You are on page 1of 25

BAB 4.

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : ............................................................................... : Geografi : XII (dua belas)/2 (dua) : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan : 3.1. Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota : - Mendeskripsikan pengertian serta ciri-ciri desa dan kota - Mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan perkembangan desa dan kota - Mengidentifikasi ciri-ciri struktur desa dan kota - Menganalisis model-model teori struktur spasial kota - Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya interaksi spasial desa kota - Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah : 5 x 3 JP

Alokasi Waktu

A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu untuk: Menjelaskan pengertian desa dan kota Mendeskripsikan ciri-ciri desa dan kota Menjelaskan potensi desa Menganalisis kaitan antara potensi desa dengan perkembangan desa dan kota Membandingkan ciri-ciri struktur desa dan kota Menganalisis model-model teori struktur spasial kota Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya interaksi spasial desa kota Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah B. Materi Pembelajaran Pengertian Desa dan Kota Ciri-ciri Desa dan Kota Potensi Desa Struktur Ruang Desa dan Kota Interaksi Desa dan Kota

C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit Memberi salam dan mengabsen. Guru menyampaikan silabus pembelajaran selama satu semester. Apersepsi materi: guru menanyakan pengalaman siswa ketika melakukan mudik ke kampung halaman masing-masing. Menceritakan tentang perbedaan suasana antara desa dan kota.

2. Kegiatan Inti: 105 menit Guru menjelaskan secara garis besar mengenai pengertian desa dan kota dari berbagai pendapat ahli. Bersama-sama merumuskan pengertian desa dan kota dari berbagai referensi. Secara individu, siswa menggali informasi mengenai ciri-ciri desa dan kota. Tanya jawab tentang ciri-ciri desa dan kota. Secara mandiri, siswa mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan perkembangan desa dan kota. Membuat karangan analitis mengenai kaitan antara potensi desa dengan perkembangan desa dan kota. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menanyakan aspek fisik dan aspek sosial dalam geografi dan mengaitkannya dengan potensi desa. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Secara berkelompok, menentukan wilayah tempat tinggal berdasarkan peta penggunaan lahan wilayah tempat tinggalmu apakah termasuk wilayah kota atau desa (Analitika hal 71). Analisis dibuat dalam bentuk karangan analitis. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karangan analitis kelompok masingmasing. Kelompok lain diminta menanggapi. Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok. Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan. Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar mengenai struktur ruang desa dan kota dengan menggunakan gambar atau chart. 2. Kegiatan Inti: 90 menit Secara berkelompok, mengidentifikasi struktur ruang kota tempat tinggal dan menganalisis model-model teori struktur spasial kota yang sesuai dengan struktur kota tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing. Kelompok lain diminta menanggapi. Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok. Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan. Penugasan kelompok, mendiskusikan Analitika hal 83 - 84. Buatlah laporan hasil diskusi kelompokmu, kemudian presentasikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keempat 1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: tanya jawab tentang interaksi antara desa dan kota. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Setiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing. Kelompok lain diminta menanggapi. Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok. Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan. Pertemuan Kelima 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan interaksi antarwilayah. 2. Kegiatan Inti: 110 menit Guru menjelaskan cara menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah. Secara individu, siswa mengerjakan soal latihan menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah. Secara berkelompok, mendiskusikan soal aktivitas pada buku sumber hal 88. Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok. Melakukan refleksi materi yang telah dibahas. Menarik kesimpulan materi. Penugasan individu, mengerjakan soal evaluasi hal 90 - 92. Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar Buku sumber Geografi SMA ESIS Buku-buku penunjang yang relevan Peta Indonesia Peta penggunaan lahan di wilayah tempat tinggal Gambar atau chart OHP atau Slide Proyektor Internet Media cetak : Portofolio : Karangan Analitis

F. Penilaian Teknik Tagihan

Rubrik Penilaian Karangan*)


Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Pengantar menunjukkan isi Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik Isi menunjukkan penjelasan tentang masalah yang dikaji Isi menunjukkan analisis siswa terhadap masalah tersebut Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir Penutup disajikan dengan bahasa yang baik Nilai rata-rata Komentar
Kriteria Penilaian: Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang

Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Teknik Tagihan

: Unjuk Kerja : Presentasi Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Presentasi*) Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi Partisipasi dalam presentasi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata Komentar

*Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan!

