You are on page 1of 21

IV JAMINAN MUTU (QUALITY ASURANCE) 1.1.

Program K3 Untuk keselamatan kerja seluruh staff dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan pekerjaan maka dibentuk unit K-3 yang akan menanggulangi segala hal tentang keselamatan yang mungkin terjadi, dimana unit K-3 tersebut bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun instansi terkait. Secara garis besar program K3 tersebut adalah sebagai berikit :  Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan di proyek dan menyediakan perlengkapan P3K  Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.  Seluruh karyawan yang terlibat dalam proyek ini kita ikut sertakan dalam program asuransi tenaga kerja. Namun demikian kami akan selalu menganjurkan kepada seluruh pekerja yang terlibat pada proyek pelebaran jalan Modayag Molobog agar selalu mengikuti sistim standart prosedur yang telah ditetapkan oleh Managemen. II. PENGEDALIAN MUTU Untuk menjamin agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka perlu dilakukan pengedalian mutu (quality control Asurrance) terhadap pelaksanaan pekerjaan, diantaranya mengontrol : 1. 2. 3. 4. Seluruh material yang akan digunakan Pemilihan tenaga kerja Perawatan alat Test material di laboratorium dan lapangan

Selanjutnya melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada penanggungjawabnya langsung, namun tetap akan ditunjuk petugas khusus quality control yang akan dikoordinasikan oleh bagian engineering. Manajemen mutu diproyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan terencana yang dirapkan sebagai bagian dari system mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek terkendali dan konsisten. Pekerjaan pengendalian mutu tersebut diharapkan dapat dijalankan dengan baik dengan melakukan :

 Sasaran mutu yang jelas  Sumber daya manusia yang professional  Organisasi proyek yang baik  Sistem dan prosedur mutu yang baku  Penerapan manajemen mutu yang konsisten Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari 3 (Tiga) sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu. Pengendalian mutu didefinisikan sebagai suatu upaya pengawasan dan tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi ( jalan dan jembatan) agar memenuhi persyaratan persyaratan teknis yang telah ditetapkan didalam dokumen kontrak. Untuk mewujudkan mutu hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis sebagaimana dipersyaratkan dalam dokumen kontrak pada pelaksanaan pekerjaan jalan harus dilakukan 3 (tiga) tahap pengendalian yaitu : y Pengendalian mutu bahan baku (tanah, Pasir, batu, kali dan sebagainya) y Pengendalian mutu bahan olaan ( agregat sub base, agregat base, aspal, semen, adukan aspal beton, adukan betron semen dan sebagainya). y Pengendalian mutu hasil pekerjaan (subgrade yang telah dipadatkan, lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, lapis permukaan jalan, tiang pancang beton yang telah terpasang, beton struktur dan sebagainya). Pengertian pengendalian hasil pekerjaan disini adalah pengendalian mutu terhadap jenis pekerjaan menurut item pekerjaan didalam dokumen kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor Sedangkan pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua) hal yaitu: y y Pengukuaran dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dan sebagainya). Pengukuran kualitas (kepadatan, kuat tekanan, aya dukung tanah dan sebagainya).

Untuk setiap objek yang akan diperiksa (bisa bahan baku, bahan olahan ataupun hasil pekerjaan), misalnya Subgrad dari tanah timbunan tergelar padat, maka ada 5 (lima) hal yang harus di catat datanya : y y y y y Jenis pemeriksaan, misalnya kepadatan lapangan Metode pemeriksaan, misalnya sand cone method/ AASHTO T-191 Frekunsi pemeriksaan, misalnyu 1 titik tiap 200 m Spesifikasi/ persyaratan mutu, misalnya kepadatan lapangan =100% Toleransi Hasil, misalnya 0 %

Dari pekerjaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara teoritis pengendalian mutu dilakukan terhadap pelaksanaan seluruh item

