You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Munculnya bangsa korea dapat dijelaskan berdasarkan asal usul kebudayaan, klasifikasi menurut waktu, maupun kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah Korea. Katagori lain adalah dari system ekonomi dan politik yang terjadi di Negara Korea. Dengan sudut pandang pendekatan sejarah,maka awal mula terjadinya peristiwa sejarah dapat diamati sebagai keadaan historis yang terjadi melalui proses dinamika sejarah yang memerlukan waktu yang lama. Dalam hubungannya dengan asal usul adanya bangsa Korea yang dipengaruhi oleh situasi alamiah dan berlanjut pada situasi kerajaan, tahap-tahap perkembangannya dapat dilihat sebagai berikut. Suku bangsa Korea berasal dari suku bangsa Nomad yang bermigrasi di barat laut daratan Cina menuju ke Semenanjung Korea. Kedatangan mereka bertujuan untuk mengubah kehidupannya dari kehidupan yang nomaden menjadi kehidupan yang menetap. Selanjutnya mereka mengembangkan kehidupan pertanian. Disamping itu, mereka juga mengembangkan kebudayaan. Nenek moyang bangsa Korea mempunyai kebudayaan yang mempunyai banyak pengaruh dari kebudayaan Cina, meskipun kebudayaan India dan agama Hindu juga disebarluaskan di Korea. Akan tetapi, karena letak Korea yang lebih dekat dengan daratan Cina, maka kerajaan-kerajaan Kuno di Semenanjung Korea lebih dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Ketika pemerintahan Jepang berkuasa di Korea, kekejaman kaum Imperialis Jepang menimbulkan Bangsa Korea baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar negeri melancarkan serangannya terhadap Jepang. Pada saat Perang Dunia I berakhir tahun 1918, di Hawai AS, Partai Pemuda Korea ( Sinhan Chongyyondang) mengutus Rhee Syngman ke Konferensi Damai Versailles di Prancis untuk berbicara mengenai Kemerdekaan Korea di hadapan Masyarakat Internasional. Demikian pula, di dalam negeri aliran Donghak Modern (Chondogyo) juga melancarkan gerakan kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan bangsa Korea mencapai puncaknya pada pemakaman Raja Gojong yang terkenal dengan gerakan 1 Maret. Dan pada akhirnya gerakan itu berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masa Prasejarah bangsa Korea ? 2. Bagaimana keadaan Korea pada masa Kerajaan?

3. Bagaimana keadaan Korea pada masa pendudukan Jepang?


4. Bagaimana pemisahan Semenanjung Korea dan pembentukan republik?

5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan Korea? C. Tujuan


1. Untuk mengetahui keadaan Korea pada masa Prasejarah 2. Untuk mengetahui keadaan Korea pada masa Kerajaan 3. Untuk mengetahui keadaan Korea pada masa pendudukan Jepang 4. Untuk mengetahui pemisahan Semenanjung Korea dan pembentukan republik

5. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan Korea

BAB II PEMBAHASAN

AWAL PERKEMBANGAN NEGARA DAN BANGSA KOREA A. MASA PRASEJARAH Kitab kerajaan Wei Shu menjelaskan bahwa suku bangsa Korea berasal dan berkembang dari salah satu suku bangsa nomaden yang berimigrasi dari sekitar bawah laut daratan Cina menuju ke Semenanjung Korea dan kemudian bermukin disana. Kepindahan mereka ke Semenanjung Korea itu bertujuan untuk mencari tanah yang lebih subur dengan suhu udara yang lebih baik agar mereka dapat mengembangkan sistem pertanian yang lebih mereka sukai dibandingkan hidup secara nomaden. Sejak saat itu mereka terus mengambangkan kehidupannya di wilayah semenanjung Korea dan memelihara sistem kehidupannya sendiri sehingga lama kelamaan mereka menganggap diri mereka sebagai satu suku bangsa tersendiri, terpisah dari suku bangsa Cina.

