You are on page 1of 5

SENSOR SENTUH Banyak suatu rangkaian sensor yang dapat kita buat dengan dasar elektronika yang telah

kita pelajari. Misal nya rangkaian sensor , di sebut sendor karenakan r angkaian tersebut dapat merasakan / menerima suatu perubahan di lingkungan menca kup beberapa aspek tertentu .Misalnya rangkaian sensor cahaya ,rangkaian ini dap at mendeteksi perubahan intensitas cahaya dan Rangakaian sensor infra merah bisa mendeteksi adanya sinar infra merah. Tubuh manusia dapat mempengaruhi kinerja dari rangkaian elektronika, hal ini kar ena tubuh manusia memiliki ion-ion yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil sekali. Ion-ion bermuatan listrik pada tubuh manusia tersebut bisa dimanfaatkan untuk membuat suatu rangkaian sensor yang berfungsi jika mengenai bagian tubuh m anusia akan aktif yaitu rangkaian sensor sentuh. Rangkaian sensor sentuh di atas memanfaatkan suatu rangkaian monostable sebagai penahan aktif rangakian beban. Rangkaian monostable diatas menggunakan IC 555 sebagai jantungnya dan memanfaatk an kombinasi C1 dan VR1 sebagai penentu lamanya pengaktifan rangkaian beban. Ka li ini saya menggunakan rangkaian alarm sebagai beban. Rangkaian alarm akan akti f pada saat plat sentuh disentuh oleh bagian tubuh manusia dan akan mati otomati s selama waktu yang kita tentukan dengan rangkaian monostable-nya. Daftar Komponen yg diperlukan : 1. Resistor : VR1 (100K) dan R1 (100K) 2. Kapasitor : C1 (220 F) dan C2 (0.01 F) 3. Transistor : Q1 (BC547) dan Q2 (BC547) 4. IC : IC555 5. Relay : Relay 9 volt 6. Rangkaian alarm jika saat dalam pembuatan terdapat masalah sensor tidak sensitif atau malah terl alu sensitif anda bisa mengubah nilai dari R1. Rangkai ini cocok untuk menjebak maling. Anda bisa menghubungkan input rangkaian sensor sentuh tersebut dengan ha ndle pintu atau terali yang terbuat dari logam atau dibagian lain rumah anda yan g kira-kira akan disentuh oleh maling pada saat mencoba masuk ke rumah anda. Jika anda ingin membuat rangkaian sensor lain dengan tujuan menahan aktif beban selama waktu tertentu, anda bisa memanfaatkan rangkaian monostable IC 555. Atau anda bisa memanfaatkan IC filp-flop sebagai penahan aktif beban dengan satu kali sinyal pemicu. Intinya apapun jenis rangkaian yang anda gunakan rangkaian terse but bisa menahan aktif suatu beban walaupun sinyal input sudah berubah kembali. Pada rangkaian sensor sentuh kali ini saya menggunakan rangkaian monostable IC 5 55 supaya bisa mengatur lamanya waktu alarm akan diaktifkan. Pengaman Motor Dengan Sensor Sentuh Ganda Dipost oleh Sulhan 15 Juli 2010 Pada Pengaman Sepeda Motor dengan Sensor Sentuh, kita telah membuat sebuah mekan isme agar relay aktif jika sensor disentuh dan tetap aktif walaupun tangan telah dilepaskan dari sensor. Dengan sebuah sensor saja sebenarnya pengamanan motor s udah cukup bagus. Akan tetapi terkadang orang suka berlebihan dalam bertindak. O leh karena itu, ada yang menganggap bahwa pengamanan akan menjadi lebih ampuh ji ka sensornya ada dua, dan kedua sensor harus disentuh secara bersamaan agar rela y bisa aktif. Untuk menambah jumlah sensor sebenarnya bukan hal yang sulit. Anda cukup menamba hkan transistor PNP untuk diseri dengan Q2 dalam memberikan arus untuk basis Q1.

Gambar rangkaian sensor suara Maaf saja jika apa yang saya hidangkan diblog ini seperti rangkaian-rangkaian se nsor mempunyai skema yang mirip antara satu dengan yang lain, sehingga anda mera

