You are on page 1of 19

Persamaan Kedudukan Warga Negara

Pengertian Warga Negara Pengertian Warga Negara, Kewarganegaraan, dan Pewarganegaraan Pengertian Kewarganegaraan Pengertian Pewaganegaraan Asas-asas Kewarganegaraan Stelsel Keawrganegaraan

Asas dan Stelsel Kewarganegaraan

Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Berbagai Aspek

Penjelasan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2006

Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Hak-hak Dasar Warga Negara Kewajiban Dasar Warga Negara Ras

Persamaan Kedudukan Warga Negara tanpa membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Suku dan Budaya

Agama Gender Golongan Suku dan Budaya

Pendidikan Kewarganegaraan| 1

Persamaan Kedudukan Warga Negara


1. Pengertian Warga Negara, Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan
1.1. Warga Negara
Warga negara yaitu mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau warga negara keturunan asing.

1.2.

Kewarganegaraan
Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Adapun menurut undang-undang kewarganegaraan RI kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara.

1.3.

Pewarganegaraan
Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang kewarganegaraan RI melalui permohonan. asing untuk memperoleh

2. Asas dan Stelsel Kewarganegaraan


2.1. Asas-asas Kewarganegaraan
Untuk menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dua macam asas, yaitu asas ius sanguinis (azas keturunan) dan asas ius soli (tempat kelahiran). Ius Sanguinis, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan di mana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC). Ius Soli, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika, dan lain-lain. Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu apatride dan bipatride.

Pendidikan Kewarganegaraan| 2

Apatride, adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan. Contoh: Seorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara B (ius sanguinis). Maka orang tersebut tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Dengan demikian, orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan (apatride). Bipatride, adalah adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Contoh: Seorang keturunan bangsa B (ius sanguinis) lahir di negara A (ius soli). Oleh karena ia keturunan bangsa B maka dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap warga negaranya karena berdasarkan tempat lahirnya.

2.2. Stelsel Kewarganegaraan


Dalam Menentukan suatu kewarganegaraan seseorang dalam suatu negara, pemerintah menggunakan dua stelsel yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.

Stelsel Aktif adalah cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara tertentu dengan melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu.

Stelsel Pasif adalah cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara tertentu tanpa melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu.

menghasilkan
Hak Opsi adalah hak untuk memilih kewarganegaraan Hak Repudiasi adalah untuk menolak kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan| 3

3. Warga Negara Indonesia


3.1. Penjelasan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Warga Negara adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, atau dengan kata lain warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu. Sedangkan Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006

Asas-asas kewarganegaraan yang diterapkan : a. Asas Ius Sanguinis (law of the blood), adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. b. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. c. Azas Pernikahan : Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi pernikahan yang memiliki asas kesatuan hukum d. Asas Kewarganegaraan Tunggal, adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. e. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anakanak sesuaio dengan ketentuan yang diatur dengan undang-undang ini. f. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) : yakni seseorang menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara (aktif) atau seseorang yang menolak untuk diwarganegarakan atau tidak mau diberikan status warga negara dengan menggunakan hak repudiasi (pasif)

Dengan diterapkannya asas-asas tersebut di atas, maka masalah kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini tidak mengenal lagi istilah kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa kewarganegaraan (apatride).

Pendidikan Kewarganegaraan| 4

3.2. Kewarganegaraan Indonesia


Undang-undang nomor 3 tahun 1946 dianggap masih kurang lengkap dan perlu diadakan beberapa penambahan, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 dikeluarkan Undang- undang nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Undang-undang terbaru Republik Indonesia tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu Undang-undang no 12 tahun 2006 yang disahkan pada tanggal 1 Agustus 2006. Undangundang nomor 12 tahun 2006 ini mengandung asas-asas kewarganegaaan umum dan asas-asas kewarganegaraan khusus. Asas-asas Umum a. Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan. b. Asas ius soli (law of the soil), yaitu asas yang secara terbatas menentukan kewarganegaraan seseorang berdasakan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini. c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganrgaraan bagi setiap orang. d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini. Asas-asas khusus a. Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia dan bertekas mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri. b. Asas perlindungan maksimum, yaitu asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap WNI dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri. c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap WNI mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. d. Asas kebenaran substantif, yaitu prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya besifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. e. Asas nondiskriminatif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala ihwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, dan gender. f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, yaitu asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negar harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak wagra negara pada khususnya. g. Asas keterbukaan, yaitu asas yang menetukan bahwa dalam negara ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

