You are on page 1of 26

KIPRAH PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN VISI MISI SOLO KOTA BUDAYA KARYA TULIS

Disusun guna memenuhi persyaratan keikutsertaan Olompiade Ilmu Sosial (OIS) Universitas Indonesia 2011/2012

Disusun oleh : 1. Hana Anisa 2. Mellania Rizki Rahmawati 3. Muhammad Mahmud Al-Ashori no.induk : 01180 no.induk : 01241 no.induk : 01268

SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA

2011/2012

ii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima guna memenuhi Persyaratan dalam Keikutsertaan Olimpiade Ilmu Sosial (OIS) Universitas Indonesia Pada tanggal : 25 Agustus 2011

Mengesahkan SMA Al-Islam 1 Surakarta Kepala Sekolah Pembimbing

Drs. Riyanto NIP. 19570901 198803 1 004

Ahsanudin, S.pd NIP. 1972031 200801 1 010

iii

MOTTO

Pengalaman adalah guru yang terbaik Ridho Allah tergantung ridho orang tua Hidup adalah perjuangan dan pilihan Manusia berikhtiar dan berdoa, namun ALLAH-lah yang menentukan

iv

PERSEMBAHAN

1. 2. 3. 4.

Ibunda dan ayahanda tercinta Adik kakak tersayang Sahabat seperjuangan Pembaca yang budiman

KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang meridhoi amal kebaikan kita. Atas rahmat, kasih sayang serta izin-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul : KIPRAH GENERASI MUDA DALAM MEWUJUDKAN VISI BUDAYA KOTA SURAKARTA Penulisan karya tulis ini berisi tentang peran dan partisipasi aktif para pemuda di kota Surakarta dalam mewujudkan visi budaya kota surakarta. Karya tulis ini kami susun dalam rangka pemenuhan keikutsertaan kami dalam Olimpiade Ilmu Sosial(OIS) tahun 2011 di Universitas Indonesia(UI). Selesainya penulisan karya tulis ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Mereka dengan sabar membantu kami dalam penyusunan karya tulis ini. Oleh karena itu, kami selaku penyusun karya tulis ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT,selaku Tuhan kami,sang pengatur dan pencipta alam semesta dan

sang kholik yang telah memberikan rahmat, kasih sayang serta izin-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis ini. 2. Drs.Riyanto,selaku kepala sekolah SMA Al-Islam 1 Surakarta
3. Ahsanuddin S.pd,selaku guru Geografi kami

4. Winarti S.pd,selaku pembimbing kami yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ini.
5. Orang tua kami tercinta yang telah memberi semangat dan doa, sehingga kami

mampu dan bersemangat dalam menjalani kehidupan kami. 6. Teman-teman kami dan seluruh pihak yang kami tak mampu menyebutkannya yang telah menjadi bagian dalam proses pembuatan karya tulis ini. Pada akhirnya, kami selaku penyusun karya tulis ini menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itulah, kami selalu mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman demi tercapainya kesempurnaan karya tulis kami. Kami berharap, karya tulis ini bisa bermanfaat baik untuk diri kami pribadi maupun bagi para pembaca.

vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................. PENGESAHAN...................................................................................................... i ii

MOTTO................................................................................................................... iii PERSEMBAHAN................................................................................................... iv KATA PENGANTAR............................................................................................ BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... B. Ruang Lingkup.................................................................................. C. Tujuan Penulisan............................................................................... D. Metode Pengumpulan Data.............................................................. E. Sistematika Penulisan....................................................................... BAB II : SOLO DAN BUDAYA JAWA A. Sejarah Kota Solo............................................................................. B. Solo Kota Batik................................................................................. 1. Batik Laweyan ........................................................................... 2. Batik Kauman ............................................................................ BAB III: KIPRAH PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN SOLO KOTA BUDAYA A. Lahirnya Solo Batik Carnival (SBC)............................................... 10 B. SBC Semarakkan Kota Batik........................................................... 11 C. SBC Icon Kota Solo.......................................................................... 13 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................... 16 B. Saran.................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 4 5 5 7 1 2 2 2 3 v DAFTAR ISI........................................................................................................... vi

