You are on page 1of 40

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan benda-benda yang disayangi. Kehilangan memungkinkan individu berupa dan terus berkembang serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan diharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya jarang terjadi dengan nyaman atau menyenangkan. Walaupun tidak nyaman namun kehilangan juga dapat kehilangan kadang-kadang bermanfaat dan menghancurkan individu. Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka merupakan aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting. Respon emosional dan spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi penderitiaan dengan kesadaran akan kemampuan mengkaji penderitaan klien, perawat dapat meningkatkan rasa sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakan penderitaanya

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita ? 2. Bagaimana proses pembuatan Asuhan keperawatan Jiwa pada pasien dengan kehilangan dan duka cita ? 1.3 Tujuan Penyusunan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semester V, dan diharapkan bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan atas kehilangan dan duka cita dan dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan dan duka cita.

1 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

1.3.2

Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 2. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 3. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 4. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka

2 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar dan Teori 2.1.1. Pengertian Kehilangan (Loss) Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumya ada menjadi tidak ada). 2.1.2. Pengertian Berduka Cita (Grieving) Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian. Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu melewati rekasi 2.1.3. Bentuk-Bentuk Kehilangan 1. Kehilangan orang yang berarti. 2. Kehilangan kesejahteraan. 3. Kehilangan milik pribadi. 2.1.4. Sifat Kehilangan 1. Tiba tiba (Tidak dapat diramalkan) Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada pemulihan dukacita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri, pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit diterima.

3 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

2. Berangsur angsur (Dapat Diramalkan) Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yang ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984). 2.1.5. Tipe Kehilangan 1. Actual Loss Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan, uang, pekerjaan, anggota keluarga. 2. Perceived Loss ( Psikologis ) Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu lingkungan yang berharga. 3. Anticipatory Loss Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderita sakit terminal. 2.1.6. Lima Kategori Kehilangan 1. Kehilangan objek eksternal. Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang berpinda tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut. 2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal mencakup lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu atau kepindahan secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan diruma sakit. 3. Kehilangan orang terdekat Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung, guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal bersangkutan namun tidak dapat dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja,

4 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

mumgkin menjadi orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa banyak orang menganggap hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan atau kematian. 4. Kehilangan aspek diri Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri. 5. Kehilangan hidup Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang tersebut akan meninggal. 2.1.7. Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan: 1. Denial ( Mengingkari ) 1) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak mungkin. 2) Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus menerus mencari informasi tambahan. 3) Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. 2. Anger ( Marah ) 1) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan. 2) Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada dirinya sendiri. 3) Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.

5 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

4) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal. 3. Bergaining ( Tawar Menawar ) 1) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. 2) Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering berdoa. 3) Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya. 4) Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat warisan, mengunjungi keluarga dsb. 4. Depression ( Bersedih yang mendalam) 1) Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias di tolak. 2) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga. 3) Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur, letih, dorongan libido menurun. 5. Acceptance (menerima) 1) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. 2) Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian. 3) Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang, kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat. 4) Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga, atau Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya tahu semuanya baik.

6 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

Menurut Lambert and Lambert ( 1985 ) 3 fase : 1. Repudiation ( Penolakan ) 2. Recognition ( Pengenalan ) 3. Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi ) Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase : 1. Closed Awareness Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti mengapa klien sakit dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh. 2. Mutual Pretence Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalah penyakit terminal, namun berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakan hal tersebut secara terbuka. 3. Open Awarenes Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian dan merasa perlu untuk mendiskusikannya. 2.1.8. Prespektif Agama Terhadap Kehilangan Dilihat dari perpektif agama hal-hal yang harus diperhatikan oleh individu untuk mengatasi kehilangan yang dialaminya adalah sabar, berserah diri, menerima dan mengembalikannya pada Allah SWT. 2.1.9. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Contoh Stressor dan Bentuk Kehilangan di Indonesia Jenis Stressor Gempa dan Tsunami di Aceh Lumpur Lapindo Gempa di Yogjakarta Jenis Kehilangan Rumah, orang yang berarti, pekerjaan, bagian tubuh. Rumah, tetangga yang baik Rumah, makna rumah yang lama, orang yang berarti, bagian tubuh, pekerjaan. pesawat Orang yang berarti, bagian tubuh

Jatuhnya Adam Air Tenggelamnya Kapal Orang yang berarti Levina Sampah longsor Orang yang berarti Banjir banding Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik, kesehatan. PHK di IPTN Pekerjaan, status, harga diri Banjir Jakarta Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik, kesehatan.