Pendidikan Kewarganegaraan| 5

h. Asas publisitas, yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya. Pada dasarnya UU no 12 tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan pada anak dalam UU ini merupakan suatu pengecualian. Pokok materi yang diatur dalam UU no 12 tahun 2006 meliputi : 1. Siapa yang menjadi WNI, 2. Syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, 3. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia, 4. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia, 5. Ketentuan pidana. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Pasal 4 disebutkan bahwa warga negara Indonesia adalah : a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI. b. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI. c. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA (warga negara asing). d. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI. e. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut. f. Anak yang lahir dalam tenggang 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari pernikahan yang sah dan ayahnya WNI. g. Anak yang lahir di luar pernikahan yang sah dari seorang WNI. h. Anak yang lahir di luar pernikahan dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya ini dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum menikah. i. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada saat lahir tidak jelas status kewaganegaraan ayah dan ibunya. j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui. k. Anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak di ketahui keberadaannya. l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena keturunan dari negara tempat tinggal anak tersebut dilahirkan memberi status kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau janji setia.
Pendidikan Kewarganegaraan| 6

n. Anak WNI yang lahir di luar pernikahan yang sah, sebelum berusia 18 tahun dan belum menikah, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing, tetap diakui sebagai WNI. o. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA bedasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai WNI. Anak seperti yang tersebut dalam poin c, d, h, k, n, dan o diatas, dapat memiliki kewarganegaraan ganda sampai mencapai usia 18 tahun atau telah menikah, anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen-dokumen yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3 tahun setelah berusia 18 tahun atau telah menikah.

Berdasarkan ayat-ayat dari pasal 1 UU. No. 12 Tahun 2006 tersebut di atas, Berikut ini adalah kajian ayat ke (4) poin d. yang berbunyi : Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia. Di Indonesia, yang dimaksud pernikahan campuran sebagaimana termaktub dalam Undangundang No.1 Tahun 1974 tentang Pernikahan, pasal 57 adalah pernikahan antara dua orang yang tunduk pada hukum berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Menurut UU tentang Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun 2006), Pengaturan Mengenai Anak Hasil Pernikahan Campuran, mengikuti asas-asas kewarganegaraan umum atau universal. Asas-asas adalah: Asas ius sanguinis (law of the blood). Kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) atau pun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini merupakan suatu pengecualian. Berdasarkan UU ini anak yang lahir dari pernikahan seorang wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari pernikahan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai warga negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda , dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah menikah maka ia harus menentukan pilihannya. Pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling lambat tiga tahun setelah anak berusia 18 tahun atau
Pendidikan Kewarganegaraan| 7

setelah menikah. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan terobosan baru yang positif bagi anak-anak hasil pernikahan campuran. Anak yang lahir dari pernikahan campuran memiliki kemungkinan bahwa ayah dan ibunya memiliki kewarganegaraan berbeda sehingga tunduk pada dua yurisdiksi hukum yang beda. Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama, anak hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU Kewarganegaraan yang baru anak akan memiliki dua kewarganegaraan. Pengaturan status hukum anak hasil pernikahan campuran dalam UU Kewarganegaraan yang baru, memberi pencerahan yang positif, terutama dalam hubungan anak dengan ibunya, karena UU baru ini mengizinkan kewarganegaraan ganda terbatas untuk anak hasil pernikahan campuran. Dengan banyaknya pernikahan campur di Indonesia sudah seharusnya perlindungan hukum dalam pernikahan campuran ini diakomodir dengan baik dalam perundang-undangan di Indonesia.

3.3. Syarat Menjadi Warga Negara


Menurut UU no 62 tahun 1958 dijelaskan bahwa ada tujuh cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu : 1. Kelahiran Memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena kalahiran dan dibuktikan dengan akta kelahiran. 2. Pengangkatan atau adopsi Seseorang yang belum berusia 5 tahun memperoleh kewarganegaraan Indonesia, karena ia diadopsi oleh WNI dan disahkan oleh Pengadilan Negeri tempat tinggal orang tua angkatnya. 3. Dikabulkannya permohonan Materi Hukum dan HAM melalui Pengadilan Negeri setempat mengabulkan permohonan pewarganegaraan seseorang setelah berumur 18 tahun. Hal ini dibuktikan dengan petikan Keputusan Presiden tentang permhonan tersebut (tanpa mengucapkan sumpah dan janji setia). 4. Pewarganegaraan atau naturalisasi Pewarganegaraan atau naturalisasi adalahsuatu perbuatan hukum yang menyebabkan seseorang memperoleh kewarganegaraan negara lain. Ada 2 cara untuk memperoleh kewarganegaraan RI, yaitu: a. Naturalisasi biasa adalh suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui permohonan kepada presiden lewat menteri secara tertulis dengan bahasa Indonesia dan bermateri, dengan syarat-syarat sebagai berikut: 1) Telah berusia 18 tahun atau sudah menikah 2) Sehat jasmani dan rohani
Pendidikan Kewarganegaraan| 8

