You are on page 1of 14

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Web dan Metode Eksperimen Terhadap Minat Siswa pada Konsep Wujud Zat

Posted: Desember 10, 2010 in Uncategorized 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut para ahli teknologi, dewasa ini perkembangan teknologi selalu meningkat. perkembangan teknologi ini didukung oleh pesatnya perkembangan prosesor yang berfungsi sebagai otak sebuah komputer. Komputer pun mengalami berbagai perkembangan, mulai dari munculnya komputer yang hanya bisa dinikmati oleh perusahaan-perusahaan enterprise hingga dimunculkannya personal computer (PC) sebagai komputer yang dapat dinikmati oleh pengguna rumahan. Menyusul kemudian berkembangnya berbagai perangkat portable yang lebih mobile sehingga pekerjaan lebih mudah dikerjakan kapan saja dan di mana saja. Bersamaan dengan perkembangan di seputar hardware (perangkat keras), software (piranti lunak) pun mengalami kemajuan, meskipun pada awalnya perkembangannya tidak sepesat hardware. Pada awal munculnya PC, seluruh hardware dan software tidak dirancang untuk dapat melakukan komunikasi antar PC. Seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukanlah metode untuk mengintegrasikan PC-PC ke dalam sebuah jaringan. Teknologi jaringan pun berkembang dari yang cakupannya paling kecil, yaitu LAN, hingga yang terluas, yaitu Internet. Dalam waktu yang relatif singkat, sejak pertama kali internet terbuka penggunaannya untuk umum, teknologi jaringan ini begitu cepatnya merambah ke seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, perkembangan internet cukup pesat. Hal ini bisa dilihat dari merebaknya berbagai penyedia jasa layanan internet, menjamurnya warung/kafe internet, dan keterjangkauan akses internet dari segi biaya. Untuk kondisi saat ini sebuah PC atau teknologi internet sudah tidak dianggap barang mewah lagi, bahkan sudah menjadi kebutuhan. Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi lewat jaringan internet menimbulkan efek langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat disaksikan dewasa ini komunikasi tidak lagi mengenal batas geografis. Sajian informasi semakin cepat dan bisa dinikmati kapan dan di mana saja. Berbagai riset inovasi produk dilakukan, dan produk baru pun ditemukan, baik untuk perangkat keras maupun untuk piranti lunak yang mendukung segala jalur komunikasi yang diperlukan. Adapun efek tidak langsung yang dapat dirasakan sekarang ini adalah banyaknya perubahan tatanan sosial budaya. Di bidang ekonomi berkembang apa yang disebut dengan e-commerce, yang merupakan perubahan radikal dalam aspek ekonomi masyarakan modern saat ini. Di bidang pemerintahan telah berkembang istilah e-government. Di bidang informasi ada e-news dan demikian pula di sektor pendidikan dikenal istilah e-learning.