vii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, kita sebagai bangsa Indonesia terlihat seperti diuji dalam identitas bangsa kita. Seolah-olah kita sedang mengalami krisis identitas. Banyak diantara kita, terlebih lagi para pemuda yang justru tidak mengetahui dan tidak mengenal budayanya sendiri. Mereka terkesan lebih tahu dan lebih kenal dengan budaya asing yang justru tumbuh subur di Indonesia. Ironisnya para pemuda kita justru tidak sadar bahwa sedang dirusak identitasnya. Sehingga mereka terlihat bingung dalam memcari identitas mereka. Ironisnya, hal itu ditambah dengan ketidak pedulian para aparat pemerintah dalam menjaga dan memagari budaya asli Indonesia yang kaya dan beragam, membuat kita kecolongan dalam beberapa kebudayaan indonesia yang diklaim bangsa lain. Misalnya saja reog ponorogo,angklung,tari kecak,lagu rasa sayange dan lain sebagainya. Oleh karena itulah, peran pemuda sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diperlukan dalam menjaga kebudayaan asli Indonesia dan melestarikannya. Dalam keadaan seperti sekarang ini, muncullah kota Solo sebagai kota budaya, dan kota-nya batik sebagai penggerak untuk memunculkan kembali kebudayaan Indonesia yang mulai memudar. Dengan iconSOLO the spirit of java ,kota Solo mulai memunculkan kembali budaya batik yang mulai pudar dan bahkan mulai terancam diklaim bangsa lain. Kota Solo sendiri mulai menjadi kota yang diperhitungkan semenjak Ir.Joko Widodo menjabat sebagai walikota solo. Dalam masa pemerintahan beliau, kota Solo mulai terlihat menggeliat dalam berbagai bidang. Terlebih lagi dalam bidang kebudayaan sesuai dengan pedikat Solo sebagai kota Budaya. Solo telah menggelar berbagai event yang berhubungan dengan budaya, terutama batik. Sehingga pada tahun 2008, pemkot Solo menggelar event nasional yang bertajuk Solo Batik Carnival(SBC). Hingga tahun 2011 ini, event tersebut telah digelar sebanyak 4 kali. Pada tahun ini, SBC 1

mengambil tema Kejayaan Legenda yang isinya membahas tentang berbagai cerita rakyat yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Tengah .Dengan adanya salah satu event yang bertemakan batik di Solo, diharapkan hal ini mampu menjadi penggugah dan penyemangat bagi masyarakat solo pada umumnya dan terutama para pemuda sebagai generasi muda untuk lebih menghargai dan menjaga budaya Indonesia. B. Ruang Lingkup Dalam penulisan karya tulis ini,kami membatasi pembahasan kami tentang kiprah pemuda,terutama pemuda solo dalam mewujudkan visi budaya kota solo. C. Tujuan Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ini,kami mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti lomba Olmpiade Ilmu Sosial(OIS) tahun 2011 di Unuversitas Indonesia(UI)
2. Dengan slogan SOLO the spirit of java kami mencoba memperkenalkan

dan mempromosikan kota solo sebagai kota budaya dan kota-nya batik lewat karya tulis ini. 3. Dengan karya tulis ini,kami harap bisa menggugah semangat para pemuda khususnya di solo untuk lebih menghargai dan menjaga kebudayaan Indonesia. D. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data dalam karya tulis ini,kami mengambil referensi dari internet,buku dan wawancara narasumber.

E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penyusunan karya tulis kami adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Membicarakan tentang latar belakang masalah,ruang lingkup penulisan,tujuan BAB II BAB III penulisan,metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. SOLO DAN WARISAN BUDAYA BANGSA, Berisi tentang sejarah kota solo dan sejarah batik. KIPRAH PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN SOLO KOTA BUDAYA Berisi tentang sejarah lahirnya SBC(Solo Batik Carnival), SBC yang menyemarakkan kota Solo dan icon SBC. BAB IV PENUTUP Membicarakan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II SOLO DAN WARISAN BUDAYA BANGSA


