You are on page 1of 87

1

Selamat Mengikuti dan Semoga Sukses

STANDAR KOMPETENSI 1
Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan hakekat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara
PERTEMUAN ke 1

Hakikat Bangsa dan Negara


A. Bangsa
1. Manusia sebagai mahluk individu dan sosial 2. Pengertian bangsa 3. unsur terbentuknya bangsa

1. Manusia sebagai mahluk individu dan sosial


Manusia sebagai makhluk monodualistis yang terdiri dari jasmani dan rohani, manusia juga sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia dituntut untuk mengakui akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang diakuinya sebagai sang pencipta. Manusia hendaknya bertakwa yaitu dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan nanti setelah meninggal akan kembali kepada-Nya dengan berbekal pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang mereka dapatkan selama hidupnya atau dengan kata lain mereka meninggal akan berbekal karma (perbuatan baik atau buruk). Sebagai makhluk Individu manusia selain hidupnya suka berkompetisi, manusia juga akan mengalami sendiri kelahiran, kehidupan dan kematiannya yang kemudian kita kenal dengan istilah Tri Kona (lahir, hidup dan mati). Sebagai makhluk Sosial yang kita kenal dengan istilah Zoon politicon dimana manusia tidak dapat lepas dalam pergaulan sesama manusia lainnya, kita sadar betapa banyak kebutuhan dan kepentingan yang dimiliki dan tidak dapat dipenuhinya sendiri dan untuk memenuhi segala kebutuhan atau kepentingannya itu, manusia sangat memerlukan bantuan dari manusia lainnya sehingga memerlukan suatu organisasi untuk mengatur kebutuhan atau kepentingan hidup manusia agar tidak saling berbenturan. Organisasi yang dapat menjamin kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam pergaulan sosial yang semakin hari semakin banyak dan komplek adalah organisasi negara. Karakteristik manusia sebagai makhluk individu dan sosial diantaranya interaksi, naluri, kerjasama dan komunikasi

2. Pengertian Bangsa
Jalobsen dan Lipman : Bangsa adalah kesatuan budaya (cultural unity) dan satu kesatuan politik (political unity) Hans Kohn (Jerman) : Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak mungkin dapat dirumuskan dengan menggunakan dalil ilmu pasti, karena kebanyakan bangsa memiliki faktor-faktor obyektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain, faktor tersebut dapat berupa persamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat, budaya, politik dan agama. F. Ratzel (Jerman) : Pakar ini mengemukakan pengertian bangsa menurut tinjauan geopolitik. Karena terbentuknya bangsa karena adanya hasrat bersatu, hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya Otto Bauer (Jerman) : Bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki persamaan karakter. Karakter ini tumbuh karena adanya persamaan nasib Ernest Renan (Perancis) : Menurut pakar kenegaraan dari Perancis ini mengemukakan pengertian bangsa seperti berikut, bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia yang agung

3. Unsur Terbentuknya Bangsa


Menurut Friedrich Hertz dari Jerman dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politicals, mengemukakan bahwa setiap bangsa memiliki 4 (empat) unsur aspirasi terbentuknya bangsa sebagai berikut: Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri dari kesatuan politik, ekonomi, sosial, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan. Misalnya menjujung tinggi bahasa nasional yang mandiri Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise.

B. N E G A R A
1. Pengertian Negara
Pembicaraan mengenai suatu istilah negara sebenarnya sudah ada pada jaman Yunani kuno, dapat kita jumpai dalam sebuah buku hasil karya Aristoteles yang berjudul Politica sudah membahas pengertian tentang negara. Pada waktu itu ada sebuah istilah yang dipergunakan untuk menyebut suatu negara yaitu Polis yang berarti negara kota. Polis atau negara kota ini merupakan tempat tinggal bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk menjaga keamanan dari serangan musuh. Contoh nyata dari bentuk negara kota yang dimaksudkan pada jaman Yunani kuno adalah Sparta dan Atena yang pada saat itu sudah mengenal pemerintahan dengan sistem demokrasi langsung.Menurut Plato, negara timbul karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang mendorong mereka untuk bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup

Pengertian Negara Dalam Arti Luas dan Dalam Arti Khusus


Dalam arti yang luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama. Dalam arti khusus, pengertian negara dapat kita ambil dari pendapat beberapa pakar kenegaraan sebagaiberikut :

George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu Mr. Kranenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri Roger F Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat G.W.F. Hegel, Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintetis dari kemerdekaan individu dan kemerdekaan universal Karl Marx, Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi (memeras) kelas yang lain ( proletariat/buruh) Logemann, Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Bellefroid, Negara adalah suatu masyarakat hukum, suatu persekutuan hukum yang menempati daerah tertentu dari yang diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan bersama Mr. M. Nasrun, Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu yang harus memenuhi tiga syarat pokok yaitu rakyat tertentu, daerah tertentu dan pemerintah yang berdaulat Prof. R. Djokosoetomo, Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan

10

2. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara

Menurut ahli kenegaraan Oppenheimer dan Lauterpacht mengatakan suatu negara harus memenuhi unsur-unsur berdirinya negara seperti berikut : 1. 2. 3. Adanya Rakyat yang bersatu Adanya Daerah atau wilayah Adanya Pemerintah yang berdaulat

4. Adanya Pengakuan negara lain

11

DISKUSIKANLAH
1
Refleksikan dengan diri anda, diantara kedua Kedudukan manusia sbg makh. Individu ataukah sosial tersebut mana yang lebih dominan sifat individual ataukah sosial dengan jalan mengamati sikap perilaku kita sehari-hari !

Diantara unsur terbentuknya bangsa itu yang manakah merupakan unsur utama dan unsur tambahan bagi terbentuknya bangsa Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945

Menurut pendapat anda yang manakah mengenai pengertian negara dari para ahli itu yang dapat direfleksikan dgn terbentuknya negara Indonesia dan berikan alasannya kenapa memilih pendapat ahli tsb?