B. KOREA PADA MASA KERAJAAN 1. Perkembangan 3 Kerajaan dan Penyatuan Bangsa Korea

Pada sekitar abad pertama Masehi, muncul 3 kerajaan di sekitar Semenanjung Korea, yaitu Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla. Kerajaan Kokuryo aktif mengembangkan diri agar dapat menjadi sebuah benteng yang dapat mempertahankan diri dari agresi yang dilakukan oleh suku-suku dibagian utara dan benua Cina. Sementara itu, kerajaan Baekje dan Silla juga terus menerus mengembangkan kekutan yang dimilikinya, sehingga dengan adanya usaha-usaha tersebut konfrontasi antara 3 kerajaan tersebut mulai muncul. Dalam perkembangannya, Kerajaan Silla muncul sebagai pemenang konfrontasi itu dan berhasil mempersatukan ketiga kerajaan di wilayah Semenanjung Korea. Keberhasilan Kerajaan Silla ini merupakan langkah unifikasi bangsa Korea untuk pertama kalinya. Sementara itu, di wilayah bekas Kerajaan Kokuryo di Manchuria muncul kerajaan Balhae yang memiliki keistimewaannya tersendiri. Di sisi lain, kehidupan social ketiga kerajaan tersebut dikembangkan dengan berlandaskan pada kebudayaan yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Di samping itu, ketiga kerajaan itu juga menerima masuknya agama Budha, masyarakat Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla berhasil menciptakan kebudayaan yang unggul, bahkan dapat , memeperkenalkan kebudayaan tingkat tinggi kepada Bangsa Jepang. 2. Kerajaan Silla Baru dan Balhae Melalui penyatuan Kerajaan Koguryo, Paekche dan Silla oleh Kerajaan Silla, Bangsa Korea mulai membentuk kebudayaan Nasional dibawah satu pemerintahan dan satu undang-undang Kerajaan Silla Baru. Sebagiam masyarakat kerajaan Koguryo yang tidak mau bergabung kedalam kerajaan Silla Baru itu mengungsi ke wilayah Manchuria dan mendirikan kerjaan Balhae. Akan tetapi, setelah runtuhnya Kerajaan Balhae yang sempat berkuasa selama 220 tahun, daerah Manchuria semakin tidak diperhatikan oleh bangsa Korea. Kerajaan Silla baru berhasil menggabungkan kebudayaan 3 kerajaan sambil terus menerapkan kebudayaan Kerajaan Tang, Cina yang lebih unggul dibandingkan kebudayaan Korea. Agama dan kebudayaan Budha terus dikembangkan dan disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat, diantaranya adalah pembangunan candi, pembuatan patung Budha, pagoda dan lonceng. Selain itu, kaum wiharawan

dan Hwarang1 menciptakanbanyak hyangga dan kaum bangsawan mengembangkan kesusastraan Cina. 3. Masa Kerajaan Koryo Setelah terwujudnya reunifikasi Bangsa Korea, Kerajaan Koryo memperbaiki dan memperbaharui serangkaian peraturan, baik di bidang politik maupun social dengan didasarkan pada ajaran Konghuchu dan kebudayaan kaum bangsawan. Akan tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militer sebagai aksi protes terhadap struktur kekuasaan pemerintah pada akhir abad ke-12 telah menggoncang sistem kehidupan masyarakat Koryo. Bersamaan dengan peristiwa itu, adanya intervensi yang dilakukan oleh Kerajaan Yuan, Cina, wibawa yang dimiliki oleh Kerajaan Koryo semakin merosot dan jatuh. Meskipun demikian, Kerajaan Koryo tetap dapat memepertahankan kemerdekaannya. Pada masa kerajaan Koryo, kebudayaan bangsa Korea berkembang pesat berdasarkan ajaran Konghuchu dan agama Budha serta aktifnya pertukaran hubungan kebudayaan dengan negara-negara lain. Selain itu, Kerajaan Koryo berhasil mengembangkan balok huruf cetak logam dan keramik berwarna biru yang memperlihatkan kemampuan kreatifitas seni budaya bangsa Korea. 4. Masa Kerajaan Choson I Ditengah kekacauan dan krisis yang terjadi pada akhir abad ke-14, para sarjana baru dan kaum ksatria berhasil mendirikan kerajaan Choson. Para pemimpin kerajaan baru tersebut melakukan berbagai macam usaha untuk menstabilkan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kekuasaan negara dengan berdasarkan pada ideologi dan politik Konghuchu. Pada masa awal kerajaan Choson (sekitar abad ke-15), terbentuknya sitem sosial yang berdasarkan pada ilmu Konghuchu dan peran Yangban (kaum bangsawan). Kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan bidang pertanian dan pengembangan industri, baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi banyak ditetapkan. Dengan ditunjang oleh kebangkitan kesadaran bangsa, kestabilan sosial politik dan peningkatan kekuatan nasional, Kerajaan Choson berhasil mengembangkan kebudayaan bangsa.
5

Pada abad ke-16, ilmu metafisika berkembang pesat di Kerajaan Choson. Namun, perpecahan yang melanda kaum pemimpin bangsa dan melemahkan kekuatan pertahanan kerajaan telah mengundang invansi dari pihak Jepang dan suku Nuzhen. Melalui invansi inilah, kebudayaan Kerajaan Choson mulai dikenal oleh masyarakat Jepang. 5. Masa Kerajaan Choson II Setelah 2 kali menghadapi serbuan pihak asing, yaitu dalam perang Wearan dan Horan, Kerajaan Choson mulai melaksanakan berbagai kebijakan reformasi, khususnya reformasi bidang politik, ekonomi dan militer. Tujuan utama kebijakan reformasi itu adalah untuk menstabilkan kehidupan masyarakat. Pada abad ke-18, 2 orang raja, Yongjo dan Jongjo berhasil menstabilkan kehidupan politik dan sosial kerajaan, mengembangkan kebudayaan masyarakat. Akan tetapi, memasuki abad ke-19, kehidupan sosial kerajaan Choson kembali menghadapi kekacauan akibat pemusatan kekuasaan politik oleh anggot keluarga permaisuri. Kekacauan itu mendorong ketidakstabilan kehidupan rakyat yang semakin menambah tingkat kemiskinan dan memicu terjadinya kerusuhan masyarakat serta pemberontakan masyarakat di berbagai daerah. Sementara itu, meskipun mendapat tekanan, agama Katolik terus berkembang dan berhasil disebarluaskan di seluruh kalanagn masyarakat. Donghak juga mulai berkembang sebagai agama yang dianut oleh sebagain besar kaum petani. Peradaban Barat mulai diperkenalkan kepada masyarakat Choson melalaui Cina pada amsa akhir Kerajaan Chososn, dan sebaliknya, peradaban Choson justru diserap dan digunakan masyarakat Jepang untuk lebih mengembangkan kebudayaan mereka.

