantan milisi tersebut. "Aku tidak akan bisa lupa bagaimana salah satu gadis tersebut mencakari wajah dan lehernya sendiri dengan kuku-kukunya setelah ia digauli. Ia mengalami luka parah akibat cakaran kukunya sendiri", tutup mantan milisi tersebut. AGAMA PECINTA SEKS. Pastilah kita semua tercengan akan kasus mutah yang sejak dari awal saya kisahkan, jika kita sudah mengetahui sebut saja faktor eksternal lestarinya nikah mutah adalah disebabkan adanya dukungan dari pemerintah dan adat setempat. Maka selanjutnya yang akan dikupas adalah faktor internal atau pelaku mutah itu sendiri. Adapun menurut keterangan dan bahan yang ada, terjadinya nikah mutah ini beraneka ragam, mulai dari faktor ekonomi, agama dan nafsu pribadi. Akan tetapi yang sering terjadi adalah didorongnya nafsu pribadi yang berkedokkan ekonomi dan agama. Sebuah kasus adalah banyaknya wanita Iran yang sengaja rela di mutah demi mendapatkan uang tambah dalam biaya kuliah mereka. Atau seorang pengusaha kaya yang memiliki birahi yang liar sehingga memutah para gadis atas nama menolong ekonomi mereka. Akan tetapi alasan dengan rangka membantu ekonomi ini ternyata cukup manusiawi jika secara kasat mata. Betulkah lelaki hidung belang ini benar-benar ikhlas menolong mereka dari segi manusiawi yaitu dengan cara mutah sehingga denganya ada mahar dan jaminan ekonomi yang baik. Jawaban awal saya adalah dusta.

Jika benar para lelaki hidung belang ini ingin menolong, mengapa badan kemanusiaan dan HAM Iran melaporkan bahwa kasus mutah ini banyak dilakoni oleh wanita berusia antara 5 sampai 32 tahun, dan adapun para janda tua tidaklah pernah mendapatkan jatah mutah. Adapun janda yang di mutah adalah janda dari hasil praktek mutah itu sendiri yang umur mereka yang relatif muda. Selain itu nikah mutah amatlah lemah dalam masalah perihal jaminan hidup. Jika anda simak peraturan nikah mutah yang berlaku di Iran maka disitu tersebutkan peraturan bahwa seorang suami tiada keketatan dalam menafkahi istri dan bila selesai masa mutah maka tiada hak waris bagi keduanya. Kemudian apa yang dicari oleh para gadis yang dimutah itu selain mahar pertama dan juga kebebasan seks sahaja. Maka dari itulah para kativis perempuan senantiasa berupaya keras atas pelarangan nikah mutah ini. Selain itu juga dari badan pendidikan di Iran teramatlah mengeluhkan atas kasus kawin ala hayawani ini, pasalnya para remaja atau pelajar sering melakukan mutah tanpa ada perwalian dan saksi yang jelas dikarenakan memang dalam mutah wali dan saksi tidaklah wajib. Wal hasil banyak diantara mereka yang sering terpergok sedang berhubungan seksual ketika jam pelajaran dengan pasangan masing-masing, entah mereka melakukanya di kamar asrama, WC, belakang gedung maupun ditempat sepi lainya, bahkan tidak jarang diantara merekapara pemuda yang mkawin mutah sering mengabdikan hubungan seks mereka lewat vidio. Intinya adalah terjadinya kawin mutah ini adalah karena faktor nafsu setiap pribadi orang, adapun jika ada faktor ekonomi, mengikuti perintah agama syiah, menolong janda kesepian dan alasan lainya itu hanyalah bualan mereka saja untuk melegalkan nafsu birahi mereka yang liar. Coba anda simak beberapa kasus mutah yang terjadi di Iran. Yang diaman kasus ini para ulama agama Syiah telah membahas dan memberikan fatwanya. Disini saya akan kutipkan fatwa resmi dari para ulama agama syiah dari sebuah situs resmi mereka.
Fatawa Pertama