Analisislah diantara unsur terbentuknya negara itu yang manakah merupakan unsur yang sudah terpenuhi pada waktu awal terbentuknya negara Indonesia 17 Agustus 1945

12

JAWABAN
1

Sifat positif yang muncul diantaranya sangat menyayangi dirinya (dengan bertakwa pada Tuhan, menjaga kesehatan dan selalu untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan menuntut ilmu setinggi-tingginya), sayang pada keluarganya dan akan selalu menyelesaikan tugas yang dibebankan pada dirinya dengan baik dan bertanggung jawab, sifat negatif yang muncul maka akan menjadi ego, sombong, saklek, suka menyendiri, tidak peduli dengan lingkungan. Sedangkan jikalau karakter sosialnya yang dominan, maka sifat positif yang muncul diantaranya suka menolong, selalu mau kerjasama, mau berkorban untuk orang lain, enak diajak ngobrol (komunikasi), suka berorganisasi, Sifat negatif yang muncul diantaranya sering mengabaikan kepentingan dirinya Atau Keluarganya untuk kepentingan orang lain, hidupnya suka berpoya-poya, keseharian hidupnya lebih banyak di luar rumah dan cendrung mengakhiri hidupnya dengan nekad. Dengan memperhatikan kedudukan manusia sebagai mahluk individu dan sosial maka hendaknya kita selalu berusaha menjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan keduanya secara positif

13

Jawaban No 2
Dari keempat unsur terbentuknya bangsa yang dapat dianalisis sebagai unsur Utama terbentuknya bangsa Indonesia adalah : no. a, b dan c Sebagai unsur tambahan terbentuknya bangsa Indonesia adalah : no. d

Jawaban No. 3
Yang dapat direfleksikan dengan terbentuknya negara Indonesia yang merdeka 17 Ag. 1945 yaitu pendapat dari : Mr. M. Nasrun, Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu yang harus memenuhi tiga syarat pokok yaitu rakyat tertentu, daerah tertentu dan pemerintah yang berdaulat. Hal ini paling mendekati dengan terbentuknya negara Indonesia dengan alasan : pada saat merdeka 17 Ag. 1945 baru memenuhi syarat utama (konstitutuf) berdirinya negara yaitu ada rakyat, wilayah dan pemerintahan berdaulat

jawab: 4
Unsur terbentuknya negara ada 4 yaitu : ada rakyat, wilayah, pemerintahan berdaulat (unsur konstitutif) dan pengakuan dari negara lain (unsur deklaratif)unsur yang sudah terpenuhi pada waktu terbentuknya Indonesia 17 Ag 1945 adalah unsur konstitutif (ada rakyat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat)

14

15

16

STANDAR KOMPETENSI 1
Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan

PERTEMUAN ke 2

C. Negara dan Bentuk-Bentuk Kenegaraan


1. Sifat hakikat negara 2. Asal mula terjadinya negara 3. Pentingnya pengakuan suatu negara dari negara lain 4. Bentuk-bentuk negara dan kenegaraan

17 1
Sifat Hakekat Negara : a. Sifat Memaksa b. Sifat Monopoli c. Sifat Mencakup Semua

Asal Mula Terjadinya Negara : 1. Asal Mula Terjadinya negara secara primer 2. Asal Mula Terjadinya Negara Secara Sekunder 3. Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah (pendekatan factual), 4. Asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis

Pentingnya Pengakuan Suatu Negara Mengenai Keberadaan Negara Lain : Suatu negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan negara lain Karena beberapa alasan atau faktor-faktor sebagai berikut : 1. Adanya kekawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik yang timbul dari dlm (melalui kudeta) maupun intervensi dari negara lain 2. Ketentuan hukum alam yang tidak dapat dimungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama negara lain seperti politik,ekonomi,sosial,budaya & hankam

Bentuk Bentuk Kenegaraan : a. Bentuk Negara Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara negara kesatuan dan negara serikat (federasi) b. Bentuk - Bentuk Kenegaraan Secara garis besar bentuk kenegaraan ada 6 diantaranya : koloni, perwalian, mandat, protektorat, dominion dan uni

18

DISKUSIKANLAH
1
Proses yang manakah yang paling mendekati dengan keberadaan Negara Republik Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945 ! 4 proses asal mula terjadinya negara ?

Bagaimakah pentingnya pengakuan negara lain itu bagi negara Republik Indonesia pada saat sekarang ini ?

Sebutkanlah bentuk negara yang ada dan Indonesia termasuk bentuk negara yang mana, dengan merujuk pada konstitusi yang Berlaku sekarang di Indonesia !

Sebutkanlah bentuk-bentuk kenegaraan yang ada dan Indonesia pernah menerapkan bentuk kenegaraan yang mana, dengan menunjukkan pada konstitusi yang pernah berlaku di Negara Republik Indonesia !

19

JAWABAN
1

Diantara keempat proses terjadinya negara yang dapat direfleksikan dengan keberadaan negara RI yang merdeka pada 17 Ag 1945 adalah proses secara fakta sejarah pada bagian Proklamasi sebab : Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi dari suatuwilayah yang diduduki olehbangsa lain mengadakan perlawanan atau perjuangan sehingga berhasil merebut wilayahnya dan menyatakan kemerdekaannya. Contohnya, Negara Republik Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Jepang

2 Pentingnya pengakuan negara lain bagi Indonesia saat sekarang ini adalah Indonesia masih memerlukan bantuan dan kerjasama dari negara lain yang meliputi Bidang poleksosbud dan dalam bidang hankamIndonesia memerlukan kerjasama bidang teknis dan pelatihan bukan aliansi militer (kerjasama militer) karena Indonesia menganut Pol Luar negeri bebas aktif

20

JAWABAN
3 - Bentuk negara ada 2 yaitu bentuk negara kesatuan dan bentuk negara serikat - Indonesia menganut bentuk negara kesatuan hal ini berdasarkan pasal 1 ayat 1 UUD 1945 : Negara Indonesia adalah negara kesatuan, yang berbentuk republik

4 - Bentuk-bentuk kenegaraan adalah : koloni, perwalian, mandat, protektorat, dominion dan uni - Indonesia pernah menganut bentuk kenegaraan yaitu Uni (merupakan gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala negara yang sama) Hal ini dalam konstitusi tidak dapat kita temukan namun pada masa 1949 1956 berdasarkan hasil KMB (Konfrensi Meja Bundar). Indonesia pernah membentuk Uni Indonesia Belanda (Uni Zui Generalis)

21

22

23

STANDAR KOMPETENSI 1
Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Kompetensi Dasar : 1.3 Menjelaskan fungsi dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

PERTEMUAN ke 3

D. Fungsi dan Tujuan Negara


1. 2. 3. Fungsi negara Tujuan negara secara universal Perbandingan berbagai teori tentang fungsi dan tujuan negara

24

1. Fungsi Negara :
Adapun fungsi negara untuk mencapai tujuan negara ada 4 yaitu 1. Melaksanakan ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat (negara sebagai stabilisator) 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. 3. Mengusahakan pertahanan negara dari serangan negara luar 4. Menegakkan keadilan melalui alat penegak hukum ( polisi, jaksa dan hakim)

Tugas negara ada 2 : a. Tugas Essensial yaitu tugas untuk mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang berdaulat. Tugas essensial ( tugas asli) meliputi: - tugas internal (ke dalam) yang meliputi memelihara perdamaian, ketertiban & ketentraman dlm negara serta melindungi hak milik setiap orang - tugas eksternal (ke luar) yang meliputi tugas untuk mempertahankan kemerdekaan negara b. Tugas Fakultatif yaitu tugas yang diselenggarakan untuk dapat memperbesar kesejahteraan umum baik moral, intelektual,sosial maupun ekonomi, seperti : memelihara fakir miskin, kesehatan dan pendidikan rakyat