Teknik Bentuk tagihan

: Unjuk kerja : Diskusi

Rubrik Penilaian Diskusi *)


Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik Keaktifan Nilai rata-rata Komentar * Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan! Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 90 - 91 (skor 1 s/d 10) - Essai dan Soal Terapan hal 91 (skor jawaban betul 3, mendekati skor 1) - Skala Sikap hal 92.

Kunci Jawaban I. Pilihan Ganda 1. a 2. e 3. b 4. d 5.

6. d 7. c 8. b 9. a 10. e

II. Essai 1. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dilihat dari aspek fisik, manusia, maupun budaya. Karena itulah potensi masing-masing wilayah adalah beragam. 2. Terdapatnya perbedaan pola atau bentuk perkampungan di Indonesia dengan beberapa negara maju disebabkan oleh luas kepemilikan lahan petani. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa Barat umumnya memiliki pola permukiman terpencar di daerah perkampungan. Umumnya permukiman dengan bentuk seperti ini dihuni oleh petani yang memiliki luas lahan yang besarnya mencapai puluhan hektar dan saling berjauhan satu sama lain. Walaupun tinggal berjauhan atau menyendiri, pertanian yang mereka garap dilengkapi dengan gudang, peralatan pertanian modern, penggilingan, lumbung padi, dan kandang ternak. Jika memerlukan tenaga kerja, mereka dapat memperolehnya dari perkampungan lain yang berpola terpusat. Bila dibandingkan dengan pola perkampungan di Indonesia, rata-rata luas kepemilikan lahan pertanian di Jawa yang hanya 0,25 hektar/petani. Pertanian di Indonesia digarap masih dengan menggunakan peralatan sederhana, banyak yang masih memanfaatkan kerbau. Mereka pun tidak semuanya memiliki alat penggilingan dan lumbung padi sendiri, sehingga harus

3.

4.

5.

menyewa ke petani lain. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani Indonesia lebih besar dibandingkan keuntungan yang mereka dapatkan dari penjualan padi tersebut. Dampak permukiman terhadap aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Semakin sempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan, membawa dampak terhadap semakin terbatasnya peluang kerja pada sektor pertanian. Adat dan kebiasaan serta gaya hidup penduduk kota yang pindah ke desa, sebagian akan ditiru oleh penduduk desa. Adat dan kebiasaan penduduk kota dan desa tidak selamanya bisa diterima oleh penduduk desa. Penduduk pendatang dari kota biasanya memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda dengan penduduk desa. Permukiman baru di daerah pedesaan seringkali terpisah dari permukiman asli. Dampak permukiman terhadap aspek biotik akan mengubah habitat berbagai makhluk hidup yang sudah ada di tempat tersebut. Jika habitatnya telah rusak, maka dapat terjadi beberapa kemungkinan berikut. Terjadi migrasi beberapa jenis spesies hewan ke habitat lain yang mampu memberikan perlindungan dan makanan. Adaptasi sejumlah spesies dengan lingkungan baru yaitu lingkungan permukiman. Semakin berkurangnya jumlah populasi hewan dan tumbuhan tertentu yang tidak mampu beradaptasi pada lingkungannya yang baru karena berkurangnya makanan dan semakin terbatasnya habitat yang sesuai. Sejumlah spesies mati atau bahkan punah karena hilangnya sumber makanan. Hilangnya spesies pemangsa seperti ular, harimau, dan hewan lainnya yang dianggap membahayakan manusia. Interaksi antara Kota A dan Kota B dapat dihitung sebagai berikut. IAB = k PA PB (dAB)2 = 1 (2.000) (1.750) (56)2 = 3.500.000 = 1116 3.136 Interaksi antara Kota B dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IBC = k PB PC (dBC)2 = 1 (1.750) (1.500) (47)2 = 2.625.000 = 1188 2.209 Interaksi antara Kota A dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IAC = k PA PC (dAC)2 = 1 (2.000) (1.500) (46)2 = 3.000.000 = 1418