pekerjaan yang tersusun dari komponen bahan baku yang diproses lebih lanjut menjadi hasil pekerjaan dengan kualitas sebagaimana dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis. Untuk setiap item pekerjaan tentu proses pengendalian mutunya berbeda beda, misalnya untuk pekerjaan structural Concrete K-350 yang terdiri dari komponen cemen, water, fine aggregate,coarse aggregate, dan reinforcing steel deformed u-42. Dari kelima komponen tersebut yang pengendalian mutunya diproses sejak mulai dari bahan baku adalah fine Aggregat , coarse aggregate dan water sedangkan cement dan reinforcing steel deformed - U-42 diperoleh sudah sebagai bahan olahan, jadi yang dilakukan adalah pengendalian mutu atas hasil bahan olahan. Keempat komponen yaitu cement, water, fine aggregate, coarse aggregate kemudian diproses dalam concreate plant/ mixer sebelum misalnya dicor diatas cetakan /bekisting lantai yang pembesiannya suda ditata terlebih dahulu sesuai gambar rencana, untuk kemudian dicek sesuai dengan metoda pemngecekan yang berlaku guna mengetahui apakah benar memang mencapai persyaratan beton k-350. Jika proses pengendalian mutu tersebut dilakukan secara koefisien oleh quality contol engginering (konsultan supervisi0 untuk seluruh item pekerjaan yang dianggap potensial menjadi penyebab kegagalan proyek, maka dapat diharapkan bahwa secara umum hasil pekerjaan yang dimaksud tersebut diatas karena memang tujuannya adalah memberikan prinsip dasarnya saja, yang kemudian diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh para pelaku proyek, disesuaikan dengan kebutuhan managemen dan perkembangan teknologi. Berikut ini adalah diagram pengendalian mutu untuk memudahkan orang memahami prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan :

DIAGRAM PENGENDALIAN MUTU (TERHADAP ITEM PEKERJAAN)

Pemilihan Jenis Jenis Bahan Baku Sesuai Dengan Item Pekerjaan Lingkup Pengendalian Lingkup Dimensi Lingkup Kualitas

Pengendalian Mutu bahan baku

Struktur Pengendalian Jenis Pemeriksaan Metoda Pemeriksaan Frekwensi Spesifikasi Mutu Toleransi

Tahap I

Bahan siap olah Lingkup Pengendalian Pengendalian Mutu bahan Olahan Lingkup Dimensi Lingkup Kualitas Struktur Pengendalian Jenis Pemeriksaan Metoda Pemeriksaan Frekwensi Spesifikasi Mutu Toleransi

Tahap II
Komponen Bahan Untuk Pekerjaan Jadi Telah Siap Lingkup Pengendalian Lingkup Dimensi Lingkup Kualitas Struktur Pengendalian Pengendalian Mutu bahan Olahan Jenis Pemeriksaan Metoda Pemeriksaan Frekwensi Spesifikasi Mutu Toleransi

Tahap III

Pekerjaan jadi (pelaksanaan pay Item Sesuai Kontrak)

PROGRAM MUTU Yang dimaksud dengan program mutu adalah program pengendalian mutu bahan baku, bahan olahan maupun bahan jadi (hasil pekerjaan) yang harus dilakukan oleh kontraktor untuk mencapai hasil pekerjaan yang tepat Mutu . Dilaksanakan dengan mengikuti urutan urutan kegiatan yang telah disusun di dalam jadwal rencana kerja. Apa yang harus dilakukan terhadap setiap kegiatan yang telah disusun didalam jadwal rencana kerja. Apa yang harus dilakukan terhadap setiap kegiatan untuk mendapatkan mutu hasil pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan, secara umum telah digambarkan didalam diagram pengendalian mutu . untuk setiap kegiatan perlu dilakukan, persyaratan berapa jumlah contoh atau jumlah testyang harus diambil dan kemudian bagaimana batas volume untuk setiap contoh atau jumlah test dimaksud. Penetapan program mutu ini memerlukan keahlian tersendiri, harus ditangani oleh tenaga tenaga ahliyang mampu memahami ketentuan ketentuan teknik yang diatur dalam spesifikasi teknis dalam mencapai mutu hasil peerjaan, selain itu juga harus mempunyai knowledge, skill dan attitude yang memadai dalam mengevaluasi hasil hasil pengujian labolatorium yang dilakukan oleh tenaga tenaga terampil yang kompoten. Untuk memberikan gambaran seberapa jauh para penanggung jawab mutu hasil pekerjaan harus mampu menyusun program, berikut ini diberikat contoh bagaimana mengenai subtansi pengendalian mutu sebagai berikut :

Pengendalian Mutu Pekerjaan Aspalt Concrete


Bahan Sesuai Spesifikasi Batasan volume Jumlah untuk Contoh/test Setiap 1contoh/test 3 Test Per Sumber 3 Test Per Sumber 3 Test Per Sumber 3 Test Per Sumber 1 test Per sumber

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Uraian/Jenis Pengujian Keausan agregat kasar Soundness test, kehilangan berat Coating & Striping Test Lolos pengayakan basah No 200 Bitumen - Penetrasi Pada 250 c - Penerrasi Pada 35 0 c - Daktilitas Job Mix Formula (JMF) y Penyerapan aspal y Kadar aspal efektif y Kadar Aspal Total y Rongga dalam campuran y Ketebalan Lapisan tipis Bitumen y Marshall quotient y Stabilitas Marshall y Stabilitas Tersisa Suhu Campuran : y Pencampuran uji Maarshall y Pemadatan Benda Uji Marshall y Pencampuran max. Di AMP y Dari AMP ke truck y Hotmix di paver y Breakdown rolling y Secondary Rolling y Finishing Roling Analisa Saringan : y Dari setiap hotbin y Campuran Agregat Panas Ekstraksi y Analisa Saringan y Kadar Aspal Marshal Test Density

Persyaratan <40% <12 % >95 % >75% AC-10 Atau AC-20 > 70 % >50 % > 40 %

6.