7 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

2.2 Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka 2.2.1 Pengkajian Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian gar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah : 1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan 2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan 3. Perilaku koping yang adekuat selama proses 1) Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah: a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan. b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan. d. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (StuartSundeen, 1991). e. Struktur Kepribadian Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

8 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

2) Faktor presipitasi Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi; a. Kehilangan kesehatan b. Kehilangan fungsi seksualitas c. Kehilangan peran dalam keluarga d. Kehilangan posisi di masyarakat e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai f. Kehilangan kewarganegaraan 3) Mekanisme koping Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain: Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat. 4) Respon Spiritual a. Kecewa dan marah terhadap Tuhan b. Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan c. Tidak memilki harapan; kehilangan makna 5) Respon Fisiologis a. Sakit kepala, insomnia b. Gangguan nafsu makan c. Berat badan turun d. Tidak bertenaga e. Palpitasi, gangguan pencernaan f. Perubahan sistem imune dan endokrin 6) Respon Emosional a. Merasa sedih, cemas b. Kebencian c. Merasa bersalah

9 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

d. Perasaan mati rasa e. Emosi yang berubah-ubah f. Penderitaan dan kesepian yang berat g. Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang hilang h. Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan i. Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri 7) Respon Kognitif a. Gangguan asumsi dan keyakinan b. Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan c. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal d. Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal adalah pembimbing. 8) Perilaku Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti : a. Menangis tidak terkontrol b. Sangat gelisah; perilaku mencari c. Iritabilitas dan sikap bermusuhan d. Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama orang yang telah meninggal. e. Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin membuangnya f. Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol g. Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan h. Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi 2.2.2. Analisa Data 1. Data subjektif: 1) Merasa sedih 2) Merasa putus asa dan kesepian 3) Kesulitan mengekspresikan perasaan 4) Konsentrasi menurun

10 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

2. Data objektif: 1) Menangis 2) Mengingkari kehilangan 3) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain 4) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan 5) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas 2.2.3. Diagnosa keperawatan Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to Clinicsl Pratice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses berduka yang berdasarkan pada pada tipe kehilangan. 2.2.4. Intervensi Intervensi untuk klien yang berduka 1. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang adaptif. 2. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan. 3. Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa lalu saat ini. 4. Dorong klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal. 5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri. 6. Tawarkan makanan kepada klien tanpa memaksanya untuk makan. 7. Gunakan komunikasi yang efektif. 1) Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka 2) Dorong penjelasan 3) Ungkapkan hasil observasi 4) Gunakan refleksi 5) Cari validasi persepsi 6) Berikan informasi 7) Nyatakan keraguan 8) Gunakan teknik menfokuskan 9) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal yang tersirat

11 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

8.

Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti : 1) Kehadiran yang penuh perhatian 2) Menghormati proses berduka klien yang unik 3) Menghormati keyakinan personal klien 4) Menunjukan sikap dapat dipercaya, jujur, dapat diandalkan, konsisten 5) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungan dengan kehilangan

a. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Respon Kehilangan 1) Bina dan jalin hubungan saling percaya 2) Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya 3) Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka 4) Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka 5) Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien 6) Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga 7) Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy 8) Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut : a) Fase Pengingkaran  Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.  Dorong pasien untuk berbagi rasa, menunjukkan sikap menerima, ikhlas dan memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan kematian. b) Fase marah  Beri dukungan pada pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan. c) Fase tawar menawar  Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya. d) Fase depresi  Identifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien.  Bantu pasien mengurangi rasa bersalah.

