You are on page 1of 18

BAB 2.

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang landasan teori tentang mata pelajaran Ekonomi di SMA, pendidikan berkarakter, pembelajaran berbasis karakter, media komputer interaktif, hasil belajar, kerangka konsep berfikir, dan hipotesis. Landasan teori dalam bab ini disertai dengan indikator-indakator dari variabel penelitian yang digunakan. 2.1 Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Dalam kurikulum KTSP Mata pelajaran Ekonomi di SMA merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan mulai dari kelas X dan pada kelas XI dan XII pada jurusan IPS. Pada mata pelajaran Ekonomi di SMA mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan. Isi dari mata pelajaran Ekonomi meliputi aspek-aspek yaitu perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi dan manajemen. Berdasarkan isi dari mata pelajaran Ekonomi tersebut, maka dengan belajar ekonomi siswa diharapkan dapat mempunyai sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara serta membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi. 2.1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Ekonomi di SMA diadakan tidak hanya menyiapkan siswa untuk bisa atau pandai dalam teori-teori ekonomi, namun lebih jauh lagi yaitu memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah

ekonomi dengan kehidupan sehari-hari. Melihat dari tujuan tersebut maka isi dari mata pelajaran Ekonomi harus dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran Ekonomi kelas X semester 1 adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi 1. Memahami permasalahan Ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem Ekonomi Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia 2.1 Mendeskripsikan berbagai sumber Ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas 3.1 Mengidentifikasi masalah pokok Ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi 4.1 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain 5.1 Mengidentifikasi sistem Ekonomi untuk memecahkan masalah Ekonomi 2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan Ekonomi 2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram 2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen

2. Memahami konsep Ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan Ekonomi konsumen dan produsen Sumber: Buku paket mata pelajaran Ekonomi untuk SMA/MA 2011

Dalam pembelajaran berbasis karakter, standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan acuan dalam menentukan karakter apa yang akan dikembangkan, hal itu karena tidak semua karakter cocok dikembangkan di tiap standar kompetensi dan komptensi dasar. Misalnya karakter peduli lingkungan, tidak cocok dikembangkan pada KD mendeskripsikan circulair flow diagram, tapi akan cocok diterapkan pada bab yang membahas sumber daya alam.

2.2 Pembelajaran Berbasis Karakter Pendidikan sekarang ini berorientasi pada pendidikan berbasis karakter. Pendidikan berbasis karkater adalah suatu sistem pendidikan yang tidak hanya mementingkan tingkat intelegensi siswa namun juga mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik. Tujuan pendidikan berbasis karakter tersebut yaitu supaya siswa memiliki karakter luhur dalam dirinya, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat serta warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Oleh sebab itu, pembelajaran berbasis karakter merupakan suatu metode atau alat untuk terlaksananya pendidikan berbasis karakter tersebut disekolah. Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2002:10). Pembelajaran bukan hanya usaha untuk menyampaikan informasi dari guru ke siswa, melainkan juga berusaha menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai tertentu kepada siswa sehingga akan mengubah cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Hal itu sesuai dengan pengertian tentang pembelajaran berbasis karakter, yaitu pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa kepada peserta didik selama proses pembelajaran sehingga mereka memiliki nilai karakter dalam dirinya, dan menerapkan dalam kehidupannya (kemendiknas, 2010). Sedangkan menurut Koesoema (2010) Pembelajaran berbasis karakter adalah pembelajaran menumbuhkan karakter positif siswa melalui pengembangan nilai-nilai karakter secara intensif dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter tersebut yaitu: Table 2. Nilai-nilai Karakter Nilai Karakter 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi Nilai Karakter 10. Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12. Menghargai Prestasi