C. KOREA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG Masa Pendudukan Jepang di Korea dimulai secara resmi pada tanggal 22 Agustus 1910 saat perdana menteri Yi Wan- Yong menandatangani perjanjian Pendudukan dengan Jepang. Perjanjian tersebut kemudian diumumkan oleh Raja Sunjong ke seluruh rakyat Korea pada tanggal 22 Agustus 1910. Penandatanganan perjanijian Pendudukan sekaligus mengakhiri 518 tahuun masa pemerintahan kerajaan Choson
6

Setelah berhasil merampas Kedaulatan nasional kerajaan Choson, kaum Imperialis Jepang melakukan penjajahan yang biadab terhadapa Bangsa Korea dengan menggunakan kekuatan militer dan polisi yang dimilikinya. Mereka merampas tanah, bahan pangan maupun sumber-sumber alam dan tenaga kerja dari Choson Menghadapi kondisi yang demikian Bangsa Korea tak henti-hentinya berujuang melawan penjajahan Jepang, terutama Gerakan Kemerdekaan 1 Maret. Gerakan tersebut berhasil mewariskan semangat kepada sejumlah besar pahlawan Korea, baik dalam maupun luar negeri terhadap Imperialism Jepang, bahkan mendorong lahirnya pemerintah sementara Republik Korea Kebijakan yang dijalankan oleh Jepang untuk menghapus dan menghancurkan karya seni budaya Bangsa Korea mendorong Bangsa Korea untuk berusaha melestarikan kebudayaan yang dimilkinya degan berbagai cara. Gerakan untuk melindungi dan melestarikan karya seni Bangsa tersebut menjadai landasan yang paling dasar untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan kebudayaan Bangsa Korea di dunia Internasional 1. Penjajahan Imperialism Jepang dan Kesengsaraan Bangsa Korea
a. Perampasan Hak Nasional oleh Bangsa Jepang

Pada tahun1904, kaum Imperialis Jepang yang telah berhasil menduduki semenanjung Korea mengumumkan perang melawan Korea untuk memperoleh hak untuk menjajah Korea. Perang anara kedua Negara besar itu menyebabkan semenanjung Korea berubah menjadai medan perang. Setelah itu, pemerintahan Jepang mendesak agar Korea besedia menyepapakati memorandum protocol denagn Jepang agar Jepang dapat memobilisasi tenaga kerja dari Korea. Dengan dalih untuk menunjang kekuatan perangnya, Imperialis Jepang segera membanganu rel kerta api antara kota Seoul denagn Busan dan Sinjau. Jepang juga merampas banyak tanah yang dimiliki oleh masyarakat Korea bagi kepentingan militer mereka.
b. Struktur Pemerintahan Negara Kolonial

Selama masa kependudakannya Jepang menguasai keghidupan ekonomi, politik, dan militer Bangsa Korea. Kebijakan Jepang dalam bidang kebudayaan dan kependidikan telah menghambat perkembangan kebudayaan Bangsa dan menimbulkan perbedaan idiologi diantara kaum elit Korea. Program ekonomi dan pembangunan yang dijalankan Jepang justru semakin mempertajam perbadaan
7

antar kelas dan sangat mempengaruhi masyarakat Korea. Kebijakan Jepang untuk mengontrol bidang politik telah memacu semakin maraknya perpecahan internal di kalangan pejuang Kemerdekaan Korea Untuk menjalankan penjajahannya terhadap Korea, Jepang memilih untuk menjalankan pemerintahan Korea secara langsung. Pilihan kebijakan tersebut karena je[pang tidak memiliki banyak akses untuk menguasai elit politik modern Korea yang dapat dipercaya untuk menjalankan pemerintahan colonial Jepang.
c. Perampsan Tanah dan Bahan Pangan

Setelah berhasil merampas hak Kedaulatan Bangsa Korea, kaum Imperialis Jepang segera melaksanakan kebijakan perampasan tanah Bangsa Korea. Meskipun mereka telah lama memulai merampas tanah Korea sebelum menjajah Korea. Semakin meningkatnya tindakan Imperialis Jepang dalam merampas tanah Bangsa Korea menyebabkan sejyumlah petani Korea yang telah dirampas tanahnya terpaksa menjadi buruh, kuli, atau bahkan menjadi pengembara sampai ke mancuria atau Jepang. Peningktan jumlah beras yang dirampas oleh Jepang juga semaki memperburuk kondisi masyarakat Korea. Mereka menderita kelaparan yang luar biasa dan terpaksa mencari makanan dari akar atau kulit pepohonan untuk dapat terus bertahan hidup. Bagi pemerintah colonial Jepang, kebijakan tanah itu berhasil menciptakan nilai pajak yang stabil setelah tahun 1918 sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak yang ada pada tahun 1930 mencapai angka sebesar 45 % dari total penerimaan pajak. Keberhasilan kebijakan bidang pertanahan ini membuat pemerintah Jepang mengalihkan perhatiannya ke aspek lain.
d. Penyiksaan Terhadap Industry Nasional dan Pemerasan Tenaga Kerja

