You are on page 1of 11

AJARAN TAREKAT, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Kita tahu bahwa ajaran tarekat adalah salah satu pokok ajaran yang ada dalam tassawuf. llmu tarekat sama sekali tak dapat dipisah-an dengan tassawuf dan sejengkalpun tak bisa dicerai beraikan de-Kjan kehidupan orang-orang sufi. Orang sufi ialah yang menerapkan jaran tassawuf. Dan tarekat adalah tingkatan ajaran pokok dari tas-awuf tersebut. Jika ditilik dari bahasa, maka tarekat berasal dari kosa ata Arab, Thoriq. Thoriq yang artinya jalan petunjuk dalam melaku-an sesuatu ibadah dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan leh nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabiin, turun temurun sam-ai kepada guru-guru, sambung menyambung dan rantai berantai. Ajaran shalat yang disampaikan melalui sunnah rasul (al-hadits) adalah merupakan suatu peraturan atau syariat. Sedangkan tidak semua orang bisa melaksanakan hadits ajaran shalat ini hanya dengan membaca, melainkan perlu bimbingan seorang ulama, atau guru. Guru dan ulama yang mengajarkannya, atau prosesi ajaran yang disampaikan oleh ulama, atau guru tentang. hadits yang memberi peraturan shalat itu yang dinamakan tarekat. Setelah kaum mendapat ajaran shalat oleh ulama atau guru yang ber-dasarkan al hadits tersebut, tentu saja harus dilaksanakan. Keadaan pelaksanaan itudisebut hakekat. Adapun tujuan akhir dari as-sunnah dan profesi tersebut dinamakan makrifat. Jelaslah bagi kita bahwa kaum sufi itu mempunyai ajaran pokok yang bertingkat-tingkat. Hendaknya pengertian ini jangan disimpang prasangka yang buruk terhadap kaum sufi atau orang tarekat. Namun sementara ada yang

menganggap bahwa syariat dan tarekat itu ham-pir mempunyai kesamaan arti. Yakni sebuah alat atau media untuk merealisir pelaksanaan ibadah dan amalan, sedangkan hakekat adalah memperlihatkan ihwal dan tujuannya. secara garis besar dapatlah diuraikan bahwa kaum sufi mengajarkan ajaran pokok tarekat ini sebab menganggap tidak semua orang bisa memahami dan menafsirkan syariat peribadatan baik dalam Al-Qur'an maupun Alhadits. Mereka beralasan bahwa bukanlah Al-Qur'an dan Al-hadist tidaklah lengkap, namun syariat yang disampaikan lewat dua buah pegangan itu dipelajari meialui kyai, ulama, guru, atau para ahli. Proses belajar para ahli, dan para ahli atau ulama yang memberikan cara serta petunjuk itulah yang dinamakan tarekat. Sebagai contoh perhatikanlah hadits yang terdapat pada Riyadus Sholihin berikut ini:

Artinya Rasulullah saw bersabda: tidak ada hambaku baik lelaki maupun perempuan yang telah memperbaiki wudlunya, kemudian selesai wudlu membaca Al-Qur'an (Inna anzalnaahu Hi lailatil qadri sampai akhir surat). maka Allah memberi pada

hamba tadi, tiap-tiap huruf dari surat itu seratus derajat, dan tiap-tiap tetqsan air.bekas wudlu dijadikan malaikat satu yang selalu memintakan ampunan pada, hambamu yang berwudlu itu. Menurut paham tarekat, bahwa orang awam yang membaca hadits tersebut di atas maka ia hanya menafsirkan bahwa wudlu atau bersuci yang dimaksudkan hadits itu profesi pengambilan air wudlu mulai dari membasuh muka sampai rukun yang terakhir. Sedangkan membaca ayat alquran mungkin oleh orang-orang awam hanya ditaf-sirkan sekedar membaca huruf-hururfnya saja dan

