You are on page 1of 4

http://asaFN2.wordpress.

com

Ketidakpastian Pada Pengukuran

Ketidakpastian pada pengukuran disebabkan adanya kesalahan baik si pengukur maupun alat ukurnya.

Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar xo.

Ada 3 macam kesalahan, yaitu :

1. Kesalahan umum/keteledoran, kesalahan disebabkan si pengamat antara lain kurang terampil dengan alat yang dipakai 2. Kesalahan Acak, kesalahan disebabkan fluktuasi-fluktuasi halus diantaranya gerak molekul udara, fluktuasis tegangan PLN, getaran, dll. Kesalahan acak menghasilkan simpangan yang tidak dapat diprediksi terhadap nilai benarnya (xo) sehinga peluangnya diatas atau dibawah nilai benar. Kesalahan acak tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan mengambil nilai rata-rata hasil pengukuran. 3. Kesalahan Sistematis, kesalahan oleh kalibrasi alat, kesalahan titik nol, kesalahan komponen dan kesalahan arah pandang/paralaks. Kesalahan sistematis yang besar menyebabkan pengukuran tidak akurat.

Perbedaan Hasil Pengukuran yang akurat dan presisi !!

Hasil pengukuran dikatakan akurat bila nilai rata-rata hasil pengukuran mendekati/ hamper sama dengan nilai yang benar. Bila nilai rata-rata jauh dari nilai benar maka hasil pengukuran dikatakan tidak akurat.

Contoh :

Nilai benar panjang benda adalah 8,24 cm. Lima kali dilakukan pengukuran berulang didapatkan data pengukuran (1). 8,20 (2). 8,22 (3). 8,20 (4). 8,28 dan (5). 8,25. Nilai rata-rata hasil pengukuran didapatkan dari ((8,20 + 8,22 + 8,20 + 8,28 + 8,25)/5) = 8,23 cm. Maka nilai rata-rata hasil pengukuran tersebut dikatakan akurat karena mendekati nilai benar yaitu 8,24

Sedangkan hasil pengukuran dikatakan presisi bila data hasil pengukuran terpencar dekat dengan nilai rata-rata hasil pengukuran sebagaimana contoh diatas.

Bila hasil lima kali pengukuran diatas didapatkan (1). 8,35 (2). 8,42 (3). 7,95 (4). 7.95 dan (5). 8,50. Nilai rata-rata hasil pengukuran 8,23 cm, maka dikatakan tidak presisi karena penyebaran hasil pengukuran terpancar jauh dari nilai rata-ratanya walaupun nilai rataratanya mendekati nilai sebenarnya.

Kekurangakuratan hasil pengukuran dimungkinkan akibat kesalahan sistematis yang besar dan ketidakpresisian hasil pengukuran akibat kesalahan acak yang besar !

PELAPORAN HASIL PENGUKURAN Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai berikut : x= xo x Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar xo dan x adalah ketidakpastiannya.

PENGUKURAN TUNGGAL Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja, adapun ketidakpastian pada pengkuran tunggal sitetapkan sama dengan setengah skala terkecil ( x = x skala terkecil)

Mistar Ketidakpastian mistar ( x) adalah 0,05 cm atau 0,5 mm. Pada saat pengukuran ujung benda yang diukur berada pada 5,4 cm lebih, maka besar x dilaporkan dalam 3 angka atau dua decimal karena x = 0,05 cm terdiri atas dua decimal. Karena 5,4 lebih maka xo dituliskan 5,45 cm Sehingga laporan hasil pengukuran dituliskan :

x = ( xo x) x = (5,45 0,05) cm

artinya kita tidak tahu nilai benar xo, akan tetapi xo berada di sekitar 5,40 cm (x = (5,45 0,05)cm) dan 5,50 cm (x = (5,45 + 0,05) cm.

Jangka Sorong Ketidakpastian Jangka Sorong ( x) adalah 0,005 cm atau 0,05 mm. Pada saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 cm lebih, dan skala nonius garis berimpit membentuk garis lurus pada 25, maka skala nonius (25 x 0,005) cm = 0,125 cm sehingga xo dilaporkan xo = 5,4 cm + 0,125 cm xo = 5,525 cm Karena x jangka sorong 0,005 cm maka pelaporan hasil pengukuran adalah

x = ( xo x) x = (5,525 0,005) cm

Mikrometer Sekrup Ketidakpastian mikrometer sekrup ( x) adalah 0,0005 cm atau 0,005 mm. Pada saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 mm lebih, dan skala nonius garis mendatar pada selubung luar pada garis ke 47. Maka skala nonius (47 x 0,005) mm = 0,235 mm

sehingga xo dilaporkan xo = 5,4 mm + 0,235 mm xo = 5,635 mm Karena x micrometer sekrup 0,005 mm maka pelaporan hasil pengukuran adalah

x = ( xo x) x = (5,635 0,005) mm

You might also like