Secara umum, masyarakat Korea dipaksa untuk menjadi buruh perusahaan Jepang sekaligus menjadi konsumen barang yang diproduksi oleh perusahaan Jepang tersebut. Dengan cara seperti itulah Jepang berhasil memajukan perindustriannya dengan cepat.
e. Emigrasi Bangsa Keluar Negeri

Ada bebrapa alasan yang mendasari arus pengungsian tersebut. Diantaranya adalah usaha untuk lari dan melepaskan diri dari penderitaan dan kemiskinan, harapan untuk dapat menjalin hubungan dagang dengan dunia luar, ataupun tekad
8

untuk membangun kampung masyarakat Korea di luar negeri yang akan dapat digunakan sebagai tempat menyusun kekuatan pasukan Kemerdekaan dan mempersiapkan Kemerdekaan Bangsa Korea. 2. Gerakan Merebut Hak Nasional dan Perjuangan Kemerdekaan
1. Perjuangan Kemerdekaan Anggota Militer Sukarelawan

Perjuangan anggota militer sukarelawan Korea melawan invasi Imperialis Jepang dimulai ketika Jepang membunuh permaisuri Myongsong dan mengumumkan perintah memotong rambut pria. Pada bulan November 189, kerajaan choson memerintahkan pemotongan Sangtu (jambul pria) yang merupakan symbol kedewasaan tradisional Bangsa Korea. Perintah itu menimbulkan reaksi keras dari segala lapisan masyarakat Korea karena tubuh temasuk rambut pria dianggap sebagai karunia dari orangtua. Olehsebab itu, sejumlah besar sarjan ilmu konghucu dibawah kepemimipinan Yu In-Sok membentuk anggota militer sukarelawan birokrat pro-Jepang atau orang Jepang.
2. Gerakan Pencerahan oleh Organisasi Patriotik

yang bertujuan untuk

melindungi Bangsa dan Negara. Mereka melancarkan aksi keras menentang

Gerakan perpecahan dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah gerakan perekonomian untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian nasional yang didasarkan pada modal yang dimiliki oleh Bangsa Korea sendiri ,dan cara kedua adalah dengan melancarakan gerakan pendidikan untuk membangkitkan rasa cinta tanah air
3. Pembangunan Pangkalan Gerakan Kemerdekaan di Luar Negeri

Perampasan hak Kedaulatan dan pengontrolan anggota polisi militer Korea oleh pasukan Imperialis Jepang tidak memberikan kesempatan bagi Bangsa Korea untuk melanjutkan Perjuangannya dari dalam negeri. Banyak tokoh yang masih berada di dalam negeri hany melakukan kegiatannya secara rahasia melalui organisasi-organisasi pendidikan dan keagamaan di bawah tanah. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan masyarakat Korea yang berada di daerah mancuria dan provinsi maritime yang menjelang tahun 1910 berjumlah sekitar ratusan ribu orang, giat membangun pangkalan bagi Gerakan Kemerdekaan. Bekas anggota sukarelawan dan para tokoh Bangsa Korea yang memimpin gerakan pencerahan segera bergabung satu sama lain dan membangun
9

pangkalan Gerakan Kemerdekaan untuk mempersiapkan rencana serangan terhadap Imperialisme Jepang. 4. Perkembangan Gerakan Kemerdekaan Gerakan Kemerdekaan terus ditingkatkan , baik dalam maupun luar negeri, hal tersebut mencapai puncaknya pada gerakan demonsrtasi yang dilakukan oleh masyarakat Korea serempak pada hari pemakaman Raja Kojong yang terkenal dengan nama Gerakan 1 Maret Gerakan demontrsi ditetapkan untuk melaksanakan pada tanggal 1 Maret untuk menghindari kecurigaan polisi Jepang. Pelajar kelas menengah ditugaskan untuk mengorganisir demontrasi di daerah-daerah provinsi. Ketelitian dan kewaspadaan mereka dalam menjalankan gerakan berhasil menembus jaringan intelejen Jepang sehinggga pihak imperialis Jepang tidak menduga dan memperkirakan sama sekali gerakan besar-besaran ini. Pada tanggal 1 Maret 1910, setelah sesaat dibacakan proklamasi Kemerdekaan bangsa Korea di Taman Pagoda, sejumlah besar masyarakat Korea baik para pelajar maupun masyarakat Korea saling bergandengan mneriakan Kemerdekaan bangsa Korea Sejak keberhasilan pelaksanaan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret selama kurang lebih satu bulan kemudiansekitar 2 juta orang masyarakat Korea melakukan demonstrasi menentang imperialis Jepang sebanyak lebih dari 1500 kali di sekitar 221 kabupaten di dalam negeri. Gerakan ini menunjukan kuatnya semangat dan tekad bangsa Korea untuk memperolah Kemerdekaannya. Meskipun bangsa Korea semakin berani menjalankan gerakan. Gerakan Kemerdekaan 1 Maret, baik yang dijalankan di dalam negeri maupuan di luar negeri gagal memperolah keberhasilan akibat tekanan keras yang dilakukan oleg Jepang. Akan tetapi, gerakan tersebut berhasil kepada masyarakat seluruh dunia Internasioal tekad kuat yang dimiliki oleh bangsa Korea untyuk memperoleh Kemerdekaannya. Selain itu, melalui Gerakan Kemerdekaan 1 Maret para pejuang dan pemimpin bangsa Korea berhasil menyatukan Gerakan Kemerdekaan. Pada saat perang dunia I berakhir pada tahun 1918 tokoh nasionalis Korea yang berada diluar negeri segera melakukan tindakan untuk mewujudkan
10