2.116 Jika kekuatan interaksi antara Kota A dengan B dibandingkan dengan Kota B dan C dan Kota A dengan C adalah 1,1 : 1,2 : 1,4. Jadi, kekuatan interaksi Kota A dan C lebih besar dibandingkan Kota A dengan B dan Kota B dan C. III. Soal Terapan 1. Terjadinya urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. 2. Berdasarkan Teori Konsentris wilayah pinggiran Jakarta, yaitu Bodetabek termasuk zona penglaju. Bodetabek merupakan tempat tinggal mereka yang memiliki pekerjaan di Jakarta. Setiap harinya, penduduk di wilayah tersebut menggunakan berbagai jenis kendaraan menuju tempat pekerjaan masing-masing. 3. Berdirinya berbagai tipe permukiman seperti apartemen, rumah susun, serta perumahan mulai dari perumahan kelas atas/ eksekutif hingga perumahan kumuh bermunculan di daerah perkotaan. IV. Skala Sikap Rubrik Penilaian Skala Sikap
Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Pemahaman tentang materi Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis Nilai rata-rata Komentar
Kriteria Penilaian: Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang

Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Mengetahui, Kepala Sekolah/Yayasan ..

., .. Guru Geografi

____________________________ NIP/NRK.

_________________________ NIP/NRK.

BAB 5. KONSEP WILAYAH, PEWILAYAHAN, DAN PERTUMBUHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : ............................................................................... : Geografi : XII (dua belas)/2 (dua) : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan : 3.2. Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah : - Merumuskan konsep wilayah dan pewilayahan - Mengidentifikasi wilayah yang termasuk wilayah formal dan atau fungsional - Membedakan generalisasi dan klasifikasi wilayah - Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan - Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect - Menentukan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan - Mengungkapkan fase-fase pertumbuhan wilayah - Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan - Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia - Menunjukkan pada peta tentang pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia - Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial budaya masyarakat : 6 x 3 JP

Alokasi Waktu

A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu untuk: Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan Mengidentifikasi karakteristik wilayah formal dan fungsional Membandingkan perbedaan generalisasi dan klasifikasi wilayah Mendeskripsikan pengertian pusat pertumbuhan Menyebutkan hal-hal yang memengaruhi perkembangan suatu wilayah Mengidentifikasi perbedaan spread effect dan backwash effect Mengidentifikasi batas-batas wilayah pusat pertumbuhan Mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah Menganalisis perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan Mendeskripsikan penerapan konsep pewilayahan di Indonesia Menyebutkan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia Menemutunjukkan pada peta tentang wilayah pusat pertumbuhan di Indonesia Menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial - budaya masyarakat

B. Materi Pembelajaran - Wilayah Formal dan Fungsional - Pusat dan Batas Wilayah Pusat Pertumbuhan - Teori Tempat yang Sentral - Teori Kutub Pertumbuhan - Penerapan Konsep Pewilayahan di Indonesia C. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi, tanya jawab, inquiry, life skills, dan penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keenam 1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: tanya jawab perbedaan antara daerah, wilayah, dan kawasan. 2. Kegiatan Inti: 80 menit Guru menjelaskan tentang konsep wilayah dan pewilayahan secara garis besar dari berbagai sumber dengan menggunakan peta konsep. Siswa mencermati konsep wilayah dan pewilayahan dari buku sumber. Mengidentifikasi kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan fungsional. Bersama-sama mendiskusikan perbedaan generalisasi dan klasifikasi wilayah. 3. Kegiatan Penutup: 35 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menyimpulkan materi yang telah dibahas. Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Melakukan post test selama 20 menit. Pertemuan Ketujuh 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menanyakan kembali materi pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Tanya-jawab tentang pengertian pusat pertumbuhan. Secara berkelompok, mendiskusikan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan dan mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah (hal 101 102). Setiap kelompok mengemukakan hasil diskusi masing-masing. Kelompok lain memberikan tanggapan. Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menarik kesimpulan materi. Penugasan kelompok, membuat makalah mengenai wilayah-wilayah pusat pertumbuhan di Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial-budaya masyarakat. Kemudian kelompok membuat alat peraga berupa peta untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia. Tugas ini dipresentasikan dua pertemuan berikutnya. Pertemuan Kedelapan

