You are on page 1of 34

PERAWATAN KOLOSTOMI

Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987) * Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993) Jenis jenis kolostomi Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara. * Kolostomi Permanen Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang) * Kolostomi temporer/ sementara Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel. Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses. Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pendidikan pada pasien Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah: * Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar * Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma * Waktu penggantian kantong kolostomi * Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien * Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan * Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien * Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi * Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien * Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat dirumah) * Berobat/ control ke dokter secara teratur * Makanan yang tinggi serat Komplikasi kolostomi 1.Obstruksi/ penyumbatan Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi. 2.Infeksi Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi. 3.Retraksi stoma/ mengkerut Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan. 4.Prolaps pada stoma Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan. 5.Stenosis Penyempitan dari lumen stoma 6.Perdarahan stoma

Perawatan kolostomi Pengertian Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan. Tujuan * Menjaga kebersihan pasien * Mencegah terjadinya infeksi * Mencegah iritasi kulit sekitar stoma * Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya Persiapan pasien * Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll * Mengatur posisi tidur pasien (supinasi) * Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien PERSIAPAN ALAT 1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat 2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl 3. Kapas kering atau tissue 4. 1 pasang sarung tangan bersih 5. Kantong untuk balutan kotor 6. Baju ruangan / celemek 7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi 8. Zink salep 9. Perlak dan alasnya 10. Plester dan gunting 11. Bila perlu obat desinfektan 12. bengkok 13. Set ganti balut PERSIAPAN KLIEN 1. Memberitahu klien 2. Menyiapkan lingkungan klien 3. Mengatur posisi tidur klien PROSEDUR KERJA 1. Cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma 4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien 5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll) 6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri

menekan kulit pasien 7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok 8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma 9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl 10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril 11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma 12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy 13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien 14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi 15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya 16. Merapikan klien dan lingkungannya 17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran 18. Melepas sarung tangan 19. Mencuci tangan 20. Membuat laporan
http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/11/perawatan-kolostomi.html

Kolostomi
Posted on March 11, 2011 by acitjazz 1. Definisi Kolostomi

Kolostomi adalah tindakan membuka dinding abdomen, di mana ujung dari kolon dikeluarkan melalui bukaan tersebut dan membentuk stoma. Kolostomi dilakukan bila sebagian dari kolon diangkat karena adanya proses keganasan, kelainan kongetinal, obstruksi usus, atau diverticulitis yang mengenai usus tersebut. Lokasi kolostomi pada abdomen tergantung dari bagian kolon yang digunakan untuk membentuknya tipe kolostomi yang dilakukan. Stoma terlihat pada dinding abdomen terdiri dari jaringan mukosa usus yang lembab, hangat dans mesekresi mukosa sejumlah kecil mucus. Tidak seperti anus, stoma tidak mempunyai katup atau otot sehingga pengeluaran feses tidak dapat di control. Pasien-pasien dengan keadaan berikut membutuhkan kolostomi:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Necrotizing enterocolitis Hirschprung disease Meconeum ileus Imperforate anus Complex hindgut anomalies Intensinal malrotation/volvulus/atresia Esophageal atresia with or without trachesophageal fistula Trauma

9. Tumor kolon 10. Colitis ulserativa 2. Tujuan Kolostomi 1. Menggantikan fungsi anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. 2. Mengalihkan aliran feses bila ada proses patologis di distal. 3. Sebagai dekompresi pada obstruksi kolon.

3. Pembagian Kolostomi 1. Menurut lamanya 2. Kolostomi permanen (termporer) 3. Berguna untuk mengatasi obstruksi pada operasi efektif maupun tindakan darurat, dan proteksi terhadap anastomosis kolon setelah reseksi pada kasusk tumor kolon, peradangan dan infeksi. 4. Kolostomi Sementara 5. Ditujukan untuk penggunaan tetap (seumur hidup), menggantikan fungsi anus bila anus dan rektum diangkat. Biasanya dilakukan kolostomi sigmoid. 6. Menurut letaknya 7. Ascending colostomy 8. Transverse colostomy 9. Descending colostomy 10. Sigmoid colostomy

1. 2. 3. 4.

Menurut Bentuknya Loop colostomy Single barreled colostomy Double barreled colostomy

http://acid.web.id/kolostomi/

Kapan Operasi Kolostomi Perlu Dilakukan?