12 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

e) Fase penerimaan  Bantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindari. b. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Anak dengan Respon Kehilangan 1) Beri dorongan kepada keluarga untuk menerima kenyataan serta menjaga anak selama masa berduka. 2) Gali konsep anak tentang kematian, serta membetulkan konsepnya yang salah. 3) Bantu anak melalui proses berkabung dengan memperhatikan perilaku yang diperhatikan oleh orang lain. 4) Ikutsertakan anak dalam upacara pemakaman atau pergi ke rumah duka. c. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Orangtua dengan Respon Kehilangan (Kematian Anak) 1) Bantu untuk diakan sarana ibadah, termasuk pemuka agama. 2) Menganjurkan pasien untuk memegang/ melihat jenasah anaknya. 3) Menyiapkan perangkat kenangan. 4) Menganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan. 5) Menjelaskan kepada pasien/ keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta tempat mereka minta bantuan bila diperlukan. 2.2.5. Evaluasi 1. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan 2. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan 3. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain 4. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat kehilangan 5. Klien mampu minum obat dengan cara yang benar

13 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Askep Kasus Kasus : Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur. 1. Pengkajian : Ny. M : 33 Tahun Tanggal Pengkajian : 20 11 2011 RM No. : 09.02.01.0570 I. Identitas Klien Nama Umur

II. Alasan Masuk Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal. III. Keluhan Utama Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain. IV. Faktor Predisposisi 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak 2. Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil 3. Trauma Jenis trauma Usia Kehilangan 30 tahun Aniaya fisik Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan criminal Lain lain Pelaku Anak Ny. M Korban NY. M Saksi

14 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

Jelaskan No. 1, 2, 3 : y y y Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,  Masalah keperawatan : Berduka disfungsional 4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ? Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.  Masalah keperawatan : Berduka disfungsional V. Pemeriksaan Fisik 1. TD : 110/80 mmHg S: 36 C
o

N : 90 x/mnt RR : 24 x/mnt TB : 168 Cm

2. Ukuran : BB : 46 Kg 3. Keluhan fisik : Ada

Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.  Masalah keperawawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh VI. Psikososial 1. Genogram :

Ny. M

2. Konsep diri : a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian perutnya perna ada bayi buah hatinya. b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga

15 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan penghasilan suaminya. d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan klien mengingkari tasa kehilangan suaminya. e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi anak dan suaminya.  Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan 3. Hubungan social : a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny. M meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

 Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun  Masalah keperawatan : tidak ada VII. Status Mental 1. Penampilan Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).  Masalah keperawatan : Anoreksia 2. Pembicaraan Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus sedikit dipaksa terlebih dahulu.  Masalah keperawatan : tidak ada 3. Aktivasi motorik Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang beraktifitas.  Masalah keperawatan : devisit aktivitas 16 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

4. Afek dan emosi a. Afek Datar, wajah pasien tanpa ekspresi b. Alam perasaan (emosi) Menangis  Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri 5. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang  Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi 6. Persepsi sensorik Apakah ada gangguan : ada Halusinasi : tidak ada Ilusi : tidak ada  Masalah keperawatan : tidak ada a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal b. Isi pikir : normal 7. Tingkat kesadaran Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya. Terdapat gangguan orientasi orang  Masalah keperawatan : perubahan proses pikir 8. Memori Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminya namun tidak menerima kenyataan tersebut.  Masalah keperawatan : tidak ada 9. Tingkat konsentrasi dan berhitung Tidak mampu berkonsentrasi  Masalah keperawatan : perubahan proses pikir 10. Kemampuan penilaian Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya  Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan suaminya

17 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

11. Daya tilik diri Mengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak mengalami sakit dan hanya sedih saja  Masalah keperawatan : perubahan proses pikir VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang 1. Kemampuan klien memnuhi kebutuhan : Kemampuan memenuhi kebutuhan Makanan Keamanan Perawatan kesehatan Pakaian Transportasi Tempat tinggal Keuangan 2. Kegiatan hidup sehari hari a. Perawatan diri Kegiatan hidup sehari hari Bantuan total Mandi Kebersihan Makan BAK BAB Ganti pakaian  Masalah keperawatan : tidak ada b. Nutrisi y Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas y Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak y Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali y Nafsu makan : Menurun y Berat badan : menurun BB saat ini : 46 Kg BB terendah : 46 Kg BB tertinggi : 55 Kg  Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bantua minimal Ya Tidak

