You are on page 1of 3

Analisis Kasus Nenek Minah dikaitkan dengan Rule of Law a.

Konsep Rule Of Law Sebelum menganilis kasus Nenek Minah terlebih dahulu perlu dijelaskan mngenai konsep Rule of Law. Rule of Law adalah pemerintahan oleh hukum atau government of judiciary. Sistem awalnya dianut oleh Negara-negara Anglo Saxon. Namun dalam perkembangannya, negara0negara di Asia Tenggarapun mengambil sisi positif dari konsep ini, termasuk Indonesia. Namun, Indonesia jgua mengambil konsep rechstaat dari Negara eropa kontinental Menurut A.V.Dicey, Negara hukum harus mempunyai 3 unsur pokok : ~ Supremacy Of Law Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi tertinggi, kekuasaan harus tunduk pada hukum bukan sebaliknya hukum tunduk pada kekuasaan. ~ Equality Before The Law Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum adalah sama (sederajat), yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni pemerintah berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur. ~ Human Rights Human rights, maliputi 3 hal pokok, yaitu : a. the rights to personal freedom ( kemerdekaan pribadi), b. The rights to freedom of discussion ( kemerdekaan berdiskusi), c. The rights to public meeting ( kemerdekaan mengadakan rapat), Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo saxon adalah keduanya mengakui adanya Supremasi Hukum.

b. Analisi Kasus Nenek Minah Dikaitkan dengan Rule of Law Kasus yang terjadi pada nenk Minah tentu melukai rasa keadilan yang ada di Masyarakat. Walaupun tindakan yang dilakuka Nenenk MInah adalah salah, yatitu memetik 3 buak Kakou

yang bukan milkinya serta telah memenuhi pasal 362 KUHP tentang pencurian. Namun, jika dilhat latar belakang nenek Minah melakukan tersebut tentu kita pun akan merasa Iba. Nenek Minah hanya seorang petani penggarap lahan berukuran 250 meter persegi milik PT. RSA 4 yang penghasilan perbulannya hanya 250.000 ribi rupah. Oleh karena itulah, nenek Minah memetik 3 buah Kakao milik PT. RSA yang mau dijadikin bibit dengan nilai harga hanya Rp 2.000,00 Disampin itu, nenek minah tidak mengerti aksara (buta huruf). Ia tidak mengerti jika peerbuatan yang dilakukannya tersebut akan berbuntut panjang ke pengadilan. Nenek Minah tidak mengerti jika dii depan lahan PT. RSA 4 tercantum pasal petikan pasal 21 dan pasal 47 Undang-Undang nomor 18 tahun 2004 tentang perkebunan. Kedua pasal itu antara lain menyatakan bahwa setiap orang tidak boleh merusak kebun maupun menggunakan lahan kebun hingga menggangu produksi usaha perkebunen. Hal yang lain yang telah melukai rasa keadilan, persamaan dalam hukum (konsep Rule of Law) adalah: 1. pemintaan biaya kepada nenek minah oleh oknum aoparat yang tidak berperikemanusiaan. Nenek Mnah dimintai biaya sebesar Ro 50.000 dengan dalih ongkos perkara (padahal sebenarnya hal itu tiidak ada). Tentu nenek minah yang tidak mengerti istilah hukum mengiyakannya. Padahal untuk datang ke pangadilan saja nenek Minah harus meminjam uang tetangga sebsar Rp 30.000, karena jarak rumah-pengadilan yang cukup jauh yaitu 40 km. 2. Nenek Minah adalm menjalani sidangnya tidak pernah didampingi pengacara. Padahal, setiap terdakwa berhak untuk mendapatkan pengacara untuk melakukan pembelaan atas dirinya. Minah mengaku, tak pernah didampingi pengacara. "Saya tidak tahu pengacara itu apa," ucapnya Nenek Minah ketika menjalani sidang. Tentu hal ini tidaklah adil. Mencoreng konsep persamaan dalam hukum seperti cirri-ciri dari Rule of Law. Konsep persamaan hukum dalam UUD NRI 1945 tercantum dalam pasal 28 D ayat 1 yang berbunyi, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlndungan dan kepastian hukum yang sama di hadapan hukum.

3. Perbedaan penanganan kasus yang menimpa nenek Minah dengan kasus-kasus besar lainnya, misal: Kasus Bank Century. Penanganan Kasus nenek Minah tergolong sigap dan cepat tanpa membedakan apakah orang tersebut orang kaya atau bukan. Di persidanganpun nenek Minah selalu hadir tepat waktu dalm siding. Namun, berbada halnya pada penanganan kasus Bank Century selalu tersendat-sendat. Bagi orang besar(berduit,penguasa) bias dibeli artinya kekuasaan memegang penuh atas hukum. Serta persidangan selalu ditunda-tunda sebab terdakwa berdalih tidak dapat datang. Tentu hal ini mencoreng rasa keadilan, persamaan(equlity) serta supremasi hukum yang menjujung hukum lebih tinggi dari kekuasaan seperti apa yang diusung oleh konsep Rule of Law. 4. Tuntutan yang dilakukan jaksa terhadap perbuatan yang dilakukan nenek Minah, yaitu kerugian terhadap 3 buah Kakao yang dituntutnya sebesar Rp30.000, atau Rp10.000 per biji. Padahal, 1 kg buah Kakao basah harganya Rp7.500,00. Kategori Buah Kakao basah adalah buah biji kakao yang telah dikerok dari buahnya, bukan masih berada dalam buah. Sedangkan 3 buah Kako yang diambil oleh nenek Minah tidak lebih dari 3 ons sehingga diperkiraan hanya seharga Rp 3.000,00 Menurut saya, jaksa dalam menuntut tidak melihat keadaan ekonomi dari nenek Minah. keadaan nenek Minah tergolong memprihtinkan (ekonomi rendah). Seperti yang dijelaskan di atas, untuk datang ke persidangan nenek Minah harus meminjam uang kepada tetangga sebesar Rp 30.000,00

Walapun pada akhirnya nenek Minah hanaya dijatuhi hukuman selama 1 bulan 15 hari dengan 3 bulan masa percobaan yang artinya nenek Minah tidak perlu dipenjara, asal selam 3 bulan masa percobaan nenek minah tidak pelakukan tindak pidana lagi, namun apa yang menimpa nenek Minah dapat dijadikan [pelajaran untuk menjunjung konsep Rule of Law. Hukum perlu ditegakkan dengan menjunjung rasa keadilan. Penanganan sigap pada kasus lainnya tanpa membedakan siapa yang tersandung kasus, terutama kasus-kasus besar seperti korupsi yang mencuri uang rakyat bermilyar-milyar. Tindakan yang dilakukan nenek Minah sama aja tindakan yang dilakukan oleh pejabat korupsi sehingga penanganan kasus yang ada harus sama, sigap serta cepat. Tidak ada kongkalikong di belakang kasus atau yang sering disebut mafia hukum

You might also like