You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk sosial (homososius) memerlukan suatu tempat tinggal untuk melakukan interaksi dengan sesamanya dan juga sebagai tempat mengembangkan ide dan kreativitasnya. Manusia ini kemudian akan membentuk suatu perkumpulan yang nantinya sesama anggota perkumpulan itu terjadi interaksi sehingga terbentuklah masyarakat. Kemudian secara alamiah jika masyarakat itu hidup rukun dan tentram sesuai dengan hukum akal ( law of reason) maka akan terbentuklah suatu negara ( Jean Jacques Rousseau ). Masyarakat yang tinggal di suatu negara disebut warga negara. Antara warga Negara dan negara memiliki hubungan yang erat. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita sebagai insan intelektual hendaknya dapat mengelola kehidupan kita di Negara ini dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas maka kami perlu membahas mengenai Pemahaman Berbangsa dan Bernegara. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Bagaimana pengertian Negara? Bagaimana terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia? Mengapa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila? Bagaimana hubungan warga Negara dengan Negara kesatuan Republik Indonesia? 1.3 Tujuan Masalah 1.3.1 1.3.3 Mengerti tentang pengertian dari suatu negara. Mengetahui Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila. mengetahui tentang pengertian Negara, asal-usul Negara dan asal Negara itu sehingga kita

1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.3.4 Mengetahui hubungan warga negara dengan negara dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia. BAB II PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Negara

Negara secara literal merupakan penjelasan dari kata-kata asing yaitu state (bahasa inggris), staat ( bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Pranncis), dimana semua kata-kata ini diambil dari bahasa Latin yaitu statum yang artinya keadaan yang tetap dan tegak (....) Adapun pengertian Negara menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.

Georg Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal

Roelof Krannenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

Roger H. Soltau Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

Prof. R. Djokosoetono Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

Prof. Mr. Soenarko Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.

Max Weber Negara adalah suatu masyarakat yang memonopoli penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

Aristoteles Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama. Dari pendapat di atas, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat yang berhak menuntut dari warga negaranya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) dari kekuasaan yang sah. 2.2 Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Proses terbentuknya NKRI dibedakan menjadi dua yaitu masa sebelum proklamasi kemerdekaan dan masa setelah proklamasi kemerdekaan. A. Masa Sebelum Kebangkitan Nasional Begitu Belanda memulai langkah kolonialisme pertamanya dalam bentuk VOC, ternyata kolonialisme tersebut bertahan hingga 350 tahun. Kolonialisme dan imperialisme pada dasarnya adalah pemerasan dari suatu bangsa terhadap bangsa lain. Sejak abad kolonialisme dimulai di Indonesia tercatat banyak perlawanan yang diprakarsai baik kaum pedagang, ulama maupun petani. Namun sebelum abad ke-20, perlawanan tersebut umumnya tidak bersifat menyeluruh tapi bersifat lokal atau daerah. Namun dalam setiap pergerakan terlihat jelas kemauan rakyat untuk merdeka. Menyatunya kekuatan ini menjadi pergerakan secara nasional selanjutnya dikenal dengan Kebangkitan Nasional. B. Masa Kebangkitan Nasional Kebangkitan Nasional (atau Pergerakan Nasional) berpusat pada tiga titik penting yaitu terbentuknya kesadaran nasional, munculnya organisasi pergerakan nasional dan Sumpah Pemuda. 1. Terbentuknya Kesadaran Nasional Terbentuknya kesadaran Nasional bergantung pada dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

2. Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional Setelah sebelumnya teradapat organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Selebes dan Timorees ver Bond, dan organisasi-organisasi nasional diantaranya: a) Budi Utomo Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia. Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia. b) Sarekat Islam Pada awalnya Sarekat Islam dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah oleh, antara lain, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. c) Indische Partij Organisasi ini didirikan oleh Douwes Dekker yang bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali.
d) PNI