A. Sejarah Kota Solo Kata Solo sekarang sudah tidak terdengar asing bagi kebanyakan orang. Terlebih lagi ketika berbicara tentang batik dan budaya Jawa. Namun, tidak untuk beberapa tahun silam. Saat topik pembicaraan tertuju pada batik dan budaya Jawa, yang banyak terlintas dalam fikiran orang adalah kota Yogyakarta. Banyak masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri lebih menengok kota Yogyakarta dari pada kota Solo. Padahal Solo dan Yogyakarta letak posisi geografsnya berdekatan. Apalagi bagi orang asing, kota Yogyakarta lebih beken dari pada Kota Solo. Sejarah berdirinya Solo dan Yogyakarta memang tidak bisa dipisahkan. Pada masa kesultanan Mataram tahun 1745, telah didirikan kota Solo yang berada di desa Sala tepi sungai Bengawan Solo. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa akhir kesultanan tersebut. Namun karena propoganda kolonialisme de vide at impera Belanda, Mataram pecah menjadi 2 pusat pemerintahan di Surakarta dan Yogyakarta. Pusat pemerintahan Surakarta terpecah lagi menjadi pusat pemerintahan kasunan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III dan Mangkunegaran. Pusat pemerintahan kesultanan Yogyakarta di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubowono I. Pembagian kekuasaan ini telah tercantum dalam perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Peristiwa ini menjadi tolak ukur lahirnya kota Solo. Dalam perkembangannya, kasunanan Surakarta kalah pamor dengan kesultanan Yogyakarta. Hal ini disebabkan oleh kesultanan Yogyakarta pernah menjadi ibu kota negara. Selain itu, management tata kota Yogyakarta lebih teratur dari pada Solo. Karena sebab inilah, Solo memang belum menjadi kota populer di Indonesia.

B. Solo Kota Batik


Solo kota batik, mungkin dipikiran kita adalah sebuah kota yang menjadi penghasil batik. Namun berasal dari kata tersebut ada banyak pengertian yang didapat. Batik berasal dari kata tik yang artinya titik, sedangkan awalan ba adalah singkatan dari kta mba yang artinya melakukan, jadi batik adalah mengerjakan titik-titik secara berulang-ulang.3 Batik pertama kali perkenalkan oleh seorang Kyai yang menyukai seni, Kyai tersebut bernama Kyai Henis, beliau seorang muallaf yang sangat ingin menyebarkan Islam. Kyai Henis seorang pecinta seni, Selain menyebarkan islam kyai Henis juga mengajarkan cara pembuatan batik. Dengan slogan Solo the spirit of Java, kota Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa yaitu batik. Kini batik telah bermetamorfosa, dahulu banyak asumsi masyarakat bahwa batik hanya pakaian kuno yang hanya di pakai oleh orang-orang kuno juga. Kota Solo merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia sekarang. Batik merupakan salah satu produk kota dan telah menjadi icon kota Solo. Khas batik Solo sudah dikenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisonalnya dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Banyak sekali sentra kain batik yang paling tersohor di Solo yaitu Kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Batik Kauman.

1. Batik Laweyan
Batik Laweyan, sepintas kata itu tidak asing didengar bila kita telah mengenal tentang batik. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa batik Laweyan adalah suatu motif batik yang di beri mana batik Laweyan. Laweyan adalah daerah dimana dahulu banyak ditumbuhi pohon kapas dan merupakan sentra industri benang yang kemudian berkembang menjadi sentra industri kain tenun dan bahan pakaian. Kain-kain hasil tenun dan bahan pakaian ini sering disebut dengan Lawe, sehingga daerah ini kemudian disebut dengan Laweyan. Batik sendiri awalnya diperkenalkan oleh Kyai Ageng Henis yang memang menyukai kesenian. Selain menyebarkan agama, Kyai Ageng Henis

juga mengajarkan masyarakat bagaimana cara membuat batik. Jadilah Laweyan yang dulunya hanya memproduksi kain tenun berubah menjadi produsen batik.Karena letaknya yang strategis, Laweyan pun menjadi salah satu kota perdagangan yang maju. Dari kampung ini juga lahirlah tokoh pergerakan nasional yang ikut berpartisipasi dalam melawan penjajahan, K.H. Samanhudi melalui perkumpulan Serikat Dagang Islam-nya. Tujuan didirikannya SDI saat itu sebenarnya untuk menyatukan para saudagar batik muslim Bumiputra yang ada di Laweyan untuk menghadapi Belanda yang pengaruhnya semakin kuat di dalam keraton. Peran penting yang sudah di pegang K.H Samanhudi telah menjadikan Laweyan yang dulunya hanya memproduksi kain tenun berubah menjadi produsen batik. Namun kejayaan kampong Laweyan dalam usaha batik tak selamanya mulus. Industri batik tulis dan cap di Laweyan sempat kolaps ketika masuknya batik-batik sablon. Proses pembuatan batik yang lebih cepat dan massal membuat harga batik sablon menjadi murah. Tentu saja ini menghantam industri batik tulis dan cap yang ada di Laweyan. Belum lagi ekspansi bisnis yang dilakukan oleh para pedagang Cina yang saat itu memang mencoba menguasai area Laweyan. Selama hampir beberapa generasi pembatik di Laweyan gulung tikar. Bisnis batik di Laweyan yang dilakukan secara turun temurun pun terputus. Para pemuda Laweyan justru banyak yang keluar dari area dan mencoba peruntungan di luar Laweyan. Setelah peristiwa kolaps nya beberapa perusahaan batik di laweyan kejayaan kembali di raih kampong tersebut. pada tahun 2000 industri batik Laweyan pun kembali bangkit. Semenjak dibentuknya forum Kampung Batik Laweyan mencoba mengangkat kembali potensi wisata kampung cagar budaya ini. Jika dulu para pengusaha batik hanya menjadi produsen dan suplier, kini mereka juga membuka showroom - showroom di rumahnya masing - masing. Kejayaan semakin bertambah karena letak kampong Laweyan yang strategis. Laweyan pun menjadi salah satu kota perdagangan yang maju.. Kampoeng Batik Laweyan merupakan tempat cagar budaya dan salah satu tujuan wisata di kota Solo. Selain bias melihat proses pembuatan Batik,

