You are on page 1of 20

Indikator Ekonomi Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang suatu keadaan dan merupakan refleksi dari

keadaan tersebut. Top Pencarian

Secara garis besar indikator yang digunakan untuk mengukur pembangunan meliputi berikut ini. a. Indikator ekonomi, di antaranya: 1. laju pertumbuhan ekonomi, yaitu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang; 2. Produk Nasional Bruto (Gross National Income/GNI) per kapita, yaitu pendapatan nasional bruto dibagi dengan jumlah populasi penduduk.

indeks rata-rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak; . 2. Indeks Mutu Hidup (Physical Quality Life Index/PQLI), yaitu indeks komposit (gabungan) dari tiga indikator, yaitu harapan hidup pada usia satu tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf.

DAMPAK PEMBANGUNAN PRASARANA TRANSPORTASI

Manfaat pembangunan prasarana transportasi


Pola pembangunanprasarana ini baik dikembangkan di tempat lain, karena manfaatnya menyebar di berbagai tempat dan meratakan pembangunan, sehingga lebih banyak masyarakat dapat merasakan pembangunan yg di prakarsai oleh pemerintah.

Produksi dan Konsumsi Energi


Produksi dan Konsumsi Energi Akses sumber energi untuk penggunaan masing-masing orang dipertimbangkan dari kebutuhan dasar manusia. Variasi penggunaan energi tersebar luas di sunia dan hal ini berkaitan dengan pembangunan sosial. Karena masyarakat berkembang secara ekonomis, maka tingkat kebutuhan energinya berubah. Masyarakat yang berbasis pertanian akan menggunakan lebih banyak lima kali energi daripada masyarakat pemburu, dan masyarakat berbasis teknologi setidaknya lebih dari lima puluh kali. Oleh sebab itu, karena perputaran ekonomi berkembang dari berbasis pertanian ke arah berbasis teknologi, maka rata-rata penggunaan energi dunia meningkat.

Pengaruh Positif dan Negatif Konsumsi Energi pada Kesehatan Produksi dan konsumsi energi memiliki pengaruh positf dan negatif yang signifikan pada kesehatan. Konsumsi energi meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dan hal ini berpengaruh pada perbaikan kesehatan, akses untuk pelayanan dan aktivitas sosial.

Penggersangan lahan (desertification)

Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah iklim kering (arid) dan setengah semi kering (semiarid). Degradasi lahan di wilayah ini menyebabkan terbentuknya gurun. Ini berarti telah terjadi kerusakan lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh.

Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan lahan merupakan masalah lingkungan pada decade sekarang. Selama berabad-abad para penggembala ternak berpindahpindah menjelajahi padang gembala bersama ternakternaknya. Cara hidup mereka member sedikit pengaruh terhadap kerusakan lahan. Akan tetapi, bila kegiatan ini digabung denagn kerusakan alam secara alami, maka akan berpengaruh besar terhadap pembentukan lahan gersang pada suatu wilayah. Beberapa penyebab penggersangan lahan sebagai berikut.

Kebijaksanaan Ketenagakerjaan
Kebijakan makro, sektoral dan regional yang mendukung pembangunan ketenagakerjaan. Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorientasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja melalui program-program penciptaan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja.

Proses pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan kepentingan pekerja memungkinkan pertumbuhan output yang diinginkan.. Stabilitas ekonomi makro mutlak diperlukan untuk mengembalikan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Agar pertumbuhan tersebut tidak mengabaikan kepentingan tenaga kerja, perlu diupayakan kebijaksanaan yang mendukung kondisi ekonomi makro seperti neraca perdagangan, pengendalian kurs mata uang, suku bunga, fiskal, mometer, investasi serta kebijaksanaan sektoral dan regional yang kondusif bagi penanaman modal.

Kegiatan pertanian
Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikiuti oleh kegiatan pertanian yang meningkat. Praktik-praktik pertanian yang buruk dengan menanami lahan secara terus menerus tanpa jeda memang mapu meningkatkan hasil panen. Hanya saja, keadaan ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan yang sudah tidak subur kemudian di tinggalkan. Vegetasi alami tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada lahan gersang karena tanah kekurangan makanan (unsur hara).

Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan pakan. Pertambahan jumlah hewan ternak telah meningkatkan kebutuhan lading penggembalaan untuk merumput. Hewan gembalaan juga menginjak-nginjak lahan dan memakan rumput yang tinggal sedikit. Lahan yang telah habis rumputnya akan kembali pulih setelah ditinggakan dan di beri cukup kesempatan untuk tumbuh. Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena hewan gembalaan yang telah meninggalkan lading penggembalaan digantikan oleh hewan gembalaan yang lain.

Penggunaan teknologi
Penggersangan di wilayah semiarid dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan teknologi irigasi modern. Di wilayah Afrika banyak disediakan sumur bor untuk para penggembala dibuat untuk mendapatkan air tanah. Sumur-sumur ini telah menarik para penggembala dan hewan gembalaanya untuk minum dan merumput. Kemudahan mendapatkan air menyebabkan para penggembala tinggal di wilayah itu. Kaki-kaki hewan yang menginjak tanah turut menekan lahan dan memadatkan tanah. Degradasi lahan telah di perburuk oleh hewan-hewan gembala yang menginjaknginjak lahan subur di lingkungan sekitar.

Sebenarnya jika penggembala di lakukan dengan sistem rotasi seperti pada penanaman tanaman pertanian, resiko kerusakan tanah bias diperkecil. Lahan dibiarkan istirahat agar vegetasi alami bias tumbuh kembali, akhirnya pengembalian ketersediaan unsur hara dalam tanah berlangsung lebih cepat.

Vegetasi berkurang
Peningkatan jumlah hewan dan manusia mempengaruhi penurunan jumlah vegetasi. Kegiatan pencarian kayu bakar dan hewan-hewan gembala yang merumput menyebabkan jumlah vegetasi berkurang dengan cepat. Ketika lahan menjadi gundul dan terbuka karena pertumbuhan penutupnya hilang, maka angin dan hujan mudah mengerosi lapisan tanah atas yang subur. Lahan yang tererosi tidak dapat menanam dan meresapkan air hujan ke dalam tanah. Kondidi ini menimbulkan lahan gersang sehingga vegetasi tidak dapat tumbuh subur dan lahan menjadi sepi dari kehidupan.

Data Produk Nasional Bruto (Gross Domestic Produck

tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen dibandingtahun 2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2010

Analisa Keterkaitan Antara Jumlah Penduduk, GDP, Konsumsi Energi,dan Cadangan Sumber Energi. Tercatat bahwa jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yaitu dari 2005,1juta pada tahun 2000 dan akan menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Hal ini perlu diwaspadaibagi seluruh masyarakat kita akan penggunaan energi dan kebutuhan sehariharinya. Jikapertumbuhan penduduk ini tidak diimbangi dengan ketahanan ekonomi maka akan menjadimasalah untuk masa mendatang. Ada hal yang menarik dengan laju pertumbuhan untuk pulaujawa yang semakin menurun dan terjadi kenaikan laju pertumbuhan untuk daerah sumatera dan

You might also like