tangan,

mengibarkan dan melambai-lambaikan bendera nasional Taeguk sambil

Kemerdekaan bangsa (Asosiasi Nasional Korea) memutuskan untuk mengutus Rhee Syangman ke konferensi Damai Versailes untuk berbicara mengenai Kemerdekaan Korea di hadapan masyarakat Internasional. Kematian Raja Kojong pada tanggal 22 Januari 1919 dan rencana pemakamannya pada tanggal 3 Maret menjadi waktu yang tepat bagi pelaksanaan demontrasi besar-besaran. Isu mengenai keterlibatan dalam kematian Raja Kojong telah mengobarkan semangat anti Jepang dikalangan masyarakat Korea. Isu tersebut menjadikan para perencana demontarasi memutuskan untuk menggunakan masyarakat. Oleh karena itu, Gerakan Kemerdekaan di Korea ini merupakan contoh bagi Gerakan Kemerdekaan bangsa Korea selanjutnya. Gerakan Kemerdekaan itu juga telah membangkitkan semangat bangsa lain untuk menjalankan Gerakan Kemerdekaan lainnya antara lain gerakan 4 Mei di Cina dan gerakan nasionalisme di India dan negara-negara di Asia Barat Daya. Selain gerakan 1 Maret masih ada beberapa perjuangan yang di lakukan seperti adanya aktivitas pemerintah sementara Rebuplik Korea, perjuangan anggota militer kenerdekaan, perjuangan anti Jepang di dalam negeri setelah Gerakan Kemerdekaan 1 Maret. pemakaman Raja Kojong untuk memperluas partisipasi

D. PEMISAHAN SEMENANJUNG KOREA DAN KELAHIRAN REPUBLIK Setelah memperoleh kemerdekaannya, tanah dan bangsa Korea terbagi menjadi dua akibat pertentangan ideology antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pembagian tanah dan perpecahan bangsa itu pernah memicu perang saudara antar bangsa Korea. Meskipun demikian, Republik Korea yang menguasai wilayah sebelah selatan Semenanjung Korea dapat mengembangkan dirinya sambil berusaha untuk menyatukan tanah, Negara dan bangsa Korea. 1. Persiapan Kemerdekaan Korea Pada bulan Agustus 1945, Jepang merasa bahwa Perang Dunia II akan segera berakhir dengan kekalahannya. Saat itu, perhatian utama pemerintah Jepang mempertahankan pemerintahannya di Korea dan melindungi warga negarannya yang

11

ada disana sampai salah satu pihak memenangkan Perang Dunia II. Untuk itu Jepang merasa membutuhkan bantuan rakyat Korea. Jepang mendekati Song Chin-U, seorang tokoh politik moderat. Antara tanggal 9-13 Agustus 1945, pemerintah kolonial Jepang memberikan kewenangan kepada Song untuk membentuk komite pemerintahan administratif sementara untuk melindungi pelaksanaan hukum di Korea. Namun tawaran itu ditolak oleh Song tanpa alasan yang jelas. Jepang segera mencari alternatif lain. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang memberikan penawaran yang sama kepada Yo Un-Hyong dan diterima dengan syarat Jepang segera membebaskan semua tahanan politik, menjamin adanya pasokan makanan bagi rakyat Korea selama 3 bulan mendatang, dan tidak ikut campur tangan dalam kegiatan kemerdekaan, mobilisasi dan pemeliharaan perdamaian di Semenanjung Korea. Jepang segera menyetujui syarat tersebut dan Yo Un-Hyong segera membentuk Choson Kon-guk Junbi Wiwonhoe atau Komite Persiapan Kemerdekaan Korea. Komite Persiapan Kemerdekaan Korea segera berkembang yang tadinya ahanya sebagai badan penjaga perdamaian di pemerintahan kolonial Jepang menjadi pemerintahan nasional Korea yang baru. Cabang dari komite ini, Inmin Wiwonhoe (Komite Rakyat), terbesar diseluruh wilayah Semenanjung Korea dan menjalankan pemerintahan selama beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan. Dengan dukungan seluruh rakyat Korea di berbagai daerah, Komite Persiapan Kemerdekaan Korea membentuk dewan perwakilan di Seoul dan pada 6 September 1945 mengumumkan pembentukan Choson Inmin Konghwaguk (Republik Rakyat Korea) dan menjadwalkan kegiatan pemilihan umum nasional dalam waktu dekat. Banyak pihak yang meragukan legitimasi Republik Rakyat Korea, khususnya warga Korea Selatan dan sarjana Amerika yang memandang bahwa Republik Rakyat Korea lebih mendasarkan pemerintahannya pada pemikiran komunis. Meskipun demikian pemerintahan Republik Rakyat Korea tetap menjalankan kekuasaanya dan segera menyusun kabinetnya. Kabinet merangkul tokoh-tokoh sayap kanan sperti Kim Song-Su untuk membuktikan bahwa pemerintahannya tidak hanya beraliran kiri. Bahkan Rhee Syngman yang beraliran barat dipilih sebagai ketua Republik Rakyat Korea.
12