25
2. Tujuan Negara Setiap negara yang didirikan tentu diberi tugas untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh pembentuk negara tersebut. Tujuan negara sangat berhubungan erat dengan organisasi dari negara yang bersangkutan, tujuan negara juga sangat penting artinya untuk mengerahkan segala kegiatan dan sekaligus menjadi pedoman dalam menyusun, mengatur dan pengendalian atau pengarahan alat perlengkapan negara serta kehidupan rakyatnya. Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah pembentukannya serta pengaruh politik dari penguasa negara yang bersangkutan. Ada beberapa paham tentang tujuan negara. Paham-pahan itu diantaranya: Fasisme, Individualisme, Sosialisme, dan Integralistik. Gagasan Integralistik di Indonesia pertama kali dikemukakan oleh Prof. Dr. Soepomo pada sidang BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1945. Menurut Prof. Dr. Soepomo, paham Integralistik merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia yang bersifat kekeluargaan dan kebersamaan. Dengan demikian semangat kekeluargaan dan kebersamaan ini merupakan ciri dari Integralistik Indonesia. Gagasan Prof. Dr. Soepomo ini kemudian menjadi dasar terbentuknya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 pada Alenia IV yaitu : 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

26

3. Teori tentang Fungsi dan Tujuan Negara


1. Berbagai Teori tentang Fungsi Negara
Ada bebera pakar atau ahli hukum kenegaraan yang mengemukakan tentang teori fungsi negara diantaranya : a. John Locke membagi fungsi negara dalam bentuk lembaga negara menjadi 3 - fungsi (lembaga) legislatif, membuat undang-undang - fungsi (lembaga) eksekutif, malaksanakan undang-undang - fungsi (lembaga) federatif, mengurusi urusan luar negeri termasuk ursan perang & d Menurut John Locke, fungsi (lembaga) yudikatif atau mengadili termasuk fungsi eksekutif b. Montesquieu membagi fungsi negara dalam bentuk lembaga negara menjadi 3 - fungsi (lembaga) legeslatif, membuat undang-undang - fungsi (lembaga) eksekutif, melaksanakan undang-undang - fungsi (lembaga) yudikatif, mengadili pelanggar undang-undang Ketiga fungsi atau lembaga ini terkenal dg nama teori Trias Politica atau tiga lembaga pemisahan kekuasaan c. Van Vollen Hoven, menyatakan fungsi negara dalam bentuk lembaga menjadi : - Regeling, lembaga negara yang berfungsi membuat peraturan - Bestuur, lembaga negara yang berfungsi melaksanakan pemerintahan - Rechspraak, lembaga negara yang berfungsi mengadili - Politie, berfungsi menjaga ketertiban dan keamanan d. Goodnow, membagi fungsi negara menjadi 2 tugas pokok yaitu : - Policy Making, membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyar - Policy Ekscuting, melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan e. Mohammad Kusnadi, SH, membagi fungsi negara menjadi 2 bagian yaitu : - Berfungsi untuk menjamin ketertiban (law and order) Dalam hal ini negara bertindak sebagai stabilisator yaitu untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan dalam masyarakat - Mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Selain fungsi stabilisator negara juga berfungsi secara ekonomi yaitu untuk meningkatkan taraf hidupnya

27

2. Berbagai Teori tentang Tujuan Negara


Banyak tokoh yang mengemukakan tujuan negara dengan berbagai teori atau pendapatnya diantaranya : - Plato; mengemukakan tujuan negara untuk memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai sosial Roger F. Soltau; mengemukakan tujuan negara untuk memungkinkan rakyat berkembang serta mengungkapkan daya ciptanya sebebas mungkin - Harold J. Laski; mengemukakan tujuan negara untuk menciptakan keadaan yang di dalamnya rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal - Thomas Aquino dan Agustinus; mengemukakan tujuan negara untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya - Lord shang Yang (Tiongkok/China Kuno) teori tentang kekukasaan negara mengemukakan pendapat teori tujuan negara sebagai berikut : a. Rakyat dan negara harus berbanding terbalik. Bila negara ingin kuat, maka rakyat h lemah dan sebaliknya b. Negara harus berusaha mengumpulkan kekuasaan/kekuatan yang sebesar-besarnya. Negara menyiapkan militer yang kuat, disiplin dan loyal untuk menghadapi bahaya-bahaya dari luar c. Keselamatan dan kemakmuran tidak diperlukan yang penting negara aman Sentosa d. Rakyat harus dijauhkan dari kebudayaan, adat istiadat, musik, nyanyian, hikayat, kebaikan, kesusilaan, hormat pada orang tua, kekerabatan, kejujuran. Alasannya kesemuanya itu dapat melemahkan jiwa seseorang

28

- Niccolas Machiavelli (pemikir/politikus Italia) teori tentang kekuasaan negara mengemukakan pendapat teori tujuan negara sebagai berikut : a. Menitikberatkan pada sifat pribadi raja, yaitu agar dapat cerdik seperti kancil dan dapat menakut-nakuti rakyatnya seperti singa b. Pemerintah / penguasa dapat berbuat apa saja, asal untuk kepentingan negara dalam mencapai kekuasaan negara yang sebesar-besarnya c. Siapapun yang melawan pemerintahan / raja harus ditindak tanpa kompromi d. Pemerintah menghalalkan segala cara, meskipun harus melanggar sendi-sendi kesusilaan & kebenaran e. Seorang penguasa yang cermat tidak bertahan pada keyakinan / kepercayaan yang berlawanan dengan kepentingannya - Dante Alighieri (Prussia Jerman) teori tentang perdamaian dunia mengemukakan pendapat teori tujuan negara sebagai berikut : a. Keamanan dan ketentraman manusia dalam negara dapat dicapai apabila ada perdamaian dunia, yang tidak terletak pada masing-masing penguasa atau raja b. Dalam mencapai perdamaian dunia, perlu dibentuk satu negara di bawah satu imperium (raja atau kaisar) c. Pembentukan imperium bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan d. Pembentukan masing-masing negara hanya akan menimbulkan peperangan - Immanuel Kant (Jerman) teori tentang Jaminan atas Hak dan Kewajiban mengemukakan pendapat tentang teori tujuan negara sebagai berikut : a. Negara harus membentuk dan mempertahankan hukum supaya hak dan kemerdekaan warga negara terpelihara b. Adanya hukum yang dirumuskan dalam perundang-undangan, dan hukum itu merupakan penjelmaan kehendak umum (volunte generale) c. Perlunya pemisahan kekuasaan antara ekskutif dan Legeslatif d. Peranan negara menjamin ketertiban hukum dan melindungi hak serta kebebasan warga negaranya e. Negara tidak boleh turut campur di dalam urusan pribadi dan ekonomi warga negaranya

29

4. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945

Pada gagasan paham Integralistik sudah disampaikan bahwa paham ini untuk pertama kalinya dikemukakan oleh oleh Prof. Dr. Soepomo pada sidang BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1945.