Vera Farah Bararah - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: dok. detiksurabaya) Jakarta, Anak kecil atau orang dewasa yang susah buang air besar (BAB) hingga berhari-hari, biasanya disarankan untuk melakukan kolostomi. Operasi kolostomi ini adalah pembuatan lubang buatan pada saluran pencernaan untuk membuang kotoran. Seperti dikutip dari Pedisurg, Senin (10/5/2010) kolostomi untuk membuang kotoran BAB dilakukan pada penderita: 1. Penyakit peradangan usus akut Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi radang usus. 2. Tidak memiliki anus (imperforata anus) Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik. 3. Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Bayi yang tidak bisa BAB umumnya perutnya kembung. Bedanya hirschsprung dengan sembelit pada bayi adalah jika bayi sembelit ketika diberi obat pencahar kotoran bisa keluar. Tapi bayi yang menderita hisrchsprung tidak akan bereaksi apa-apa meski sudah diberi obat pencahar. Kolostomi yang dilakukan bisa bersifat sementara hingga cedera atau sakit pada bagian usus besarnya sembuh dan istirahat dengan cukup. Sedangkan kolostomi yang bersifat permanen yaitu jika jarak usus besar terlalu jauh, diblokir atau tidak bisa berfungsi dengan normal. Penderita kanker kolorektal identik dengan kolostomi permanen, tapi hanya sekitar 10-15 persen pasien saja yang memerlukan kolostomi.

Setelah prosedur kolostomi selesai dilakukan, maka sebuah plastik akan ditempatkan di perut pasien yang memiliki stoma (lubang buatan di perut) untuk menampung kotoran dari dalam usus. Selama di rumah sakit, pasien akan diberitahu cara merawat kolostomi tersebut dan menentukan kapan kantung tersebut harus diganti serta posisinya. Pasien juga harus memeriksa secara reguler dan perawatan menyeluruh pada kulit sekitar stoma agar dapat mempertahankan permukaan yang memadai dalam penempatan kantung. Komplikasi yang terjadi selama pembedahan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Perdarahan berlebih Infeksi luka bedah Peradangan Gumpalan darah di pembuluh darah kaki Emboli paru.

Periode waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulihan tergantung dari kesehatan pasien secara menyeluruh sebelum operasi. Selain itu komplikasi seperti pergerakan stoma di bawah permukaan perut atau penyempitan lubang stoma juga harus selalu dipantau. Pasien yang hidup dengan kolostomi membutuhkan perawatan khusus untuk mengurusnya, mencegah infeksi dan komplikasi. Seperti dikutip dari eHow, Senin (10/5/2010) ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu pasien kolostomi menyesuaikan hal ini, yaitu: 1. Meminta suster atau petugas kesehatan untuk menjelaskan mengenai segala hal terkait kantung untuk stoma, seperti dimana membelinya, prosedur pemakaiannya serta memahami bahasa yang tertera di kantung. 2. Mengosongkan kantung kolostomi sebelum terlalu penuh, hal ini untuk menghindari kemungkinan meluap atau infeksi. Serta memperhatikan pembuangan limbah dari kantung di toilet. 3. Mempraktikkan sendiri cara penggantian kantung kolostomi sendiri sebelum meninggalkan rumah sakit. 4. Membilas stoma (kulit yang terbuka) secara lembut dengan air hangat sebelum menempelkan kantung yang baru. Jika memilih menggunakan sabun, maka pastikan bahwa sabun tersebut tidak diberi wewangian dan tanpa iritasi. Lalu keringkan secara pelan-pelan dengan handuk lembut. 5. Menjaga daerah sekitar stoma (lubang buatan) agar tetap kering dan bersih. 6. Memonitor letak stoma untuk mengetahui ada kebocoran atau perdarahan yang bisa menjadi tanda-tanda infeksi akibat pencemaran dari isi kantung. 7. Menuliskan informasi atau instruksi mengenai kantung kolostomi sehingga dapat meringankan kecemasan pasien dalam mengurusnya sehari-hari. 8. Mendiskusikan segala aspek mengenai emosional.

Hidup dengan kolostomi adalah sebuah perubahan yang besar, selain aspek medis maka aspek emosional yang terkait dengan kolostomi juga harus diperhatikan. Hal ini untuk membantunya menyesuaikan diri dan meningkatkan kepercayaan diri terkait penampilann http://www.detikhealth.com/read/2010/05/10/134408/1354452/763/kapan-operasi-kolostomi-perludilakukan

"Perawatan Kolostomi" Pengertian

y y y

Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987) Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)

Jenis jenis kolostomi


Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.