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: tanya jawab tentang hal-hal yang memengaruhi perkembangan suatu wilayah. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Guru menjelaskan secara garis besar tentang Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan. Secara individu, siswa mencari dan mencermati Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan dari berbagai referensi di internet atau perpustakaan dan membuat karangan analitis berdasarkan hasil temuan tersebut. Tanya jawab mengenai Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan berdasarkan hasil temuan siswa. 3. Kegiatan Penutup: 15 menit Menyimpulkan materi yang telah dibahas. Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Pertemuan Kesembilan 1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang penerapan konsep pewilayahan di Indonesia. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta. Kelompok lain memberikan tanggapan. Mendiskusikan penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial-budaya masyarakat. Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi. 3. Kegiatan Penutup: 15 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menarik kesimpulan materi. Pertemuan Kesepuluh 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menanyakan kembali mengenai materi yang telah didiskusikan pada pertemuan kesembilan. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Melanjutkan diskusi kelompok mengenai penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial - budaya masyarakat. Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta. Kelompok lain memberikan tanggapan. Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menyimpulkan materi yang telah dibahas. Mereview materi yang telah dibahas.

Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan Kesebelas 1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: tanya jawab mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan perkembangan antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. 2. Kegiatan Inti: 70 menit Penugasan secara individu, mengerjakan soal evaluasi hal 104 - 106. Membahas soal evaluasi hal 104 106. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Mereview materi yang telah dibahas. Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar - Buku sumber Geografi SMA ESIS - Buku-buku penunjang yang relevan - Peta Indonesia - Peta Wilayah Pusat Pertumbuhan - OHP atau Slide Proyektor - Internet - Media cetak F. Penilaian

Teknik Bentuk tagihan


Aspek yang dinilai

: Unjuk kerja : Diskusi


Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Diskusi Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik Keaktifan Nilai rata-rata Komentar
Kriteria Penilaian: Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang

Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Teknik Tagihan Tema

: Tugas Kelompok : Makalah : Penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosialbudaya masyarakat Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Makalah*) Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan menyusun makalah secara sistematis Kelengkapan makalah disertai dengan gambar dan daftar pustaka Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan makalah Orisinalitas makalah Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi! Teknik Tagihan : Unjuk Kerja : Presentasi Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Presentasi*) Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi Partisipasi dalam presentasi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

Penilaian Produk: membuat Peta Pusat Pertumbuhan di Indonesia Rubrik Penilaian Produk*) Aspek yang dinilai Kelengkapan komponen peta Kerapihan dan kejelasan isi peta Pemakaian warna yang sesuai Kebersihan dan kerapihan peta Nilai rata-rata Komentar * Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi! Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 104 - 105 (skor 1 s/d 10) - Essai dan Soal Terapan hal 106 (skor jawaban betul 3, mendekati skor 1) - Skala Sikap hal 106. Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Kunci Jawaban I. Pilihan Ganda 1. c 2. d 3. b 4. d 5.

6. d 7. b 8. 9. c 10. b

II. Essai 1. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal. 2. Sistem perwilayahan berdasarkan fenomena geografis. Penggolongan wilayah menurut keadaan alam dibedakan menjadi tiga, yaitu menurut iklim, relief, dan sebaran vegetasi. a. Penggolongan wilayah menurut iklim, misalnya wilayah tropis dan wilayah subtropis. b. Penggolongan wilayah menurut relief, misalnya wilayah dataran rendah, wilayah dataran tinggi, wilayah pegunungan, dan wilayah pantai.