Menurut Prof. Dr. Soepomo, paham Integralistik merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia yang bersifat kekeluargaan dan kebersamaan. Dengan demikian semangat kekeluargaan dan kebersamaan ini merupakan ciri dari Integralistik Indonesia.

Gagasan Prof. Dr. Soepomo ini kemudian menjadi dasar terbentuknya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 pada Alenia IV yaitu : 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

30

DISKUSIKANLAH

Diantara teori fungsi negara yang ada itu , yang manakah paling sesuai dengan fungsi Negara Republik Indonesia saat sekarang ini ?

Berdasarkan teori tujuan negara yang ada, dan diantara teori tujuan negara itu, yang manakah paling mendekati dengan tujuan Negara RI ?

Dimanakah tujuan Negara Kesatuan RI secara konstitusional dapat kita jumpai & bagaimanakah rumusannya yang benar ?

31

JAWABAN
1
Yang paling sesuai dengan fungsi negara RI yang ada sekarang adalah yang dikemukan oleh Montesquieu, namun pelaksanaannya di Indonesia sudah tidak murni bukan pemisahan kekuasaan tetapi pembagian kekuasaan Yaitu Legeslatif, Ekskutif dan yudikatif

Diantara teori tujuan negara tersebut di atas yang paling mendekati dengan tujuan negara RI adalah : teorinya Prof. Mr. Krannenburg yang menyebutkan : a. Negara bukan sekedar pemelihara ketertiban hukum belaka, tetapi secara aktif mengupayakan kesejahteraan warga negaranya b. Negara harus benar-benar bertindak adil terhadap seluruh warga ngr Negara hukum bukan hanya untuk penguasa atau golongan tertentu saja, tetapi untuk kesejahteraan seluruh warga negara di dlm negara

Tujuan NKRI adalah sbb : 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Tujuan NKRI secara konstitusional dapat kita jumpai dlm Pembukaan UUD 1945 alenia 4

32

33

34

STANDAR KOMPETENSI 1
Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kompetensi Dasar : 1.4 Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme
dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

PERTEMUAN ke 4

E. Semangat Kebangsaan
1. Arti dan makna Nasionalisme dan Patriotisme 2. Nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme dalam kehidupan 3. Perilaku patriotik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

35
1. Arti dan Makna Patriotisme dan Nasinalisme
Patriotisme adalah rasa kebangsaan bersama yang tumbuh pada diri seseorang secara perseorangan. Rasa kebangsaan yang tumbuh dari diri seseorang itu kemudiaan meluas dan menumbuhkan rasa kebangsaan dari seluruh bangsa. Rasa kebangsaan dari seluruh bangsa itu kemudiaan disebut Nasionalisme.

2. Nilai-Nilai Patriotisme dan Nasionalisme


Nilai patriotisme merupakan salah satu nilai yang harus kita miliki dalam meyakini dan mengamalkan Pancasila, terutama sila ke tiga yaitu Persatuan Indonesia. Dalam usaha mencintai tanah air Indonesia maka nilai patriotisme dan nasionalisme merupakan modal utama bagi keutuhan dan kelestarian suatu bangsa. Oleh karena itu nilai-nilai tersebut harus selalu kita wujudkan dalam kehidupan bebangsa dan bernegara Nilai nasionalisme seperti yang diamanatkan oleh Pancasila adalah nilai yang menuntut kita untuk menghilangkan penonjolan kesukuan, keturunan, dan perbedaan warna kulit, agama. Sebab sejak jaman nenek moyang, bangsa Indonesia telah memiliki perasaan kebangsaan yang senasib dan sepenanggungan, dan dari rasa tersebutlah maka timbul suatu sikap persatuan dan kesatuan bangsa

3. Perilaku Patriotik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Keberhasilan bangsa Indonesia di dalam memperoleh kemerdekaannya bukannya didapat dengan perjuangan yang mudah melainkan ditempuh melalui perjuangan yang panjang serta mengorbankan banyak nyawa pahlawan pejuang bangsa, ini merupakan suatu bukti adanya sikap patriotik yang tinggi pada diri para pejuang, sehingga dengan membawa sikap dan rasa patriotisme tersebut mereka mau berjuang membela tanah airnya meskipun dengan resiko tinggi dengan nyawa sebagai taruhannya

36

37

38

STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional

PERTEMUAN ke 5

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

A. Hukum dan Peradilan Nasional


1. Pengertian sistem hukum 2. Penggolongan hukum 3. Sumber hukum 4. Tata hukum Indonesia 5. Dasar hukum Lembaga Peradilan nasional

39

1. Pengertian Sistem Hukum


Sistem hukum merupakan suatru proses atau rangkaian hukum yang melibatkan berbagai alat kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapat di dalamnya, mulai dari hukum itu dibuat, diterapkan dan dipertahankan

2. Penggolongan Hukum (Klasifikasi Hukum)


a. Berdasarkan Wujudnya 1. Tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dapat kita jumpai dalam berbagai peraturan negara (kodifikasi hukum), contohnya UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang dan peraturan lainnya yang tertulis 2. Tidak Tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). dan konvensi seperti pidato kenegaraan setiap tanggal 16 Agustus b. Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya 1. Lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di satu daerah tertentu. Seperti Perda Provinsi Bali hanya berlaku di Bali, Perda Kabupaten Buleleng hanya berlaku di Kabupaten Buleleng 2. Nasional, yaitu hukum yang berlaku di seluruh wilayah satu negara tertentu (unifikasi hukum). Seperti di Indonesia berlaku hukum nasional Indonesia, di Malaysia berlaku hukum nasional Malaysia 3. Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih. Seperti Hukum Perdata Internasiona, Hukum Perang c. Berdasarkan Waktu yang Diaturnya 1. Hukum yang berlaku saat ini atau sekarang ini (Ius Constitutum) yang disebut hukum positif 2. Hukum yang berlaku antarwaktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku masa lalu d. Berdasarkan Pribadi yang Diaturnya 1. Hukum satu golongan, yaitu hukum yang mengatur dan hanya berlaku bagi satu golongan tertentu 2. Hukum semua golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua gol. warga negara 3. Hukum antar golongan, yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih yang masing-masing pihak tunduk pada hukum yang berbeda e. Berdasarkan Isi Masalah yang Diaturnya 1. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warna negara dan negara 2. Hukum Privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang dan bersifat pribadi f. Berdasarkan Tugas dan Fungsinya 1. Hukum Material, yaitu hukum yang berisi perintah dan larangan (terdapat dalam KUHP, KUHS, KUHD) 2. Hukum Formal, yaitu hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material (terdapat dalam Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Dagang)