Melalui platform sebanyak 37 pasal yang diumumkan pada 14 September 1945, pemerintah Republik Rakyat Korea menetapkan bahwa tanah-tanah yang dikuasai oleh Jepang selama masa penjajahannya akan dikembalikan pada rakyat dan nasionalisasi hanya akan diterapkan pada industri-industri utama seperti pertanbangan, perusahaan berskala besar, jalur kereta api, perikanan, fasilitas komunikasi, dan bank yang sebagian besar diantarannya memang sudah berada di dalam penguasaan negara. Usaha kecil dan menengah akan mendapat prioritas utama untuk hidup dan berkembang, meskipun masih berada di bawah pengawasan pemerintah. Lapangan bagi pekerja anak dan penetapan upah minimun menjadi janji yang ditujukan untuk melindungi para buruh. Kebebasan berbicara, berserikat, beragama, juga akan dijamin oleh pemerintah. 2. Kelahiran Republik Korea dan Perang Korea a. Kelahiran Republik Korea Kegembiraan atas kemerdekaan bangsa Korea pada 15 Agustus 1945 tidak bertahan lama karena bangsa Korea harus menghadapi tragedi pemisahan bangsa dan tanah air. Pemisahan itu terjadi setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet masuk Semenanjung Korea dan masing-masing menduduki wilayah bagian selatan dan utara. Sesuai dengan keputusan Konferensi 3 Menteri antara AS, Inggris, dan US di Moscow, negara-negara Sekutu mencoba mendirikan pemerintahan perwakilan, baik di Korea Utara maupun di Korea Selatan selama 5 tahun di bawah pengontrolan PBB. Untuk itu AS dan US berusaha membentuk komite gabungan AS dan US di Seoul. Hal tersebut mendapat tentangan keras dari masyarakat Korea. Di belahan utara Semenanjung Korea, US memberikan dukungan kepada Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara dengan didasarkan pada pemikiran komunis. Di belahan lain semenanjung Korea, AS memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan. Pada bulan Februari 1946 saat Kim Il-Sung membentuk Komite Rakyat Sementara di Korea Utara, pada saat yang bersamaan Rhee Syngman mempersiapkan pembentukan Dewan
13

Perwakilan Demokratis di Korea Selatan. Hal tersebut menyebabkan komite gabungan AS dan US mengalami jalan buntu sehingga AS mengajukan masalah tersebut ke PBB. Dalam sidang umum PBB, diputuskan bahwa kelahiran pemerintah Korea ditetapkan melalui penyelenggaraan pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat Korea. Keputusan PBB tersebut segera ditindaklanjuti oleh AS dengan membentuk Komisi Sementara PBB untuk Korea (UNTCOK) sebagi pengawas pemilu. Namun Korea Utara menolak keputusan PBB tersebut dengan tidak memberi ijin kepada seluruh kegiatan delegasi PBB di wilayah Korea Utara sehingga pemilu hanya dapat berlangsung di Korea Selatan pada Mei 1948. Dari pemilu itulah lahirlah pemerintahan baru Republik Korea yang berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme pada 15 Agustus 1948 dengan Rhee Syngman persiden pertamanya. Kemudian Korea Utara membalas dengan mengadakan pemilihan umum pada 25 Agustus 1948 yang hasilnya membentuk Republik Demokrasi Korea dengan Kim Il-Sung sebagai perdana menteri. Kedua pemerintahan tersebut mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya pemerintahan yang sah di Semenanjung Korea. Pada akhir tahun 1948 US mengundurkan diri dari peranannya di Korea Uatara dan diikuti AS pada Juni 1949 yang meninggalkan situasi yang sangat panas di Semenanjung Korea. b. Tragedi Perang Saudara Hubungan kedua negara Korea semaking tegang akibat perang dingin antara AS dengan US. Pada 25 Juni 1950 Korea Utara menerima bantuan militer dari US dan secara tiba-tiba menyerang Korea Selatan. Korea Selatan yang tidak menduga akan adanya serangan militer Korea Utara terpaksa mundur dari ibukota Seoul. PBB segera mencap Korea Utara sebagai agresor sehingga PBB segera mengirimkan pasukannya yang terdiri dari 16 negara untuk membantu Korea Selatan melawan Korea Utara dengan garis pertahanan terakhirnya di sekitar sungai Nakdong. Sedangkan Korea Utara dibantu Cina untuk menyeimbangkan kekuatannya. Campu tangan pihak luar justru membuat perang saudara ini bertambah tegang.
14