3) Pada saat mengajukan permohonan, sudah bertempat tinggal di wilayah negra RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut 4) Dapat berbahsa Indonesia dan dapat mengakui Dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana 1 tahun atau lebih 6) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain atau bersedia melepas status kewrganegaraannya jika pemohon memperoleh kewarganegaraan Indonesia 7) Mempunyai pekerjaan atau berpenghasilan tetap 8) Membayar uang naturalisasi ke kas negara b. Naturalisasi istimewaadalah naturalisasi yang diberikan oleh pemerintah (Presiden) dengan persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan telah berjasa terhadap negara 5. Pernikahan Perempuan WNA yang menikah dengan laki-laki WNI akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia, jika dalam waktu 1 tahun setelah pernikahannyaberlangsung menyatakan menjadi WNI kapada menteri hukum dan HAM melalui Pengadilan Negeri atau perwakilan RI negara setempat. 6. Turut orang tua Hal ini berlaku pada setiap anak yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah yang mempunyai hubungan hukum dengan kekeluargaan dengan ayah dan ibunya. 7. Pernyataan Seseorang memperoleh kewarganegaraan Indnesia karena pernyataan, hal ini diatur dalam surat edaran Menteri Kehakiman No. JB.3/166/22 tanggal 30 September 1958tantang memperoleh/kehilangan kewraganegaraan RI dengan pernyataan.

3.4. Hal yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan


Pasal 23 UU RI No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan mengatur sebab-sebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia, yaitu sebagai berikut. 1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri 2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu. 3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah., bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. 4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden 5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat oleh WNI
Pendidikan Kewarganegaraan| 9

6. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut 7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing 8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya 9. Bertempat tinggal diluar NKRI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan. Sedangkan pasal 26 UU RI No.12 tahun 2006, juga menyebutkan kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri WNI dengan ketentuan sebagai berikut; 1. Perempuan WNI yang menikah dengan laki-laki WNA kehilangan kewarganegaraannya, jika menurut hukum negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat pernikahan tersebut 2. Laki-laki WNI yang menikah dengan perempuan WNA kehilangan kewarganegaran RI, jika menurut hukum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat dari pernikahan tsb.

3.5. Tata Cara Pendaftaran untuk Memperoleh dan Memperoleh kembali Kewarganegaraan RI
1. Bagi anak-anak (untuk memperoleh kewarganegaraan RI) Anak yang dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh kewarganegaraan RI adalah sebagai berikut. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA. Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI. Anak yang lahir di lua pernihan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya ini dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum menikah. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan Anak WNI yang lahir di luar pernikahan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum menikah diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.