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu

13. Bersahabat/Komunikatif 14. Cinta Damai/Hormat

Dan

Santun
15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial

Tanggung Jawab Sumber. Buku Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Karakter-karakter diatas merupakan karakter yang diharapkan dimiliki oleh seorang siswa, sehingga sesuai dengan tujuan dari pendidikan yaitu menjadikan peserta didik yang berkarakter. Seorang guru harus memperhatikan karakter tersebut diatas tujuannya yaitu untuk menentukan jangka waktu karakter tersebut akan dikembangkan, dan pada materi apa, serta akhirnya seorang guru dapat menentukan metode apa yang akan digunakan guna mengembangkan karakter tersebut. Pada setiap nilai karkater yang dikembangkan dalam pembelajaran berbasis karakter tersebut ada indikator-indikator untuk melihat ketercapaian karakter yang dikembangkan. Tujuan dibuat indikator tersebut adalah sebagai dasar peniliaan oleh guru terhadap siswa apakah karakter yang dikembangkan sudah menjadi karkater pada diri siswany atau belum, dan menentukan apakah karakter tersebut masih akan dilanjutkan penerapannya dalam pembelajaran atau tidak. Berdasarkan dari beberapa pengertian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis karakter adalah pembelajaran yang menumbuh kembangkan nilai karakter pada diri peserta didik selama proses pembelajaran sehingga menjadi karakter dirinya. Mengacu pada latar belakang penelitan ini, pembelajaran berbasis karakter akan difokuskan pada karkakter kedisiplinan dan kemandirian. Hal itu karena karakter kedisiplinan dan kemandirian dirasa oleh peneliti lebih mempunyai peran besar dari karakter-karakter yang lainnya terhadap hasil belajar siswa. 2.2.1 Karakter Kemandirian

11

Kemandirian merupakan suatu sikap yang perlu ditanamkan untuk mengatur dan membina diri seseorang kearah yang lebih baik tanpa tergantung kepada orang lain, menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah secara bebas, progresif, dan penuh inisiatif. Seseorang yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik, mengevaluasi dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan waktu secara efisien dan memperoleh skor atau nilai dalam pelajaran (Hargis, http/www.jhargis.com). Contoh sikap kemandirian yaitu dalam mengerjakan tugas siswa dengan inisiatif sendiri membentuk kelompok belajar atau berkerja sendiri dengan mencari referensi-referensi diperpustakaan untuk mengerjakan tugasnya. Hal itu sesuai dengan pengertian kemandirian kemandirian adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas (Kemendiknas, 2010:34). Sehingga dalam proses belajar mengajar seorang guru harus selalu melatih dan mengembangkan kemandirian kepada peserta didik melalui metode-metode tertentu, misalnya diskusi kelompok, penugasan dan lain sebagainya. Menurut Robert (1990: 93) seseorang dikatakan mandiri jika: dapat bekerja sendiri secara fisik, dapat berfikir sendiri, dapat menyususn ekspresi atau gagasan yang dimengerti orang lain, dan kegiatan yang dilakukan disahkan sendiri secara emosional. Menurut Smart (dalam Kana, 2008:4) kemandirian mencangkup tiga aspek yaitu: 1. Tidak tergantung kepada orang lain (Independent) 2. Percaya diri (Self Reliance) 3. Menetapkan hak mengurus sendiri atau berperilaku bebas dan original (Autonomi). Dalam mata pelajaran Ekonomi seorang guru dapat mengembangkan kemandirian bagi siswanya dengan penggunaan metode diskusi kelompok pada sub bab tertentu. Misalnya pada materi perilaku konsumen, seorang guru dapat memberikan studi kasus tentang kondisi nyata yang ada untuk dibahas dengan mengaitkan dengan teori tentang perilaku konsumen. Dalam penelitian ini variabel

karakter kemandirian dikaji oleh beberapa indikator. Indikator karakter kemandirian dalam penelitian ini adalah: 1. Percaya diri 2. Tidak tergantung kepada orang lain 3. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri a. Percaya Diri Rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh seseorang begitu juga dengan siswa yang sedang belajar disekolah. Kepercayaan pada diri sendiri adalah percaya akan kemampuan yang dimiliki untuk mengerjakan tugas atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan pengertian tentang percaya diri, yaitu Percaya diri merupakan rasa bahwa dirinya berkompeten atau mampu untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan atau untuk mencapai prestasi (Yana, 2010:16). Percaya diri dalam proses pembelajaran sangat penting dimiliki oleh seorang siswa. Siswa yang memiliki rasa percaya yang tinggi dia akan tidak mudah tergantung kepada orang lain, selalu berusaha semaksimal mungkin dan percaya akan kemampuan dirinya sendiri. Karkateristik seseorang yang memiliki rasa percaya diri adalah memilih tujuan, memandang kesulitan sebagai tantatangan, membangun makna, memahami pencapaian keberhasilan tidak cukup hanya dengan usaha dan kemampuan saja namun dengan kontrol diri (Hadayati, 2010). Dalam penerapan pembelajaran berbasis karakter pengembangan karakter kemandirian yang dilakukan oleh guru dikatakan berhasil jika rasa percaya diri seorang siswa telah muncul atau kelihatan dalam pembelajaran. Hal itu dikarenakan rasa percaya diri merupakan cerminan dari kemandirian yang dimiliki siswa. b. Tidak Tergantung Kepada Orang Lain Guru mengembangkan karakter kemandirian dalam penerapan pembelajaran berbasis karkater salah satu tujuannya adalah menghilangkan rasa ketergantungan siswa kepada siswa lain dalam proses pembelajaran yaitu dalam mengerjakan tugas,

