You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas berkah, dan inayah-Nya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah Seleksi ini guna membantu para mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Manajemen Pemuliaan Ternak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Eka Meutia Sari M.Sc dan semua pihak yang telah berpartisipasi dan juga atas bantuan dan dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam penyusunan makalah Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin. selanjutnya.

Banda Aceh, 20 September 2011

Kelompok 7

BAB I PENDAHULUAN

Penampakan

ekspresi

potensi

ternak secara

mendasar

dipengaruhi oleh dua faktor utama yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yakni faktor genetik dan lingkungan termasuk didalamnya manajemen pemeliharaan secara menyeluruh. Telah diketahui bahwa lingkungan dan penanganan manajemen yang memadai atau sesuai dengan kebutuhan ternak tidak akan memberikan ekpresi produksi (kualitas maupun kuantitas) yang diharapkan jika tidak didukung dengan potensi genetik ternak yang baik. Begitu pula sebaliknya jika ternak memiliki potensi genetik yang baik tidak akan terekspresikan secara optimal bila tidak didukung oleh lingkungan dan manajemen yang maksimal. Dengan demikian kedua faktor tersebut hendaknya memperoleh perhatian yang sama seriusnya dalam pemeliharaan komoditas temak yang dilakukan. Pemeliharaan ternak yang mempunyai nilai genetk tinggi disertai dengan manajemen yang baik tentunya akan memberikan hasil yang optimal baik dari segi produksi dan efisiensi usaha. Pemuliaan adalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembanganbiakan ternak -temak yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi produksi yang diharapkan. Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /kinerja yang ditentukan.

Seorang melalui :

peternak

dapat

menentukan

dua

hat

yang

berpengaruh terhadap peningkatan mutu genetic temaknya yakni Memilih ternak yang dipakai sebagai tetua Memilih ternak yang akan dikawinkan

Alat atau metode yang dapat digunakan antara lain berupa: Seleksi Mengendalikan sistim perkawinan untuk ternaknya. Dalam pemuliaan temak, seorang peternak cenderung untuk merubah atau menentukan hat-hat yang terlihat seperti produktifitas ternak pada tingkatan tertentu yang diinginkan. Untuk melakukannya diperlukan informasi atau data mengenai sifat-sifat yang akan diturunkan tersebut atau sering disebut dengan sifat-sifat genetic misalnya seperti bobot badan, produksi telur, warna bulu dan sebagainya. Beberapa mudah dan perbedaan sifat-sifat ternak dan tersebut sangat dapat dilihat, dibedakan dikelompokkan,

misalnya ternak bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya. Sifat-sifat seperti itu dikenal sebagai sifat kualitatif dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen. Sedangkan kebanyakan sifat-sifat produktif yang menjadi oleh pengamatan peternak adalah Sifat-sifat dikontrol produksi oleh Jim pasangan-pasangan gen dan termodifikasi oleh lingkungan yang dihadapi ternak bersangkutan. dikenal sebagai sifat kuantitatif dan tidak dapat dikelompokkan secara tegas misalnya produksi daging, susu dan bulu (wool).

BAB II ISI Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu genetic baik untuk dikembang biakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan tidak di kembang biakan lebih lanjut. Yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perkawinan mutu genetic ternak. a. Seleksi Individu (Perfomance Tes)/seleksi individu/massa Seleksi individu dibutuhkan jika kita ingin mengetahui prestasi seekor ternak, berdasarkan dari ukuran jasa atau hasil sifat keturunannya sendiri. Cara seleksi melalui performance test ini dipergunakan untuk karakter dengan sifat menurun yang tinggi dimana dikehendaki penampilan ternak tersebut akan terjamin menurun pada keturunannya. Artinya seleksi individu sangat tergantung pada nilai heretabilitas. Memperbandingkan mutu genetik ternak berdasarkan prestasi individual disebut performance test. Tes prestasi tidak lazim dipergunakan pada sapi perah tetapi lebih umum pada sapi potong, biri-biri dan babi. Teori cara pelaksanaan tes prestasi ini mudah dan sederhana. Dalam kegiatan ini kita akan memilih ternak yang mempunyai prestasi terbaik dari sekelompok ternak yang berumur kira-kira sama dan dipelihara serta diperlakukan sama. Beberapa masalah atau problem pelaksanaan yang biasanya timbul terutama mengenai masalam diperlakukan sama. Sebenarnya pertanyaan yang timbul ialah, bagaimana perlakuan terhadap ternak tersebut sebelum ia dilakukan tes prestasi tersebut. Harus diingat bahwa ternak yang dibandingkan tersebut, harus berada dalam satu lingkungan yang sama. Andaikata sebelum dilakukan