18 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

c. Tidur y Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur y Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak y Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada y Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada y Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00 Rata rata tidur malam : 5 jam y Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur  Maslah keperawatan : gangguan pola tidur 3. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini : y Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya y Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak y Mengatur penggunaan obat : Tidak y Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak  Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan 4. Klien memiliki system pendukung y y y y Keluarga : Ada Terapis : Ada Teman sejawat : Tidak ada Kelompok social : Tidak ada

Jelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan memotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi 5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ? Tidak Menikmati, pasien lebih senang berdiam diri  Masalah keperawatan : Defisit aktifitas IX. Mekanisme Koping ADAPTIF Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan maasalah Teknik relaksasi Aktivitas konstriktif Olah raga Lain lain 19 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

MALADAPTIF Minum alcohol Reaksi lambat / berlebihan Bekerja berlebihan Menghindar Menciderai diri Lain lain Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya  Masalah keperawatan : koping individu tak efektif X. Masalah Psikososial Dan Lingkungan 1. Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan 3. Spesifiknya : lebih suka menyendiri 4. Maslah dengan pendidikan : Tidak ada 5. Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada 6. Masalah dengan perumahan : Tidak ada 7. Masalah dengan ekonomi : ada 8. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada  Masalah keperawatan : Tidak ada XI. Pengetahuan Kurang Tentang Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatu hal ? Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap dirinya  Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan XII. Aspek Medis Diagnose medic : Depresi Terapi medic : Diazepam  Masalah keperawatan : Tidak ada XIII. 1. 2. Daftar Masalah Keperawatan Sindroma trauma perkosaan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

20 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

XIV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Daftar Diagnosa Keperawatan Berduka disfungsional Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Pengingkaran kehilangan Kerusakan komunikasi social Anoreksia Devisit aktivitas Resiko menganiaya diri kerusakan komunikasi perubahan proses piker

10. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 11. gangguan pola tidur 12. konflik pengambilan keputusan 13. Defisit aktifitas 14. koping individu tak efektif 15. Kurang pengetahuan 2. Analisa data TGL 20-11 -2011 20-11 -2011 DATA disayanginya selalu pergi meninggalkannya DO : Pasien tanpak menangis DS : Pasien mengatakan nafsu makannya Perubahan nutrisi kurang MASALAH Disfungsional TTD DS : Pasien mengatakan kenapa orang yang Kehilangan

menurun, makannya juga sedikit pasien masih banyak, kondisi lemas

DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan dari kebutuhan Tubuh 20- 11 DS : Pasien mengatakan tidak semangat Pengingkaran -2011 bahwa suaminya sekarang sedang bekerja DO : Pasien tanpak menunggu suaminya pulang 20 112011 DS : Pasien mengatakan susah untuk memulai Gangguan pola tidur DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam tidur kehilangan

21 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

3. Pohon masalah

MK 2 : Isolasi sosial Defisit Aktifitas

MK 1: Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan

Koping Individu tak efektif MK 3 : Ansietas

Kehilangan dan duka cita

22 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

4. Rencana Keperawatan Jiwa No. No. Tgl 1. Dx 1 Perencanaan Tujuan KH M Tindakan keperawatan dapat 1. Membina percaya hubungan antara Ny. M, Setelah dialakukan 1. Ny. tindakan keperawatan M dapat Rasional saling 1. Hubungan saling percaya, dapat memudahkan dalam tindakan seterusnya.

mengerti arti sakit dan kematian M dapat

keluarga, dengan sikap jujur, menerima, ikhlas, dan empati

selama 1 x 24 jam, 2. Ny. Ny.

mengungkapkan perasaaanya M dapat

2. Menunjukan perhatian pada 2. Sebagai wujud perhatian kita Ny. M baik melalui kata-kata maupun dengan sikap. kepada Ny. 3. Untuk mengetahui pengalaman tentang kehilangan dan berduka klien sebelumnya pada Ny. M 4. Untuk meyakinkan Ny.M bahwa suaminya telah meninggal M pengalamannya kematian. 4. Menjelaskan

menyelaesaikan masa dengan tuntas.