PNI pertama kali dibentuk oleh Soekarno dkk pada bulan Juli 1927 di Bandung, tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. 3. Sumpah Pemuda dan Terbentuknya Identitas Bangsa Kongres Pemuda Pertama dilaksanakan mulai tanggal 30 April 1926 sampai dengan 2 Mei 1926 di Jakarta. Tujuan yang ingin dicapai dalam Kongres Pemuda I ini adalah menanamkan semangat kerja sama antar perkumpulan pemuda di Indonesia. Oleh karena itu, ada upaya untuk membentuk wadah federasi dari organisasi pemuda Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1926, disahkan perhimpunan baru yang bernama Jong Indonesia. Perjuangan untuk

menyatukan kehendak para pemuda akhirnya menjadi kenyataan. Atas inisisatif PPPI, pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dilaksanakan Kongres Pemuda Indonesia II yang tujuannya: 1. Melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia, 2. Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, 3. Memperkuat kesadaran kebangsaan Indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia. Kongres yang mengambil keputusan untuk mengadakan fusi dan berbagai perkumpulan pemuda itu akhirnya melahirkan suatu momentum yang berupa Sumpah Pemuda. Kemudian tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda dan sekaligus Hari Pemuda Indonesia. Selain mengucapkan sumpah, pada saat itu diperkenalkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dan pengibaran Putih. Tekad untuk persatuan itu akhirnya menjadi kenyataan setelah tanggal 31 Desember 1930 dalam Konferensi Pemuda di Solo terbentuk Indonesia Moeda. Dengan demikian, kehadiran Indonesia Muda merupakan pelopor dalam upaya secara nyata untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. C. Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada saat peristiwa ini terjadi perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan para seniornya. Para pemuda menginginkan kemerdekaan Indonesia segera dilaksananakan tanpa campur tangan Jepang. Namun Bung Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena proklamasi kemerdekaan perlu dipertimbangkan dan diputuskan dengan matang, terutama dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Karena perbedaan pendapat ini terjadilah Peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno-Hatta oleh golongan Muda. Di Rengasdengklok golongan tua menyetujui usul golongan muda, akhirnya pertikaian diselesaikan oleh Ahmad Subarjo yang menyatakan bahwa Proklamasi akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB. bendera Pusaka Sang Merah

b) Penyusunan Teks Proklamasi Penyusunan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda, jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda, disusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tiga tokoh pemuda, yakni; Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah, menyaksikan Sukarno, Mohammad Hatta dan Achmad Subardjo, membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya menunggu di serambi depan. Konsep teks proklamasi yang ditulis tangan Ir.Sukarno, segera dibacakan dihadapan hadirin yang menunggu diruangan depan. Sukarno-Hatta mengusulkan agar yang menandatangi naskah adalah semua yang hadir, namun Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Sukarno dan Mohammad Hattta atas nama bangsa Indonesia. Akhirnya usul tersebut disetujui, kemudian konsep teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. c) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di tempat kediaman Ir.Sukarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Sebelum membacakan teks proklamasi, Ir.Soekarno menyampaikan pidato pendahuluan, dilanjutkan pembacaan teks proklamasi dan pengibaran bendera merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Upacara diakhiri dengan sambutan walikota Jakarta, Suwiryo. Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut membentuk dunia baru yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain. Penyebarluasan berita proklamasi ke seluruh pelosok bangsa Indonesia selanjutnya dilakukan melalui media Kantor berita Yoshima (Antara), Radio dan surat kabar. D. Syarat-syarat Terbentuknya Negara Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat,

memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain. Menurut Konferensi Pan-Amerika tahun 1933 di Montevideo, yang menghasilkan Montevideo Convention on the Rights and Duties of States, maka unsur-unsur konstitutif negara sebagai pribadi Hukum International adalah: (a) penduduk yang tetap; (b) wilayah tertentu; (c) pemerintah; dan (d) kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain. 1. Rakyat Menurut Oppenheimer Lauterpacht, yang dimaksud rakyat adalah kumpulan manusia dari kedua jenis kelamin yang hidup bersama dan bermasayarakat, meskipun mereka berasal dari keturunan yang berlainan, menganut kepercayaan yang berlainan, atau memiliki warna kulit yang berbeda. Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata. Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu negara, sedangkan yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA). 2. Wilayah Wilayah adalah unsur negara dengan syarat bahwa kekuasaan negara yang bersangkutan harus secara efektif diakui di seluruh wilayah negara yang bersangkutan. Batas wilayah terlebih dahulu ditentukan melalui perjanjian dengan negara-negara lain. Dari sudut hukum maka pengertian wilayah tersebut adalah merupakan wilayah hukum, berarti dapat berupa (a) wilayah ruang; (b) wilayah orang; dan (c) wilayah soal/bidang. Pengertian wilayah seperti telah diuraikan di atas termasuk dalam wilayah ruang. 3. Pemerintahan yang Berdaulat Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya

mengatur ekonomi, sosial, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Sistem pemeri.ntahan setiap negara berbeda-beda. Adapun pengelompokan sistem pemerintahan tersebut, yaitu: Sistem Pemerintahan Parlementer, Sistem Pemerintahan Presidensiil, Sistem Pemerintahan Campuran, dan Sistem Pemerintahan Proletariat. 4. Pengakuan dari Negara Lain Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri bukanlah merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru, namun lebih merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya suatu negara baru. Pengakuan suatu negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure. Pengakuan Secara de Facto Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara yang dapat mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya. Pengakuan de facto diberikan kalau suatu negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua, yatiu: 1. Pengakuan de facto yang bersifat tetap (pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan dan ekonomi (konsul). Sedangkan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan). 2. Pengakuan de facto bersifat sementara (pengakuan yang diberikan oleh negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah negara itu akan mati atau akan jalan terus. Apabila negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka negara lain akan menarik kembali pengakuannya). Pengakuan Secara de Jure Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya. Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Pengakuan de jure bersifat tetap (pengakuan dari negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru dalam beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil). 2. Pengakuan de jure bersifat penuh

(terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomati).

2.3 Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila 1. Pengertian Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. 2. Proses Terbentuknya Pancasila a. Proses Terbentuknya Pancasila Secara Etimologis Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu dalam Kitab Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J yaitu: a. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh. b. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri c. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah d. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta. e. Jangan mjnum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.
b. Proses Terbentuknya Pancasila secara Historis

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada tanggal 17 Agustus 1945

Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.
c. Proses Terbentuknya Pancasila Secara Termitologis

Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI untuk melengkapai alat-alat Perlengkapan Negara PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan berhasil mengesahkan UUD 1945 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia. Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUKPI) yaitu :

Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme/Prikemanusiaan, Mufakat/Demokrasi,

Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 dengan nama Pancasila. Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yaitu: 1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme; 2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat; 3. Ketuhanan YME. Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong. Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:

Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945 Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia SerikatMukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama

1945

tanggal 27 Desember 1949

15 Agustus 1950

(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959) Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang sah dan benar secara Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan benar adalah sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. 3. Fungsi Pancasila a) Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia

sehari-hari harus sesuai dan sejalan dengan butir-butir sila Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. b) Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila sebagai dasar Negara ditegaskan dalam Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Dalam keputusan sidang PPKI tanggal 18 Agustus tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD 1945, UndangUndang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).
c)

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan

tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
d)

Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan cita-cita dan tujuan

bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. e) Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan, dalam kehidupan sehari-hari, dan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara karena Pancasila mengandung nilai-nilai dasar yang di junjung tinggi oleh bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia. f) Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
g)

semua

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa

yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

2.4 Hubungan Warga Negara dengan Negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap individu mempunyai kebebasan penuh utuk melaksanakan keinginannya. Menurut Thomas Hobbes (1642) manusia seperti serigala terhadap manusia lainnya (homo hominilopus) berlaku hukum rimba yaitu adanya penindasan yang kuat terhadap yang lemah masing-masing merasa ketakutan dan merasa tidak aman di dalam kehidupannya. Pada saat itulah manusia merasakan perlunya ada suatu kekuasaan yang mengatur kehidupan individu-individu pada suatu Negara. Aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila antara lain adanya kaidah yang mengikat Negara dan warga Negara dalam bertindak dan menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya. Negara merupakan alat (agency) atau wewenang (authory) yagn mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Oleh karena itu Negara mempunyai dua tugas yaitu :

1. mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial, artinya yang bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan
2. mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-

golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya atau tujuan sosial. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal diwilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Menurut UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik. Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan negara.
Asas kewarganegaraan mengatur siapa-siapa saja yang menjadi warga Negara dengan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Kriterium kelahiran a) Menurut asas keibubapakan (ius sanguinis) : kewarganegaraan diperoleh menurut waga negara orang tua. b) Menurut asas tempat kelahiran (ius soli) : kewarganegaraan diperoleh berdasar tempat dimana dilahirkan. Konflik yang timbul dari 2 asas tersebut adalah kewarganegaraan rangkap (bipatride) dan tidak memiliki kewarganegaraan 2 stetsel (a patride). Maka aktif untuk dan menentukan pasif yang kewaranegaraan digunakan kewarganegaraan

pelaksanaannya dibedakan dalam : Hak opsi, yaitu memilih kewarganegaraan (stetsel aktif). Hak repudiasi, yaitu menolak kewarganegaraan (stetsel pasif). 2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, yaitu suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat tertentu memperoleh kewarganegaraan negara lain.

Masalah

kewarganegaraan

sudah

diatur

dalam

undang-undang

kewarganegaraan Republik Indonesia tahun 2006, dan dinyatakan pula kewarganegaraan diperoleh :

a) karena kelahiran b) karena pengangkatan c) karena pengabulan permohonan d) karena pewarganegaraan e) karena atau sebab dari perkawinan f) karena turut dengan ayah/ibunya g) karena pernyataan Hak dan kewajiban warga Negara serta Negara itu sendiri merupakan unsur penting yang mencirikan hubungan warga Negara dengan negaranya. 1. Hak dan Kewajiban Warga Negara terhadap Negara a. b. Hak Warga Negara Hak sebagai warga Negara Indonesia tercantum dalam UUD 1945 yaitu: Mendapat perlindungan dan keamanan dari negara Mendapat kesejahteraan dan penghidupan yang layak Mendapat pendidikan yang layak Kewajiban Warga Negara Mematuhi hukum-hukum yang berlaku

Menjaga nama baik dan berperan aktif dalam melaksanakan

bela negara 2. Hak dan Kewajiban Negara terhadap warga Negara a. Hak Negara b. Mendapatkan pembelaan dan penjagaan nama baik dari Mendapat dukungan dan partisifasi dari warga Negara warga negaranya terhadap segala keputusan dan peraturan yang berlaku Kewajiban Negara Kewajiban Negara Indonesia terhadap warga negaranya tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu: Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Memajukan kesejahteraan umum; Mencerdaskan kehidupan bangsa; Indonesia;

Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Dari hal diatas antara Warga negara dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dan memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang berupa hubungan timbal balik. Dapat disimpulkan bahwa hak negara merupakan kewajiban warga negara dan sebaliknya kewajiban negara merupakan hak warga negara.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan


1.

Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah

(governed) oleh sejumlah pejabat yang berhak menuntut dari warga negaranya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) dari kekuasaan yang sah. 2. Proses terbentuknya NKRI dibedakan menjadi dua yaitu masa proklamasi kemerdekaan dan masa setelah proklamasi sebelum 3.

kemerdekaan. Fungsi Pancasila Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa 4. Hubungan warga Negara dan Negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah hak negara merupakan kewajiban warga negara dan sebaliknya kewajiban negara merupakan hak warga negara. 3.2 Saran Sebagai warga Negara yang baik kita sudah selayaknya memahami hakikat kita sebagai warga Negara dan melaksanakan kewajiban dengan baik. Begitu pula sebaliknya Negara wajib memperhatikan bagaimana kehidupan warga negaranya. Karena antara warga Negara dan Negara saling berhubungan timbal balik dan tak dapat dipisahkan. maka dari itu kita harus saling menghargai sebagai warga Negara Indonesia.

You might also like