40

3. Sumber Hukum

Secara umum, Sumber hukum dapat kita tinjau menjadi dua : sumber hukum material dan sumber hukum formal
Sumber Hkm Material Sumber Hkm Formal

TAP MPR RI No. III/MPR/2000


HUKUM EKONOMI HUKUM sOSIAL Kep Hakim (Yurisprodensi) Traktat (Treaty) Pendpt Sarj Hkm (Doktrin) Undang-undang (Statute) Kebiasaan (Costum)

41

4. Tata Hukum Indonesia TAP MPR Nomor III/MPR/2000 Tentang III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Peraturan PerundangPerundang-undangan
Substansi: Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003: Hasil Kajian:

TAP MPR RI No. III/MPR/2000


UUD 1945 TAP MPR UU PERPU PP KEPRES PERDA

UU No. 10 Tahun 2004


UUD 1945 UU/PERPU PP PERPRES PERDA

42

5. Dasar Hukum Lembaga Peradilan Nasional

Dalam bidang kekuasaan kehakiman, pasal 27 ayat 1 UUD 1945 tersebut selanjutnya dibuatkan pasal-pasal tersendiri di dalam UUD 1945 seperti pasal 24, 24 A, 24 B, 24 C, 25 dan dijabarkan ke dalam beberapa produk perundang-undangan diantaranya :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman , jo Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentan Peradilan Hak Azasi Manusia

43

44

45

STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.2 Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional

PERTEMUAN ke 6

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

B. Lembaga Peradilan
1. Perangkat atau alat kelengkapan lembaga peradilan 2. Klasifikasi lembaga peradilan 3. Tingkatan lembaga peradilan 4. Peranan lembaga peradilan

46

1. Perangkat atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan

Mahkamah Agung

Pengadilan Tinggi Umum / Sipil

Pengadilan Tinggi Agama

Pengadilan Tinggi Militer

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Pengadilan Negeri Umum / Sipil

Pengadilan Agama

Pengadilan Militer

Pengadilan Tata Usaha Negara

Dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, Jo. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang No 4 Tahun 2004 disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan : 1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Militer 4. Peradilan Tata Usaha Negara

47

2. Klasifikasi Lembaga Peradilan

Sesungguhnya badan peradilan dapat diklasifikasikan (diklompokkan) dalam :

a. Pengadilan Sipil : 1. Pengadilan Umum (a). Pengadilan Negeri (b). Pengadilan Tinggi . Mahkamah Agung 2. Pengadilan Khusus (1). Pengadilan Agama (b). Pengadilan Adat . Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara)

b. Pengadilan Militer : 1. Pengadilan Tentara 2. Pengadilan Tentara Tinggi 3. Pengadilan Tentara Agung

48

3. Tingkatan Lembaga Peradilan


1. Pengadilan Tingkat Pertama Pengadilan Tingkat Pertama untuk Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Militer berkedudukan di daerah tingkat Kabupaten / Kota

2. Pengadilan Tingkat Kedua 3.Pengadilan Tingkat Ketiga Pengadilan tingkat kedua disebut juga Pengadilan Tinggi yang dibentuk dengan UndangUndang-Undang. Daerah hukum Pengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi) berkedudukan di ibu kota Provinsi Mahkamah Agung sebagai pemegang pengadilan negara tertinggi, berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia atau dilain tempat yang ditetapkan oleh Presiden. Tiap-tiap bidang dipimpin oleh seorang Ketua Muda yang dibantu oleh beberapa Hakim Anggota

49

4. Peranan Lembaga Peradilan

Salah satu hal yang penting untuk selalu diingat dalam membahas peranan lembaga peradilan adalah pelaksanaan fungsi dan wewenang lembaga peradilan di Indonesia yang disinyalir adanya kemungkinan terjadinya tirani hukum. Bila tirani hukum terjadi, maka keadilan akan terabaikan. Maka masyarakat akan tertindas. Penyebab terjadinya tirani hukum. Tirani hukum dapat terjadi ketika hukum yang dibuat oleh lembaga yang berwenang tidak baik dan tidak adil, karena tidak memperlihatkan penghargaan terhadap hak azasi manusia. Dengan kata lain tirani hukum terjadi ketika hukum yang dihasilkan tidak berpihak kepada rakyat, melainkan untuk kepentingan kelompok yang mempunyai kekuasaan. Tirani hukum juga bisa terjadi jika hukum dipergunakan sebagai alat kekuasaan Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya tirani hukum: 1. faktor perangkat aturan hukum yang substansinya mencerminkan ketidakadilan 2. faktor penegak hukum, khususnya lembaga peradilan (mafia peradilan) Tirani hukum dapat dicegah dengan jalan memberi kesempatan bagi rakyat untuk mengontrol proses pembuatan hukum. Dengan cara itu, masyarakat dapat Menjaga agar hukum yang dibuat oleh lembaga yang berwenang benar-benar merupakan hukum yang baik dan adil, yakni mencerminkan penghargaan terhadap HAM

50

51

52

STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.3 Menunjukkan sikap yang sesuai dengan hukum yang berlaku

PERTEMUAN ke 7

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

C. Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum 1. Perbuatan yang sesuai dengan hukum 2. Perbuatan yang bertentangan dengan hukum 3. Macam hukuman menurut KUHP

53

1. Perbuatan yang sesuai dengan hukum


Untuk mengetahui secara kualitatif, tinggi atau rendahnya kesadaran hukum masyarakat, maka upaya yang agak memadai adalah mengadakan pengamatan secara seksama Sehingga dapat terungkap adanya petunjuk-petunjuk daripada kesadaran hukum seperti : a. Pengetahuan hukum b.. Pemahaman terhadap kaidah-kaidah (norma-norma) hukum c. Sikap terhadap kaidah-kaidah (norma-norma) hukum d. Perilaku terhadap hukum

2. Perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum


a. Pelanggaran Hukum di Masyarakat Yang dimaksud dengan pelanggaran hukum di dalam KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) adalah hal-hal kecil atau ringan yang diancam dengan hukuman denda. Seperti mengendarai sepeda motor melanggar rambu-rambu lalu lintas, mengenadarai sepeda motor tidak memakai helm, tidak membawa SIM atau STNK dan sebagainya. Selain pelanggaran, kita juga mengenal tindak kejahatan (kriminal). Tindak kejahatan ini hukumannya lebih berat dari tindak pelanggaran. Tindak kejahatan seperti, pembunuhan berencana, pembunuhan pemberatan dan pembunuhan biasa, ada pula pencurian dengan berencana, pencurian pemberatan dan pencurian biasa dan banyak lagi perbuatan pidana yang diatur dalam KUHP. Sedangkan yang dimaksud dengan hukum pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum dan perbuatan mana diancam dengan sanksi pidana tertentu