berkabung 3. Ny.

mengurangi bersalah

rasa 3. Menanyakan

melalui

proses berkabung.

bahwa suaminya meninggal bukan tidur. 5. Meminta orang yang kepada

keluarga/ 5. Agar agar

Ny.M

tidak

merasa kepergian

berarti

sendirian suaminya

setelah

menemani Ny.M selama masa

23 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

berduka bila perlu mengijinkan untuk tinggal bersama mereka. 6. Mendorong Ny.M untuk 6. Untuk mengetahui ungkapan mengungkapkan perasaannya dengan menanyakan apa yang dipikirkan selama suaminya masih hidup sampai sekarang. 7. Menjelaskan pada Ny.M 7. Agar Ny. M tidak merasa atas M kematian perasaan dari klien

bahwa suaminya meninggal bukan karena akibat dia. 8. Menejlaskan kepada Ny. M 8. bahwa 2. 1 Setelah dialakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Pasien melalui dapat fase 1. Pasien penginkaran 2. Pasien menerima kenyataan dapat orang yang pasien sudah meninggal tidak perlu ditangisi dapat 1. Mendorong

bersalah suaminya Agar Ny.

tidak

terus

menangis dan bersedih klien untuk perasaan

untuk 1. Membantu

mengungkapkan

mengungkapkan pengingkarannya memaksa kenyataan. untuk tanpa menerima

mengungkapkan

pengikaran terhadap kehilangan

24 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

pengingkarannya dengan wajar tanpa kesulitan

2. Mendengarkan dengan penuh 2. Sebagai bentuk / sikap untuk minat dan perhatian apa yang dikatakan oleh pasien. 3. Menjelaskan kepada pasien, bahwa perasaan tersebut wajar terjadi pada orang pasien yang untuk 4. Untuk mengalami kehilangan. 4. Membantu menghindari tindakan memakai mekanisme koping yang lain seperti menangis / berbicara. 5. Mengikutsertakan orang yang 5. Untuk berarti bagi pasien untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. 6. Meningkatkan kenyataan kesadaran 6. Meningkatkan kesadaran klien akan kehilangan yang pasien secara bertahap tentang kehilangan harus dihadapi. 25 meyakinkan klien mengenai hal yang sebenarnya terjadi yang beresiko lainnya. 3. Untuk meyakinkan klien akan kematian itu pasti meyakinkan klien

Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

7. Memberi dukungan atas usaha 7. Sebagai motivasi dan dukungan pasien kenyataan. 8. Membantu klien untuk 8. Sebagai bentuk ungkapan perasaan klien untuk menerima klien untuk menerima kenyataan

mencoba mengungkapkan rasa marahnya.

9. Menjawab semua pertanyaan 9. Sebagai bentuk umpan balik pasien dengan singkat dan jelas. 10. Memberi nonverbal. 2 Setelah dilakukan 1. Pasien tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien merasa dan lebih dihargai mampu 2. Pasien dengan lingkungannya merasa 1. Bantu dapat klien untuk dapat lebih percaya diri beradptasi dengan lingkungan barunya. 2. Mengidenfikasi pasien kemampuan dukungan secara 10.Sikap 1. Dapat yang dapat klien dengan dan keadaan yang positif bagi klien

membangkitkan semangat memudahkan

beraktivitas lingkungan barunya

berkomunikasi dan aspek positif yang dimiliki

2. Mengetahui kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

berinteraksi dengan 26 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

lingkungannya

3. Membantu

pasien

menilai

3. Agar

pasien

merasa

lebih

kemampuan pasien yang masih dapat digunakan 4. Membantu pasien

berguna kemampuan

memilih 4. Mengidentifikasi yang dimiliki pasien

kegiatan yang akan dilatih sesuai pasien 5. Melatih pasien dengan kemampuan

sesuai 5. Agar pasien bisa meningkatkan kemampuannya diberi pujian pasien merasa dihargai

kemampuan yang dipilih terhadap keberhasilan pasien 7. Menganjurkan memasukkan kegiatan harian 3 Setelah dilakukan 1. Klien dapat rileks tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien dapat 2. Kecemasan berkurang 1. Tunjukkan respon menerima klien 2. Berikan respon empati dengan berfokus pada perasaan bukan pada kenyataan yang terjadi. dalam