Khusus mengenai perkembangan e-learning, sebenarnya model ini sudah lama diperkenalkan di Indonesia. Bisa dikatakan saat munculnya Universitas Terbuka, maka era e-learning pun dimulai. Saat ini, kebanyakan e-learning menggunakan teknologi web, baik dalam sylabus, assesment maupun reporting. Teknologi web sendiri merupakan teknologi end-user yang user friendly dan masih mempunyai hubungan erat dengan perkembangan teknologi informasi, lebih khusus perkembangan networking. Seiring perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri sains dan teknologilah yang mampu memberikan kontribusi besar dalam perkembangannya. Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang paling berpengaruh dalam perkembangan zaman. Karena banyak konsep-konsep fisika yang telah diaplikasikan untuk menciptakan alat-alat yang dapat menunjang kehidupan manusia. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran yang melibatkan guru, siswa, metode, kurikulum, media dan berbagai penunjang pendidikan lainnya. Dalam pembelajaran fisika, bukan hanya media yang paling berperan, tapi metode yang digunakan untuk menyampaikan isi pelajaran pada peserta didik juga berpengaruh dalam pembelajaran. Walaupun pada kenyataannya, banyak metode yang digunakan guru untuk pembelajaran fisika belum mampu untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan aktif serta pemanfaatan jaringan web dalam e-learning pada pembelajaran fisika masih kurang. Hal ini dikarenakan media dan metode yang digunakan oleh guru tidak relevan dan bersifat monoton yaitu pembelajaran lebih dominan pada guru tanpa berorientasi pada siswa, sehingga minat siswa terhadap materi yang dijelaskan menjadi rendah, karena saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tidak dapat berkosentrasi terhadap pelajaran. Akibatnya berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Banyak strategi mengajar yang dapat diterapkan sebagai variasi dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini dipilih metode eksperimen sebagai metode mengajar yang akan diterapkan. Metode eksperimen merupakan salah satu strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala baik gejala sosial, phsikis, maupun fisik yang teliti, diselidiki dan dipelajari. Jerome Bruner (Memes 2000: 17) menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari belajar penemuan menunjukkan beberapa kelebihan antara lain pengetahuan itu akan bertahan lebih lama dapat diingat dan lebih mudah menerapkan pengetahuan baru pada situasi baru. Untuk sebagian besar materi sekolah dasar, metode eksperimen dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat-alat sederhana yang mudah diperoleh di sekitar. Redish (1993) menyatakan bahwa dengan bantuan visualisasi komputer, berbagai konsep yang suka diterangkan atau terlalu abstrak menjadi mudah dipahami oleh peserta didik sehingga berpotensi mengurangi terjadinya salah konsep. Hamalik (1986) menyatakan bahwa dengan menggunakan media pengajaran atau alat peraga dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, serta dapat memotivasi dan merangsang belajar siswa bahkan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa bahkan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Peneliti memilih pembelajaran berbasis web dan metode eksperimen sebagai alat bantu untuk membuat siswa mengerti akan pelajaran yang diajarkan oleh guru, sehingga minat dan hasil belajar siswa meningkat terhadap pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan suatu penelitian eksperimen (experiment research) dengan formulasi judul : Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Web dan Metode Eksperimen Terhadap Minat Siswa Pada Konsep Wujud Zat

1.1

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji adalah: 1. Model pembelajran berbasis web yang bagaimana yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 2. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dan model pembelajaran berbasis web di sekolah dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa untuk materi wujud zat? 3. Bgaaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan eksperimen dengan bantuan media pembelajaran berbasis web 4. Apa saja permasalahan dilapangan yang dapat menghambat kelancaran dan efektifitas pembelajaran berbasis web? 1.2 Rumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah yang diteliti dan menghindari ketidaksesuaian masalah dengan pembahasan maka peneliti memberikan pembatasan dan perumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masaalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan minat dan hasil belajar fisika dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran berbasis web dan metode eksperimen dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan model berbasis web ? 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara minat dan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis web dan metode eksperimen dengan yang menerapkan pembelajaran konvensional dan tanpa model berbasis web. 1.4 a) Manfaat Penelitian Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar baru kepada siswa sampel penelitian dalam hal memperoleh materi ajar, diskusi, melakukan simulasi serta melakukan evaluasi melalui sebuah teknologi intranet. Menginformaikan mengenai aplikasi web yang dapat digunakan dalam pelaksanaan web course yang juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran fisika di sekolah menengah. Penerapan metode pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan mendapatkan pengalaman belajar yang baru sehingga akan berpengaruh pada peningkatan minat dan hasil belajar siswa. b) Bagi guru

Memberikan keterampilan terhadap guru dalam mengorganisasikan materi dan tes dalam bentuk digital Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar, memudahkan guru untuk mengorganisir kelas dan dapat mengefektifkan proses Tanya jawab seluruh kelas. c) Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada pihak pemerintah mengenai teknologi jaringan yang dapat dimanfaatkan dalam membangun digital library maupun jaringan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif acuan dalam mengambil kebijakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pembelajaran Berbasis Web