Ajudan Ayatullah al-Amili membacakan surat tertulis : Pertanyaan: Saya seorang gadis mukim di sini, hati saya selalu berbisik untuk melakukan nikah mutah akan tetapi saya malu untuk melontarkan hal ini kepada pemuda, lalu apa yang harus aku lakukan?? Jawab Ayatullah al-Amili: Tidak boleh malu dalam urusan agama, saya memberika solusi buat anda, secara pribadi, malam ini saya membutuhkan seorang perempuan muminah yang mau bermutah denganku, saya telah mnjadi musafir dan

jauh dari ibu anak-anak, telah di riwayatkan dari para imam alaihissalam, bahwa barangsiapa yang bermutah 1x maka ia mencapai derajat Husein, jika bermutah 2x maka ia mncapai derajat Hasan, bermutah 3x maka ia mencapai derajat amirul muminin (Ali krw), brmutah 4x maka ia mencapai derajat Nabi SAW. bukankah itu lebih baik ?? ini adalah kesempatan kamu agar supaya mencapai derajat husein RA, apa yang mencegah kamu stelah muhadarah ini untuk menjumpaiku dan melangsungkan akad nikah mutah, setelah itu saya bersama kamu insyaallah dalam masa 1 minggu. siapa saja perempuan muminah yang memenuhi keinginanku dan ingin memperoleh pahala yang besar maka segera hubungi aku di hotel holiday dan akan di bayar insyaallah. Fatawa Kedua

Pertanyaan : Nama saya Zainab Abdul Husein : saya menikah dengan teman saya satu universitas dengan pernikahan mutah dalam batas waktu satu jam. Lalu kami masuk ke kamar asrama pelajar, tetapi waktu mengambil kami, di tengah-tengah kami melakukan jima batas waktu mutah sudah selesai, ketika kami selesai memenuhi keinginan kami masih meneruskan hubungan sex, apakah kami dihukumi zina? Jawab Ayatullah Al-Udzma Al- Amili: Sesungguhnya kebaikan itu dapat menghapus keburukan, menerima-nya kamu terhadap mutah adalah merupakan kewajiban yang sangat besar, dan meneruskanhubungan sex setelah habis masa waktu yang telah dibatasi walau itu perbuatan buruk namun itu masih kesalahan ringan. Fatawa Ketiga

Pertanyaan: Namaku Ali Husin Makki, terkadang aku merasa malu yang teramat dalam melontarkan keinginan nikah mutah dengan seorang wanita, apa cara terbaik untuk melontarkan ide mutah kepada wanita itu ?? Jawaban Ayatullah al-Amili : Permasalahan ini butuh beberapa kelembutan dalam melontarkannya: tidak ada salahnya anda mencandai wanita sekiranya itu dapat membangkitkan syahwat lawan jenis, sampai anda menemukan lahan yang subur bagi keinginan anda. maksudku misalnya : aku datang kesini dengan pesawat, secara kebetulan aku duduk di samping seorang wanita cantik dan aku temukan kerinduan dan keinginan hatiku untuk berbicara dengan-nya dan bersenang-senang dengan-nya, kemudian aku bertanya tentang pekerjanya, dia menjawab : seorang peneliti sosial. aku berkata : apa yang kamu teliti ?? dia menjawab: dalam hal perkawinan dan perceraian. aku berkata : ini sesuatu yang indah, kebetulan kapasitas saya sebagai seorang pakar agama berkepentingan membahas dari apa yang kamu teliti. bisa anda orbitkan kepadaku bagaimana hasil-nya?? dia menjawb: setelah pemeriksaan secara menyeluruh aku menemukan bahwa kebanyakan kasus pernikahan itu asik bagi orang-orang italia dan orang Iran. tak henti-henti aku bertanya, bagaimana bisa begitu ? dia menjawab : karena orang italia di kenal sangat romantis dan orang iran di kenal orang yang doyan seks, dan kemudian perempuan itu berkata : sejauh ini saya belum mengenal nama anda. aku menjawab seketika: nama ku anthony rafsanjani, seketika ruangan penuh dengan tawa dan tepuk tangan yang meriah. dan hal ini merupakan kesempatan emas untuk melontarkan keinginan menikah mutah dengan wanita itu. dan hasilnya dia setuju tanpa ragu-ragu. contoh candaan seperti ini adalah candaan yang baik bersama para gadis-gadis dan tidak apa-apa, asal tujuan-nya adalah UNTUK menikah mutah dengan mereka. namun jika tujuan-nya tidak demikian maka sebaiknya jangan lakukan.

Fatawa Keempat

Pertanyaan: Nama saya Muna Abdul Ridha, pertanyaanku adalah: Dapatkah saya memberi tarif harga pada setiap bagian tubuh saya untuk di mutah oleh laki-laki Jawab Ayatullah al-Amili :

Tidak di ragukan wahai saudariku yang mulya : ini adalah hak anda, dan nikah mutah adalah rantaian ijab dan qabul. sebagaimana seorang laki-laki menyewa rumah atau mobil atau himar-nya maka anda juga demikian, kamu mempunyai hak untuk menyewakan bagian tubuh kamu, semua tubuh kamu atau sebagian tubuh kamu, dengan demikian laki-laki bisa bersenag-senang dengan kamu dari bagian tubuh yang kamu sewakan.