wisatawan juga bias mencoba sendiri bagaimana asyiknya membatik. Hasil karya mereka beserta chanting dapt dibawa pulang sbagi kenang-kenagan Peran pemuda disini juga sangat besar, secara rutin para pemuda secara berkelompok mengikuti kursus membatik. Turut ikut dalam kegiatan tersebut sangat memberi dampak positif bagi mereka dan bangsa, selain bisa memakai dengan bangga mereka juga bisa membuat batik sendiri. Mereka menghargai batik karena mereka sudah mengerti bagaimana proses pembuatan batik yang sarat akan filosofi di setiap proses pembuatannya. Di kampong batik Laweyan juga terdapat beberapa pengusaha batik yang paling besar dan terkenal diantara lain yaitu perusahaan Merak Manis, Batik Putra Laweyan, Batik Mahkota serta Batik Cempaka.

2. Batik Kauman
Bila kita berbicara mengenai batik Laweyan pasti tak terlepas juga dengan batik Kauman. Kampung Kauman berdiri bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Surakarta Oleh Paku Buwono III pada tahun 1757. Kata kauman berasal dari kata Qaaiimun, namun karena pada waktu itu lidah orang Jawa sulit untuk mengatakan qaaiimun sehingga keluar kata Kauman. Perkembangan Batik Kampung Kauman tidak lepas dari peran keraton. Pada mulanya, penduduk Kampung Kauman hanya berprofesi sebagai abdi dalem ulama saja, dan kemudian berkembang menjadi pengusaha batik yang diajarkan oleh pihak keraton. Pelaku usaha batik tersebut adalah para mereka melihat batik adalah alternatif yang paling memungkinkan bagi mereka. Ketrampilan membatik yang dikuasai ini diperoleh dari sesama kerabat abdi dalem yang memiliki kekerabatan yang kuat antarsesama. Dengan mengembangkan ketrampilan ini, sebagian besar warga Kampung Kauman mampu memproduksi jumlah besar dan kemudian dikomersilkan. Pada tahun 1870-an, produksi dan distribusi batik semakin meningkat seiring dibukanya jalur kereta api yang menghubungkan wilayah kerajaan dengan kota-kota lain seperti Semarang, Surabaya, Batavia, dan Bandung.

Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di kampung Kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik kraton Kasunanan merupakan produk unggulan kampung batik Kauman. Produk-produk batik kampung kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premesima, prima, danrayon. Keunikan lain yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik. Bahkan untuk mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik. Nasib kampong batik Kauman juga tidak jauh seperti nasib kampong batik Laweyan. Pada tahun 1939-1970an usaha batik tulis mengalami kebangkrutan. Oleh karena sebagian besar penghuni beralih profesi ke bidang lain, bekas tempat usaha batik menjadi terbengkelai dan tidak terawat. Jumlah pengusaha batik yang aktif produksi dan menjual hasil usahanya di wilayah tersebut jauh berkurang dari sekitar 65, sekarang hanya tinggal 22, selebihnya melakukan pemrosesan batik di luar Kauman. Tapi peristiwa tersebut semakin membuktikan bahwa para pengusaha yang masih kokoh berdiri dengan setia tetap menjaga perusahaan mereka. Peristiwa tersebut telah menjadi pembelajaran bagi pengusaha dan mereka mulai merintis kembali kesuksesan yang pernah mereka genggam. Kini Kauman adalah wilayah Kampung Lama yang layak untuk dilestarikan dan dikembangkan menjadi kampung wisata religius dan batik dengan alasan merupakan kampung lama bersejarah lengkap dengan artefak bangunan kunonya, seperti Mesjid Agung, Langgar, Rumah Abdi Dalem Ulama dan Rumah Pengusaha Batik yang sebagian besar masih asli. Selain itu terletak di wilayah komersial perdagangan dan perkantoran sehingga mempunyai kemungkinan perkembangan ekonomi lebih mudah dan cepat. Kelima, fakta bahwa Kampung Kauman terletak di Koridor Budaya

