You are on page 1of 11

MAKALAH

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN SAINS

Oleh Jul Hasratman D, S.Si

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Sains

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2012


1

PENDAHULUAN

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (bahasa Inggris : Information and Communication Technology, disingkat ICT) dewasa ini tidak hanya menjadi alat yang digunakan dalam dunia pendidikan akan tetapi telah dipandang sebagai suatu kebutuhan. Pada saat ini kita hidup di dalam masyarakat digital dimana penggunaan TIK telah hadir dimana-mana. TIK memainkan peranan yang signifikan baik di dalam urusan pribadi maupun urusan pekerjaan.

Teknologi Informasi (TI) adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi, sementara Teknologi Komunikasi (TK) adalah teknologi yang dipergunakan untuk mentransfer aneka informasi sehingga tepat guna, tepat sasaran, dan memiliki nilai. Meski dalam praktiknya, antara TI dan TK terkadang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Hal ini disebutkan Lestari (2011) bahwa TIK adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi antar media.

Secara umum TIK adalah semua aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa, dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya. Ada tiga komponen utama pembelajaran yang berbasis TIK yakni komputer, multimedia, dan telekomunikasi. Penggunaan TIK merupakan suatu model pembelajaran yang mendukung terwujudnya visi pendidikan global (Asyhar, 2011).

Semakin tingginya tingkat aspek penggunaan TIK dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan sains, dipandang perlu untuk melakukan suatu kajian tentang dampaknya. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada dampak positif yang muncul dengan

hadirnya TIK di dalam dunia pendidikan, meski sebagian peneliti juga menyatakan bahwa ada dampak negatif dari kehadiran TIK ini.

DISKUSI

Menurut Newhouse (2002), teknologi sebenarnya dikembangkan untuk memecahkan berbagai masalah atau kendala yang dihadapi oleh manusia dengan cara-cara yang produktif. Apabila tidak ada permasalahan, teknologi tidak dikembangkan dan tidak diadopsi. Dengan kata lain kehadiran teknologi tidak diperlukan jika tidak ada permasalahan yang ingin dipecahkan. Sebagai contoh permasalahan tentang jarak. Jarak yang jauh terhadap dua orang yang ingin berkomunikasi adalah sebuah kesulitan untuk melakukan hal itu. Dengan adanya teknologi komunikasi membuat keduanya menjadi mudah dan masalah jarak dapat di atasi. Bila kendala jarak tidak ada, sebenarnya teknologi komunikasi tidak diperlukan untuk keadaan tersebut.

Sesuai dengan prinsip di atas, pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan pada dasarnya berperan untuk memecahkan berbagai kendala dunia pendidikan yang dihadapi. Jadi TIK di sini bukan asal mengikuti perkembangan zaman, bukan asal keren dan ikut-ikutan dengan tren. Dengan demikian, sebelum berpikir untuk menggunakan TIK maka harus mampu menjawab pertanyaan : Permasalahan pendidikan sains apa yang akan dipecahkan dengan TIK? . Pertanyaan ini harus diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat sebagai pembuat keputusan dalam dunia pendidikan. (Newhouse, 2002).

Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi merupakan suatu upaya bagaimana agar teknologi tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan-tujuan pemeblajaran, termasuk taksonomi (levelitas pembelajaran), pemahaman, dan beberapa kebutuhan-kebutuhan khusus. (Shambaugh, 2006).

Ada beberapa pertimbangan positif yang dituliskan oleh Akmal (2009) terkait pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia yakni : masalah geografis meliputi masalah waktu dan masalah sosial ekonomi Indonesia, Negara Republik Indonesia merupakan Negara
3

kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata, mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya, akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi, TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.

Dengan kendala dan beberapa aspek pemanfaatan TIK sebagaimana diuraikan Akmal, kehadiran TIK merupakan solusi atas beberapa persoalan pendidikan di Indonesia.