sa tidak variatif dan monoton. Jujur saja saya merancang sendiri kebanyakan dari rangkaian-rangkaian yang ada di blog ini, jadi jangan heran jika pada rangkaian sensor semuanya hampir mempunyai konsep yang sama. Bagi anda seorang pemula yan g ingin mempelajari dan memahami prinsip kerja dari rangkaian sensor, saya rasa rangkaian-rangkaian sensor yang ada di blog ini cukup untuk merangsang daya anal isa anda mengenai rangkaian elektronika. Seperti yang saya katakan sebelum-sebel umnya bahwa rangkaian sensor itu hanya berbeda pada bagian peng-indra atau peras a atau yang disebut komponen sensornya. Untuk selanjutnya anda hanya memikirkan bagaimana supaya dengan perubahan sedikit yang terjadi pada input komponen senso r dapat anda gunakan untuk memicu suatu rangkaian switching baik itu transistor, IC atau komponen yang lain dapat bekerja. Rangkaian sensor suara diatas sangat mirip dengan rangkaian sensor sentuh yang s aya buat dan tampilkan di blog ini. Keduanya saya gunakan rangkaian monostable I C555 sebagai penentu lamanya rangkaian alarm diaktifkan setelah menerima satu ka li picu pada bagian input sensor. Anda bisa saja tidak menggunakan rangkaian mon ostable dan langsung menggantinya dengan lampu atau rangkaian alarm. Tapi ingat bahwa lampu atau rangkaian output lainnya yang anda pasang akan langsung mati pa da saat input sensor berubah kembali. Atau anda menggunakan rangkaian penahan ak tif yang lain seperti rangkaian JK flip-flop dan flip-flop yang lain. Hal itu te rgantung juga pada kondisi yang anda inginkan pada bagian output, apakah rangkai an output akan diaktifkan selama jangka waktu tertentu atau akan diaktfkan selam anya sampai diadakan reset kembali pada rangkaian sensor tersebut. Rangkaian di atas memanfaatkan mikrofon sebagai alat pengubah suara menjadi gelo mbang listrik. Gelombang listrik yang dihasilkan oleh mikrofon sangat kecil seka li dan berbentuk bolak balik atau sinus. Gelombang listrik sinus ini kemudian di loloskan melalui kapasitor C3 untuk kemudian diperkuat oleh rangkaian penguat da rlington yang terdiri dari transistor Q1 dan Q2. Kolektor dari transistor Q2 lan gsung dikopel dengan input pemicu rangkaian monostable. Rangkaian monostable ter sebut akan menghasilkan output yang positif jika pada bagian triggernya (pin 2) berubah dari logika 1 ke 0. Jika kita amati pada saat rangkaian sensor tanpa sin yal input maka kolektor-emitor transistor Q2 akan seperti saklar terbuka (kondis i cut-off), dengan kata lain idealnya tegangan pada kolektor akan sebesar tegang an supply. Tapi karena kolektor tersebut paralele dengan input IC 555 maka bisa saya pastikan tegangan pada kolektor akan berkurang pengaruh hubungan parallel k eduanya. Tetapi dengan demikian tegangan kolektor akan memberikan kondisi tinggi pada input monostable (pin 2). Pada saat sinyal suara dari input sensor membuat transistor Q2 jenuh maka hubungan antara kolektor dan emitor idealnya bagai seu tas kawat, sehingga tegangan pada kolektor akan 0 volt. Dengan begitu rangkaian monostable akan terpicu dan mengaktifkan rangkaian output (pin 3) selama waktu y ang ditentukan oleh R1 dan C!. Jika anda ingin mengkondiskan lebih lama, anda cu kup memperbesar nilai dari R1 dan atau C1. DAFTAR KOMPONEN : 1. IC 555 2. Transistor : Q1,Q2 dan Q3 semuanya BC 541 3. Resistor : R1 (100K), R2 (100K), R3 (10K), R4 (1K), R5 (1K) dan potensio VR1 (100K) 4. Kapasitor : C1 (220 F), C2 (0.01 F) dan C3 (100 F) 5. Dioda : D1 (IN 4001) 6. Relay 9 volt 7. Mikrofon 8. Rangkaian alarm (sesuai selera) Jika rangkaian yang anda buat tidak sensitif atau terlalu sangat sensiti, cobala h anda bereksperimen dengan menganti nilai R2 dan R5 serta VR1 dan R3 jika dibut uhkan. Yang penting yang anda harus pahami adalah bagaimana supaya memposisikan tegangan pada kolektor Q2 tidak sampai langsung berlogika rendah dan pada titik kritis sesuai dengan yang anda harapkan. Jika rangkaian telah bekerja dengan bai k, cobalah anda lakukan analisa pada jenis-jenis suara yang bisa anda ciptakan s eperti suara pelan, keras, melengking, efek bass.dan lain sebagainya. Asal janga n sampai menjerit-jerit cak wong gilo..hehe. Kemudian tarik kesimpulan dari anal isa tersebut. Ingin download rangkaian sensor suara tinggal di copy aja...