6. Memberikan pujian yang wajar 6. Dengan

pasien 7. Mengisi waktu luang pasien jadwal 1. Untuk menyakinkan klien 2. Sebagai umpan yang positif bagi klien

27 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

mengurangi ansietas depan akan kehilangan di masa

3. Bantu

klien

untuk

3. Agar klien bisa merasa lega 4.

mengekspresikan perasaannya. 4. Bantu klien untuk menurunkan tingkat kecemasannya : a. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif. b. Beri waktu untuk klien berespon. c. Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya. d. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkannya. e. Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi. f. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. g. Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan yang dibuat klien.

28 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

5. Evaluasi Keperawatan No. DX 1 kehendak tuhan O: y y Pasien tampak lebih tenang Pasien tanpak tidak menangis

NO. 1.

Tgl 20-11 - 2011

Evaluasi S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudah

TTD

A : masalah teratasi P : Intervensi dihentikan 2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga dan masyarakat O: y Pasien terlihat berbicara dengan anggota keluarga A : masalah teratsi P : Intervensi dihentikan 3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi O: y Pasien Nampak terlihat berbicara dengan pasien atau perawat lain A : maslah Teratasi P : Intervensi dihentikan

29 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 1) I. Proses keperawatan 1. Kondisi klien Ibu M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan sebagaitulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ibu M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur. 2. Diagnosa keperawatan Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus y Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat y y Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya Klien merasa lebih tenang Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien y Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi y Ajarkan klien teknik relaksasi

4. Tindakan keperawatan y

II. Strategi pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik: Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Rensita, Ibu bias memanggil saya suster Rensi. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa? 30 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

2. Evaluasi / validasi: Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini? 3. Kontrak: a. Topik keadaan ibu? b. Waktu : Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia? c. Tempat : Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah. B. Tahap kerja
1. Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?

Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang

2. Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu 3. Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena beliau memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima kenyataan ini.
4. Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.

5. Ibu sudah bisa memahaminya? 6. Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang bias digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara, anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu. 7. Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian hembuskan perlahanlahan. 8. Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.

31 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

C. Tahap terminasi 1. Evaluasi: y (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami kondisi yang sebenarnya terjadi? y (objektif) : Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan. 2. Tindak Lanjut : Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita hari ini. 3. Kontrak yang akan datang: Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan ya Bu. Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu. Assalamualaikum.

32 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 2)

I. Proses keperawatan 1. Pengkajian Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orangorang sekitarnya. Ia juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya tidak nyenyak. 2. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus Klien tidak menarik diri lagi daan dapat membina hubungan baik kembali dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya 4. Tindakan keperawatan - Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai - Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar II. Strategi pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik: Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul sekali. Saya suster rensi, Bu. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu. 2. Evaluasi validasi: Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus kalau begitu 3. Kontrak: Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita bertemu untuk membicarakan hobi Ibu di taman depan. Saya rasa 30 menit seperti kemarin cukup ya, Bu.

33 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

B. Tahap kerja 1. Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi? 2. Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli lho, Bu. 3. Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi? 4. Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya? 5. Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus. 6. Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu biasanya bermain voli dalam seminggu? 7. Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli sudah terlatih. 8. Apa Ibu pernah mengikuti lomba voli? Wah, ternyata Ibu hebat juga ya dalam bermain voli. Buktinya, Ibu pernah memenangi lomba voli antarwarga di daerah rumah Ibu. 9. Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak bergabung dengan yang lain untuk bermain voli? Tampaknya di sana banyak orang yang juga ingin bermain voli. Ibu bias melakukan hobi Ibu ini bersama-sama dengan yang lain. 10. Ibu-ibu, kenalkan, ini Ibu M. Ibu M juga akan bermain voli bersama-sama. Ibu M ini jago bermain voli, lho. 11. Nah, sekarang bisa Ibu tunjukkan teknik-teknik yang baik dalam bermain bola voli? 12. Wah, bagus sekali Bu. Ibu hebat. 13. Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu bias melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini juga dapat membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu tidak merasa kesepian lagi.