1. PENDIDIKAN SAINS DAN PEMANFAATAN TIK

Sebelum berbicara lebih jauh tentang dampak positif atau negatif TIK dalam pendidikan sains. Ada baiknya perlu penjelasan singkat tentang pendidikan sains. Pendidikan sains adalah segala sesutu yang berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman belajar tentang sains yakni ilmu yang merujuk kepada ilmu-ilmu alam meliputi kimia, fisika, biologi, astronomi, serta statistika dan matematika.

Dari sekian banyak ilmu yang berada di dalam ruang lingkup sains, ilmu kimia seringkali diistilahkan sebagai pusat sains. Penggunaan TIK dalam pendidikan kimia saat ini tengah mengalami perkembangan yang amat pesat. Sebagai contoh, penggambaran struktur kimia menggunakan chemdraw software yang pada awalnya setiap struktur kimia digambar dengan cara manual. Dengan adanya aplikasi chemdraw, menggambar struktur kimia yang rumit menjadi lebih mudah dan cepat sekaligus tergambar secara terperinci.

Pemanfaatan TIK juga dalam hal mencari bahan belajar dari sumber-sumber yang asli dan diakui. Dalam menemukan artikel dari jurnal internasional, para peserta didik dapat memperolehnya hanya dengan duduk di depan komputer yang terhubung dengan jaringan
4

internet. Semua informasi tentang ilmu sains dapat tersaji dalam waktu cepat hanya dengan menggunakan fasilitas internet. Bahan belajar yang sudah diperoleh kemudian disalin dan dipindahkan ke dalam USB, dapat juga dengan dicetak langsung sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran.

Salah satu cabang ilmu sains kimia yang memanfaatkan TI dimana ilmu ini sedang berkembang pesat saat ini adalah ilmu kimia komputasi, yakni sejenis ilmu yang menggunakan laboratorium kimia virtual. Seorang peneliti kimia komputasi tidak akan bekerja dengan zat-zat kimia di laboratorium yang beberapa di antaranya berbahaya bagi tubuh apabila terpapar dalam waktu yang lama dan dengan konsentrasi paparan yang tinggi. Seorang peneliti kimia komputasi akan berkutat dengan gambar-gambar struktur menggunakan komputer dan beberapa aplikasi penunjang penelitian kimia komputasi.

Kimia dapat juga berkolaborasi dengan ilmu biologi dan ilmu informatika membentuk suatu cabang ilmu yang dinamai bioinformatika. Cabang ilmu kimia ini adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biokimia. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen (Wikipedia, 2012).

2. DAMPAK POSITIF TIK DALAM PENDIDIKAN SAINS

Menurut Newhouse (2002) apabila kita berbicara masalah dampak TIK dalam pendidikan maka ada beberapa hal yang ditinjau yakni : dampak terhadap proses pembelajaran, dampak terhadap kurikulum, dampak terhadap lingkungan belajar, dampak terhadap guru dan aspek pedagoginya, dampak terhadap sekolah dan sistem pendidikan, serta dampak terhadap siswa. Demikian juga dalam pendidikan sains, penulis berpendapat bahwa harus
5

ada kajian yang lebih rinci tentang dampak pemanfaatan TIK pada masing-masing aspek tinjauan di atas. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan TIK dalam pendidikan sains memiliki pengaruh yang sangat positif.

Dalam makalah ini, setidaknya penulis menguraikan tiga hal secara singkat tentang dampak dampak terhadap siswa dan implikasinya terhadap guru, dampak terhadap proses pembelajaran, dan dampak terhadap lingkungan belajar.

TIK memainkan peranan yang sangat penting dalam mengelola pendidikan sains menjadi lebih relevan, memiliki daya tarik, dan mampu memberikan motivasi terhadap siswa. TIK juga menawarkan sebuah peluang untuk menghubungkan jurang pemisah antara masyarakat umum dan kalangan akademisi. Siswa melalui TIK mampu belajar bagaimana menemukan data, menginterpretasikan sebuah model, dan sumber-sumber rujukan dari internet yang mengantarkan mereka menjadi sukses baik di sekolah maupun di tempat bekerja. Salah satu keampuhan TIK dalam mengantarkan kesuksesan seorang siswa terkait dalam pelajaran sains adalah bahwa TIK mampu merangsang aspek teoritis dan praktikal dalam pengajaran dan pembelajaran sains (Mork, 2005).