3.

4.

5.

c. Penggolongan wilayah menurut sebaran vegetasi, misalnya wilayah hutan hujan tropis, wilayah sabana, dan wilayah hutan musim. Penggolongan wilayah menurut tingkat kebudayaan, misalnya wilayah permukiman, wilayah agraris, wilayah pertanian, dan wilayah perkotaan. Teori Kutub Pertumbuhan yang dikemukakan oleh Perroux menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap bidang kehidupan adalah meningkatkan perkembangan ekonomi dalam bentuk memberikan peluang kerja di berbagai sektor dan adanya gerakan atau barang yang berdampak terhadap kemajuan sarana dan prasarana transportasi, perdagangan, dan jasa. Perubahan sosial budaya masyarakat dapat terjadi dalam bentuk adanya motivasi masyarakat untuk berlomba memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi dalam bentuk kompetisi untuk mencari pekerjaan, serta akulturasi dan asimilasi nilainilai budaya. Perbedaan perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan jaringan transportasi. Keempat faktor tersebut harus saling berkesinambungan guna mendukung perkembangan suatu wilayah. Jika keempat faktor tersebut tersedia dan memadai, maka wilayah yang bersangkutan dapat berkembang dengan cepat. Sebaliknya, jika keempat faktor tersebut tidak tersedia dan dalam kondisi yang memadai, maka wilayah yang bersangkutan mengalami perkembangan yang lambat. Namun, sebenarnya faktor utama dalam perkembangan suatu wilayah adalah sumber daya manusianya. Contoh Singapura, negara ini tidak didukung oleh kondisi geografis dan sumber daya alam yang memadai, namun sumber daya manusia Singapura sangat berkualitas sehingga mampu mendukung perkembangan negara tersebut.

III. Soal Terapan 1. Wilayah Bekasi, Tangerang, dan Depok dahulu merupakan wilayah perdesaan. Namun, dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, maka ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan yang cepat. Berdasarkan Teori Pusat Pertumbuhan dari Perroux, bahwa perkembangan kota Jakarta sebagai pusat pertumbuhan menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Depok. 2. Potensi wisata pantai, nelayan, dan tambak. 3. Proses pembangunan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan jaringan transportasi. Wilayah Papua, di Indonesia Bagian Timur mengalami perkembangan yang lambat dikarenakan kondisi geografis dengan bentuk medan yang tidak rata menyebabkan sulitnya pembangunan jaringan transportasi. Selain itu, pengaruh pola kebudayaan masyarakat di Papua masih tradisional yang tertutup terhadap perubahan mengakibatkan daerah tersebut sulit untuk dikembangkan. Tingkat pendidikan, kesehatan, dan ketrampilan masyarakatnya pun masih rendah,

apalagi dengan sering terjadinya konflik antarsuku bangsa di Papua menyebabkan terhambatnya pembangunan di wilayah tersebut.

IV. Skala Sikap Rubrik Penilaian Skala Sikap


Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Pemahaman tentang materi Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis Nilai rata-rata Komentar
Kriteria Penilaian: Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang

Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Mengetahui, Kepala Sekolah/Yayasan ..