Wide World Web (WWW) atau biasa disebut web adalah salah satu fasilitas internet yang merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai web server. Web menggunakan http (hypertext transfer protocol) untuk jalur transfer data dan ditampilkan melalui format dokumen hypertext dengan bahasa pengkodean yang disebut html (hypertext markup language). Web browser digunakan untuk dapat menampilkan data dari fasilitas web. Berbagai data yang dapat ditampilkan oleh web bisa berupa teks, gambar, animasi, suara, video dan berbagai format file lainnya, sesuai dukungan web browser yang digunakan. Web menurut fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu portal web dan aplikasi web. Portal web adalah situs web yang menyediakan kemampuan berupa menampilkan kandungan informasi yang dapat diakses menggunakan berbagai perangkat (Wikipedia; 2006a), sedangkan aplikasi web adalah sebuah web yang dipergunakan untuk fungsi tertentu, tidak sekedar untuk menampilkan informasi. Dalam implementasinya, aplikasi web maupun portal web tidak memiliki perbedaan dalam hal teknis alur data. Web sebagai media pembelajaran dalam menampilkan materi belajar hingga proses evaluasi. Walaupun web course menggunakan fasilitas web sebagai media belajar utama, namun dalam web course tidak menutup kemungkinan penggunaan fasilitas internet lainnya untuk pembelajaran seperti mailing list, internet relay chatting, newsletter maupun bulletin board. Web course menurut Haughey (dalam Anwas; 2003) dibagi menjadi tiga model, yaitu Web Course, Web Centric Course dan Web Enhanced Course. Web Course (dalam istilah peneliti disebut True Web Course) adalah penggunaan web untuk keperluan pendidikan, dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak bertatap muka secara langsung. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui web.

Web Centric Course adalah penggunaan web yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi ditampilkan melalui web, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar pada saat kegiatan tatap muka dapat memberikan petunjuk kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak berdiskusi tentang temuan materi dari internet di bandingkan proses transfer pengetahuan. Model Web Enhanced Course adalah penggunaan web untuk menunjang peningkatan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi web adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok atau peserta didik dengan nara sumber lain, bukan sebagai sarana belajar utama. Pengelompokan model web course di atas terbatas pada jaringan yang telah terkoneksi ke internet dan kurang cocok untuk dimanfaatkan pada level sekolah, terkecuali model web enhanced course. Kemudian dikembangkanlah model lain yang disebut web enhanced course alternative (WECA), yaitu sebuah model alternatif yang dikolaborasikan dari model web centric course dan web enhanced course serta pembelajaran konvensional (tatap muka). Prinsip dasar dari web enhanced course alternative adalah pemanfaatan teknologi intranet sebagai pengganti internet dalam pelaksanaan pembelajaran. WECA dibagi dalam tiga model, yaitu WECA Real Time Class, WECA Real Time Class by Group, WECA Turn Based Class. WECA Real Time Class merupakan web course yang diimplementasikan pada sebuah kelas, dimana jumlah komputer sama atau lebih banyak dari jumlah siswa. Dalam implementasinya setiap siswa berhadapan dengan satu unit komputer. WECA Real Time Class by Group diimplementasikan pada sebuah kelas yang jumlah komputer lebih sedikit dari jumlah siswa. Pada model ini dibuatkan kelompok kecil, antara satu hingga tiga orang per kelompok. Setiap kelompok berhadapan dengan satu unit komputer. Sama seperti WECA Real Time Class by Group, WECA Turn Based Class juga diimplementasikan pada kelas yang jumlah komputernya lebih sedikit dari jumlah siswa. Perbedaannya adalah tidak adanya kelompok kecil. Satu orang siswa tetap berhadapan dengan satu unit komputer, hanya saja dibuatkan semacam jadual untuk masuk kelas. Tidak semua siswa masuk kelas dalam satu waktu, akan tetapi bergiliran. Konsekuensi dari model terakhir ini adalah waktu yang disediakan oleh instruktur untuk kegiatan pembelajaran harus lebih banyak dibandingkan untuk dua model sebelumnya. Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis web dalam penelitian ini adalah pemanfaatan web dalam presentasi materi, interaksi belajar mengajar, simulasi dan evaluasi belajar dengan menggunakan model WECA Real Time Class by Group. 2.2 Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi pengalaman belajar langsung dan melibatkan aktivitas pada siswa (British. 2009). Metode Eksperimen juga dapat diartikan sebagai adalah cara dimana guru dan murit bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.