Pendidikan Kewarganegaraan| 10

Berdasarkan pasal 41 UU no 12 tahun 2006 ini, anak-anak yang termasuk kategori di atas yang lahir sebelum UU ini diundangkan (sebelum 1 Agustus 2006) dan belum berusia 18 tahun atau belum menikah dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan mendaftarkan diri kepada Menteri melalui pejabat atau Perwakilan RI paling lambat empat tahun setelah UU ini berlaku. Tata cara pendaftaran sebagaimana tercantum di bawah ini. Sedangkan anak-anak yang termasuk dalam kategori diatas yang lahir setelah UU ini diundangkan (setelah 1 Agustus) dapat langsung mengajukan permohonan kewarganegaraan/pembuatan paspor RI ke perwakilan RI. Tata cara pendaftaran 1. Pendaftaran dilakukan oleh salah satu orang tua atau walinya dengan mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup. 2. Permohonan pendaftaran bagi anak yang bertempat tinggal di luar negeri diajukan kepada Menteri melalui kepala Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak. 3. Permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat: r Nama lengkap, alamat tempat tinggal salah seorang orang tua atau wali anak r Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta kewarganegaraan kedua orang tua. r Nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, status pernikahan anak serta hubungan hukum kekeluargaan anak dengan orang tua r Kewarganegaraan anak. 4. Permohonan pendaftaran dilampiri dengan: r Fotokopi akta kelahiran anak yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI r Surat pernyataan dari oang tua atau wali bahwa anak belum menikah r Fotokopi kartu tanda penduduk atau paspor orang tua anak yang masih berlaku yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI r Pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak enam lembar r Bagi anak yang lahir dari pernikahan yang sah harus melampirkan fotokopi kutifan akta pernikahan/buku nikah atau kutipan akta perceraian/surat talak atau keterangan/kutipan akta kematian salah seorang dari orang tua anak yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI r Bagi anak yang diakui atau yang diangkat harus melampirkan fotokopi kutipan akta pengakuan atau penetapan pengadilan tentang pengangkatan anak yang disahkan oleh pejabat yang erwenang atau perwakilan RI r Bagi anak yang sudah berusia 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah negara RI harus melampirkan fotokopi kartu tanda penduduk WNA yang disahkan oleh pejabat yang berwenang r Bagi anak yang belum wajib memiliki kartu tanda penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara RI melampirkan fotokopi kartu keluarga orang tua yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Pendidikan Kewarganegaraan| 11

5. Permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir (formulir pendaftaran anak untuk memperoleh kewarganegaraan RI) 6. Waktu pemrosesan kurang lebih 4 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran beserta lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI 7. Biaya pendaftaran Rp 500.000,- (sesuai PP No 19 Tahun 2007) 8. Permohonan pendaftaran anak hanya dapat diproses apabila telah diajukan secara lengkap kepada Perwakilan RI 2. Bagi yang telah kehilangan kewarganegaraan RI Berdasarkan pasal 41 UU no 12 tahun 2006, WNI yang bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan RI dianggap telah melepaskan kewarganegaraan RI. Kepada mereka dan WNI yang telah kehilangan kewarganegaraan RI sebelum UU no 12 tahun 2006 berlaku dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan cara mendaftarkan diri di Perwakilan RI dalam waktu paling lambat 3 tahun sejak UU no 12 tahun 2006 diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda. Tata cara pendaftaran 1. Permohonan mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada Perwakilan RI yang terdekat dengan tempat tinggal pemohon 2. Permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut. r Nama lengkap, alamat tempat tinggal pemohon r Tempat dan tanggal lahir serta status kewarganegaraan pemohon r Perkerjaan pemohon r Jenis kelamin pemohon r Status pernikahan pemohon r Nama isteri/suami pemohon r Nama anak usia pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah. 3. Permohonan pendaftaran harus dilampiri dengan: r Fotokopi kutipan akta kelahiran, surat kenal lahir, ijazah, atau surat-surat lain yang membuktikan tentang kelahiran permohonan yang disahkan oleh perwakilan RI r Fotokopi paspor RI, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat lain yang disahkan oleh perwakilan RI yang dapat membuktikan bahwa pemohon pernag menjadi WNI r Fotokopi kutipan akta pernikahan/buku nikah atau kutipan akta perceraian/surat talak atau kutipan akta kematian istri/suami pemohon yang disahkan oleh perwakilan RI bagi pemohon yang telah menikah atau bercerai r Fotokopi kutipan akta kelahiran anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah yang disahkan oleh perwakilan RI

Pendidikan Kewarganegaraan| 12

Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada NKRI, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas r Daftar riwayat hidup pemohon r Pas foto terbaru berwarna dengan ukuan 4 x 6 cm sebanyak enam lembar 4. Permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagiamana terlampir (formulir permohonan memperoleh kembali kewaganegaraan RI) 5. Pernyataan sebagaimana disebut dalam butir 3e dan 3f di atas menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir 6. Waktu pemrosesan kurang lebih 5 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran beserta lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI r

7.