Surakarta (Keraton-Mangkunegaran-Pasar Gedhe), yang merupakan wilayah dengan prioritas penanganan konservasi. Peran pemuda kembali tak luput dalam pemberdayaan batik. Pada tanggal 2 Oktober 2010 lalu tengah dilaksanakan fashion show batik dimana para model nya adalah para pemuda yang sebelumnya mengikuti kursus batik. Kursus mereka tidak di kampong batik Kauman maupun kampong batik Laweyan, mereka kursus di House Of Danar Hadi. Para pemuda yang mengikuti kursus juga mendapat sertifikat atas keikut sertaan mereka dalam kursus tersebut. Di tanggal itu juga tengah diselenggarakan peresmian batik sebagai warisan asli budaya Indonesia oleh UNESCO. Jadi para pemuda Solo tuut serta dalam acara yang bersejarah di Indonesia khususnya Solo. Para pemuda yang mengikuti acara tersebut dapat mengambil berbagai manfaat diantaranya paham dalam pembuatan batik, dekat dengan para pembatik karena para peserta di damping langsung, ketika mereka paham mebatik tentu hal tersebutmenmbah kecintaan mreka terhadap batikdan terus melestarikanya serta kesabaran yang diuji karena proses pembuatan batik harus sabar dan telaten. Bermula dari batik yang secara umum dikenal hanyalah sebuah kain atau pakaian, Tapi ternyata sekarang dari batik tersebut kita telah mendapatkan banyak pelajaran dan manfaat. Batik adalah warisan asli budaya Indonesia, dimana kini batik telah menjadi perekat masyarakat Indonesia untuk berkerjasama dalam menjaga batik itu sendiri. Atas batik pula, yang awalnya hanya sebuah benda, dari sebuah benda itu sendiri kita mendapat ajaran hidup yang begitu penting.

BAB III KIPRAH PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN SOLO KOTA BUDAYA

A. Lahirnya Solo Batik Carnival (SBC) Solo kota budaya, memang tidak luput dari peran pemerintah kota Solo itu sendiri yang mempunyai misi sebagai berikut : 1. Penegembangan budi pekerti, tata krama dan tata budaya Jawa melalui ranah pendidikan keteladanan penyelenggaraan event-event dan program-program lainnya. 2. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi dan melestarikan assetaset budaya baik yang Tangible maupun Intangible. 3. Pengembangan Brand Image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan Internasional. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan misi kota Solo sendiri maka pemerintah kota Solo bekerjasama dengan masyarakat menyelenggarakan suatu acara yang dinamakan Solo Batik Carnival (SBC). SBC merupakan salah satu kegiatan yang membuat masyarakat Solo tidak ingin dianggap remeh oleh bangsa maupun negara lain. Terlebih lagi saat Solo mendapat predikat Kota Budaya. Semangat juang masyarakat khususnya para kaum muda berkobar untuk menunjukkan eksistensi Kota Batik ke ranah Internasional. Berbagai inspirasi, inovasi dan aspirasi pemuda diasah dan diperhitungkan. Berbasis batik sebagai aset berharga kota Solo, kemudian dalam suatu acara yang diadakan oleh Solo Center Point (SCP) Foundation dan Pemkot Surakarta tahun 2008 tercetuslah satu gagasan besar yaitu dengan menggelar Solo Batik Carnival yang lebih populer dengan sebutan SBC. Event ini merupakan salah satu agenda tahunan yang disusun oleh stake holder bahwa carnival ini pariwisata nasional. Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh panitia SBC, Heru Prasetya, direktur program SBC, ini mengatakan berbasis masyarakat kota Solo dengan menggunakan batik. Sebagai sumber ide