54

b. Pelanggaran Hukum di Sekolah


Mengenai suatu pelanggaran hukum di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh warga sekolah terutama yang dilakukaqn oleh siswa atau murid untuk ditingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), berpedoman kepada suatu aturan hukum yang berlaku di sekolah, yang disebut dengan tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah ini sebelum diberlakukan sebaiknya dibuat secara demokratis yang melibatkan perwakilan siswa baik melalui pengurus OSIS maupun pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK) di bawah bimbingan guru-guru yang membidangi masalah kesiswaan sehingga peraturan tersebut akan melahirkan kesadaran hukum pada tingkat tindakan hukum. Namun harapan dari sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak menghendaki adanya pelanggaran yang dilakukan oleh siswanya, walaupun demikian kenyataannya hal semacam itu kerap terjadi yang dilakukan oleh siswa baik disengaja maupun tidak disengaja yang berakibat terganggunya kegiatan atau aktivitas di kelas atau sekolah. Mengenai bentuk dan jenis peraturan tata tertib yang ada dimasing-masing sekolah, sepenuhnya diserahkan kepada sekolah tersebut selama peraturan tata tertib tersebut memuat ciri-ciri hukum yaitu adanya aturan, memuat perintah/larangan dan adanya sanksi yang tegas dan jelas

APAKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH WARGA SEKOLAH AGAR SISWANYA TIDAK MELAKUKAN PELANGGARAN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH ?

55

3. Macam-macam Hukuman Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

1. Hukuman Pokok
Hukuman Pokok ini terdiri dari : - Hukuman mati - Hukuman Penjara yang terdiri dari: a. Hukuman Penjara seumur hidup b. Hukuman Penjara sementara waktu ( setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang kurangnya 1 tahun) c. Hukuman Kurungan ( setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1 hari)

2. Hukuman Tambahan
Hukuman Tambahan ini terdiri dari : - Pencabutan hak-hak tertentu - Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu - Pengumuman keputusan hakim

56

57

58

STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.4 Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

PERTEMUAN ke 8

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

D. Pemberantasan Korupsi
1. Pengertian korupsi 2. Dasar hukum pemberantasan korupsi 3. Klasifikasi penyebab terjadinya perbuatan korupsi 4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 5. Kasus korupsi yang telah dikenakan sanksi

59 D. Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia


1. Pengertian Korupsi Berdasarkan Tap. MPR RI. No. XI/MPR/1998 yang dioperasionalkan dengan UndangUndang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Memberikan pengertian sebagai berikut : Korupsi adalah tindak pidana penggunaan keuangan negara, perusahaan dan yang lainnya untuk kepentingan pribadi dan tidak dapat dipertanggungjawabkannya Kolusi adalah permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar-Penyelenggara negara, atau antar penyelenggara Negara dengan orang lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara Negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

2. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi a. Tap. MPR-RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme b. Tap. MPR-RI No. VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah dan Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme c. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

60

3. Klasifikasi Penyebab Terjadinya Korupsi


Secara garis besar ada tiga kelompok (klasifikasi) pandangan mengenai penyebab Korupsi: 1. menitikberatkan pada faktor manusia, 2. menitikberat kan pada faktor lingkungan, 3. menitikberatkan pada faktor multi faktor
1. Faktor Manusia Menurut faktor ini penyebab utama terjadinya Korupsi karena faktor personil aparat, seperti : 1. mentalitas aparat yang buruk 2. kemampuan kerja aparat yang kurang memadai 3. dari awal menjabat sudah punya niat memcari kekayaan bukannya prestasi kerja 4. pendapatan aparat yang rendah 5. kemiskinan keluarga

2. Faktor Lingkungan 1. iklim politik yang dibangun dan dipertahankan berdasarkan jaringan dan loyalitas politik dgn imbalan material atau finansial atau kekuasaan (iklim politik patrimonial) 2. budaya dimana penguasa cendrung menuntut upeti (sogokan) dari rakyat atau bawahannya dan rakyat atau bawahannya dengan sukarela memberikannya sebagai perwujudan kesetiaan kepada penguasa atau karena ada keuntungan untuk dirinya (bagi bawahannya agar dapat dipromosikan) 3. Manajemen kekuasaan yang memberi keleluasaan berlangsungnya praktik korupsi. Lebih dari itu, manajemen kekuasaan tersebut tidak melakukan upaya-upaya yang jelas dan tegas untuk mencegah dan memberantas korupsi tersebut (sistem kekuasaan kleptokrasi) 3. Gejala Multi Faktor (berbagai faktor) Menurut pandangan yang ketiga ini, korupsi terjadi karena interkasi berbagai faktor, baik itu faktor personal aparat maupun faktor lingkungan.

61

4. Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Pemberantasan korupsi merupakan upaya untuk mengurangi dan meniadakan praktik korupsi dalam penyelenggaraan negara. Upaya ini bisa dilakukan melalui tindakan preventif maupun represif
1. Upaya Preventif Upaya preventif ini antara lain meliputi : 1. pemberlakuan berbagai peraturan perundang-undangan yang mempersempit peluang korupsi 2. Pembentukan lembaga yang diperlukan untuk mencegah korupsi spt. KPKPN 3. Pelaksanaan sistem rekrutmen aparat secara adil dan terbuka 4. Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen masyarakat untuk memantau kinerja para penyelenggara negara 5. Optimalisasi peran media massa sebagai lembaga kontrol para pejabat publik melalui opini anti korupsi 6. Peningkatan intensitas pengawasan oleh atasan . 2. Upaya Represif Upaya Represif meliputi antara lain : 1. Penindakan para pelaku korupsi secara tegas tanpa deskriminasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 2. Penindakan secara tegas dan konsisten setiap aparat hukum yang bersikap lembik dan bersedia meloloskan para pelaku korupsi dari jeratan hukum 3. Pemberian hukuman secara sosial dalam bentuk isolasi oleh masyarakat kepada para pelaku korupsi 4. Memberikan tekanan langsung kepada pemerintah dan lembaga-lembaga penegak hukum untuk segera memproses secara hukum para pelaku korupsi

62

DISKUSIKANLAH

Cobalah analisis diantara faktor 1. faktor manusia, 2. faktor lingkungan, 3. faktor multi manakah yang yang paling dominan menimbulkan perbuatan korupsi !

Cobalah analisis diantara upaya prepentif dan upaya represif , upaya yang manakah paling dominan dapat mengurangi atau membersihkan korupsi di Indonesia ?

Bagaimanakah menurutmu kenapa korupsi masih saja sulit diberantas di bumi Indonesia hubungkan dengan faktor penyebab terjadinya korupsi !