Biaya pendaftaran Rp 500.000,- (sesuai PP no 19 tahun 2007)

Pendidikan Kewarganegaraan| 13

4. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa dan Bernegara
4.1. Hak-Hak Dasar Warga Negara
a. Menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara (pasal 26) b. Bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1) c. Memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak (pasal 27 ayat 2) d. Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (pasal 28) e. Mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai HAM (pasal 28A) f. Jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masingmasing (pasal 29 ayat 2) g. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 20) h. Mendapat pendidikan (pasal 31) i. Mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32) j. Berhak dalam mengembangkan usaha-usaha bidang ekonomi (pasal 33) k. Memperoleh jaminan pemeliharan dari pemerintah sebagai fakir miskin (pasal 34)

4.2. Kewajiban Dasar Warga Negara


a. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (pembukaan UUD 1945 alinea 1) b. Menghargi nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (pembukaan UUD 1945 alinea 2) c. Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (pembukaan UUD 1945 alinea 4) d. Setia membayar pajak untuk (negara pasal 23 ayat 2) e. Wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1) f. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1) g. Wajib menghormati bendera negara Indonesia sang merah putih (pasal 35) h. Wajib menghormati bahasa negara, bahasa Indonesia (pasal 36) i. Wajib menjunjung tinggi lambang negara garuda pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika (pasal 36 A) j. Wajib menghormati langu kebangsaan Indonesia Raya (pasal 36 B)

Pendidikan Kewarganegaraan| 14

Berikut ini merupakan perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1. Menghargai persamaan kedudukan negara dalam bidang politik a. Mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan partai politik b. Mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus atau anggota parpol c. Mendapatkan perlakuan yang sama dengan memperebutan jabatan politik d. Menggunakan hak pilihnya baik hak pilih aktif maupun pasif 2. Mengargai persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi a. Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha b. Mendapatkan kesempatan yang sama mengembangkan bisnis c. Hak yang sama dalam mendirikan badan usaha swasta d. Hak yang sama dalam mendapatkan akses bahan baku 3. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial budaya a. Hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan b. Hak yang sama dalam mengembangkan bakat dan minat c. Hak yang sama untuk mendapatkan pekerjaan d. Hak yang sama untuk mendapatkan penghidupan yang layak 4. Mendapatkan persamaann kedudukan warga negara dalam bidang hukum & pemerintah a. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum b. Hak mendapatkan perlindungan hukum c. Hak mendapatkan kesamaan untuk menduduki jabatan di pemerintahan d. Hak mendapatkan kesamaan untuk turut serta dalam pemerintahan 5. Mendapatkan hak kebebasan pribadi a. Hak mengeluarkan pendapat b. Hak memeluk agama c. Berganti agama atau keyakinan d. Hak untuk mendapatkan keturunan 6. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses peradilan a. Hak mendapatkan pengadilan yang efektif b. Hak untuk tidak ditahan, ditangkap atau diasingkan secara sewenang-wenang c. Hak mendapatkan pengacara dalam suatu kasus pidana d. Hak untuk mendapatkan keadilan

Pendidikan Kewarganegaraan| 15

5. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,


Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang penuh dengan keragaman suku, budaya, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Keaneka ragaman ini hendaknya dilihat sebagai pemicu untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukannya malah menimbulkan perpecahan. Berikut ini merupakan contoh persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan variabel pembeda : 1. Ras Ras adalah warna kulit yang menjadi ciri khas suku bangsa tertentu. Seseorang dengan ras tertentu terkadang memperoleh perlakuan yang menguntungkan atau merugikan. Perlu disadari bahwa semua manusia merupakan ciptaan tuhan yang memiliki hak yang sama oleh karena itu apapun warna kulitnya harus memiliki perlakuan yang sama dalam segala bidang. 2. Agama Di negara Indonesia terdapat 5 agama yang diakui secara resmi yaitu Islam, Kristen, Kristen Katolik, Budha, Hindu. Agama islam merupakan agama yang mayoritas bagi warga negara Indonesia tidak harus membuat segala kebijakan negara berdasarkan ajaran agama islam. Hal ini dibuktikan dengan sikap kebersamaan penduduk yang beragama islam terhadap penduduk yang beragama lain telah menciptakan suasana damai antar pemeluk agama di Indonesia 3. Gender Merupakan jenis kelamin yang menyebabkan perbedaan hak dan kewajiban pria dan wanita. Wanita dalam era modern seperti sekarang ini kesadaran pentingnya terhadap persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita, perbedaan yang memojokan salah satu gender semakin tidak kentara. Sudah sepantasnya wanita mendapatkan hak yang sama dengan pria dalam segala bidang, selama tidak mengorbankan kodratnya sebagai wanita dan tidak menyalahi ajaran agama. 4. Golongan Di Indonesia terdapat banyak golongan yang berbasis agama, partai politik ataupun organisasi. Apabila setiap golongan tidak menganggap golongannya yang paling benar atau yang paling baik dan tidak menganggap golongan lainnya salah atau buruk maka tercipta suasana damai dalam masyarakat. 5. Budaya & Suku Antara budaya & suku terjalin hubungan yang sangat erat. Di Indonesia terdapat sekitar 250 suku bangsa yang memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dan yang lainnya. perbedaan ini hendaknya diintegrasikan dan bukan diperbandingkan.