13

ujian dan dalam kehidupan sehari-harinnya. Tidak tergangtung kepada orang lain artinnya sikap atau perilaku yang tidak mengandalkan orang lain dalam mengerjakan tugas atau menghadapi persoalan yang dihadapi, selalu berusaha semaksimal mungkin baik dengan bekerja sendiri maupun membentuk kelompok. c. Berperilaku Berdasarkan Inisiatif Sendiri Perilaku yang berdasarkan inisiatif sendiri adalah perilaku yang bebas dan original dalam menentukan apa-apa yang harus dilakukan dan terbaik. Seorang siswa yang memiliki karakter kemandirian adalah berperilakuk berdasarkan inisiatif sendiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Misalnnya dengan inisiatif sendiri seorang siswa membentuk kelompok belajar, mencari referensi diperpustakaan atau memanfaatkan layanan internet dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 2.2.2 Karakter Kedisiplinan Sikap disiplin merupakan suatu sikap yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Karena dengan kedisiplinan seseorang akan selalu mematuhi peraturan yang berlaku dan mampu mengatur dirinya demi ketercapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Sulistiowati (2001, 3)agar seorang siswa dapat belajar baik maka dia harus bersikap disiplin. Sikap disiplin siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan melakukan latihan-latihan yang dapat memperkuat diri sendiri dengan jalan membiasakan diri untuk patuh kepada peraturan-peraturan yang ada. Dengan membiasakan diri untuk berdisiplin lambat laun akan tumbuh kesadaran pada diri siswa untuk mematuhi segala paraturan yang ada, yang kemudian akan menjadi karakter dirinya yang melekat sepanjang hidupnya. Dengan demikian kedisiplinan merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk peraturan. Hal tersebut sesuai dengan arti kedisiplinan menurut Rasdiyanah (1998: 28). kedisiplinan adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

Dalam mata pelajaran Ekonomi, karakter kedisiplinan dapat dikembangkan di setiap bab maupun sub bab. Hal itu karena karakter kedisiplinan merupakan salah satu aspek pendidikan yang sangat penting untuk diperhatikan. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan peraturan yang sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran tidak mungkin berjalan secara optimal. Dalam lingkungan sekolah khususnya dalam kelas tingkat kedisiplinan dapat dilihat jika indikatorindikator kedisiplinan mucul atau terlihat. Indikator-indikator karakter kedisiplinan dalam penelitian ini adalah: 1. Membiasakan hadir tepat waktu 2. Membiasakan mematuhi peraturan 3. Membiasakan ditetapkan Berdasarkan dari pengertian dan penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan adalah perwujudan dari sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang tumbuh dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan mematuhi dan melaksanakan segala peraturan. a. Membiasakan Hadir Tepat Waktu Membiasakan hadir tepat waktu dalam mengikuti pelajaran merupakan suatu sikap yang sangat penting. Karena dengan selalu hadir tepat waktu siswa dapat mengikuti pelajaran secara penuh, sehingga mendapatkan seluruh informasi yang diajarkan, selain itu menunjukkan tingkat kedisiplinan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Deny (2011) seorang siswa dapat dikatakan disiplin jika selalu mengikuti pelajaran tepat waktu. Suatu sikap dapat menjadi kebiasaan dilakukan dengan latihan dan paksaan, begitu juga dengan kebiasaan hadir tepat waktu. Siswa harus terus dilatih dan dipaksa untuk membiasakan hadir tepat waktu dalam mengikuti pelajaran disekolah. Pemaksaan dilakukan dengan sebuah peraturan yang harus dipatuhi, dan pemberian sanksi jika tidak mematuhi peraturan tersebut. Sedangkan cara melatihnya bisa pengerjaan tugas dengan prosedur yang