test prestasi atau dapat disebut pra-performance test, ternak tersebut berasal dari lingkungan hasil tes yang prestasi berbeda-beda, nantinya sulit dapat diramalkan bahwa

dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Harus diingat bahwa pengaruh faktor lingkungan, misalnya penyakit dapat secara tuntas disembuhkan tanpa efek sampingan yang merugikan setelah ia sembuh, tetapi ada pula yang meskipun telah sembuh akan mengakibatkan hambatan untuk suatu periode tertentu. Dapat dimengerti bahwa jika ternak yang demikian masuk kedalam tes prestasi, ia akan memberikan hasil prestasi yang lebih rendah, yang sebenarnya bukan disebabkan oleh faktor genetiknya. Oleh karena itu haruslah diingat bahwa sedapat mungkin ternak yang dibandingkan harus berada ataun berasal dari lingkungan yang sama dan jangan dari lingkungan berbeda. Kebenaran dan ketepatan dari hasil tes prestasi tersebut, dapat pula diukur atau diperbandingkan dengan hanya progeny test yang akan dilakukan kelak. Dalam memilih ternak yang terbaik tersssebut, peternak mempunyai rekor atau catatan untuk masing-masing dari ternak, dan sejak itu nilai biak untuk suatu karakter atau perilaku dapat dihitung b. Seleksi dengan Catatan tidak Lengkap Seleksi dengan catatan tidak lengkap atau disebut juga seleksi silsilah merupakan salah satu metode seleksi dengan menggunakan performans silsilah. Hal ini dilakukan karena individu tersebut masih terlalu mudah (belum berproduksi) maka akan dilakukan seleksi berdasarkan sayer ataupun grandsayer dari individu tersebut. Seleksi hanya digunakan pada sifat-sifat sex limited (sifat hanya ada pada salah satu kelamin saja).

Keunggulan seleksi dengan catatan tidak lengkap ini adalah : 1. Murah, karena hanya menggunakan record dari para tetua individu tersebut saja. 2. Dapat dipakai pada individu muda yg belum berproduksi. c. Seleksi Famili Yang dimaksud denga istilah keluarga adalah pelaksanaan seleksi dimana keluarga dipergunakan untuk membantu membuat suatu keputusan. Dalam pelaksanaannya sring terjadi keraguraguan mengenai seleksi keluarga tersebut karena adanya perbedaan pendapat mengenai yang mana yang dimaksud dengan keluarga tersebut. Mengenai keluarga dapat dibagi dalam 3 bentuk atau asal : 1. Keluarga pejantan : seluruh keturunan yang berasal dari satu pejantan. Keluarga pejantan tsb dapat dibagi dalam : Yang lahir dalam tahun yang sama. Yang lahir dalam tahun yang berbeda-beda.

2. Keluarga induk : keturunan yang dilahirkan oleh seekor induk. Dalam hal ini juga dapat terjadi keturunan yang lahir dalam tahun yang sama (kembar atau dalam bantuan embrio plantasi) dan keturunan yang lahir dalam tahun yang berbeda. 3. Keluarga pejantan dan induk ;dalam hal iniketurunan berasal dari pejantan dan induk yang sama. d. Seleksi terhadap Bermacam Sifat 1. Indeks seleksi Penentuan nilai sifat-sifat yang diseleksi secara terpisah kemudian menjumlahkannya.

Sifat yang memiliki nilai rendah dikompensasikan dengan sifat yang bernilai tinggi. 2. Seleksi bergilir/ tandem selection Setiap sifat diseleksi satu demi satu secara berurutan. Waktu lama dan kurang efisien. Efisiensinya tergantung pada korelasi antar sifat yang diseleksi 3. Seleksi sistem gugur/ independent culling system Seleksi ini dilakukan secara bersamaan untuk beberapa sifat. Ternak dengan prestasi dibawah rata-rata dikeluarkan tanpa mempertimbangkan tingginya sifat lain yang diseleksi. Sering dikombinasikan dengan indeks seleksi

BAB III PENUTUP Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu genetic baik untuk dikembang biakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan tidak di kembang biakan lebih lanjut. Yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perkawinan mutu genetic ternak. Jenis-jenis seleksi : a. Seleksi Individu (Perfomance Tes)/seleksi individu/massa b. Seleksi dengan Catatan tidak Lengkap c. Seleksi Famili d. Seleksi terhadap Bermacam Sifat e. Seleksi terhadap Bermacam Sifat

DAFTAR PUSTAKA http://perdanaangga.wordpress.com/2009/07/05/pemuliaan ternak/ http://kenarimania.multiply.com/journal/item/57

You might also like