Kolostomi Permanen

Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)

Kolostomi temporer/ sementara

Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel. Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses. Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pendidikan pada pasien


Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun

setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:
y y y y y y y y y y y

Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma Waktu penggantian kantong kolostomi Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat dirumah) Berobat/ control ke dokter secara teratur Makanan yang tinggi serat

Komplikasi kolostomi
1.Obstruksi/ penyumbatan Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi. 2.Infeksi Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi. 3.Retraksi stoma/ mengkerut Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan. 4.Prolaps pada stoma Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan. 5.Stenosis Penyempitan dari lumen stoma 6.Perdarahan stoma

Perawatan kolostomi
Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan
y y y y

Menjaga kebersihan pasien Mencegah terjadinya infeksi Mencegah iritasi kulit sekitar stoma Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

Persiapan pasien
y y y

Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll Mengatur posisi tidur pasien (supinasi) Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

PERSIAPAN ALAT

1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat 2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl 3. Kapas kering atau tissue 4. 1 pasang sarung tangan bersih 5. Kantong untuk balutan kotor 6. Baju ruangan / celemek

7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi 8. Zink salep 9. Perlak dan alasnya 10. Plester dan gunting 11. Bila perlu obat desinfektan 12. Bengkok 13. Set ganti balut

PERSIAPAN KLIEN
1. Memberitahu klien 2. Menyiapkan lingkungan klien 3. Mengatur posisi tidur klien

PROSEDUR KERJA
Cuci tangan Gunakan sarung tangan Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll) Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien 7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok 8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma 9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl 10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril 11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma 12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy 13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien. 14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi 15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya 16. Merapikan klien dan lingkungannya 17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran 18. Melepas sarung tangan 19. Mencuci tangan 20. Membuat laporan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

http://wirawan-lesmana.blogspot.com/2010/09/perawatan-kolostomi.html

http://duniaaskep.wordpress.com/2011/10/15/tindakan-perawatan-kolostomi/

Asuhan Keperawatan KOLOSTOMI


Oleh Stop Dreaming Start Action 1 Komentar Kategori: Materi Kuliah Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN COLOSTOMY Pengertian Colostomi olostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983). Colostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid, sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal. Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Indikasi Colostomy Indikasi colostomy yang permanen Pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon. Komplikasi Colostomy Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit. Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop ilium Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis. lritasi Kulit Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster. Diare Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal. Stenosis Stoma

Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase normal feses. Hernia Paracolostomy Pendarahan Stoma Eviserasi Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah lnfeksi luka operasi Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna Sepsis dan kematian Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA PASIEN KOLOSTOMI

>Keadaan stoma :
Warna stoma (normal warna kemerahan) Tanda2 perdarahan (perdarahan luka operasi) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese) Posisi stoma Apakah ada perubahan eliminasi tinja : Konsistensi, bau, warna feces Apakah ada konstipasi / diare Apakah feces tertampung dengan baik Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri Apakah ada gangguan rasa nyeri : Keluhan nyeri ada/tidak Hal-hal yang menyebabkan nyeri

Kualitas nyeri Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang) Apakah pasien gelisah atau tidak Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi Tidur nyenyak/tidak Apakah stoma mengganggu tidur/tidak Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur Adakah faktor psikologis mempersulit tidur Bagaimana konsep diri pasien Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri,harga diri,ideal diri,gambaran diri & peran Apakah ada gangguan nutrisi : Bagaimana nafsu makan klien BB normal atau tidak Bagaimana kebiasaan makan pasien Makanan yang menyebabkan diarhe Makanan yang menyebabkan konstipasi Apakah pasien seorang yang terbuka ? Maukah pasien mengungkapkan masalahnya Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bag tubuhnya diangkat Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan seksual : Tanyakan masalah kebutuhan seksual klien Isteri/Suami memahami keadaan klien Prioritas Perawatan Ditujukan Kepada:

Pengkajian mengenai penyesuaian psikologis Pencegahan terhadap komplikasi Pemberian dukungan untuk rnerawat diri sendiri Menyediakan informasi Kriteria Keberhasilan Adanya perasaan penyesuaian yang aktual Komplikasi dapat dicegah Klien memenuhi kebutuhan sendiri Adanya dukungan pelaksanaan pengobatan, mengetahui potensial terjadinya komplikasi Dx. Keperawatan yg mungkin pada Colostomy Potensial terjadinya gangguan eliminasi tinja (konstipasi atau diare) s.d kemungkinan diet yang tidak balans yang ditandai, dengan . Gangguan rasa nyaman nyeri s.d gangguan mekans kulit akibat tindakan operasi, ditandai dengan . Gangguan rasa nyaman s.d BAB yang tidak terkontrol, yang ditandai dengan . Gangguan istirahat dan tidur s.d adanya rasa takut pada keadaan stoma, ditandai dengan . Potensial gangguan nutrisi sehubungan dengan ketidaktahuan terhadap kebutuhan makanan Gangguan konsep diri (gambaran diri, peran) s.d belum dapat beradaptasi dengan stoma dan perubahan anatomis, yang ditandai dengan . Potensial ggn integritas kulit s.d terkontaminasinya kulit dengan feces, ditandai dengan . Disfungsi seksualitas s.d perubahan struktur tubuh, yang ditandai dengan . Potensial terjadinya infeksi s.d adanya kontaminasi luka dengan feces, yang ditandai dengan . Cemas s.d takut terisolasi dari orang lain . Keterbatasan aktifitas s.d klien merasa takut untuk melakukan aktifitas karena stoma.

Tujuan dan Intervensi Agar pasien dapat BAB dengan teratur : Hindari makan makanan berefek laksatif Hindari makan makanan yang menyebabkan konstipasi (makanan yang keras) Kolaborasi dengan ahli gizi masalah menu makanan Kontrol makanan yang dibawa dari rumah Berikan minum yang cukup (2-3 1t/hari) Pola makan yang teratur (3 kali sehari) Agar rasa nyeri dapat berkurang : Catat pemberian medikasi pada saat intra operatif Evaluasi rasa nyeri dan karakteristiknya Beri pengertian pada klien agar rasa nyeri diterima sebagai suatu yang wajar dlm batas tertentu Berikan analgetik sebagai tindakan kolaborasi Agar klien dapat tidur/istirahat yang cukup : Jelaskan, stoma tidak akan terbuka pada saat tidur Amati faktor lingkungan yang mempersulit tidur Amati faktor psikologis yang mempersulit tidur Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi : Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menu makanan Berikan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan Berikan motivasi agar tidak merasa takut menghabiskan makanannya Agar tidak terjadi gangguan konsep diri : Berikan dorongan semangat yang membesarkan hati

Hindari sikap asing pada keadaan penyakit pasien Arahkan agar klien mampu merawat diri sendiri Beri penjelasan agar klien dapat menerima keadaan dan beradaptasi terhadap stomanya Hindarkan perilaku yang membuat pasien tersinggung (marah, jijik, dll) Agar kebutuhan seksualitas dapat terpenuhi : Beri penjelasan bahwa klien boleh melakukan hubungan seksual dengan wajar Agar tidak terjadi gangguan integritas kulit : Lakukan teknik perawatan baik (bersih) Lindungi kulit dengan pelindung kulit (vaselin / skin barier) disekitar stoma Letakan alas (kasa) yang dapat menyerap aliran feces Untuk menghindari infeksi sekunder : Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada stoma Ajarkan klien tentang personal hygiene dan perawatan stoma Untuk menghindari rasa cemas : Berikan keyakinan bahwa klten mampu beradaptasi dengan lingkungan (masyarakat) Agar klien tidak takut melakukan aktifitas Berikan penjelasan masalah aktifitas yang tidak boleh dilakukan (olah raga sepak bola, lari) Bila akan melakukan aktifitas kantong stoma diberi penyangga (ikat pinggang) Evaluasi Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan baik : Tidak ada tanda-tanda infeksi Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit Stoma tidak mengalami penurunan

Klien dapat BAB dengan teratur dan lancar : Frekuensi BAB teratur (1-2 kali sehari) Pola BAB teratur Tidak ada diare/konstipasi Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :

>KIien dapat tidur tenang (6-8 jam sehari)