1 Test 0 - .7 %` >50 % > 6.7 % 3 6% >8 mikron 1.8 5.0 kN/mm 550 1.250 Kg >75 %

Per Sumber

7.

Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis

Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal

2 kali 2 Kali 1 kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali

Per hari Per Hari Setiap 1 Setiap 1 Setiap 1 Setiap 1 Setiap 1 Setiap 1

Jam Jam Jam Jam Jam Jam

Lihat grading Lihat Grading

1 test 2 Test

Setiap 200 Ton Setiap hari Produksi

Lihat Grading JMF Lihat JMF >98 %

1 Test 1 test 1 Test Test

Setiap 200 Ton Setiap 200 Ton Setiap 200 Ton Setiap 100 m

10 11

Pengendalian Mutu Pekerjaan Perkerasan beton Semen


Bahan Sesuai Spesifikasi Batasan volume Jumlah untuk Contoh/test Setiap 1contoh/test 2 kali
2

No.

Uraian/Jenis Pengujian

Persyaratan

1. 2.

3.

4.

6.

Slump test Test Kuat Tekan : K350 (kubus 15 CM) y Umur 3 Hari y Umur 7 Hari y Umur 28 hari Tes Kuat Lentur (Fixural Strength) y Umur 3 Hari y Umur 7 Hari Agregat Kasar y Keausan dengan mesin Los Angeles y Kehilangan berat dg sodium sulfat y Gumpalan tanah liat y Bahan Yang Lolos ayakan No.200 Agregat Halus : y Kehilangan berat dg sodium sulfat y Gumpalan tanah Liat y Bahan yang lolos ayakan no. 200 Gradasi agregat

6 cm

Per hari Per hari Per 20 m3 Per 20 m3 Per 20 m3

350 Kg/cm

2 Kali
2

>70 % K kg/cm >90 % K Kg/cm2

1 Test 1 Test 1 Test

70 % Sc1 kg/cm2 45 Kg/cm2 <40 % <12 % < 0.25 % <1 %

1 Test 1 Test 3 Test 3 Test 3 Test 3 Test

Per 20 m3 Per 20 m3 Per Sumber Per Sumber Per Sumber Per Sumber

<10 % < 0.50 % <3% Lihat Tabel Gradasi

3 Test 3 Test 3 Test 1 Test

Per Sumber Per Sumber Per Sumber Per Sumber

Pembuatan tabel pengendalian mutu seperti dicontohkan diatas dapat dilanjutkan untuk seluruh jenis kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan jalan / jembatan. Disesuaikan dengan target pencapaian progres tiap bulan,kontraktor harus dapat merencanakan jenis kegiatan yang harus dilakuakan pada suatu bulan , kemudian sekaligus menetapkan dari setiap kegiatan tersebut program mutu apa yang harus dilakukan (yaiu pengujian yang dimaksud, Beberapa jumlah contoh atau jumlah test yang harus diambil dan kemudian bagaimana batasan volume untuk setiap contoh atau setiap test dimaksud). Dari rincian program mutu ini konsultan pengawas harus sudah siap melakukan pengawasan agar prinsip prinsip quality assurance dipastikan akan dilaksanakan kontrakor Mutu Bahan Yang dimaksud mutu bahan adalah mutu bahan baku dan bahan olhan yang disimpulkan dari hasil pengujian laboratorium. Contoh