10

dasar dan spirit kreativitas masyarakat yang sesuai dengan The Spirit of Java. Event ini bertujuan untuk : 1. Mendekatkan masyarakat Solo dengan kearifan lokal dan mencintai pertumbuhan kotanya yang semakin plural dam multikultural. 2. Mengakselerasikan pertumbuhan dan citra Kota Solo sebagai kota Batik ditingkat lokal, regional, nasional maupun internasional. 3. Sebagai wadah untuk kaum muda Solo dalam mengembangkan ide-ide luar biasa dalam melestarikan dan mengembangkan budaya batik. Tahap pertama yang dilakukan untuk mematangkan kualitas karnaval, semua peserta wajib mengikuti worksop costume, coreo, dan runway yang dipandu oleh Jember Fashion pada tanggal 16 Maret 2008. Tahap berikutnya yaitu pematangan untuk menggali kreativitas dan memahami esensi carnaval itu sendiri pada tanggal 29-30 Maret 2008. Sebelum benar-benar terjun di lapangan, 100 peserta yang didominasi oleh pemuda-pemudi kota Solo mulai dari jenjang SMP sampai mahasiswa menggelar peragaan indoor SBC di Pura Mangkunegara pada tanggal 12 April 2008 dengan tema Batik. Pada acara yang digelar dari pukul 19.00-21.00 wib ini, sebenarnya kurang mendapatkan respon positif dari publik. Namun, siapa sangka, ketika hari H yang jatuh pada tanggal 13 April 2008 survei telah membuktikan bahwa arak - arakan SBC di lapangan lebih mendapat respon positif. SBC yang digelar dari rute mulai dari Solo Center Point ( Purwosari, Jl. Slamet Riyadi ) dan berakhir di Balaikota Pemkot Surakarta ( Jl. Jenderal Sudirman ) ini mampu menyedot perhatian ribuan masyarakat lokal dan masyarakat mancanegara yang saat itu sedang berkunjung ke Kota yang berslogan BERSERI. Keberhasilan tersebut benarbenar membawa kebanggaan tersendiri. Suksesnya SBC perdana ini kemudian ditetapkan sebagai event tahunan kota Solo. B. SBC Semarakkan Kota Solo Setiap SBC yang sudah digelar ke-empat kalinya ini selalu menyuguhkan keunikan tersendiri. Baik dari tema, kostum, tamu kehormatan

11

dll. Sukses dengan SBC tahun 2008, SBC 2009 hadir dengan nuansa baru dan tema baru yaitu wayang. Batik yang dipadukan dengan keberagaman bentuk kostum yang ukurannya melebihi tubuh pemakai itu sendiri. Pada SBC tahun ini diadakan prosesi pemukulan gong raksasa oleh Ir.Jokowi selaku wali kota Solo. Selain itu, beberapa duta besar dari Negara Qatar datang untuk menyaksikan langsung SBC di Solo. Perhelatan ini berlangsung mulai tanggal 26-28 Juni 2009. Kali keduanya, SBC membuka peluang kepada pemudapemudi dari luar kota yang ingin berpartisipasi dalam acara bergengsi ini. Hal ini bertujuan supaya masyarakat di luar Solo juga bisa mengenal batik khususnya batik Solo. Rute yang diambil sama dengan tahun 2008 yaitu dari Solo Center Point sampai Balai Kota Surakarta. Berbusana serba raksasa, melebihi kapaitas tubuh peserta memberikan kesan mendalam bagi setiap mata yang menyaksikan. Begitu pula dengan SBC 2010 yang mengangkat tema sekar jagad. Tema ini terinspirasi dari lingkungan hidup dan memberikan pembelajaran akan kepedulian terhadap lingkungan. Berbagai macam flora dan fauna diaplikasikan dengan batik. Konsep yang begitu menakjubkan dan mampu membuat ribuan pasang mata terpana dengan keindahan kostum batik yang didesain begitu menarik. Tahun 2010 ini yang ikut berpartisipasi tidak hanya kaum muda, tetapi juga anak-anak ikut terlibat dalam event bergengsi yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2010. Pemuda-pemudi Solo dengan bangga mengenakan kostum batik yang mereka rancang sendiri sebagai warisan budaya Jawa yang patut untuk dipublikasikan. Mereka rela menapakkan kaki mereka disepanjang jalan Slamet Riyadi sampai jalan Jendral Sudirman tanpa alas kaki. Suatu kebanggan tersendiri bagi mereka yang turut andil dalam acara SBC ini. Mereka yang begitu berminat dengan budaya dan seni dengan penuh kesadaran diri sebagai generasi penerus secara suka rela mendaftarkan diri mereka untuk turut andil dalam Solo Batik Carnival. Tahun 2011 dengan tema Amazing Legend yang diusung dalam Solo Batik Carnival (SBC) keempat di Kota Solo mampu menarik perhatian puluhan ribu warga pada tanggal 25 Juni 2011 malam. Untuk pertama kalinya,