Pendidikan Kewarganegaraan| 16

Contoh mengenai persamaan kedudukan warga Negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku. Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras Kita dapat melihat bahwa orang kulit putih dan orang kulit hitam dapat bersahabat dan menjalani kehidupan bersama.

Persamaan kedudukan warga negara tanpa memebedakan agama Pertemuan lintas agama membuktikan bahwa tak ada perbedaan di antara warga negara yang memiliki perbedaan kepercayaan atau agama.

Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan gender Gender adalah jenis kelamin. Gambar di samping membuktikan bahwa tak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pekerjaan. Laki-laki dapat menjadi seorang menteri, begitu juga perempuan.

Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan golongan Pertemuan antara pejabat pemerintah tinggat provinsi dan pejabat pemerintah tingkat kabupaten. Pejabat-pejabat tersebut bekejasama dalam menciptakan kesejahteraan rakyat.

Pendidikan Kewarganegaraan| 17

Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan suku dan budaya Petemuan antara pejabat negara dengan suku Asmat membuktikan bahwa tak ada perlakuan berbeda dari pemerintah terhadap warga biasa dan warga suku tertentu. Mereka diperlakukan sama sebagai warga negara Indonesia. Kebudayaan yang dimiliki suku Asmat pun merupakan salah satu kekayaan bangsa.

Pendidikan Karakter
KD 1 : 1. Toleransi, menghargai perbedaan yang ada. Contohnya, kita tidak boleh memberi perlakuan yang berbeda pada warga negara asing yang sedang tinggal di Indonesia. 2. Bersahabat/komunikatif maksudnya kita harus bersikap baik kepada warga negara asing yang ada di Indonesia. KD 2 : 1. Ingin tahu. Sebagai seorang siswa sekaligus WNI kita harus tahu apa saja asas-asas tentang kewarganegaraan yang berlaku di Indonesia. 2. Gemar membaca. Untuk memenuhi rasa ingin tahu yang kita milki tentang asas-asas dan stelsel kewarganegaraan di Indonesia, kita harus gemar membaca. KD 3 : 1. Ingin tahu. Sebagai WNI kita harus mengetahui apa saja perundang-undangan tentang kewarganegaraan yang ada dan berlaku di Indonesia pada saat ini. 2. Tanggung jawab. Setelah mengetahui apa saja perundang-undangan yang ada dan berlaku saat ini, kita harus mematuhi perundang-undangan tersebut. KD 4 : 1. Tanggung jawab. Sebagai warga negara yang baik kita harus menghargai perbedaan yang ada sekaligus menghormati hak orang lain dan melaksanakan kewajiban yang kita miliki. Contohnya, memberi kesempatan pada orang lain untuk mengemukakan pendapat pada saat musyawarah. 2. Cinta damai, contohnya kita harus menghargai hak asasi orang lain agar tidak terjadi penyimpangan. KD 5 : 1. Toleransi, contohnya tidak memilih-milih teman atas dasar agama. 2. Ingin tahu. Contohnya, mencari tahu dan mempelajari kebudayaan dari daerah lain di Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan| 18

Rangkuman Warga negara yaitu mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu
negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau warga negara keturunan asing. Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Adapun menurut undang-undang kewarganegaraan RI kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan RI melalui permohonan Asas Ius Sanguinis, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan di mana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC). Asas Ius Soli, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika, dan lain-lain. Apatride, adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan. Bipatride, adalah adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Stelsel Aktif adalah cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara tertentu dengan melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu. Stelsel Pasif adalah cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara tertentu tanpa melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu. Hak Opsi adalah hak untuk memilih kewarganegaraan Hak Repudiasi adalah untuk menolak kewarganegaraan Pada dasarnya UU no 12 tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan pada anak dalam UU ini merupakan suatu pengecualian. Pokok materi yang diatur dalam UU no 12 tahun 2006 meliputi : siapa yang menjadi WNI, syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia, syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia, ketentuan pidana. Dalam Kehidupan bebangsa dan bernegara, tak ada perbedaan diantara warga negara. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama. Begitu pula halnya dengan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku.

Pendidikan Kewarganegaraan| 19

You might also like