15

dilakukan saat proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran, contohnya guru Ekonomi, dia mengharuskan kepada siswanya untuk hadir tepat waktu pada saat jam pelajaran Ekonomi, jika terlambat diberi sanksi yang melatih siswa dalam pemahaman pelajaran yang diajarkan, misalnya dihukum mengerakan soal atau meresume pelajaran yang sebelumnya. b. Membiasakan Mematuhi Peraturan Hakikat disiplin adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung kesadaran untuk memunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan (Rahman, 2000: 97). Untuk meningkatkan kedisiplinan bagi siswa dalam lingkungan sekolah dibuatlah peraturan yang mengikat dan sanksi yang tegas. Diberlakukannya sanksi yang tegas bertujuan untuk memaksa siswa untuk mematuhi peraturan. Harapan jika seorang siswa telah terbiasa mentaati peraturan yang dibuat akan menjadi karakter dirinya artinya seorang siswa dengan rasa kesadaran dirinya akan bersikap disiplin meski ada tidaknya peraturan tertulis dan sanksi yang tegas. Selain itu dengan siswa bersikap disiplin maka prestasi siswa dengan sendirinya akan terangkat. Karena mereka sadar dan tau kewajiban dirinya sebagai pelajar dan akan memanfaatkan waktus semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tertentu demi kepantingan dirinya sebagai pelajar. c. Membiasakan Ditetapkan Prosedur-prosedur yang diberikan oleh guru dalam menyelesaikan tugas tertentu, sama halnya dengan peraturan yang harus ditaati oleh seorang siswa. Sehingga jika siswa dilatih untuk mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur tertentu maka tingkat kedisiplinan siswa tersebut dalam mematuhi peraturan juga terlatih. Dalam proses belajar mengajar contoh pengembangan kedisiplinan bagi siswa adalah guru selalu memberikan prsedur-prosedur yang harus dilakukan siswa dalam pengerjakan tugas, dimana siswa dinilai dari kesesuaian akan prosedur tersebut, sedangkan dalam penggunaan media komputer interaktif, siswa diberikan arahanPengerjaan Tugas Dengan Prosedur Yang

arahan,

baik

dalam

penggunaan

komputer

maupun

sumber

rujukan

jika

memanfaatkan media internet. 2.2.3 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Karakter Semua pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan pembelajaran berbasis karakter. Salah satu kendalanya dalam penerapan pembelajaran ini antara lain membutuhkan waktu yang lebih banyak, hal itu karena pembelajaran berpusat pada siswa, selain itu pada karakter tertentu guru dituntut mampu menciptakan suasana yang mendukung pembentukan karakter tersebut. Terlepas dari kekurangankekurangan diatas tentu saja begitu banyak kelebihan yang di dapat dari pembelajaran berbasis karakter. Menurut Rubiyanto dan Haryanto (2010:122-123) kelebihankelebihan pembelajaran berbasis karakter antara lain: a. Membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternative pemecahannya. Misalnya pada materi mengidentifikasi sistem Ekonomi untuk memecahkan masalah Ekonomi dalam mata pelajaran Ekonomi. Siswa dituntut untuk berfikir kreatif dan kritis serta besikap mandiri hal itu karena siswa dituntut untuk mampu mendeskripsikan hubungan sistem Ekonomi dengan pemecahan masalah Ekonomi. Maka karena pengembangan karakter dilakukan secara berkesinambungan, sehingga jika karakter tertentu masih belum tampak maka dilakukan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran guna mencapai karkater tersebut. Misalnya untuk meningkatkan karkater kemandirian siswa tiap hari diharuskan belajar mandiri dan diberikan tugas-tugas mandiri. b. Pembelajaran berbasis karakter merupakan model yang evektif untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam mata pelajaran Ekonomi siswa tidak hanya dapat menguasai materi tetapi juga dituntut dapat bersikap dan bertindak serta mempraktikkan langsung dalam kehidupannya sehari-hari materi yang telah didapat.