12

SBC digelar pada malam hari. Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan antusiasme warga untuk menonton karnaval yang mengangkat empat legenda Jawa, yakni Ande-Ande Lumut, Roro Jonggrang, Ratu Kencono Wungu, serta Ratu Pantai Selatan. Sejak sore, warga sudah berduyun-duyun memadati sepanjang Jalan Slamet Riyadi, mulai dari kawasan Purwosari, Solo, hingga Balai Kota Solo untuk menyaksikan karnaval yang juga diikuti empat Putri Indonesia, yakni Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames, Putri Lingkungan 2010 Reisa Kartikasari, Putri Pariwisata 2010 Alessandra Khadijah Usman, dan Putri Inteligensia 2010 Inda Inda Endaliani. Mereka turut serta dalam karnaval tersebut dengan menaiki kereta kencana bernuansa batik. Hadir dalam pergelaran tahunan di Solo itu Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Direktur Promosi Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata M Faried, serta Direktur Tradisi Ditjen Nilai Seni Budaya dan Film Kemenbudpar Poppy Savitri. Mereka bersama-sama dengan Wali Kota Solo Joko Widodo dan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo juga mengikuti jalannya karnaval dengan menaiki kereta kencana. Sebanyak 324 kostum dengan nuansa batik dari empat tema legenda tampil dalam acara itu. Masing-masing tema digambarkan dengan simbolsimbol. Misalnya, Ande-Ande Lumut disimbolkan dengan kepiting besar, Roro Jonggrang dengan replika Candi Prambanan, Ratu Kencono Wungu disimbolkan dengan Candi Bentar, sedangkan Ratu Pantai Selatan disimbolkan dengan kereta kencana dengan putri cantik dan anggun di dalam kereta tersebut. Kehadiran empat Putri Indonesia dan kostum yang dibawakan peserta dalam SBC, Sabtu malam kemarin, menjadi daya tarik bagi penonton. Meski mereka harus rela berdesak-desakan di antara penonton lainnya, hal itu tidak menyurutkan niat untuk menonton hingga berakhirnya acara.

C. SBC Icon Kota Batik


Untuk ketiga kalinya SBC terlaksana tahun 2010 yang akhirnya mampu membawa batik untuk Go Internasional. Berbagai undangan tertuju pada SBC

13

meminta dengan hormat supaya event ini digelar juga di negara mereka. Terbukti, pertengahan Februari 2010 satu undangan dari negara tetangga yang bersimbol singa putih yaitu Singapura. Pemerintah Singapura begitu terkesan dengan SBC ini. Mereka mengundang SBC di pentas Changhay festival. Begitu besarnya antusias warga Singapura dengan budaya negeri kita. Sekitar 50 pemuda-pemudi dari Indonesia baik kalangan kota Solo sendiri maupun luar kota dilatih kurang lebih sekitar 1 tahun. Benar-benar perjuangan yang begitu menguras tenaga. Selain itu, pemerintah Singapura juga berjanji akan melibatkan mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negara mereka. Keikutsertaan SBC pada Changhay festival bertujuan untuk mempromosikan budaya khatulistiwa ini. Tetapi, yang lebih spesifik SBC mampu membawa identitas Kota Solo ke negara tetangga dengan tema topeng. SBC memang sudah mendunia. Setelah keberhasilannya dalam Changhay festival, pertengahan April 2010 SBC kembali menjadi tamu kehormatan dalam festival Tong-tong, di Den Haag. Namun sayangnya, pemerintah negara kincir angin tersebut hanya meminta 6 orang perwakilan saja. Tetapi, pihak pemkot Surakarta mengirimkan 60 peserta yang tergabung dalam SBC pada festival Changhay. Wali kota Solo Ir. Jokowi sangat berharap kepada delegasi dari SBC mampu memanfaatkan kesempatan emas ini. Beliau meminta para pemuda kebanggaan Indonesia khususnya Solo mampu mempromosikan potensi wisata dan budaya Kota Batik ini. Sehingga, masyarakat negara Dam tersebut tertarik dengan pesona batik Solo dan berkenan datang berkunjung ke Kota Bengawan Solo untuk menikmati keindahan seni kebudayaan yang ada di kota Solo. Singapura dan Belanda benar-benar puas dengan sajian SBC dalam festival Chinghay dan Tong-tong. Kini giliran negara Paman Sam yang mengundang SBC untuk tampil di negara adidaya tersebut. Kedutaan besar Indonesia bekerjasama dengan pemerintah negara Amerika untuk memperkenalkan keunikan budaya Indonesia yang berupa batik. Untuk kesempatan yang langka ini, para peserta SBC tidak akan dikirim ke Amerika. Pemerintah hanya mengirimkan kostum SBC saja. Hal ini disebabkan adanya