Melalui pemanfaatan TIK, siswa mampu melakukan sebuah pengembangan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing, siswa menjadi lebih tertarik terhadap proses pembelajaran yang mereka miliki, dan mampu mencapai hasil belajar melewati kurikulumnya pada tingkat yang lebih tinggi (Newhouse, 2002).

Menurut Mork di dalam disertasinya, kehadiran TIK mampu memunculkan dampak positif yakni: 1) Sistem pembelajaran yang kompleks dapat disimulasikan, 2) Kurikulum dapat dipusatkan pada permasalahan otentik, paralel dengan kehidupan nyata, 3) Pemodelan dan visualisasi dapat digunakan untuk menjembatani antara pengalaman dan abstraksi, 4) topic-topik kontroversial dapat didiskusikan dengan para ahlinya di luar ruang kelas (Dede, 2000; Crosier, Cobb, & Wilson, 2002; Jorde,2003). Lebih lanjut Mork menuliskan bahwa gagasan penggunaan TIK mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (Campbell, 1984; Rieber, 1991; Schofield, 1995; Strmme, 2004).
6

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan TIK ternyata memberikan efek positif sebagai berikut : y y y y y y y y y Investigasi secara nyata dalam membangun pengetahuan Meningkatkan keaktifan belajar dan penilaian otentik Memotivasi dan menantang siswa untuk memiliki ketertarikan Menyediakan media untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas siswa Menyediakan sarana pendukung untuk berpikir lebih tinggi Meningkatkan independensi siswa Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama Pembelajaran yang sesuai dengan siswa Menyelesaikan persoalan ketidakmampuan fisik

Ada beberapa pembuktian yang telah dilakukan bahwa pencapaian pendidikan di Eropa secara positif disebabkan oleh pemanfaatan TIK, tetapi kesimpulan ini tidak hanya di dalam ruang lingkup penggunaan di sekolah. Hal ini juga tergantung bagaimana TIK dikelola dan digunakan di dalam institusi pendidikan. TIK digunakan sebagai alat untuk mendukung dan meningkatkan eksistensi proses pembelajaran serta mendukung administrasinya. TIK tetap dipandang bukan untuk sebuah revolusi pembelajaran dan pengajaran (Punie, 2008).

Penggunaan TIK juga mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam penggunaan TIK, lingkungan belajar lebih terkesan sebagai learner-centred , dimana siswa sebagai pusat pembelajaran. Proses pembelajaran konvensional umumnya lebih mengarahkan kepada lingkungan dimana guru sebagai pusat lingkungan, disebut teachercentred . Selain itu, pemanfaatan TIK juga mendorong sebuah lingkungan yang berpusat pada pengetahuan (knowledge-centred). Masing-masing punya akses yang sama terhadap ilmu pengetahuan sehingga tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi atau tidak diajarkan. TIK juga menawarkan sebuah lingkungan belajar yang berpusat pada penilaian dan berpusat pada komunitas, yakni adanya kerja sama dan kooperasi (Newhouse, 2002).
7

Berkaitan dengan pendidikan sains, secara khusus Webb (2008) menyatakan bahwa lingkungan belajar sains yang diperkaya dengan TIK mampu: 1) Meningkatkan perkembangan aspek kognitif, 2) Memampukan pengalaman secara lebih luas, sehingga siswa dapat menghubungkan sains dengan pengalaman pribadi dan pengalaman nyata mereka, 3) Meningkatkan manajemen diri siswa serta memampukan mereka untuk melacak tingkat kemajuan belajar, sehingga guru leluasa memusatkan perhatian pada halhal yang mendukung pembelajaran dan pembelajaran untuk memampukan para siswa, dan 4) Memfasilitasi koleksi data dan presentasi data tersebut, sehingga dapat membantu siswa dalam memahami dan menginterpretasikan data tersebut.