34 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

C. Tahap terminasi 1. Evaluasi: (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik dibandingkan kemarin? (objektif): Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang dapat Ibu dapatkan dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi. 2. Tindak Lanjut : Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bermain voli saat Ibu sedang merasa emosi. Atau Ibu dapat melakukan kegiatan ini paling tidak dua kali dalam seminggu. 3. Kontrak yang akan datang: Nah, waktu kita sudah hampir habis ya Bu. Besok jam 08.00 setelah makan pagi, saya akan kembali lagi untuk mengajarkan Ibu cara meminum obat dengan benar. Kita ketemu di ruangan Ibu saja, ya? Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya permisi dulu ya, Bu. Assalamualaikum.

35 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 3)

I. Proses Keperawatan 1. Pengkajian Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan ataupun senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun tersenyum padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia akan tidur. Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulit tidur. 2. Diagnosa keperawatan Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus Klien dapat mengetahui aturan yang benar dalam meminum obat Ansietas klien berkurang sehingga klien dapat tidur dengan nyenyak Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar Awasi klien saat minum obat

4. Tindakan keperawatan -

II. Strategi Pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik: Assalamualaykum, selamat pagi Ibu M. 2. Evaluasi validasi: Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa tidur dengan nyenyak? 3. Kontrak: Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan janji kita yang kemarin, saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu minum untuk mengurangi kecemasan Ibu dan agar Ibu dapat tidur dengan nyenyak. Saya rasa 15 menit saja cukup ya Bu, di kamar ini saja.

36 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

B. Tahap kerja 1. Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam obat-obatan yang harus Ibu minum. 2. Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ. Fungsi dari obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran Ibu tenang, Ibu bias tidur dengan nyenyak. 3. Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu minum agar perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang berlebihan. 4. Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini juga harus diminum setelah Ibu makan. 5. Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat? 6. Ooh, jadi Ibu tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu minum obat Ibu bisa memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang. 7. Jika setelah minum obat ini mulut Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa minum banyak air untuk mengatasinya agar mulut Ibu tidak kering. 8. Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal-gatal, pusing, atau mual, Ibu bisa panggil saya atau perawat lain yang sedang bertugas. 9. Nah, sebelum ibu meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai atau tidak. Ibu juga jangan lupa perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat diminum tepat waktu. C. Tahap terminasi 1. Evaluasi: (subjektif): Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan bagaimana prosedur sebelum meminumnya? (objektif): Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat yang harus Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya. 2. Tindak Lanjut : Seperti yang sudah saya katakan tadi ya Bu, jika setelah minum obat mulut Ibu terasa kering, Ibu dapat meminum air yang banyak. Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, ousing, atau bahkan muntah, Ibu dapat menghubungi saya atau perawat lain yang sedang bertugas.

37 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

3. Kontrak yang akan datang: Baiklah Bu, nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datanhg kembali untuk memantau perkembangan Ibu. Kita bertemu di ruangan ini saja ya Bu. Sebelum saya pergi apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah Bu, kalau tidak ada, saya permisi dulu. Assalamualaikum.

38 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan


Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orangorang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumnya ada menjadi tidak ada). Kehilangan bisa meliputi kehilangan objek eksternal, lingkungan yang dikenal, orang terdekat, aspek diri, dan kehilangan hidup. Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan prinsipprinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang tua dengan respon kehilangan (kematian anak). Pengkajian yang dapatdilakukan yaitu dengan mengidentifikasi faktor predisposisi dan fektor presipitasi. Dimana factor predisposisi meliputi : 1. Genetic 2. Kesehatan Jasmani 3. Kesehatan Mental 4. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu 5. Struktur Kepribadian 4.2 Saran Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan respon kehilangan dan berduka (Loss and Grief), maka kami menganggap perlu adanya sumbang saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut: 1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat itu. 2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah. 3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang kritis maupun yang tidak.

39 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

DAFTAR PUSTAKA Budi, Anna Keliat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama : Bandung

40 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

You might also like