14

suatu kendala yang tidak memungkinkan untuk terbang ke negara tersebut. Sebagai tuan rumah, pemerintah Amerika akan menggelar SBC dengan mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negri paman Sam sebagai pesertanya. Sungguh besar peranan pemuda-pemudi Indonesia, terutama kaum muda Solo dalam mengantarkan batik ke kancah Internasional. Sebagai balas jasa untuk mereka, dengan suksesnya Solo Batik Carnival ini, mampu menambah omzet permintaan batik dan mampu membuka peluang didunia bisnis.

15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab yang sudah di halaman sebelumnya penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Solo merupakan kota yang menyimpan dan melestarikan budaya warisan Indonesia yaitu berupa batik. 2. Batik berhasil membawa identitas kota Solo yang juga berpredikat sebagai kota batik ke ranah local, regional, nasional dan Internasional. 3. Kesuksesan Solo Batik Carnival telah menambah omzet permintaan batik dan mampu membuka peluang bisnis sehingga menambah pendapatan local. 4. Kasus Negara tetangga yang telah merampas dan mengklaim hasil warisan budaya Indonesia mampu menggugah kesadaran para kawula muda kota Solo untuk makin menjaga dan melestarikan serta membuktikan bahwa warisan budaya tersebut memang milik Indonesia.

B. Saran
Setelah mengupas tuntas tentang batik yang merupakan asset berharga nusantara penulis mempunyai beberapa saran diantaranya adalah 1. Kepada pemerintah Republik Indonesia untuk segera mematenkan hasil warisan kebudayaan nusantara sebelum timbul kasus perampasan kebudayaan oleh Negara lain. 2. Sebagai kawula muda penerus bangsa tetap menjaga dan melestarikan budaya asli Indonesia karena bertahannya suatu budaya tergantung pada para penerusnya yaitu para pemuda. 3. Seluruh masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya kebudayaan karena Negara yang besar adalah Negara yang menjaga kebudayaan.

16

DAFTAR PUSTAKA

Amin Rusdi, salah satu pemilik peusahaan batik di Kampung Laweyan Agus Suroso.2011.Joglosemar.Surakata:PT. Gramedia: Surakarta Arwana Nareswara, salah satu peserta SBC pada karnaval Changhay, Singapura Erfan Haryanto, salah peserta SBC tahun 2009 Gagas Ulung.2011.Go Tradisional 100 Sanggar Seni, bengkel kerajinan bertradisi di Jogja dan Solo. Gramedia pustaka: Surakarta Dr. Anindito Prasetyo, M.Sc.2010.BATIK.Pura Pustaka:Yogyakarta http://www.surakarta.go.id www.google.com, http://jengjeng.matriphe.com/menelusuri-jejak-sejarah-kampung-batiklaweyan.html: http://surakarta.go.id/id/news/kampung.batik.html, www.indosiar.com, www.harianjoglosemar.com www.suarakarya-online.com

17

LAMPIRAN

Motif batik Laweyan

motif batik kauman

Para pelajar yang mengikuti study pameran batik kauman di Kampung batik Laweyan

Pertama kali nya diselenggarakan Solo Batik Carnival 2008 Tema: Batik

18

Solo Batik Carnival 2010 Tema: Sekar jagad

Solo Batik Carnival 2010

Solo Batik Carnival 2011 Tema: Amazing Legend

Solo Batik Carnival 2011, Para anak kecil juga turut serta.

19

You might also like