63

JAWABAN
1
Faktor utama penyebab korupsi adalah faktor manusia, karena yang dapat melakukan korupsi hanyalah manusianya

Upaya yang paling dominan dapat mengurangi atau membersihkan korupsi adalah upaya represif

Korupsi sulit diberantas di Indonesia karena : faktor manusianya yang memiliki mental yang buruk, selalu ingin mendapatkan kekayaan dengan menempuh jalan pintas, hal ini tidak terlepas dari warisan pada masa orde baru

64

65

66

STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2. 5 Menampilkan peranserta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

PERTEMUAN ke 9

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

E. Peranserta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia


1. Upaya Pemerintah dalam Membeantas Praktik KKN dalam Penyelenggaraan Negara

2. Akibat praktik KKN para Penyelenggara Negara 3. Macam-macam gerakan atau organisasi anti korupsi 3.1 Kontrol sosial (masyarakat) mencegah KKN 3.2 Lembaga KPKPN

67

E. Peranserta Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia


1. Praktik Korupsi dalam Penyenggaraan Negara Rule of law (aturan hukum) menyangkut dua belah pihak pembentuk negara yakni penguasa (pemerintah berdaulat) dan rakyat yang mendiami wilayah hukum sebagai wilayah negara.

a. Pihak Penguasa Rule of law, mencegah penguasa agar tidak sewenang-wenang baik dalam menggunakan ataupun mempertahankan kekuasaannya. Sejarah telah membuktikan bahwa kekuasaan begitu mudah untuk disalahgunakan oleh para pejabatnya. Penyalahgunaan kekuasaan itu umumnya didorong oleh nafsu, kepentingan pridadi, gengsi (harga diri atau prestise), dan ambisi pribadi sang penguasa atau orangorang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini hukum dan penegak hukum menjadi amat penting bahkan bagi penguasa yang sangat baik sekalipun. Alasannya, kekuatan moral sang penguasa yang baik itu akan diperkuat oleh kekuatan penekan dari luar dalam wujud hukum yang bersifat baik. b. Rayat Rule of law mencegah rakyat menyalahgukan kekuatannya. Kekuatan rakyat dalam bentuk jumlah memang penting dan berguna dalam masyarat demokratis. Namun, kekuatan rakyat itu sendiri digunakan sesuai aturan main. Jika kekuatan rakyat digunakan di luar batasbatas aturan yang ada, maka akan terjadi anarkisme, brutalisme yang berujung pada pelanggaran hukum. Kecendrungan rakyat bertindak anarkis akan semakin besar jika ada aktor intlektual yang bermodal besar yang menjadi provokator dengan tujuan membangkitkan emosi dan apriori massa, maka massa akan kehilangan akal sehatnya. Untuk itulah korupsi agar ditindak tegas secara hukum agar rakyat tidak berbuat anarkis terhadap pelaku korupsi

68

2. Akibat Praktik Korupsi Para Penyelenggara Negara


Praktik korupsi yang dilakukan oleh para penyelenggara negara, lembaga negara dan pejabat yang lainnya jelas merugikan negara dan masyarakat, kerugian itu bisa bersifat ekonomi, sosial politik dan budaya .

3. Macam-Macam Gerakan atau Organisasi Anti Korupsi


1. Kontrol sosial pencegah KKN oleh masyarakat diantaranya : a. Kontrol sosial organisasi masyarakat (Organized Civil Society Social Control) b. Kontrol sosial masyarakat bersama media Massa (Civil Sosiety Mass Media Sosial Control) c. Kontrol Sosial Media Massa ( Mass Media Social Control ) d. Kontrol sosial langsung dan terbuka oleh masyarakat (Straight Transparant Social Control) 2. Kontrol sosial yang dilakukan oleh Lembaga atau Komisi bentukan pemerintah a. Melalui Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) berdasarkan UU. No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi b. Melalui Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) berdasarkan UU. No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN KPKPN merupakan lembaga bentukan pemerintah yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat independen dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sesuai dengan pasal 12 UU. No. 28 Tahun 1999 KPKPN berfungsi mencegah praktik KKN dalam penyelenggaraan negara, dalam menjalankan tugasnya KPKPN dapat bekerjasama dengan lembaga penegak hukum baik dalam maupun luar negeri

69

70

71

STANDAR KOMPETENSI 3
3. Menampilkan peranserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan dan penegakkan HAM

PERTEMUAN ke 10

HAK AZASI MANUSIA


A. Penegakkan HAM 1. Pengertian HAM 2. Pengklasifikasian HAM 3. Sejarah perkembangan HAM

72

1. Pengertian HAM
Pengertian HAM menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 : Hak Azasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia Pengertian HAM secara umum : Hak azasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir itu meliputi : hak hidup, hak kebebasan dan hak milik (hak memiliki sesuatu) Menurut Briely : 1. hak mempertahankan diri 3. hak persamaan pendapat 5. hak untuk bergaul

2. hak kemerdekaan 4. hak untuk dihargai

2. Pengklasifikasian HAM

Menurut John Locke, Aristoteles, Motesquieu dan J. J. Rousseau: 1. hak kemerdekaan atas diri sendiri 2. hak kemerdekaan beragama 3. hak kemerdekaan berkumpul 4. hak bebas dari rasa takut 5. hak kemerdekaan pikiran dan pers
3. Sejarah perkembangan HAM : 1. Perjuangan Nabi Ibrahim 2. Di Atena (Yunani), Solon 3. Kaisar Romawi pada masa Flavius Anacius Justitianus 4. Semua Kitab Suci Agama 5. Piagam Magna Charta 1215 6. Piagam The Bill of Right 1689 di Inggris 7. Piagam Habeas Corpus Act 1697 di Inggris 8. Piagam The Declaration of Independence Amerika 1776 9. Piagam La Declaration Des Droits de I Homme et Du Citoyen 1789 di Perancis 10. Piagam The Four Freedom of Roosevelt 1941 11. Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948

73

B. Hambatan dan tantangan penegakkan HAM di Indonesia


1. Upaya penegakkan HAM di Indonesia 2. Perkembangan HAM di Indonesia 3. Hambatan dan tantangan penegakkan HAM di Indonesia

1. Upaya Penegakkan HAM di Indonesia

a. Landasan Hukum Penegakkan HAM b. di Indonesia

Landasan hukum yang bersifat universal : 1. Pernyataan Sedunia Hak Azasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights), 2. Badan PBB yang membidangi Pengadilan Internasional yaitu International Criminal Court (ICC) yang merupakan hasil dari Statuta Roma 1998

Landasan hukum yang berlaku di Indonesia : 1. Pancasila, 2. UUD 1945 : Pembukaan Alenia I dan IV, Bab X A dan Pasal 28 A 28 J 3. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang HAM 4. Peraturan perundangan lainnya

74

2. Perkembangan HAM di Indonesia


1. 2.

3.