Menambah Alarm untuk Pengaman Motor dengan Sensor Sentuh Menambahkan Alarm Sensor sentuh sebagai pengaman motor sebenarnya sudah cukup aman. Akan tetapi, m enambahkan alarm merupakan nilai tambah bagi pengamanan motor Anda. Jika kunci motor diputar ke posisi ON, maka jika dalam waktu sekitar 6 detik sen sor sentuh belum juga disentuh, alarm akan diaktifkan. Bagi Anda yang mengetahui secara pasti posisi sensor, waktu 6 detik ini lebih dari cukup untuk menyentuh sensor. Akan tetapi bagi maling yang tentu saja tidak mengetahui posisi sensorny a, maka 6 detik kemudian dia akan blingsatan karena tiba-tiba motor yang hendak dicurinya membunyikan klakson dengan sendirinya.

Sensor Sentuh dengan Alarm Rangkaian di atas dibagi menjadi tiga bagian 1. Sensor Sentuh Rangkaian ini adalah rangkaian yg sama dengan rangkaian pada Pengaman Sepeda Mot or dengan Sensor Sentuh 2. Alarm Rangkaian ini adalah rangkaian flip-flop astable yang digunakan untuk mengaktifk an relay. Relay RLY2 inilah yang nantinya digunakan untuk membunyikan klakson. U ntuk menghentikan flip-flop ini, kita cukup menarik tegangan di anoda D4 ke arah ground. Oleh karena itu, kita menghubungkan titik ini ke kolektor dari Q1 melal ui dioda D5. Dengan demikian, jika Sensor telah disentuh, otomatis alarm juga ak an berhenti bekarja. 3. Penunda Alarm Bagian ini berfungsi untuk menunda kerja alarm. Pada saat pertama kali rangkaian mendapat catu daya, muatan pada C5 masih kosong sehingga transistor Q6 masih OF F. Karena Q6 OFF, maka Q5 justru ON dan akan menarik anoda D4 ke arah ground. De ngan demikian flip-flop tidak akan bekerja. Perlahan-lahan C5 akan diisi muatan listrik melalui R10 hingga akhirnya Q6 ON. Pada saat Q6 ON, Q5 akan OFF dan flip -flop bisa bekerja. Nilai C5 menentukan waktu tanda. Semakin besar nilainya, semakin lama pula waktu tundanya. Pemasangan Alarm Ada dua macam tipe pemasangan tombol klakson. Pada Honda, tombol klakson digunak an untuk menyambung bagian positif dari klakson, sedangkan bagian negatifnya sel alu terhubung ke chasis. Sementara pada Yamaha, tombol klakson digunakan untuk m emutus bagian negatif, sedangkan bagian positifnya selalu terhubung ke positif k elistrikan motor. Untuk klakson tipe Honda, cara pemasangannya adalah dengan menghubungkan bagian positif dari klakson, yaitu bagian yang terhubung ke tombol, ke NO dari RLY2, ke mudian menghubungkan CM dari RLY2 ke positif kelistrikan setelah kunci (titik B pada pemasangan CDI AC maupun CDI DC). Untuk klakson tipe Yamaha, cara pemasangannya adalah dengan menghubungkan bagian negatif dari klakson, yaitu bagian yang terhubung ke tombol, ke NO dari RLY2, k emudian menghubungkan CM dari RLY2 ke chasis. Akan tetapi jika motor tersebut me nggunakan CDI DC, maka kita harus memindah kabel bagian positifnya agar tetap te rhubung ke titik B. Ingat bahwa pada pemasangan CDI DC, kita memutus titik B ter sebut dan menyeri dengan relay dari sensor sentuh. Dengan demikian, saat sensor belum disentuh, klakson tidak akan bisa berbunyi. Oleh karena itu kita harus mem indah kabel klakson bagian positifnya agar tetap terhubung ke titik B. Rangkaian pemancar ultrasonik di atas adalah merupakan rangkaian pembangkit siny al suara frekuensi tinggi dengan memanfaatkan multivibrator astable IC 555. Jadi sebenarnya untuk rangkaian pemancar ini anda bebas menggunakan rangkaian apa sa ja yang penting bisa membangkitkan frekuensi cukup tinggi. Anda bisa menggunakan rangkaian oscillator transistor, oscillator gerbang logika atau jenis oscillato r lainnya, karena memang yang penting bisa menghasilkan sinyal yang berfrekuensi