bahan baku maupun bahan olahan yang telah diambil dari lapangan berdasarkanjadawal program mutu diuji di laboratorium, hasilnya dicocokan dengan persyaratan teknis yang ditetapkan melalui spesifikasi teknik. Jika ternyata pengujian labolatorium menunjukan mutu bahan baku maupun bahan olahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis, maka bahan baku dan bahan olahhan tersebut harus diganti pencatatan hasil pengujiuan labolatorium baik yang memenuhi syarat harus tetap dimasukan dalam arsip dukumentasi, namun dukumenatasinya harus dipisah dan diberi tanggal untuk lkeperluan bahan pembelajaran agar pelaksana tidak mengulang kesalahan kesalaha teknis yang sama di proyek proyek yang akan datang. Jika untuk setiap kegiatan sudah dapat dipastikan bahwa bahan baku dan bahan olahan memenuhi persyaratan mutu, maka kegiatan dapat dilanjutkan dengan menyiapkan bahan jadi (hasil pekerjaan) Mutu Hasil Pekerjaan Urutan proses mengharuskan kontraktor baru dapat memulai menangani bahan jadi apabila bahan baku dan bahan olahan yang diuji telah menunjukan hasil memenuhi persyaratan teknis. Bahan jadi yang merupakan hasil dari proses lanjut bahan olahan pada prinsipnya juga harus memenuhi persyaratan persyaratan teknis. Namun yang termasuk ke dalam pengertian persyaratan persyaratan tekknis untuk bahan jadi bukan hanya dicontohkan dalam tabel saja akan tetapi juga mencakup persyaratan toletansi lainnya misalnya toleransi terhadap lokasi ketepatan lokasi/ posisi konstruksi sebagaimana telah dicantumkan atau diatur dalam spesifikasi teknis. Berikut ini diberikan contoh contoh pekerjaan yang diambil ari spesifikasi teknis, mengetengahkan bagaimana mutu hasil pekerjaan harus memenuhi toleransi dimensi dan lain lain selain persyaraan teknis yang menjadi persyaratan pokok atau persyaratan umum : 1. Pekerjaan Timbuan Pilihan a. Persyaratan teknis yang dapat dikategorikan sebagai persyaratan pokok y Timbunan hanya boleh dikalsifikasikan sebagai timbunan pilihan bila digunakan pada lokasi dan untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh direksi pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang diguynakan harus dipandang sebagai timbunan biasa.

y Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus tersiri dari bahan tanah, tanah berbatu atau batu berpasir yang memenuhi semua ketentuan untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunanya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan. Dalam seghala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-17421998, atau 95 % kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-17431989. Timbunan pilihan untuk lapis 20 cm di bawah dasar perkerasan (subgrade) ukuran butir maksimum tidak boleh lebih dari 7.5 cm y Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan indeks plastisitas maksimum 65%. y Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan pada timbunan lereng atau pekerjaan stabilitasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh direksi pekerjaan akan tergantuing pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul. b. Ketketentuan kepadatan untuk timbunan tanah y Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm dibawah elevasi dasar perkerasan dan tanah dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan lapisan timbunan dengan ketebalan maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan dalam SNI-03-17421989. Untuk tanh yang menangandung lebih kecil dari 5 % bahan tertahan pada ayakan inci, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 03-1976-1990. Untuk ganural material harus dipadatkan sampai 932% dari kepadatan kering maksimum ssebagaiman ditentuan dalam SNI 03-1743.1989/ y Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimal yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Untuk granularmaterial kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95 % kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989

y Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan apabila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang dari yang dipersyaratkan sesuai dengan spesifikasi teknis. Pengujian harus dilakukan sampai kedalam penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh direksi teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali disekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong gorong, paling segikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. y Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap harus dilakuikukan c. Toleransi Dimensi y Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang. y Seluruh permukaan ahkir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas. y Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan. 2. Pekerjaan pembuatan beton Pracetak a. Persyaratan teknis yang dapat dikategorikan sebaai persyaratan umum y Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan pembentuk masa padat; y Pekerjaan beton mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak dan beton struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh direksi pekerjaan; y Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering; Mutu beton yang digunakan pada masing masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harus seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaa. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini dibagi sebagai beriklut :

Mutu Bton dan Penggunaannya Jenis beton fc (Mpa)


35 - 65

bk
(kg/cm2)
K400-K800

Uraian
Umumnya digunakan pada beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang pelat beton dan sejenisnya Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang diafragma, kerb beton pracetak, gorong gorong beton bertulang, bangunan bawag jembatan Umumnya digunakan ntuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar daan atau pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu Digunakan sebagai lantai Kerja, Penimbunan kembali dengan beton

Mutu Tinggi

Mutu Sedang

20-<35

K250-<k400

15-<20 Mutu Rendah 10-<15

K175-<k250

K125-,k175

a. Toleransi Untuk Beton Pracetak 1) Toleransi Dimensi a. Panjang Keseluruhan sampai 6 M b. Panjang keseluruhan lebih dari 6 m c. Panjang balok, pelat lantai jembatan, Kolom dinding 2) Toleransi Bentuk a. Persegi (Selisi Dalam Panjang Diagional b. Kelurusan atau Lengkuang (penyim-pangan dari garis yang dimaksud) -untuk panjang yang dimaksud c. Kelurusan atau lengkunagn untuk pan-jang 3 m 6 m d. Kelurusan atau lengkungan untuk pan-jang >6 m 3) Toleransi Kedudukan (Dari Titik Patokan) a. Kedudukan dari kolompracetak dari -rencana b. Kedudukan permukaan Horizontal dari rencana c. Kedudukan permukaan vertikal Dari rencana