HAM pada masa penjajahan HAM pada masa setelah merdeka HAM pada masa ORLA, ORBA dan Reformasi

3. Hambatan dan Tantangan Penegakkan HAM di Indonesia.

Hambatan Pelaksanaan HAN di Indonesia :


a. b. c. d. e. Faktor pengetahuan dan pendidikan Faktor keteladanan para pemimpin yang masih rendah tentang HAM Faktor penghianatan dan pemberontakan dari kelompok separatisme Faktor kesadaran hukum baik secara perorangan atau kelompok Faktor kelompok sakit hati (terorisme dan provokator)

75

Tantangan Penegakkan HAM di Indonesia


Tantangan penegakkan HAM di Indonesia telah digagas oleh pemerintah Indonesia di tahun 1992 di depan sidang PBB di New York dalam konfrensi dunia ke 2 dengan judul Deklarasi Indonesia tentang Hak Azasi manusia sebagai berikut :

1. Prinsip Universal 2. Prinsip Pembangunan Nasional 3. Prinsip kesatuan hak azasi manusia (Prinsip Indivisibility) 4. Prinsip Obyektivitas atau Non Selektivitas 5. Prinsip Keseimbangan 6. Prinsip Kompetensi Nasional 7. Prinsip Negara Hukum

76

77

78

STANDAR KOMPETENSI 3
3. Menampilkan peranserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM Kompetensi Dasar : 3.2 Menampilkan peranserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan penegakkan HAM di Indonesia

PERTEMUAN ke 11

HAK AZASI MANUSIA


C. Penegakkan HAM di Indonesia 1. Penegakkan HAM di Indonesia 2. Konsekwensi / Dampak Bila HAM Tdk Ditegakkan 3. Penanganan Kasus Pelanggaran HAM 4. Jenis Pelanggaran HAM 5. Perilaku yang sesuai dgn penegakkan HAM di Indonesia

79

1. penegakkan HAM di Indonesia


Di dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM secara tegas mengatur tanggung jawab pelaku tindak pidana HAM. Menurut UU ini setiap orang yang melakukan kejahatan Genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan akan dijatuhi hukuman setelah melalui suatu prosedur hukum yang benar

2. Konsekwensi / Dampak Bila HAM Tdk Ditegakkan


1. Dampak yang timbul di dalam negeri a. ketidak kepercayaan terhadap aparat penegak hukum b. adanya krisis kepercayaan terhadap pemerintah c. akan semakin meluasnya pelanggaran terhadap HAM d. suasana kehidupan masyarakat, bangsa dan negara semakin kacau e. kehidupan ekonomi masyarakat dan bangsa akan semakin terpuruk f. adanya peradilan Ad Hoc HAM 2. Dampak yang timbul dari luar negeri a. Indonesia akan menjadi sorotan dunia internasional b. Indonesia akan mendapat sanksi moral oleh dunia internasional berupa kecaman dan dikucilkan dalam pergaulan dunia c. pelaku ekonomi atau bisnis enggan menanamkan modalnya di Indonesia d. wisatawan manca negara enggan berkunjung ke Indonesia e. adanya embargo ekonomi atas keputusan PBB f. adanya peradilan internasional (ICC)

3. Penangan Kasus Pelanggaran HAM


Suatu peristiwa atau perbuatan dimasukkan kedalam pelanggaran HAM berat dan Kemanusiaan apabila terlebih dahulu dilakukan penyelidikan oleh Komnas HAM dan unsur masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah. Penyelidikan oleh Komnas HAM dikenal dengan nama Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Azasi Manusia (KPP-HAM), setelah penyelidikan dilakukan dibuatlah suatu kesimpulan apakah tindak kejahatan yang terjadi itu tergolong pelanggaran HAM berat ataukah tidak, apabila merupakan pelanggaran HAM berat (Genosida) atau pelanggaran Kemanusiaan maka baru kasus itu dilimpahkan ke Pengadilan HAM

4. Jenis Pelanggaran HAM


Adapun jenis pelanggaran HAM sebagai berikut:
1. Menurut Statuta Roma tentang ICC yang memuat pelanggaran HAM berat ada 4 jenis yaitu a. Kejahatan Genosida b. Kejahatan terhadap kemanusiaan c. Kejahatan Perang d. Kejahatan Agresi

80

2. Menurut Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM memuat 2 jenis 81 pelanggaran HAM berat a. Kejahatan Genosida ( diatur dalam pasal 8 UU No. 26 tahun 2000) Kejahatan Genosida adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara: 1. membunuh anggota kelompok 2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggotaanggota kelompok 3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya 4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok 5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan (diatur dalam pasal 9 UU No.26 tahun 2000) Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistimatik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 1. pembunuhan 2. pemusnahan 3. perbudakan 4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa 5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional 6. penyiksaan 7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya yang setara 8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang sudah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional 9. penghilangan orang secara paksa 10. kejahatan apartheid

82

5. Perilaku yang Sesuai dengan Penegakkan HAM di Indonesia

Dalam Lingkungan Keluarga

Penegakkan HAM

Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Dalam Lingkungan Sekolah

83

84

85

STANDAR KOMPETENSI 3
3. Menampilkan peranserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

Kompetensi Dasar : 3.3 Mendeskripsi-kan instrumen hukum dan peradilan Internasional HAM

PERTEMUAN ke 12

HAK AZASI MANUSIA


D. Hukum Dan Peradilan Internasional HAM
1. Instrumen Hukum HAM Internasional 2. Kasus-kasus pelanggaran HAM Internasional 3. Proses dan sanksi pelanggaran HAM pada peradilan Internasional

86

1. Instrumen Hukum Internasional


a. Pernyataan Sedunia Hak Azasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights). b. Badan PBB yang membidangi Pengadilan Internasional yaitu International Criminal Court (ICC) yang merupakan hasil dari Statuta Roma 1998

2. Kasus Pelanggaran HAM Internasional

3. Proses dan Sanksi Pelanggaran HAM Peradilan Internasional


Cara kerja Komisi PBB untuk HAM sampai proses peradilan HAM internasional, adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengkajian terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan baik dalam suatu negara tertentu maupun secara global, selanjutnya mempublikasikan temuannya untuk dapat membentuk opini dunia b. Seluruh temuan Komisi PBB ini dimuat dalam Year Book of Human Rights yang disampaikan dalam Sidang Majelis Umum PBB c. Setiap warga negara atau negara anggota PBB berhak mengadu kepada Komisi PBB d. Mahkamah Internasional sesuai dengan tugasnya, segera menindaklanjuti pengaduan baik secara perseorangan (warga negara) maupun negara anggota PBB serta dipadukan dengan temuan dan kajian Komisi PBB tentang HAM untuk melakukan penyidikan, penahanan dan proses peradilannya

87

PENUTUP
AKU KENAL NEGERIKU

TERIMA KASIH
Semoga Pembelajaran ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

You might also like