., .. Guru Geografi

____________________________ NIP/NRK.

_________________________ NIP/NRK.

BAB 6. POLA WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : ............................................................................... : Geografi : XII (dua belas)/2 (dua) : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan : 3.3. Menganalisis wilayah atau pewilayahan negara maju dan negara berkembang : - Mengidentifikasi ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang - Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang - Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah di negara maju dan negara berkembang - Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia : 7 x 3 JP

Alokasi Waktu

A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu untuk: Mengkaji ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang dari berbagai referensi Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang Menganalisis model-model pengembangan wilayah di negara maju dan negara berkembang Menganalisis pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia B. Materi Pembelajaran - Indikator Negara Maju dan Negara Berkembang - Contoh-contoh Negara Maju dan Negara Berkembang - Model Pengembangan Wilayah di Negara Maju dan Negara Berkembang - Pola Pembangunan atau Pengembangan Wilayah Indonesia C. Metode Pembelajaran Ceramah, inquiry, diskusi, tanya jawab, dan penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menanyakan pengertian negara maju dan negara berkembang. 2. Kegiatan Inti: 90 menit Tanya jawab tentang ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang. Secara individu, siswa menyebutkan contoh-contoh negara maju dan negara berkembang. Bersama-sama menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi contoh negara yang disebutkan oleh siswa digolongkan sebagai negara maju dan negara berkembang. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit

Melakukan refleksi materi yang telah dibahas. Menarik kesimpulan diskusi. Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok secara acak. Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai contoh negara maju dan negara berkembang beserta karakteristik negara tersebut. Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya serta dipresentasikan. Pertemuan Ketiga belas dan Keempat belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menanyakan tentang makalah kelompok. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai contoh negara maju dan negara berkembang beserta karakteristik negara tersebut. Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi. Kelompok lain memberikan tanggapan. Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan. Pertemuan Kelima belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang pola bentuk kota di negara maju dan negara berkembang. 2. Kegiatan Inti: 80 menit Guru membagi kelas menjadi empat kelompok. Setiap kelompok menganalisis beberapa model pengembangan wilayah negara maju dan negara berkembang dengan menggunakan gambar pola bentuk kota di negara maju dan negara berkembang. Membuat laporan hasil diskusi kelompok. Setelah berdiskusi, tiap kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok lain diminta menanggapi. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menarik kesimpulan diskusi. Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai pola pembangunan atau pengembangan wilayah di Indonesia. Tugas ini dibagi untuk empat kelompok, yaitu tiap kelompok mengkaji pola pembangunan atau pengembangan wilayah berdasarkan WPU di Indonesia. Tugas ini dikumpulkan dan dipresentasikan pada dua kali pertemuan berikutnya. Pertemuan Keenam belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 45 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru memberikan soal pre test berdasarkan soal-soal yang terdapat dalam Uji Penguasaan Materi pada buku sumber hal 112, 128, 132, 136, dan 150 ke dalam dua bentuk soal. 2. Kegiatan Inti: 80 menit

dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia. Membuat karangan analitis tentang kendala yang dihadapi Indonesia dan pendapat siswa mengenai upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok negeri. Guru menunjuk secara acak siswa yang akan membacakan hasil karangan analitisnya mengenai kendala yang dihadapi Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok negeri. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit Bersama-sama menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.. Pertemuan Ketujuh belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru menceritakan mengenai kendala-kendala yang dihadapi Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang merata. 2. Kegiatan Inti: 100 menit Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai pola pembangunan atau pengembangan wilayah berdasarkan Wilayah Pembangunan Utama di Indonesia. Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi. Kelompok lain memberikan tanggapan. Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi. 3. Kegiatan Penutup: 20 menit Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi. Menarik kesimpulan diskusi. Penugasan secara individu, mengerjakan soal Evaluasi hal 151 153. tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan Kedelapan belas 1. Kegiatan Pendahuluan: 30 menit Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi: guru mereview kembali materi yang telah dibahas selama semester dua dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami. 2. Kegiatan Inti: 90 menit Membahas soal Evaluasi 151 153 Secara individu, siswa mengerjakan Evaluasi Semester 2 hal 154 156. 3. Kegiatan Penutup: 15 menit Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar - Buku sumber Geografi SMA ESIS - Buku-buku penunjang yang relevan - Peta, Atlas, dan Globe - Peta konsep - World Population Data Sheet 2006 - Gambar model pengembangan wilayah - Gambar pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia

Secara individu, siswa mencermati dan mengidentifikasi upaya-upaya yang

OHP atau Slide Proyektor Internet Media cetak : Tugas Kelompok : Makalah Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

F. Penilaian Teknik Tagihan

Rubrik Penilaian Makalah Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan menyusun makalah secara sistematis Kelengkapan makalah disertai dengan gambar dan daftar pustaka Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan makalah Orisinalitas makalah Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian: Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang

Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Teknik Tagihan

: Unjuk Kerja : Presentasi Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Presentasi*) Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi Partisipasi dalam presentasi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah! Teknik Bentuk tagihan : Unjuk kerja : Diskusi Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Rubrik Penilaian Diskusi Aspek yang dinilai Kemampuan mengidentifikasi masalah Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi Partisipasi dalam diskusi Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

Teknik Bentuk tagihan

: Portofolio : Karangan Analitis

Rubrik Penilaian Karangan*)


Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)

Pengantar menunjukkan isi Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik Isi menunjukkan penjelasan tentang kendala yang dihadapi Indonesia dalam memeratakan pembangunan Isi menunjukkan pendapat siswa tentang upaya yang dapat dilakukan untuk memeratakan pembangunan di Indonesia Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir Penutup disajikan dengan bahasa yang baik Nilai rata-rata Komentar * Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah! Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 151 - 152 (skor 1 s/d 10) - Essai dan Soal Terapan hal 152 - 153 (skor jawaban betul 3, mendekati skor 1) - Skala Sikap hal 153.

Kunci Jawaban I. Pilihan Ganda 1. d 2. b 3. c 4. a 5. a

6. a 7. a 8. a 9. a 10. a

II. Essai 1. Indikator suatu negara dapat digolongkan sebagai negara maju atau negara berkembang, diantaranya adalah tingkat pendapatan per kapita, tingkat kesehatan, pendidikan, angka harapan hidup, tingkat pertumbuhan penduduk, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan upaya pengolahan sumber daya alam. 2. Selain dilihat dari tingkat pendapatan per kapita juga harus diperhatikan bagaimana kualitas sumber daya manusia dan cara pengolahan sumber daya alam negara yang bersangkutan. 3. Berkembangnya Inggris dan Jerman menjadi negara maju tidak lepas dari tingginya kebudayaan yang dimiliki serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya mendorong pertumbuhan

ekonomi Inggris hingga saat ini. Sementara kekayaan sumber daya alam Jerman, terutama barang tambang, mendukungnya pada kemajuannya saat ini. 4. Kekuatan pemerintahan yang mampu mengontrol pembangunan negara Cina mendorong kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian Cina. 5. Pertanian masih merupakan tulang punggung perekonomian Brasil. Kayu, gula, kakao, karet, kapas, kopi, dan tembakau merupakan hasil utama pertanian dan menjadi komoditas ekspor Brasil. III. Soal Terapan 1. Berdasarkan letak geografisnya, daerah-daerah kota besar tersebut merupakan daerah pesisir pantai. Daerah pesisir pantai merupakan posisi yang strategis yang menyebabkan suatu tempat menjadi daerah persinggahan dan akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan, industri dan jasa. 2. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap Indonesia Bagian Timur, yang terpusat hanya terhadap wilayah Indonesia Bagian Barat. 3. Aspek sosial geografi, yaitu kondisi sosial budaya masyarakat Kalimantan masih tradisional sehingga menghambat perkembangan daerah tersebut. IV. Skala Sikap Rubrik Penilaian Skala Sikap Aspek yang dinilai Pemahaman tentang materi Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis Nilai rata-rata Komentar
Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang Nilai kuantitatif 4 > 80 3 68 - 79 2 56 - 67 1 < 55

Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan)

Penilaian Evaluasi

: - Pilihan ganda hal 154 - 156 (skor 1 s/d 25) - Essai hal 156 (skor berbeda tiap bobot soal)