Setelah 3 tahun terlibat peperangan yang sengit, kedua Korea akhirnya sepakat untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata pada Juli 1953 dan Perang Korea berakhir. Namun akibat perang tersebut masih terasa sampai saat ini yaitu masih ada ketegangan dan pertentangan antar Korea. c. Proses Dialog Langsung antar Korea Adanya pembagian wilayah dan perang saudara telah menyebabkan timbulnya jurang pemisah di semenanjung Korea. Pada tanggal 4 Juli 1972 antara Korea Utara dan Selatan mengadakan perjanjian pernyataan semenanjung Korea. Dalam perkembaganya perjanjian ini berhenti di tengah jalan akibat pemutusan dialog secara sepihak oleh Korea Utara. 3. Pertumbuhan Republik Korea
a. Republik Pertama Korea di bawah Rhee Syngman

Rhee Syngman memerintah Korea Selatan dengan diktator yang dibuktikan dengan adanya UU Keamanan Nasional yang disetujui oleh Dewan Nasional pada November 1948. Berbagai aspek kehidupan rakyat Korea berada dibawah kontrol pemerintah. Masa Pemerintahan Rhee Syangman (1948-1960) berakhir setelah adanya demokrasi besar-besaran rakyat Korea yang tidak puas atas kinerja Rhee Syngman selama menjabat sebagai Presiden Korea Selatan.
a. Revolusi April 1960 dan Masa Republik Kedu

Setelah terjadi demonstrasi 18 April 1960, berakhir Republik Pertama Korea di bawah pimpinan Rhee Syangman. Pemerintahan yang baru mengadakan pemilu tanggal 29 Juli 1960. DPR hasil pemilu menunjuk Yun Yo-Son sebagai Presiden dan Chang Myon sebagai perdana menteri. Belum genap setahun pemerintahan, pihak militer melakukan kudeta terhadap Pemerintahan baru ini.
b. Masa Pemerintahan Republik Ketiga di bawah Park Chung Hee

Pihak militer menunjuk Park Chung Hee sebagai presiden setelah mereka berhasil menggulingkan kekuasaan perdana menteri Chang Myon. Masa pemerintahan Park Chung Hee terbagi dalam 3 periode, yaitu tahun 1961-1963, 1963-1972 yang disebut Pemerintahan Junta Militer, 1973-1979. Selama
15

memerintah Park Chung Hee menempatan militer sebagai pusat kegiatan politik. Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan nasional melalui pembangunan nasional adalah fokus utama pemerintahannya. Pada tahun 1972, Park Chung Hee mengumumkan sistem Yusin yang mengubah posisi kepresidenan menjadi sistem kediktatoran yang sah. Pada akhir pemerintahannya, Park Chung Hee dibunuh pada acara yang diadakan Badan Intelejen Pusat Korea.
c. Masa Republik Kelima di bawah Kepemimpinan Chun Doo-Hwan

Setelah peristiwa pembunuhan Park Chung Hee, Roh Tae-Woo, Chong HoYong dan Chun Doo-Hwan mengambil alih kekuasaan pemerintah Korea. Setelah tiga tahun masa transisi (1978-1981), Chun Doo-Hwan menggunakan strategi Yusin selama memerintah. Pemerintahannya yang otoriter mendapat reaksi keras dari rakyat Korea Selatan. Pada tanggal 10 Juni 1987, Chun Doo-Hwan memilih Roh tae-Woo sebagai kandidat presiden penggantinya akibat semakin meluasnya gerakan demonstrasi.
d. Masa Republik Keenam di bawah Roh Tae-Woo

Setelah dipilih menjadi kandidat pengganti presiden, pada tanggal 29 Juni 1987 Roh Tae-Woo mengeluarkan 8 program reformasi. Pemerintahan Roh TaeWoo hanya berlangsung selama 5 tahun. Namun selama masa pemerintahannya nilai-nilai demokrasi muali ditegakkan. E. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUDAYAAN KOREA
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspansi Ke Luar Negeri a. Pemacuan Rencana Pengembangan Ekonomi

Semenjak awal tahun 1960, rakyat korea selatan mulai melaksanakan kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Masa pemerintahan republik ke-3 tidak dapat dipungkiri lagi telah berhasil meletakkan landasan bagi kehidupan eonomipolitik korea modern
b. Penyebarluasan Gerakan Sae-Maul

Gerakan yang muncul atas gagasan presiden Park Chung Hee ini bertujuan untuk mengembangkan dari memodernisasikan daerah pedesaan

16

c. Ekspansi Perusahaan dan Tenaga Kerja di Luar Negeri

Dengan semangat pembangunan nasional yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi dalam negeri, bayak industri korea yang mengalami perkembangan kemajuan yang signifikan.
d. Pertumbuhan Masyarakat Korea di Luar Negeri

