You are on page 1of 12

AYAT AYAT TENTANG MENYANTUNI KAUM DUAFA

   

Cahya Putra Sadewa Fardhani R. P Furqon F. Tri Widjaya P

PENDAHULUAN
Pemberian bantuan berupa harta benda kepada kaum kerabat, fakir miskin(duafa) dan orang orang yang dalam perjalanan merupakan sedekah dijalan ALLAH SWT dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Surah Al-Isra Ayat 26-27

Dan berikanlah kepada keluarga keluarga yang

dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya

Kandungan Surah Al-Isra 26-27


1. ALLAH memberikan rezeki kepada kita agar kita menyisihkan sebagian harta untuk diberikan kaum kerabat, orang-orang miskin dan ibnu sabil 2. Kita dilarang untuk hidup boros, menghamburhamburkan harta karena perbuatan tersebut termasuk perbuatan setan dan dalam hidup juga kita tidak boleh kikir dan dalam hidup juga kita diperintahkan untuk hidup secara sederhana 3. Perintah untuk berbuat baik kepada kaum duafa, orang fakir miskin dan orang yang terlantar dalam perjalanan

Perilaku yang Mencerminkan Pemahaman terhadap Q.S Al-Isra 26-27

1. Peduli terhadap sesama 2. Memiliki sikap murah hati dengan cara memperbanyak sedekah kepada kaum duafa dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan 3. Menghindari sifat-sifat tercela seperti egois, individualisme, pelit, kikir dan boros 4. Menahan hawa nafsu sehingga mampu berperilaku hemat dan menjauhkan diri dari sifat materialistik

Surah Al-Baqarah Ayat 177

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anakanak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta; yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orangorang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 177)

Kandungan Surah Al-Baqarah 177


1. Suatu kebajikan kepada Allah yaitu bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, percaya adanya hari akhir, membenarkan adanya malaikat, percaya dengan kitabkitabNYA dan beriman kepada Nabi & Rosul. 2. Melaksanakan solat lima waktu dengan khusyuk dan tepat waktu. 3. Memberikan zakat sesuai dengan ketentuan syara 4. Menepati janji apabila berjanji 5. Sabar dalam menghadapi setiap kesukaran dalam hidup 6. Membantu orang lain yang membutuhkan bantuan seperti fakir miskin, orang yang meminta-minta 7. Menghadap ke arah kiblat pada waktu salat, hal ini dimaksudkan agar nampak syiar Islam

Perilaku yang Mencerminkan Pemahaman terhadap Q.S Al-Baqarah 177


1. Peduli kepada orang lain khususnya kaum lemah dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan 2. Menghindari sifat individualisme 3. Menjalankan rukun iman yang sempurna 4. Menjalankan perintahNYA dan menjauhi larangan-Nya 5. Memiliki kepribadian yang kuat dan tegar terhadap situasi yang sulit dalam hidupnya 6. Bersabar ketika menerima cobaan dari Allah 7. Menunaikan zakat secara teratur 8. Menepati janji apabila berjanji 9. Mendirikan salat dengan khusyuk 10.Menyayangi anak yatim

Hadist Tentang Menyantuni Anak Yatim


Menyantuni Anak Yatim adalah Akhlak Mulia
Suatu ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu anhu datang kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, maka Nabi sholallohu alaihi wa sallam bersabda kepadanya : Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga. [HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]

Akan Ditemani Nabi di Surga


Rosululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda : Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori]. Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari tengah.

MULIAKANLAH ANAK YATIM, NISCAYA HATIMU MENJADI LUNAK DAN KEBUTUHANMU TERPENUHI
Diriwayatkan oleh Abu Darda rodhiyallohu anhu yang berkata : Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi. [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]

Thank You

You might also like