tinggi. Untuh contoh rangkaian pemancar ultrasonik kali ini menggunakan IC 555 yang merupakan IC serbaguna dan mudah diaplikasikan dengan fungsi yang bervariat if. Bahkan dengan IC555 ini anda juga bisa membuat rangkaian FM modulator dengan modulasi yang bisa dikatakan hampir sempurna, hanya saja memang IC555 ini tidak mampu berkerja dengan baik pada frekuensi yang sangat tinggi hingga MHz. Tapi u ntuk sinyal suara ultrasonic yang range frekuensinya hanya berkisar ribuan Hz, m aka IC ini sangat bisa untuk diandalkan. Perhitungan frekuensinya juga sangat mu dah dan akurat, sehingga anda bisa dengan mudah menentukan frekuensi dari pancar an suara ultrasonic yang anda perlukan. Untuk mengetahui rumus perhitungan freku ensi yang dihasilkan anda bisa membaca postingan saya tentang multivibrator asta ble di blog ini. Prinsip kerja rangkaian pemancar ultrasonik diatas tidak ada bedanya dengan rang kaian astable 555, dimana nilai frekuensi yang dihasilkan ditentukan oleh nilai VR1, R1, R2 dan C1. Hanya saja dianggap sebagai pemancar gelombang ultrasonic di karenakan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian diubah kedalam bentuk gelombang suara dengan bantuan loudspeaker dan juga penambahan dua buah t ransistor pada jalur output hanya dimaksudkan sebaga driver loudspkear agar outp ut IC555 tidak terbebani oleh impedansi loudspeaker yang sangat rendah. Sebagai catatan bahwa gelombang suara yang mempunyai range frekuensi diatas 20 KHz diseb ut dengan gelombang ultrasonik. Sedangkan jika sinyal frekuensi tinggi tersebut anda hubungkan dengan batangan logam maka hantaran gelombang yang dihasilkan dis ebut dengan gelombang radio. Pemancar penerima gelombang ultrasonik ini biasanya dimanfaatkan untuk mengukur jarak suatu benda dengan melakukan perhitungan waktu dari pantulan gelombang ult rasonik tersebut. Ada juga yang memanfaatkan gelombang ultrasonik ini untuk meng usir binatang-binatang pengganggu yang tidak diinginkan seperti nyamuk, tikus, s erangga dan jenis binatang lainnya. Hal ini karena kebanyakan pendengaran binata ng bisa mencapai frekuensi puluhan ribu hertz (ultrasonik) dibandingkan pendenga ran manusia yang hanya maksimum 20 Khz. II.Rangkaian Penerima Ultrasonik Pada rangkaian penerima ultrasonik diatas juga sebenarnya mempunyai cara kerja y ang cukup sederhana. Dimana tidak ada sistem modulasi atau pengiriman data yang diterapkan, rangkaian penerima ini hanya difungsikan untuk mengaktifkan relay pa da saat adanya pancaran sinyal ultrasonic dari rangkaian pemancar. Beban yang ak an anda saklarkan terserah anda, karena sudah berada diluar sistem rangkaian. Ap akah ingin membunyikan sirine atau menghidupkan lampu semuanya terserah anda. Ba hkan untuk beban yang memakai tegangan PLN 220 volt juga bisa. Coba perhatikan rangkaian penerima ultrasonik diatas, menurut analisa saya adala h sbb: 1. Loudspeaker tweeter atau mikrofon digunakan sebagai penangkap gelombang suara ultrasonik. 2. Gelombang ultrasonik yang diterima kemudian diperkuat dengan menggunakan dua buah transistor. 3. Sebagai pemilih frekuensi digunakan kapasitor tapis C5 dengan nilai 560 nF, disamping itu juga dibantu oleh R14 (100 Kohm). 4. IC Op-Amp pada rangkaian penerima ini hanya dimaksudkan sebagai pembandi ng bukan sebagai penguat. 5. Sebagai referensi pembanding digunakan potensio VR2 yang membagi teganga n supply 9 volt menjadi dua bagian tegangan. 6. Jika tegangan pada input positif Op-Amp (pin3) lebih besar dibanding teg angan pada terminal negatif op-amp (pin2), maka tegangan keluaran akan mendekati tegangan suppy (secara teori jika tidak ada beban), dan jika sebaliknya maka te gangan keluaran adalah 0 volt. 7. Dua buah transistor pada jalur keluaran op-amp berguna sebagai driver re lay, sehingga arus sebagian besar mengalir dari transistor bukan dari output op-

amp. Sebagai kesimpulan dari rangkaian pemancar penerima ultrasonik atau sensor ultra sonik ini adalah bahwa : Sinyal listrik dengan frekuensi diatas 20 Khz jika anda hubungkan dengan loudspe aker maka akan menghasilkan gelombang ultrasonik. Kecepatan rambat dari gelombang suara jauh lebih kecil dari gelombang elektromag netik (radio) sehingga bisa dilakukan perhitungan waktu sebagai dasar perhitunga n jarak suatu benda.

You might also like