: -0 mm, + 5 mm : -0 mm, + 15 mm : -0 mm, + 10 MM

: -0 mm, +5 mm

: -0 mm, +12 mm : -0 mm, + 15 mm : -0 mm, + 20 MM : : -10 mm +10 mm : -10 mm, + 10 mm : -20 mm, + 20 mm

4) Toleransi Alinyemen Vertikal a. Penyimpanan ketegakan kolom dan Dinding : -10 mm, _ 5) Toleransi Ketinggian (Elevasi) a. Puncak Lantai dibawah Pondasi b. Puncak Lantai kerja dibawah plat injak c. Puncak kolom, Tembok kelapa, Balok Melintang 6) Toleransi Alinyemen Horizontal

10 mm : -10 mm + 10 mm : -10 mm, + 10 mm : -10 mm, + 10 mm : -10 mm dalm 4 panjang mendatar

7) Toleransi Untuk Penutup/ Selimut Beton tolangan : a. Selimut sampai 30 mm : -5 mm, + 5 mm b. Selimut Beton (30 -50) mm : -10 mm +10 mm c. Selimut Beton (50 100) mm : -10 mm + 10 mm Dari contoh contoh di atas dapat diambil kjesimpulan bahwa pengertian terhadap pemenuhan Mutu tidaklah semata mata didasarkan atas aspek konstruksi akan tetapi juga aspek ketepatan ukuran serta kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Hal ini dapat dilihat pada batasan batasan yang tercantum da;a, toleransi dimensi dan lain lain sebagaimana disebut diatas. Penemuan Dan Perbaikan Cacat Mutu 1. Penemuat Cacat Mutu Direksi pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan kontraktor dan memberitahu kontraktor apabila pihaknya menemukan cacat mutu dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. Direksi pekerjaan memerintahkan kontraktor untuk melakukan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah/sedang dilakukan oleh jajarannya dan apabila menemukan suatu cacat mutu agar kontraktor segera melakukan pengujian terhadap pekerjaan yang diperkirakan memiliki cacat mutu tersebut 2. Pengujian Apabila direksi pekerjaan memerintah kontraktor untuk melaksanakan pengujian yang disebut dalam spesifikasi teknik untuk menguji apakah suatu pekerjaan memiliki cacr mutu atau tidak dan hasil pengujian ternyata menunjukan adanya cacat mutu, maka kontraktor wajib membayar pengujian berikut contoh contohnya. Namun jika tidak

ditemukan cacat mutu maka biaya pengujian berikut contoh contohnya menjadi beban pemilik 3. Perbaikan Cacat Mutu y Direksi pekerjaan pembaritahuan kepada kontraktor tentang segala cacat mutu sebelum masa pemeliharaan berakhit yang dimulai sejak pekerjaan selesai sebagaimana tersebuit dalam data kontrak, dan kemudian pemeliharaan diperpanjang sampai seluluh cacat mutu diperbaiki y Setiap pemberiatahuan kerusakan disampaikan, kontraktor harus segera memperbaiki kerusakan tersebut dalam waktu sebagaimana tersebut dalam pemberitahuan. 4. Cacat mutu yang tidak diperbaiki Setelah tanggal penyelesaian, direksi pekerjaan dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu apabila kontraktor belum melaksanakannya selama masa perbaikan cacat mutu dengan biaya dibebankan kepada kontrakator. Dalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka akan ditunjuk seorang petugas sebagai pengendali mutu. Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah untuk pencapaian sasaran akhir perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditangani . Pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik SDM, material, peralatan, sarana kerja, proses dan sub kontraktor dengan rincian sebagai berikut : a) SDM  Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis  Pengarahan, pembinaan  Monitor dan pelaporan b) Material  Pengujian sample bahan  Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) yang memadai  Pemilihan supplier  Jadwal kebutuhan material  Cara penyimpanan  Cara handling  Monitor dan pelaporan c)      Peralatan Pemilihan jenis alat yang sesuai Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan) Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur, dan kualitas) yang memadai Pemilihan supplier alat yang baik Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman

 Jadwal kebutuhan bahan  Penyediaan bahan bakar  Penyediaan suku cadang  Control service  Monitor dan pelaporan d) Proses  Trial Mix, trial embankment, job mix  Peralatan yang sesuai  Komposisi yang sesuai  Standar proses  Metode pelaksanaan  Cek hasil  Monitor dan pelaporan  Sub kontraktor  Seleksi  Pengawasan dan pengarahan  RENCANA ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Genera Superintendent/ pimpinan teknik

Site Manager

Material Enginering

Quality/Quantity Engeneering

Chief Supervisor

Administrasi Umum & Keuangan

Labolatorium

Draftman

Supervisor 1

Staf administrasi & kasir

Logistik

Surveyor

Supervisor 2

2.