17

c. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan reflektif. Dalam prakteknya pada mata pelajaran Ekonomi, kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Terlebih dari pembahasan materi yang sifatnya problematik atau kontrofersial, mampu merangsang siswa mengembangkan kemampuan berfikirnya. d. Mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti, berani mengemukakan pendapat, berani dikritik, mau menghargai pendapat orang lain. Pada Mata pelajaran Ekonomi di SMA kelas X, siswa lebih banyak mendapatkan teori-teori dalam ilmu Ekonomi dari pada urian atau perhitungan. Maka kemampuan untuk mengemukakan pendapat dan menerima kritikan serta mau menerima pendapat orang lain sangat diperlukan. 2.3 Media Komputer Interaktif Seiring kemajuan teknologi, perkembangan media pembelajaran semakin meningkat. Pada awalnya media merupakan media konvensional misalnya berupa gambar, grafik atau model sekarang ini beralih kemedia elektronik, salah satunya adalah komputer. Komputer adalah peralatan elektronik yang menerima data, mengolah data dan memberi hasil pengeluaran dalam bentuk informasi, baik berupa teks, gambar, maupun video Syamsuardi (2004:7). Dengan banyaknya fasilitas komputer yang ditawarkan, media ini dapat memiliki unsur interaktif yaitu adanya interaksi timbal balik antara pengguna dengan media tersebut. Media interaktif merupakan sistem media penyampaian yang menyajikan materi video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian Aryad (2006: 36). Unsur media interaktif yaitu audio-visual (termasuk animasi). Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang bersifat saling melakukan aksi antar hubungan dan saling aktif. Dengan kata lain media interaktif hanya bisa dilakukan dengan bantuan

komputer, tanpa komputer suatu media tidak dapat memiliki unsur interaktif karena diharuskan memiliki beberapa unsur media yang komplek. Hal itu sesuai denggan pengertian media komputer yaitu Media komputer adalah penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dengan pemanfaatan program tertentu (Hujair, 2011. 181). Meskipun media komputer interaktif mempunyai banyak fasilitas sebagai media, namun penggunaannya harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal itu sesuai yang dengan pernyataan Hujair tentang pertimbangan pemilihan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Petimbangan utama dalam pemilihan media adalah harus sesuai dengan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tujuan pengajaran Bahan pelajaran Metode mengajar Tersedia alat yang dibutuhkan Pribadi pengajar Minat dan kemampuan pembelajaran Situasi pengajaran yang sedang berlangsung (Hujair, 2010: 6)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan media komputer interaktif adalah penggunaan komputer sebagai media pembelajaran yang memiliki unsur interaktif dengan pemanfaatan program tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini variabel media komputer interaktif dikaji oleh beberapa indikator, indikator media komputer interaktiff dalam penelitian ini adalah kesesuaian dengan materi ajar 2.3.1 Kesesuaian dengan Materi Ajar Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau iformasi. Dalam belajar pembelajaran suatu media baik itu media konvensional seperti gambar dan grafik maupun media dengan komputer dibuat berdasarkan materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Hal itu karena media merupakan rangkuman dari materi ajar yang akan disampaikan dengan format dan bentuk yang

19

berbeda, dan dibuat dengan memperhatikan estitika atau keindahan, kemudahan penggunaan, dan biaya pengadaan. Begitu banyaknya sarana yang ada dalam media komputer sehingga seorang memungkinkan membuat media dengan berbagai bentuk dan format penyajian. Misalnya dengan format penyajian dengan bentuk presentasi menggunakan LCD maupun dengan menambahkan unsur interaktif atau adanya stimulus dan respon didalamnya. Meskipun begitu banyak kelebihan yang ada dalam media komputer, namun dalam pembuatanya harus sesuai dengan tujuan dari media tersebut yaitu mempermudah penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan. Sehingga media dengan komputer juga harus sesuai dengan materi ajar atau informasi yang akan disampaikan pada peserta didik. 2.3.2 Kelebihan Media Komputer Interaktif Komputer sebagai media memiliki beberapa kelebihan, namun juga tidak terlepas dari kekurangan. Salah satu kekurangan media komputer adalah membutuhkan biaya yang mahal dalam pengadaannya, selain itu membutuhkan keahlian khusus dalam pengoperasiannya. Terlepas dari itu semua, dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki, media komputer memiliki banyak sekali kelebihan dari pada media-media pembelajaran lainnya. Adapun kelebihan-kelebihan media komputer interaktif adalah sebagai berikut: a) Komputer memiliki kemampuan menayangkan kembali informasi yang telah ditayangkan. Misalnya seorang guru dapat membuka kembali informasi yang pernah diberikan kepada siswa, dengan catatan file tersebut di save. b) Komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi pembelajar yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat membantu dan memacu efektifitas belajar bagi pembelajar yang lebih cepat (fast learner). Misalkan seorang siswa memiliki kekurangan dalam menerima pelajaran tentang permintaan, maka dia sewaktu-waktu dapat membuka dan belajar, karena komputer memiliki fasilitas penyimpanan.

c) Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar pembelajar dan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar. d) Komputer dapat dirancang agar dapat memberikan sarana bagi pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Dengan kemampuan ini, mengakibatkan komputer dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning). e) Komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik (graphic animation) dan menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Dan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi. f) Penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan (Benny dalam Hujair, 2011:185). 2.4 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yang terbentuk dalam bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru (Slameto, 2003: 348). Sedangkan menurut Tuu (2004; 75)Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran disekolah hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan yang ditempuhnya. Selain ditunjukkan dengan nilai hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya

21

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Hal itu sesuai dengan pernyataan Horward Kysley dalam sujana (1990: 22) hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik hasil yang dicapai (nilai), peningkatan kemampuan berfikir dan pemecahan masalah, perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Jadi hasil belajar Ekonomi adalah akibat dari suatu aktifitas yang dapat diketahui perubahannya dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap setelah melalui suatu ujian dalam mata pelajaran Ekonomi. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom begitu juga dengan tujuan pembelajaran berbasis karakter, yang secara garis besar membaginya kedalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan denggan sikap dan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan kepada hasil belajar pada rana kognitif yaitu hasil ulangan atau ujian siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor dari luar atau lingkungan. Faktor dari dalam yaitu tingkat kemampuan siswa dan faktor dari luar salah satunya yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kualitas pembelajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berbasis karakter dirasa dan dinilai oleh para ahli mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi dalam mencapai tujuan pembelajaran, hal itu karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa, sekaligus mengembangkan karakter-karakter positif bagi siswa dengan tujuan karakter tersebut dapat menjadi karakter dalam diri siswa. jika karakter tersebut telah menjadi karakter dalam diri siswa maka pembelajaran berbasis karakter juga membantu meningkatkan kemampuan dalam diri siswa tersebut. Sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan pengertian-pegertian diatas hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai atau skor, dan perubahan tingkah laku tertentu yang dilakukan dengan prosedur tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa. 3.5 Dasar Teori Tentang Pengaruh Pembelajaran Berbasis Karakter dengan Penggunaan Media Komputer Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pembelajaran berbasis karakter mengembangkan karakter siswa secara intensif dalam pembelajaran. Karakter mempunyai peran penting dalam pengembangan potensi sesorang, disamping faktor lingkungan. Karakter merupakan faktor intrapersonal, yaitu faktor yang ada didalam diri seseorang dan termasuk dalam faktor non-intelektual. Wenar (1994) mengatakan bahwa faktor intrapersonal merupakan salah satu faktor yang ikut berperan, dalam arti ikut mendukung dan dapat menimbulkan hambatan, dalam proses perkembangan seseorang. Allen (dalam Harsono, 2010:17)menjelaskan bahwa faktor karakter dapat menyebabkan seseorang menjadi mampu berprestasi sesuai dengan potensinya, atau sebaliknya menjadi seorang yang bermasalah. Dalam penerapan pembelajaran berbasis karakter dibutuhkan alat bantu atau media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak (Rubiyanto dan Haryanto, 2010:47). Pendapat lain tentang penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah yang dikemukan oleh Daniel yaitu salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis. Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Dengan komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer dapat memberikan kefektifan belajar dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam

akter dengan media komputer interaktif (X) : indikator: (Y) indikator Hasil Belajar Siswa

23

dilihat dari hasil ulangan harian yang memberikan kesempatan peserta didik untuk berkerja mandiri pengerjaan tugas oleh siswa. menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan. Komputer

dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan aktu laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang raturan ugas dengan prosedur yang ditetapkan dapat menambah realisme. Bedasarkan pendapat-pendapat oleh para ahli diatas maka dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis karakter dengan penggunaan media komputer interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dapat mengembangkan karkater, dan mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran. 2.6 Kerangka Berfikir Kerangka berfikir dibuat untuk lebih mempermudah peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti variabel bebas pembelajaran berbasis karakter dengan penggunaan media komputer interaktif (X) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y).

Gambar. Kerangka berfikir

2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran berbasis karakter dengan penggunaan media komputer interaktif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X SMAN Balung tahun ajaran 2011/2012. 2. Diduga salah satu karakter mempunyai pengaruh paling dominan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X. SMAN Balung tahun ajaran 2011/2012.

You might also like