Tidak ada faktor lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur Klien kelihatan segar (tidak mengantuk) Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien sendiri a.Tidak ada keluhan rasa nyeri b. Wajah tampak ceria 5. Nutrisi dapat terpenuhi Klien mau menghabiskan makanan yang diberikan Tidak ada penyulit makan BB seimbang Tidak terjadi gangguan integritas kulit : Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit (lecet) Kebutuhan seksual terpenuhi a. Isteri/Suami mau mengerti keadaan klien b. Klien memahami dengan cara yang disarankan dalam melakukan hubungan seksual 8.lnfeksi tidak terjadi Tidak ada tanda-tanda infeksi (rnerah, nyeri,

bengkak, panas) 9.Klien tidak cemas : Klien terlihat tenang dan memahami keadaanya 10. Aktifitas klien tidak terganggu Klien dapat melakukan aktifitas yang dianjurkan PERAWATAN KOLOSTOMI (MENGGANTI KANTONG KOLOSTOMI) Persiapan alat: Sarung tangan Handuk mandi Air hangat Sabun mandi Tissue

>Kantong colostomy
Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah Kassa Vaselin Spidol Plastik untuk guide size (mengukur stoma) Gunting Pelaksanaan Dekatkan alat-alat ke klien Pasang selimut mandi

Dekatkan bengkok ke dekat klien Pasang sarung tangan Buka kantung lama Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun atau air hangat Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan Ukur stoma dengan guide size untuk memilih kantung stoma yang sesuai Pasang kantong stoma Pastikan kantong stoma merekat dengan baik dan tidak bocor Buka sarung tangan Bereskan alat-alat Cuci tangan

http://tutorialkuliah.wordpress.com/2008/12/12/asuhan-keperawatan-kolostomi/

KOLOSTOMI Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap (Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1998, hal 900). Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah yang dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen (Brunner & Suddart, 2002, hal 1127). Indikasi Indikasi kolostomi ialah dekompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untuk bedah reseksi usus pada radang atau perforasi, dan sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk melindungi anastomosis distal. Klasifikasi kolostomi 1. Berdasarkan sifat kolostomi

Kolostomi sementara Dibuat misalnya pada penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. o Kolostomi tetap Dibuat pada reseksi rektoanal abdominoperineal menurut QuenuMilles berupa anus preternaturalis. 2. Klasifikasi berdasarkan tempat pembuatan stoma :
o

Stoma yang dibuat pada kolon (usus besar) disebut kolostomi, stoma yang dibuat pada ileum (usus kecil) disebut ileostomi, dan pada saluran kencing disebut ureterostomi.

Penyulit-penyulit yang terjadi setelah pembuatan kolostomi : 1. Nekrosis Lapisan mukosa yang normal akan berwarna pink atau kemerahan, lembab. Iskemia / nekrosis terjadi karena adanya hambatan aliran darah ke lapisan mukosa. 2. Prolaps Prolaps adalah mudahnya bagian usus keluar / memanjang dari ukuran stoma yang sebenarnya. Penyebab terjadinya prolaps karena konstruksi pembedahan, peningkatan tekanan intra abdomen, tidak adekuatnya fiksasi bowel atau kurangnya fascia pada saat pemilihan tempat / posisi stoma untuk menopang. 3. Parastomal hernia Hal ini terjadi karena penempatan posisi stoma tidak tepat pada otot rektus, insisi fascia terlalu besar dan infeksi post operasi pada sambungan mukocutoaneus. 4. Obstruksi Obstruksi bisa terjadi karena komplikasi pembedahan. Terbagi dalam 2 tipe : Adynamic : kondisi dimana tidak adanya peristaltik. Tipe yang paling sering adalah ileus paralitik. Faktor penyebab antara lain: operasi abdominal, pengobatan narkotik, perlukaan retroperitoneal, gangguan pada spinal, gangguan metabolik seperti hypokalemia. o Dynamic obstruksi, karena kondisi patologi dan merupakan kondisi darurat untuk pembedahan. 5. Mucocutaneus separation Komplikasi awal yaitu rusaknya / terbukanya jahitan yang menyatukan stoma pada permukaan abdomen. 6. Stenosis Stenosis adalah proses menyempitnya lumen stoma dan biasanya terjadi pada fascia atau pada kutaneus. 7. Retraksi Retraksi disebabkan karena formasi jaringan scar, penambahan berat badan.
o

http://netral-collection-knowledge.blogspot.com/2009/07/kolostomi.html

1 Vote

Kolostomi, apa yang dimaksud dengan kolostomi? Bagaimana perawatan kolostomi? Apakah mudah, apakah susah? Mari kita baca hasil makalah yang saya buat. A. Pengertian Kolostomi 1. Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) 2. Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987) 3. Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993) B. Tujuan 1. Menjaga kebersihan pasien 2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma 4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya C. Indikasi