melagukannya. Namun arti yang sebenarnya tidaklah demikian jika menururt ahli tarekat. Hadits atau syareat itu harus dipelajari melalui petunjuk baik para ulama atau ahli. Menurut tarekat bahwa berwudlu ini ditafsirkan dan dilaksanakan bukan hanya membasuh muka saja dan semua rukunnya, melainkan mensucikan segala kotoran dibadan dan yang melekat pada batin, Sedangkan orang yang digolongkan mursyid itu tidak sem-barang kaurri atau pengikut aliran sufi. Melainkan harus memenuhi beberapa persyaratan atau proses sebagai berikut: a. Harus mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pelaksanaan semua perintah ibadah. b. Mendampingi guru-guru dan sahabat setarekat untuk menyaksikan dan

mempelajari serta melihat bagaimana tata cara melakukan peribadatan sesuai dengan perintah itu. c. Harus mau meninggalkan ta'wiL dan rukhsah untuk memelihara

kesempurnaan jaiannya peribadatan.

d. Setiap waktu dalam kehidupannya senantiasa harus diisi dengan doa dan wirid, guna mendekatkan dirinya kepada Tuhan, serta mempertebal khusu' dan hudur. e. Mengendalikan emosional dan mengekang diri dari hawa nafsu yang merusak. Sebab emosi dan hawa nafsu di-anggapnya akan membuat kesalahan yang menghalang -halangi peribadatan dan hubungan dirinya dengan Tuhan.

1. Aliran Tarekat Mengapa terjadi orang-orang sufi dan terjadi pula aliran tarekat dalam Islam ? Sebenarnya tidak tepat jika dikatakan aliran sufLapa-lagi aliran tarekat dalam Islam. Sebab Islam hanya agama yang satu yang berlandaskan dua hukum. Al-Qur'an dan As-sunnah Namun pada pada kenyataannya, memang ada golongan yang menamakan mempunyai aliran tarekat dalam sufi dan golongan orang sufi dalam Islam. Untuk mengetahui mengapa terjadi aliran tarekat ini harus-lah kita menengok perjalanan panjang, sejarah-sejarah kaum tas-sawuf. Pada mulanya, tarekat bukanlah suatu aliran, melainkan suatu ajaran yang disampaikan oleh golongan sufi. Orang-orang sufing sufi, pada mulanya juga merupakan suatu ajaran filsafat dalam agama. Dimana orang Islam mencari kebenaran yang jeias dengan cara pendekatan pada Al-Qur'an dan Al-hadits. Dengan filsafat yang bertumpuh pada dua hukum itulah maka mereka melakukan peribadatan. Kemudian timbullah ajaran pokok tassawwuf, yakni syariat, tarekat, hakekatdan makrifat. Mula-mula kaum sufi. mengajarkan hukum-hukum

(syareat) tadi, kemudian meng-ajarkan pokok ajaran tarekat. Namun semakin hari, bulan berganti tahun, tahun berganti windu dan windu berganti abad, akhirnya ben-tuk pokok ajaran itu menjelma menjadi suatu aliran. Sekarang kita dengar ada aliran tarekat. Kita tahu sekarang ada aliran hakekat, dan kitapun melihat ada pula aliran makrifat dalam Islam.

2. Kedudukan Guru Dalam Aliran Tarekat Jabatan guru dalam aliran tarekat ini tidak boleh dipangku oleh sembarang orang. Guru atau syeikh dalam tarekat ini merupakan orang pilihan, yang sudah berhasil dalam menjalankan keempat ajaran pokok, atau sudah menguasai pokok ajaran terakhir yakni makrifat itu. Seorang guru dalam pemahaman ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dan betulbetul merupakan pimpinan yang dihormati, dipatuhi atau yang tidak boleh ditentang. Adapun tanggung jawab mursyid di tengah-tengah aliran tarekat adalah sebagai berikut: 1. Seorang mursyid harus alim 2. Seorang mursyid harus arif terhadap suasana batin 3. Seorang mursyid harus sabar dan mempunyai belas kasihan yang tinggi terhadap murid yang diajarinya 4. Seorang mursyid harus pandai menyimpan hal rahasia murid-muridnya 5. Seorang mursyid tidak boleh menyalahgunakan kesempatan sebagai guru atau orang yang utama