Dari hasil tinjauan literatur oleh La Velle et al (2002), disebutkan secara detail bahwa Watson et al (1993) menyatakan penelitiannya tentang dampak TIK terhadap prestasi siswa mata pelajaran sains (di antara mata pelajaran lain). Watson juga menyediakan bukti bahwa siswa dengan menggunakan TIK akan melewatkan waktu lebih banyak dalam tugas pelajaran. Ada perubahan dalam perilaku dan motivasi siswa dalam belajar serta peningkatan dalam hal ketertarikan dan kecenderungan menikmati aktivitas belajarnya. Pada tahun 1993, Morrison et al juga menunjukkan bukti adanya peningkatan prestasi bagi siswa yang menggunakan laptop selama setahun pada semua kurikulum, termasuk sains. McFarlane and Friedler (1998) juga memperlihatkan bukti yang jelas peningkatan proses pembelajaran menggunakan logging data.

Adanya peningkatan penggunaan TIK telah memperkenalkan sebuah pendekatan pedagogi yang baru, termasuk di dalamnya pembelajaran Berbasis Sumber atau Resource Based Learning (RBL) dimana pembelajaran ini memerlukan aset pendukung TIK. Secara khusus, mata pelajaran sains secara ekstrim memperoleh dampak positif dari kehadiran RBL yang berkaitan dengan penggunaan TIK. Implementasi teknologi yang didukung oleh inquirykolaboratif mendorong guru sains untuk mendesain pendidikan sebagai suatu sistem terpadu yang menyediakan sejumlah peralatan relevan kepada siswa, mengarahkan mereka untuk berkolaborasi secara efektif, dan meningkatkan secara epistemologi tingkat dan cara bekerja denganilmu pengetahuan (Givannini et al, 2010).
8

Sebagaimana kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi berkembang dari adanya penelitian dan pengembangan ilmu-ilmu sains secara berkelanjutan dan terpadu. Perkembangan TIK tidak terlepas dari perkembangan ilmu fisika dan kimia. Prinsip-prinsip teknologi selelu mementingkan ilmu fisika dalam perkembangannya, termasuk kimia sebagai bahan utama pada perangkat-perangkat teknologi tinggi. Dengan mendekatkan TIK dalam pendidikan sains, siswa akan semakin terpacu dan melihat dari dekat aplikasi sains yang dipelajarinya (khususnya kimia dan fisika). Inilah yang menjadikan penggunaan TIK dalam pendidikan sains menjadi lebih menarik dibandingkan dengan penggunaannya di dalam bidang ilmu non-eksakta (sosial).

3. DAMPAK NEGATIF TIK DALAM PENDIDIKAN SAINS

Penulis dengan keyakinan tinggi berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan dan pengamatan di lapangan, bahwa hampir tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan oleh TIK.

Banyak pendapat lain menyebutkan bahwa ada dampak negatif penggunaan TIK dalam pendidikan sains. Akan tetapi menurut analisis yang dilakukan oleh penulis, dampak negatif itu muncul sebagai kesalahan yang terjadi akibat tidak cekatan dalam memanfaatkan sebuah peluang menjadi berdampak positif. Sebagai contoh adanya fasilitas copy and paste dalam aplikasi komputer. Ini tentu saja membuka kesempatan semakin mudahnya proses plagiat dilakukan. Akan tetapi dalam masalah ini penulis berpikir bahwa fasilitas copy paste itu sebenarnya sebagai peluang untuk dijadikan sebagai dampak positif, yakni semakin cepatnya proses pemindahan data.

Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa kedekatan siswa dengan dunia TIK, khususnya internet akan menjadikan mereka banyak meluangkan waktu di dunia internet dengan bermain game atau terkadang mengakses konten-konten negatif. Apabila penataan regulasi yang berlaku terkait dunia internet dapat ditingkatkan lagi maka hal ini dapat dihindari. Langkah yang tepat diambil adalah dengan meningkatkan kesadaran dari semua pihak untuk menjaga peluang-peluang negatif tidak terjadi.
9

Selain itu dengan adanya dampak negatif yang diduga muncul dalam pemanfaatan TIK, maka perlu diantisipasi melalui pengelolaan penggunaan TIK secara baik. Apabila suatu dampak yang sebelumnya dipandang negatif, apabila diantisipasi dengan baik maka akan melahirkan potensi positif bahkan dapat dikategorikan sebagai dampak positif. Dampak negatif yang diianggap berimplikasi terhadap kepercayaan diri guru, sebagaimana disebutkan Newhouse (2002) bahwa dengan penggunaan TIK, siswa mampu belajar di luar keahlian dan kemampuan guru. Dalam kondisi ini siswa dapat saja melebihi wawasan guru apabila guru tersebut tidak mampu mengimbanginya dengan hal yang serupa. Akan tetapi jika dikelola dengan baik, sebenarnya ini adalah potensi positif untuk menjadikan porses pembelajaran menjadi dinamis.

Dampak negatif lain juga timbul akibat penggunaan TIK kurang terimplementasi dengan baik. Beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam hal mengimplementasikan penggunaan TIK antara lain : kurang lengkapnya hardware, infrastruktur, akses yang memadai terhadap software pendidikan, serta kelemahan guru dalam melaksanakan pendidikan berbasis TIK. (Mork, 2005).

KESIMPULAN

Pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains dewasa ini tidak dapat dihindarkan lagi untuk mengikuti perkembangan global. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti pendidikan sains menunjukkan bahwa TIK memiliki dampak positif terhadap pendidikan sains. Meskipun sebagian menyatakan ketidakyakinannya tentang dampak ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa TIK memiliki dampak negatif terhadap pendidikan sains yang sebenarnya dapat diarahkan menjadi dampak yang positif, tergantung pola pengelolaan pada saat penggunaannya.

Penulis menyarankan kepada para pengajar sains agar senantiasa melakukan proses perbaikan dan pengelolaan yang mantap di dalam menggunakan TIK sehingga dampak positifnya dapat diraih.

10

DAFTAR PUSTAKA

Newhouse, Paul. 2002. A Framework to Articulate the Impact of ICT on Learning in Schools. Specialist Educational Services, Perth, Western Australia. La Velle, Linda B., McFarlane, Angela., Brawn, Richard. 2002. Knowledge transformation through ICT in science education: A case study in teacher-driven curriculum development. Graduate School of Education, University of Bristol. Mork, Sonja M. 2005. Design and Implementation of the Web-Based Viten Program Radioactivity. University of Oslo Dissertation. Punie, Yves., Zinnbauer, Dieter., Cabrera, Marcelino. 2008. A Review of the Impact of ICT on Learning, Working Paper prepared for DG EAC, October 2006. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities. Akmal, Khoirul. 2009. Kecenderungan Global dalam Pemanfaatan TeknologiInformasi dan Komunikasi untuk Pendidikan diIndonesia. Diakses dari http://www.scribd.com (14 Januari 2012). Giovannini, Maria Lucia., Hunya, Mrta., Lakkala, Minna., Moebius, Sibylle., Raymond, Cyrille., Simonnot, Brigitte., Traina, Ivan. Fostering the Use of ICT in Pedagogical Practices in Science Education. URL: http://www.elearningpapers.eu (Diakses 14 Januari 2012). Lestari, Umi. 2011. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Aktivitas Pendidikan. Makalah Tugas Mata Kuliah ICT, Program Pascasarjana UHAMKA. Diakses dari http://umilestari67.wordpress.com (14 Januari 2012). Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Shambaugh, Neal., Magliaro, Susan G. 2006. Instructional Design : A Systematic Approach for Reflective Practice. Pearson Education, Inc. United States of America. http://www.wikipedia.com (diakses 14 January 2012).

11

You might also like