You are on page 1of 4

AKUNTANSI KEPERILAKUAN Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disipilin akuntansi yang mempelajari tentang hubungan

antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi tersebut berada. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi, dan organisasi. Untuk itulah maka sering dikatakan pula bahwa Akuntansi Keperilakuan merupakan bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi (human factors of accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan diperluas lagi sampai bagaimana akuntasi dan masyarakat saling mempengaruhi, sehingga aspek sosial dari Akuntansi (social aspect of accounting) juga sering dimasukkan sebagai bagian dari Akuntansi Keperilakuan. Ikhsan (2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik. Ruang Lingkup Apa saja yang dipelajari di Akuntansi Keperilakuan? Akuntansi Keperilakuan mempelajari hal-hal sebagai berikut: Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan. Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan keputusan Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data kepada penggunanya. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, inspirasi, dan tujuan orang-orang yang menjalankan organisasi. Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia, organisasi, dan masyarakat.

Hal-hal yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut: Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan sistem akuntansi Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku manusia.

Perkembangan Akuntansi Keperilakuan Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang Pengaruh Anggaran pada Orang (The Impact of Budget on People). Penelitian tersebut disponsori oleh Controllership Foundation of America. Sejak penelitian tersebut, topik-topik penelitian yang mengkaitkan akuntansi dan manusia berkembang pesat. Antara tahun 1960 sampai tahun 1980an jumlah artikel berkaitan dengan akuntansi keperilakuan yang dipublikasikan di jurnal-jurnal akuntansi

berkembang pesat. Jurnal yang terkenal yang memfokuskan pada akuntansi keperilakuan adalah Accounting, Organization, and Society yang muncul sejak tahun 1976, dan juga jurnal yang diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA) yang bernama Behavioral Research in Accounting. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek perilaku dari para mengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku

manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini. Hal ini ditandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan keperilakuan dan semakin menjamurnya buku-buku teks berbahasa asing yang membahas tentang akuntansi keperilakuan. Salah satu jurnal yang paling populer yang mengangkat permasalahan akuntansi keperilakuan adalah Behavior Research in Accounting yang diterbitkan oleh American Accounting Association. Di Amerika Serikat sendiri, mata kuliah mengenai akuntansi keperilakuan semakin banyak ditawarkan. Perkembangan ini mendukung pertumbuhan riset-riset para mahasiswa akuntansi dan pengajar mereka yang berfokus pada dimensi akuntansi keperilakuan. Adapun perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan

pada aspek akuntansimanajemen khususnya penganggaran. Namun hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi dan audit. Dalam audit, riset akuntansi keperilakuan telah berkembang, tujuan literatur lebih difokuskan pada atribut keperilakuan spesifik seperti proses kognitif atau riset keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis. Sebagai bidang riset yang sering memberi kontribusi bermakna, riset akuntansi keperilakuan ini dapat membentukkerangka dasar serta arah riset di masa yang akan datang. Banyaknya volume riset atas akuntansikeperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik akanmemberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini: 1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan. 2. Membantu dan mengidentifikasi kesenjangan riset. 3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan, sehingga para peneliti dapat mempelajarinya selalui subbidang lain.

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungandengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset tersebut dapat digunakan lebih awal. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari nonakuntansi telah banyak dipengaruhifungsi akuntansi dan laporan, antara lain: 1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor. 2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan, karakteristik sistem informasi dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, karakteristik dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun wajib pajak. 3. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan. Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan

mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi rancangan dan penggunaansistem pengendalian manajemen. Secara singkat sebagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ketidakpastian. Seperti tugas, rutinitas, repetisi dan faktor-faktor eksternal lainnya. 2. Teknologi dan saling ketergantungan. Seperti proses produksi, produk misscall. 3. Industri, perusahaan dan unit variabel. Seperti Kanada masuk ke dalam industry, radio, radio konsentrasi dan ukuran perusahaan. 4. Strategi kompetitif (seperti penggunaan biaya rendah atau unik dikembalikan). 5. Faktor-faktor yang dapat dialami. Seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya nasional, dll.

You might also like