Indikasi colostomy yang permanen yaitu pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada usus dan ondisi infeksi tertentu pada colon: 1. 2. 3. 4. D. Trauma kolon dan sigmoid Diversi pada anus malformasi Diversi pada penyakit Hirschsprung Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal

Jenis-Jenis Kolostomi

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara. 1. Kolostomi Permanen

Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang). 2. Kolostomi temporer/ sementara

Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel. Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.. Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses. Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus

mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi. E. 1. Komplikasi Kolostomi Obstruksi/ penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi. 2. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi. 3. Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan. 4. 5. Perdarahan stoma Prolaps pada stoma

Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan: penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop ilium Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan. Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis. 6. Stenosis

Penyempitan dari lumen stoma.

7.

lritasi Kulit

Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster. 8. Diare

Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal. 9. Eviserasi

Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah. 10. Retraksi stoma/ mengkerut Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan. 11. Hernia Paracolostomy 12. Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna 13. Sepsis dan kematian Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai. F. Ruang Lingkup

Lesi/ kelainan sepanjang kolon sampai ke rektum. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan lebih lanjut diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait: patologi anatomi dan radiologi. G. Kontra indikasi

Keadaan umum tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi. H. Pemeriksaan Penunjang 1. 2. 3. 4. Foto polos abdomen 3 posisi Colon inloop Colonoscopy USG abdomen

I.

Pendidikan pada Pasien/ Keluarga

Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien/ keluarga adalah: Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma. Waktu penggantian kantong kolostomi. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan. Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika pasien sudah dirawat dirumah). 10. Berobat/ control ke dokter secara teratur. 11. Makanan yang tinggi serat. J. Teknik Operasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Secara singkat teknik operasi kolostomi dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah penderita diberi narkose dengan endotracheal tube, penderita dalam posisi terlentang. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril. Dibuat insisi tranversal setinggi pertengahan antara arcus costa dan umbilikus kanan maupun kiri. Dibuka lapis demi lapis sehingga peritoneum kemudian dilakukan identifikasi kolon tranversum. Kemudian kolon dikeluarkan ke dinding abdomen dan dilakukan penjahitan spur 34 jahitan dengan benang sutera 3/0 sehingga membentuk double loop. Kemudian usus dijahit ke peritonium fascia dan kulit sehingga kedap air ( water tied ). Selanjutnya usus dibuka transversal dan dijahit ke kulit kemudian tepi luka diberi vaselin. K. Prosedur Perawatan Kolostomi

1.Persiapan Alat dan Pasien a. 1) 2) Persiapan pasien Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)

3) Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

Persiapan Alat Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat Kapas sublimate/kapas basah, NaCl Kapas kering atau tissue 1 pasang sarung tangan bersih Kantong untuk balutan kotor Baju ruangan / celemek Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi Zink salep Perlak dan alasnya

10) Plester dan gunting 11) Bila perlu obat desinfektan 12) Bengkok 13) Set ganti balut 2.Prosedur Kerja a. 1) 2) 3) b. 1) 2) 3) Persiapan Klien Memberitahu klien Menyiapkan lingkungan klien Mengatur posisi tidur klien Prosedur Kerja Cuci tangan Gunakan sarung tangan Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma

4) 5)

Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)

6) Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien 7) 8) Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma

9) Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl 10) Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril 11) Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma 12) Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy 13) Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien 14) Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi 15) Merekatkan/memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya 16) Merapikan klien dan lingkungannya 17) Membereskan alat-alat dan membuang kotoran 18) Melepas sarung tangan 19) Mencuci tangan 20) Evaluasi respon klien 21) Dokumentasikan a) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien.

b) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien. referensi:

Anonim, 2008. Perawatan Kolostomi: http://athearobiansyah.blogspot.com, diakses tanggal 20 September 2011, jam 15:42 WIB. Cecily, Lynn Betz, Sowden, Linda A. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. EGC: Jakarta Selly, 2009. Asuhan Keperawatan Kolostomi: http://sely-biru.blogspot.com, diakses tanggal 22 September 2011, jam 16:06 WIB. Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth., Edisi 8, EGC : Jakarta
http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/10/08/kmb-perawatan-kolostomi-pada-pasien/

You might also like