Kunci Jawaban Evaluasi Semester 2 I. Pilihan Ganda 1. c 6. d 2. c 7. c 3. c 8. d 4. b 9. b 5. b 10. d

11. c 12. e 13. b 14. a 15. c

16. a 17. e 18. b 19. 20. c

21. 22. 23. d 24. c 25. b

II. Essai 1. Perbedaan antara desa dan kota dalam hal kependudukan antara lain terletak pada hubungan sosial masyarakat dimana jika di daerah desa bersifat kekeluargaan sedangkan di kota bersifat individualis. Struktur lapisan sosial di desa bersifat tertutup sedangkan di kota bersifat terbuka. Biasanya di desa, tradisi masih dipegang teguh sedangkan di kota masyarakatnya tidak lagi memegang teguh tradisi. 2. Adanya perbedaan potensi di masing-masing desa menyebabkan adanya perbedaan tingkat perkembangan antara desa-desa tersebut. Berdasarkan tingkat perkembangannya, desa dapat dibedakan atas desa terbelakang, desa sedang berkembang, dan desa maju. Tingkat kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini. Potensi desa, baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya. Interaksi desa dengan kota dalam berbagai bentuk, sehingga memacu perkembangan desa. Lokasi desa, menyangkut jarak antara desa dengan daerah lainnya yang lebuh maju. 3. Karena beragamnya jenis lapangan pekerjaan yang terdapat di perkotaan menarik penduduk desa untuk bermigrasi ke kota. Selain itu, adanya ketersediaan sarana dan prasarana sosial di kota seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi, olahraga, dan sebagainya juga menarik terjadinya urbanisasi. 4. Struktur ruang desa biasanya lebih sederhana. Sementara, struktur ruang kota lebih beragam dibandingkan desa. Pada kota-kota besar, struktur tersebut lebih kompleks karena jenis aktivitas penduduk juga lebih beragam. 5. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal. 6. Klasifikasi wilayah menurut jenis terutama menekankan kepada jenis (kriteria) tertentu. Pada wilayah ini, fungsi wilayah kurang diperhatikan. Sementara klasifikasi wilayah menurut pengkhususan merupakan daerah tunggal. Wilayah ini memiliki ciri-ciri geografi khusus yang terutama ditentukan oleh lokasi, penduduk, budaya, bahsa, adat istiadat, dan kaitannya dengan daerah lain. 7. Teori Tempat Sentral menurut Christaller, bahwa cara menentukan tempat yang sentral adalah kondisi topografi daerah yang bersangkutan harus homogen agar memudahkan penentuan lokasi pelayanan. Sementara August Losch memberikan pengembangan terhadap teori tersebut, bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasarkan aspek keruangan, yaitu menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman

yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Dengan demikian, lokasi kegiatan untuk melayani kebutuhan harus ada pada tempat yang sentral. 8. Walter Christaller mengemukakan Teori Tempat Sentral yang menyatakan bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasrakan aspek keruangan adalah menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpulsimpul jaringan heksagonal. Perroux mengemukakan Teori Kutub Pertumbuhan, ia menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya 9. Tujuan RTRW antara lain sebagai berikut. Pemerataan pembangunan ekonomi secara nasional. Membendung arus urbanisasi yang masuk ke Pulau Jawa. Mencapai delapan jalur pemerataan pembangunan di seluruh tanah air. Memudahkan koordinasi di setiap wilayah dalam rangka memantau laju pembangunan. 10. Ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal merupakan tiga ciri utama yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kenampakan atau objek yang terekam dalam penginderaan jauh. Ciri spektral dihasilkan oleh interaksi antara benda dengan energi elektromagnetik yang dipancarkan sensor. Ciri spasial merupakan ciri yang berhubungan dengan ruang. Ciri temporal merupakan ciri yang berkaitan dengan umur benda pada saat perekaman.

Mengetahui, Kepala Sekolah/Yayasan .. ____________________________ NIP/NRK.

., .. Guru Geografi _________________________ NIP/NRK.

You might also like