Sejak memperoleh kemerdekaannya, banyak warha korea yang memilih tinggal di luar negeri. Tercatat, terdapat kurang lebih 5 juta warga korea yang tinggal dan bermukim di luar negeri
2. Kejayaan Kebudayaan Modern a. Peningkatan Pendidikan Nasional

Selama 50 tahun kemerdekaan, bangsa korea mampu mengmbangkan tatanan baru di bidangn pendidikan. Hingga saat ini terdapat 5900 SD, 2650 SMP, 1800 SMA, dan 290 universitas di korea selatan
b. Pengembangan Penbelitian Ilmiah

Selain bidang bahasa, kesusasteraan, dan sejarah korea, ,banyak bidang ilmiah baru yang membawa kemajuan bagi bangsa korea. Dalam perkembangannya, korea berusaha membentuk peradaban modern. Dalam perkembangannya, korea berusaha membentuk sistem pendidikannya secara mandiri.
c. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Untuk mampu membentuk peradaban modern, korea selatan mengambangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama ilmu pengetahuan praktis yang berkembang dengan sangat cepat.
d. Aktivitas Kegiatan Keagamaan dan Kesenian

Sistem demokrasi korea selatan menjamin kebebasan beragama dan aktivitas seni budaya. Pengaktifan agama dan seni budaya korea memperlihatkan keunggulan budaya korea yang berlandaskan pada keharmonisan antara niali-nilai budaya tradisional dan gaya modern dunia barat.
17

e. Kemampuan Seni Budaya ke Luar Negeri

Dewasa ini masyarakat korea memperkenalkan seni budayanya ke dunia luar. Walaupun semenanjung korea terbagi menjadi dua negara, namun masyarakat korea berusaha untuk menjadikan korea sebagai pusat kebudayaan internasional.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Bangsa Korea berkembang bersama dengan munculnya kerajaan-kerajaan, datangnya kekuatan asing, perjuangan kemerdekaan rakyat Korea, dan peristiwa-peristiwa modern yang membentuk kebudayaaan dan aktivitas dalam masyarakat. Peranan raja-raja sangat penting dalam proses pembentukan bangsa Korea, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Kerajaan Go Choson merupakan kerajaan pertama yang berdiri didasarkan pada bersatunya masyarakat klan. Setelah runtuhnya Kerajaan Go Choson muncul beberapa kerajaan, salah satunya Kerajaan 3 Han yang berkembang menjadi beberapa kerjaan seperti Baekje, Silla, dan Gaya. Dalam perkembangannya Kerajaan Silla berhasil mempersatukan 3 kerajaan di Semenanjung Korea yang selanjutnya bernama Kerajaan Silla Baru. Pada abad ke-9 Kerajaan Silla Baru sempat pecah tetapi dapat disatukan kembali oleh Wangkon pada tahun 918 dan berganti nama menjadi Kerajaan Koryo. Memasuki abad ke-12 Kerajaan Koryo menghadapi kemelut dan disaat bersamaan muncul Kerajaan Choson. Pada tahun 1860 Kerajaan Choson menghadapi kekacauan baik intern maupun ekstern. Krisis ekstern muncul dari serbuan pasukan Perancis, AS, US, dan Jepang.

18

Masa pendudukan Jepang dimulai pada 22 Agustus 1910. Pendudukan Jepang berlangsung selama 35 tahun. Korea memperoleh kemerdekaan pada 15 Agustus 1945 saat Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II. Sesaat setelah kemerdekaan dicapai, bangsa Korea harus menghadapi pemisahan bangsa dan tanah air akibat masuknya AS dan US di Semenanjung Korea. Perang Saudara terjadi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Namun setelah disepakati persetujuan gencatan senjata rakya Korea Selatan berusaha memperbaiki hubungan yang rusak akibat Perang Korea. Korea Selatan berdiri sebagai negara yang lebih maju dibanding Korea Utara. Presiden pertama Korea Selatan adalah Rhee Syngman yang memerintah secara diktator. Kediktatorannya berujung pada Revolusi 26 April 1960 yang berhasil menumbangkan pemerintahan pertama yang kemudian diganti oleh pemerintahan di bawah Perdana Menteri Chang Myon. Belum genap setahun pemerintahan ini jatuh akibat kudeta dari Park ChungHee. Dalam pemerintahannya Park Chung-Hee melaksanakan referendum nasional untuk memperpanjang masa pemerintahannya tetapi justru menimbulkan banyak pertentangan yang berakhir pada terbunuhnya Park Chung-Hee. Presiden selanjtnya adalah Chun Doo-Hwan yang bersifat militeris tetapi dalam perjalanannya mengembangkan sistem demokrasi murni. Demikian proses dinamika bangsa Korea dalam membentuk suatu bangsa dan negara.

19

DAFTAR PUSTAKA

Yang Seung-Yoon dan Nur Aini Setiawati. 2003. Sejarah Korea: Sejak awal abad hingga masa kontemporer. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. http://www.angelfire.com/gundam/sartohalim/sejarah.htm

20

http://tuandiktator.wordpress.com/2010/01/08/syngman-rhee-diktator-presiden-pertamakorea-selatan/

21

You might also like