Uranian Tugas : Ir. James J Tamatompol : General Superintendent/Pimpinan Teknik : Membaca Dan Mempelajari secara cermat isi dokumen kontrak Membuat RMK (Rencana Mutual Kerja Mempelajari/Survey keadaan lapangan yang berkaitan dengan fasilitas umum, jalan kerja yang tidak mengakibatkan hambatan jalannya proyek Merencanakan penggunaan material sesuai dengan jatah material yang telah ditetapkan Membuat rencana penggunaan tenaga kerja Membuat rencana/ pelaksanaan rapat koordinasi kerja secara berkala dengan Direktur maupun dengan pemberi tugas. Mengevaluasi hasil kegiatan pekerjaan (Harian, Mingguan, Bulanan). Mengidentifikasi semua permasalahan yang timbul berusaha untuk memyelesaikannya Sesuai dengan laporan dari Site kemudian Membuat laporan kepada Direktur tentang perubahan Isi Kontrak seperti : y Pekerjaan tambah kurang y Perubahan Design y Perubahan Spesifikasi y Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan y Mutual Chek Awal dan Akhir y Dan lain sebagainya Menampung keluhan/ usulan dari semua bawahan maupun dari pihak luar dan berusaha untuk mengatasinya. Mengambil tindakan kepada staf proyek yang melanggar tata tertib dan disiplin kerja Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan kegiatan proyek sesuai dengan mutu, kualitas dan schedule penyelesaian serta skema penggunaan bahan tenaga dan peralatan Sebagai pimpinan teknik proyek secara independen dan mempunyai wewenang penuh mengatur pelaksanaan pekerjaan termasuk financial dan logistic dan berkewajiban melaporkan ke pimpinan Mengatur managemen Biaya dan Waktu Bekerja sama dengan Pemberi Tugas untuk memutuskan segala kebijakan yang diambil dilapanagan atas nama. Bekerja sama dengan tim untuk melakukan pengendalian mutu dan membuat laporanya

1. Nama Jabatan Uraian Tugas

Mengadakan hubungan hubungan dan pendekatan pendekatan secara positif terhadap pejabat pejabat setempat maupun pemberi tugas agar bisa mendukung kelancaran pekerjaan Secara garis besar memberikan tugas dan wewenang kepada Site Manager untuk mengatur kegiatan maupun administrasi teknik yang berkaitan dengan kelancaran pekerjaan. Mengevakuasi dan mengatur cast-flow penggunaan anggaran pekerjaan terhadap Administrasi & Keuangan kemudian melaporkan kepada pimpinan

2. Nama : Ir. Vonny Jabatan : Site Manager Uraian Tugas : Menerima perintah dari Pimpinan Teknik terhadap kelancaran pekerjaan Mendampingi Pimpinan Teknik dalam rapat koordinasi kerja secara berkala dengan Direktur maupun dengan pemberi tugas Membahas dan menyetujui usulan rencana kerja Supervisor, Material Engenering, Qualityndan Quantity Engenering dalam Hal : y Gambar gambar kerja sesuai dengan rencana kerja mingguan & bulanan y Kesesuaian rencana kerja mingguan dan bulanan y Ketersediaan material dan alat kerja y Membahas tingkat kesulitan & kendala yang dihadapi Mengidentifikasi semua permasalahan yang timbul dan berusaha untuk menyelesaikan nya dalam tingkat kewenangannya. Mebuat Back Up data laporan tentang perubahan Isi kontrak seperti : y Pekerjaan Tambah Kurang y Perubahan Design y Perubahan Spesifikasi y Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan Kemudian melaporkan kepada pimpinan teknik Mengambil tindakan kepada staf proyek bawahannya yang melanggar tata tertib dan disiplin kerja Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Teknik Memantau tersedianya bahan, alat dan tenaga agar menunjang penyelesaian pekerjaan pekerjaan seperti yang direncanakan Membuat daftar kemajuan setiap pekerjaan beserta kebutuhan biayanya secara priodik Mencatat seluruh hasil kemajuan pekerjaan yang telah dikerjakan baik Secara periodic maupun secara kumulatif

Mengevaluasi kemajuan prestasi pekerjaan terhadap rencana kerja Membuat daftar biaya yang harus di bayarkan atas kemajuan pekerjaan secara periodik Berwenang mengarahkan, merencanakan dan mengawasi fungsi fungsi yang dibawahinya (Quality & Quantity Engenering, Pelaksana dan Material Engenering) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek sesuai dengan mutu, kwalitas dan schedule penyelesaian yang telah ditetapkan