6. Seorang mursyid harus bijaksana 7. Seorang mursyid harus disiplin 8. Menjaga lisan dari nafsu keduniaan 9. Seorang mursyid harus mempunyai hati yang ikhlas 10. Selalu menjaga jarak antara dia dan murid

Syarat agar murid mencapai kesempurnaan ajaran tarekat antara lain: 1. Meninggalkan kaum yang berakhlak buruk 2. Berpisah dengan anak isteri tatkala berdzikir 3. Menekan kemewaan dunia 4. Senantiasa menghitung kebaikan dan keburukannya 5. Seorang murid tidak boleh merasa iri hati 6. Berangkat tidru dalam keadaan suci 7. Mengurangi tidur 8. Mengurangi makan 9. Membiasakan makan dan minum yang halal 10. Menjaga mulutnya dari ucapan yang salah dan bohong

PENUTUP

a. Kesimpulan Tarekat adalah petunjuk atau jalan atau rambu-rambu masalah amalan ibadah yang telah dicontohkan oleh al Quran dan sunnah rasul Muhammad. Tanggung jawab mursyid di tengah-tengah aliran tarekat adalah sebagai berikut: 1. Harus alim 2. Harus arif terhadap suasana batin 3. Harus sabar dan mempunyai belas kasihan yang tinggi 4. Pandai menyimpan hal rahasia muridnya 5. Harus bijaksana 6. Harus disiplin 7. Menjaga lisan 8. Mempunyai hati yang iklas 9. Memelihara harga diria wibawa 10. Selalu menjaga muridnya dalam pergaulan b. Saran Dengan mempelajari ajaran tarekat dalam tasawuf ini kita dapat mengetahui ajaran tarekat yang sesungguhnya

MAKALAH TASAWUF
AJARAN TAREKAT, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

DISUSUN Oleh: Kelompok IX

y y y y y y

PEBRI YELVI RIA HUSMAINAR SILFIA FAJRI NURJANIS ORI PRIMADONA ELVI

Dosen Pembimbing : Drs. Maswar, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH BURHANUDDIN PARIAMAN 2009


8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Dialah yang telah menganugrahkan Al Quran dan sunnah sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan rahmat bagi segenap alam. Selanjutnya, salawat dan salam Kami doakan kepada Allah untuk junjungan umat Islam Sayyidina Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir masa. Kami bersyukur kepada Illahi Robby, yang telah memberi pertolongan dan hidayah-Nya kepada Kami sehingga tugas makalah Tasawwuf. Dalam penyelesaian makalah ini, Kami mencoba menyusunnya dengan referensi dari berbagai sumber, dan dari pihak-pihak yang membimbing yang dapat mendukung materi tugas ini, dengan harapan tugas ini dan memberi manfaat kepada penulis dan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Merupakan suatu harapan pula bagi penulis, semoga pembuatan tugas ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Amin... Akhir kata, penulis menerima dengan kerendahan hati apabila ada kritikan dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, karena hal tersebut berguna bagi Kami dalam proses penyempurnaan tugas ini. Dan penulis ucapkan terima kasih.

Pariaman, Januari 2009

Penulis i9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii AJARAN TAREKAT DALAM TASAWWUF ................................................. 1 1. Aliran Tarekat ....................................................................................... 4 2. Kedudukan Guru Dalam Aliran Tarekat ................................................ 5 Penutup ........................................................................................................... 7 1. Kesimpulan .......................................................................................... 7 2. Saran .................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA

ii 10

DAFTAR PUSTAKA

Khalili al Bamar, Ajaran Tarekat, CV. Bintang Pelajar

11

You might also like