Fatawa Kelima dari Ayatullah al-Udzhma al-Imam ar-Rohani -qabbahallaahu wajhahu-:

Pertanyaan: Suatu hari saya pergi ke night club, kemudian ada seorang pelacur meminta kepada saya uang sebesar 100 USD, dan saya pun memberikannya. Kemudian ia berkata kepada saya: Saya mutahkan tubuh saya seluruhnya sebagai balasan atas uang ini. Namun hanya untuk sehari saja. Apakah hal itu dapat dinilai sebagai Nikah Mutah? Jawab Ayatullah al Uzhma al Imam ar Rohani: Dengan nama-Nya yang Mulia, Jika yang dia katakan itu dengan tujuan untuk menjalin perkawinan, dan engkau kemudian berkata kepadanya setelah dia berkata seperti: aku terima akadnya seperti itu, maka itu berarti telah terjadi Perkawinan Mutah.

Fatawa Keenam dari Ayatullah al-Udzhma Sayyid as-Sistani -qabbahallaahu wajhahu-:

Pertanyaan: Apakah boleh nikah mutah dijadikan sebagai profesi oleh para wanita dan gadis dengan batas-batas yang layak sebagai penunjang kehidupan dan pekerjaan mereka melalui nikah mutah??? Jawab: Boleh.

Begitulah fatwa dari ulama agama syiah yang zindiq lagi cabul, Imam-imam Zindiq itu telah tertutupi mata hati oleh besarnya syahwat mereka hingga tiada bisa bedakan antara haq dan bathil dalam berfatwa. Pantaslah para pemuda pemudi, om-om hidung belang dan tante-tante binal sangat kegirangan akan agama baru dari persi ini. Saya rasa cukup sudah laporan saya perihal kisah-kisah seks dari negeri Iran. Semoga apa yang saya paparkan dapat bermanfaat bagi kita semua dan mampu melihat lebih dalam akan kepalsuan agama syiah ini, sungguh tiadalah bentuk agama di muka bumi ini secabul agama syiah. Dan juga semoga Allah hancurkan negeri cabul itu sebagaimana Allah hancurkan negeri Sodom kaum nabi Luth. Syiah bukan islam dan islam bukan syiah, hanya orang dunggu saja yang anggap syiah adalah agama islam. Allahu alam

LAMPIRAN Makalh ini saya tutup dengan beberapa lampiran yang dimana mampu membantu kejelasan akan isi makalah ini. FOTO-FOTO
Berikut adalah foto yang dimana seorang Imam Syiah hendak memilih pelacur-pelacur mutah. Dimana palcur-pelacur itu menampakan wajah kegirangan dan senyuman menggoda kepada sang calon teman tidurnya, si Imam Cabul. Ketika saya tanyakan akan foto ini kepada salah seorang pengikut syiah, ia tak bisa menjawab pertanyaan saya akan pernyataan saya bahwa ini adalah peristiwa prosesi kawin mutah. Para pengikut agama syiah tersebut tidak bisa memungkiri bahwa ini adalah foto imam mereka ketika hendak memilih pelacur mana yang pantas untuk di mutah.

Berikut adalah foto yang dimana seorang Imam Syiah hendak setelah selesai prosesi mutah. Imam itu langsung menciuminya dihadapan khalayak orang banyak. Beginikah sifat para ahlul bait yang dimana mereka mengaku keturunan dari Rasulullah. Ketika saya tanyakan pada seorang syiah indonesia, ia mengelak bahwa wanita itu adalah anaknya dan lelaki itu adalah kakanya. Akan tetapi syii ini berdusta. Adapun wanita itu bukanlah anak sang Imam melainkan gadis muda yang baru ia mutah

Berikut adalah foto yang dimana seorang pelajar Syiah , calon Imam atau Sayid Syiah ketika melewati para wanita syiah. Sungguh imam cabul ini tidaklah memiliki sikap ghadul bashar seperti yang diajarkan olah Allah melalui ktab-nya. Allah SWT berfirman : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya (para wanita lain).

***---*** Semoga amal usaha ini terhitung amal shalih dimata Allah SWT , dimana selaku umat islam berkewajiban mencegah perkara munkar lagi bathil.

Pekalongan 13/01/2012

Al Faqir MFH. Ibnu Suyud Al Malikiy al Ghomawangiy

You might also like