3. Nama : Ir. Ferma C. Walewangko Jabatan : Material Enginering Uraian Tugas : - Terlaksananya Kegiatan tes material di proyek : y Melaksanakan kegiatan tes uji material di lapangan y Melaporkan hasil pelaksanaan uji material - Melakukan Uji Laboratorium penggunaan material sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelaksanaa yang berkaitan dengan : y Mengambil dan mengirim sample material yang telah disetujui oleh pemberi tugas untuk dilakukan pengetesan di labolaorium y Mengikuti pengetesan material tesebut diatas - Membuat laporan hasil pengujian untuk pedoman dalam pelaksanaan - Berkoordinasi dengan Quantity Engenering dan Supervisor yaitu material yang digunakan baik kualitas dan volume maupun pemakaian hasil ujicoba material untuk dipakai dalam pekerjaan dilapangan dengan mengandalakan mutu yang baik kepada Supervisor. - Melaporkan kepada Site Manager secara keseluruhan dari semua pekerjaan yang akan , sementara dan selesainya pengetesan dan desingn 4. Nama : Jufita Olii Jabatan : Administrasi umum & Keuangan Uraian Tugas : - Mengola masalah keuangan dilapangan berdasarkan CashFlow yang disusun dan mempertanggung jawabkan kepada Pimpinan Teknik - Menangani urusan umum proyek - Membawahi langsung kepada kasir proyek untuk keuangan dalam hal pembayaran secara periodic hasil kerja maupun administrasi dan pembukuan keuangan - Menyelenggarakan kegiatan administrasi, surat menyurat dengan pemberi tugas dan pihak lain yang berhubungan dengan kelancaran kelancaran pekerjaan

Tersedianya berita acara prestasi pekerjaan : y Mempersiapkan dan menyusun berita acara kemajuan pekerjaan untuk bisa dijadikan tagihan secara periodic y Mempersiapkan data pendukung untuk berita acara prestasi pekerjaan Menyusun permintaan dana serta realisasi pendistribusian dana proyek. Menyusun dan mengajukan permintaan dana pembiayaan proyek secara periodik berdasarkan cash flow yang disusun oleh Site Manager, Mendistribusi dana sesuai kebutuhan proyek Mengola persediaan dana kas proyek Terselenggaranya pembukuan biaya proyek secara terperinci dan benar: y Membukukan pengeluaran pengeluan biaya proyek secara benar, y Memonitor dan mengevaluasi tagihan tagihan yang masuk, y Membuat laporan posisi kas pelaksanaan proyek secara periodik Melaporkan keuangan proyek secara periodik kepada pimpinan teknik Memimpin kegiatan pengadministrasian proyek : y Memprakarsai kegiatan kegiatan administrasi proyek y Mengarahkan kegiatan kegiatan penilaian hasil dan kemajuan pelaksanaan y Menyelenggarakan susunan laporan penyelesaian proyek

5. Nama : Eddy Justinus Jabatan : Staf Administrasi Uraian Tugas : - Membantu secara penuh tugas dari Administrasi Umum & Keuangan - Secara periodik dengan perintah dari pimpinan melakukan pembayaran terhadap hasil pekerjaan - Melakukan pembayaran atas segala tagihan yang masuk misalnya pembayaran material dan telah disetujui oleh atasan langsung/ Administrasi Umum & Keuangan untuk menyetujui pembayaran 6. Nama : Robert. E. F. Ngantung Jabatan : Quality Engineering Uraian Tugas : - Mengawasi pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi yang telah ditetapkan - Mengawasi mutu pekerjaan, mutu bahan - Melakukan pemeriksaan kualitas pekerjaan - Terlaksananya kegiatan Inspeksi dan tes di proyek :

y Melaksanakan kegiatan inspeksi dan tes di lapangan y Melaporkan hasil pelaksanaan inspeksi dan tes Terpeliharanya peralatan tes yang sudah dikalibrasi y Melakukan kalibrasi terhadap alat alat yang perlu di kalibrasi y Menyusun daftar peralatan kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan inspeksi dan tes y Menyimpan dengan baik alat alat yang sudah di kalibrasi Melakukan uji labolatorium/mix design sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan : y Mengambil dan mengirim sample bahan yang telah disetujui oleh pemberi tugas untuk dilakukan pengetesan di labolatorium y Mengikuti pengetesan material tersebut diatas,

7. Nama : Hemor J. Tamberongan Jabatan : Quantity Enginering & Drafman Uraian Tugas : - Membuat Back Up Data untuk pelaksanaan pekerjaan - Membuat administrasi yang bersangkutan dengan kontrak kontrak dan teknis (Laporan Progres, Termin, Amandemen, Dll) dan berkoordinasi dengan pemberi tugas. - Melakukan fungsi pengendalian biaya dan waktu serta membuat laporannya - Membuat gambar kerja (Shop Drawing) berdasarkan gambar rencana dan hasil pengukuran untuk disetujui direksi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan - Membuat As Built Drawing dari hasil pekerjaan dilapangan dengan disetujui oleh pemberi tugas - Membuat gambar hasil kerja untuk disetujui direksi - Dalam hal melaksanakan pekerjaan berkoordinasi dengan Quantity Enggeneering, supervisor, material engenering dan menyusun secara penuh menerima perintah dari Site Manager - Menyusun dan memperbaharui Time Schedule, skema penggunaan bahan, alat dan tenaga untuk mencapai waktu pelaksanaan yang tepat waktu dan disetujui oleh pimpinan langsung - Bersama sama dengan Site Manager dan Pimpinan teknik melakukan Mutual Chek Awal dan Muual Chek Akhir pekerjaan serta membuat laporan laporannya. - Dalam hal pengukuran memerintahkan secara langsung kepada Surveyor untuk pengukuran dilapangan untuk pembuatan penggambaran, pelaporan dan hal teknis lainnya. - Memberikan rekomendasi kepada pimpinan teknik tentang perubahan perubahan secara teknis tersebut diatas.

Berkonsultasi dengan pemberi tugas mengenai pembuatan berita acara setiap keputusan bersama yang akan dikeluarkan secara tertulis.

8. Nama : Melvin Kaeba, A. Md Jabatan : Chief Supervisor Uraian Tugas : Chief Supervisor secara independen dan mempunyai wewenang penuh mengatur pelaksanaan pekerjaan, pekerja termasuk logistic dan berkewajiban melaporkan kepada site manager. Mempunyai tugas bekerja sama dengan pemberi tugas dan memutuskan segala kebijakan yang diambil dilapangan atas nama Pimpinan. Chif Supervisor membuat Laporan harian, Mingguan & Bulanan Memperhatikan fungsi pengendalian pekerja dan waktu serta membuat laporannya Memerintahkan kepada surveyor untuk mengatur utizet, bowplang dan leveling suatu pekerjaan yang membutuhkan ukuran secara khusus Memerintahkan kepada Supervisor 1 dan Supervisior 2 dalam pembagian tugas untuk pengawasan dan kelancaran pekerjaan dan memerintahkan untuk mendukung terjadinya proses pembuatan laporan laporan Dalam menjalankan tugas berkoordinasi dengan Site Manager sebagai pimpinan langsung, Quality Enginnering terhadap mix desing untuk dikerjakan pada pekerjaan tertentu, Quality Engginering terhadap penggunaan bahan secara berkala dan drafter terhadap penggunaan gmabar kerja dilapangan yang telah disetujui oleh pemberi tugas.

9. Nama : Robert Rumbayan Jabatan : Supervisor 1 Uraian Tugas : - Menerima perintah dari Chef Supervisior - Membuat Laporan Pekerjaan secara Berkala - Bersama sama dengan supervisor 2 menjalankan fungsinya sebagai supervisor dalam pengawasan dan kelancaran pekerjaan pada bagian bagian pekerjaan yang menjadi tugas masing masing supervisor 10.Nama : Venni M. Tereima Jabatan : Supervisor 2 Uraian Tugas : - Menerima Perintah dari Chief Supervisor - Membuat laporan pekerjaan secara berkala

Bersama sama dengan supervisor 1 menjalankan fungsinya sebagai supervisor dalam pengawasan dan kelancaran pekerjaan pada bagian bagian pekerjaan yang menjadi tugas masing masing supervisor

11. Nama : Delbruk Tendeng Jabatan : Logistik Uraian tugas : - Bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan / peralatan dan mendistribusikannya ke lokasi pekerjaan yang sesuai dengan permintaan supervisor - Membuat laporan administrasi pengadaan dan peralatan (jam operasi alat, retasi, dll) 12. Nama : Mickael Linggi Jabatan : Surveyor Uraian Tugas : - Melaksanakan pengukuran stake out, utizet, titik BM dan pengecekan pada saat memulai pekerjaan dan sesudah selesai dan membuat gambar hasil ukur untuk diajukan persetujuan kepada pemberi tugas - Memasang elevasi pada setiap bowplank untuk tiap bangunan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun yang sudah dilaksanakan - Dalam melaksanakan pekerjaan diatur oleh Quantity Engginering dan Supervisor 13. Nama : Agus Suitno Jabatan : Labolatorium Uraian Tugas : - Melaksanakan tugas dari Material Enginering, Quality Enginering dan Supervisor dalam hal uji material dan pengujian mix desain - Bersama sama dengan pemberi tugas melakukan uji material dan mix desain dan melaporkannya hasil tersebut kepada atasan langsung - Melakukan pengambilan sampel untuk tes/uji suatu hasi pekerjaan.

You might also like