Ada beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan metode eksperimen dari sudut pandang mereka, seperti: 1. Menurut Ramayulis, dalam bukunya Metodologi pendidikan agama Islam mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan murid untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu. 2. Menurut Zakiyah Daradjat tidak memberikan pengertian jelas, ia hanya mengatakan bahwa Metode Eksperimen adalah metode percobaan yang biasanya di lakukan dalam mata pelajaran tertentu. 3. Sedangkan menurut Departeman Agama memberi definisi bahwa Metode Eksperimen adalah peraktek pengajaran yan melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti: shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lainlainnya. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan. Kegiatan penemuan ini dilakukan sebelum siswa mengetahui atau mempelajari suatu konsep atau teori, dengan tujuan siswa yang dituntut untuk menemukan konsep atau teori tersebut (Poedjiadi 2005:90). Pembelajaran melalui kegiatan eksperimen berupa penemuan, menuntut siswa bersentuhan langsung dengan obyek yang akan dipelajari. Kegiatan ini juga mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas siswa secara optimal (Schoenherr dalam Martiningsih 2007). Metode eksperimen menurut Suparno (2007:78-81) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen terbimbing atau terencana dan eksperimen bebas. Pada eksperimen terbimbing, siswa hanya melakukan percobaan dan menemukan hasilnya saja, karena seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru. Mulai dari langkah-langkah percobaan, peralatan yang harus digunakan, serta obyek yang harus diamati atau diteliti sudah ditentukan sejak awal oleh guru. Sedangkan dalam eksperimen bebas, siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana merangkai alat percobaan, melakukan percobaan dan memecahkan masalah, guru hanya memberikan permasalahan dan obyek yang harus diamati atau diteliti. Keuntungan percobaan dengan eksperimen bebas seperti ini akan tampak kreativitas, kepandaian, dan kemampuan berpikir yang dimiliki siswa. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam pelaksanaan metode eksperimen menurut Sudjana (2008:84) adalah sebagai berikut: (1) Persiapan atau perencanaan, pada tahap ini guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan percobaan, menetapkan langkah-langkah dari percobaan, dan menetapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan, (2) Pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan yang harus dilakukan adalah mengusahakan masing-masing siswa memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan, mengadakan diskusi dan tanya jawab setelah percobaan selesai dengan tujuan menumbuhkan sikap kritis pada siswa dan membuat peniliaan terhadap kegiatan percobaan yang telah dilakukan siswa,

(3) Tindak lanjut, pada tahap ini yang harus dilakukan guru adalah memberikan tugas pada siswa baik secara tertulis maupun lisan setelah percobaan selesai, dengan tujuan agar dapat menilai sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Pelaksanaan metode eksperimen akan menjadi lebih efisien dan efektif jika semua alat dan percobaan tercukupi dan dalam kondisi atau kualitas yang baik, serta LKSnya pun harus jelas, agar siswa lebih mudah untuk melakukan percobaan (Roestiyah 2008:81). Metode eksperimen memiliki kelebihan antara lain, membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan teori berdasarkan hasil percobaannya sendiri, membina siswa untuk membuat terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya, dan hasil dari percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Metode eksperimen juga memiliki kekurangan di antaranya, metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh, setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena dimungkinkan terdapat faktor- faktor tertentu di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian, metode ini juga menuntut ketelitian, keuletan, dan kesabaran. (Djamarah, 2006:84) Adapun langkah-langkah metode eksperimen yang diterapkan pada pembelajaran, yaitu: 1. 2. Menerangkan Metode Eksperimen Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat

3. Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di catat dan variebel-variebel apa yang harus di control 4. Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murit Jadi metode eksperimen cocok dalam pembelajaran fisika, karena dengan metode eksperimen ini dapat membuat siswa terlibat langsung pada proses pembelajaran, sehingga mereka dapat berargumen dari hasil percobaan yang telah mereka lakukan dan hal inilah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. 2.3 Minat

Minat memiliki definisi yang luas, beberapa definisi minat antara lain, minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman 2005: 76). Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang (Santoso 1998: 19). Minat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah minat yang ditujukan pada pelajaran sains. Minat termasuk unsur afektif sehingga mempengaruhi pembelajaran dan hasil belajar. Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Hal ini berpengaruh terhadap proses belajar seseorang sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang dicapai dari belajar

tersebut. Faktor yang mempengaruhi minat seseorang serupa dengan faktor-faktor dalam ranah afektif, yaitu penerimaan, menanggapi, penilaian, pengorganisasian dan pengamalan. Penjelasan untuk masing-masing faktor ini adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan adalah sensitivitas individu terhadap rangsang dari fenomena-fenomena tertentu, sehingga individu tersebut mau menerima atau memperhatikan rangsang dan fenomena tersebut. Contoh : siswa yang menyukai gambar, akan lebih memperhatikan pelajaran jika diajarkan melalui gambar-gambar. 2. Menanggapi adalah perhatian yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada diri individu atau fenomena-fenomena tertentu. Contoh : siswa yang menyukai materi pelajaran yang sedang diajarkan, akan banyak bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. 3. Penilaian merupakan kategori yang menunjukkan penilaian dasar atas satu rangsangan fenomena, objek atau subjek. Contoh : siswa yang merasa nyaman dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, akan menyatakan bahwa pelajaran bersangkutan menyenangkan atau guru bersangkutan menyenangkan. 4. Pengorganisasian sebagai klasifikasi yang tepat untuk tujuan yang menggambarkan awal dari pembentukan suatu sistem nilai. Contoh : siswa yang menyukai materi pelajaran tertentu, akan mengusahakan sedemikian rupa materi tersebut tetap diingatnya, misalnya dengan membuat catatan kecil ataupun dengan memberikan tanda-tanda pada catatannya. 5. Pengamalan merupakan perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan. Contoh : siswa yang menyukai bahasan mengenai benda-benda luar angkasa, dapat bercitacita menjadi astronom. Ketertarikan terhadap sesuatu umumnya timbul karena ada sesuatu yang menarik, biasanya bersifat positif pada objek yang diminati. Pentingnya minat dalam mempelajari sesuatu adalah untuk membuat siswa lebih dekat dan terus terdorong untuk memahami hal-hal yang dipelajarinya. Guru merupakan faktor penting dalam mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran. Guru yang mampu mengkondisikan kelas sesuai harapan para siswa akan dapat menarik perhatian kelas tersebut dan memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam kelas bersangkutan terhadap pelajaran. Sebaliknya, guru yang tidak dapat menerapkan cara pembelajaran yang tepat sesuai kondisi kelas, dapat membuat siswa yang berada dalam kelas bersangkutan kehilangan minat terhadap pelajaran. Berdasarkan uraian diatas, untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, maka peneliti menggabungkan pembelajaran berbasis web dan metode eksperimen dengan harapan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Telaga kabupaten Sleman. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 selama 12 minggu. Dengan perinciannya yaitu penyusunan proposal selama 2 minggu, perbaikan instrumen penelitian selama 2 minggu, pengambilan data selama 3 minggu, pengolahan data selama 2 minggu, dan penyusunan hasil penelitian selama 3 minggu. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Telaga yang duduk di kelas VII pada tahun Ajaran 2009/2010, yang berjumlah 62 siswa yang tersebar pada tiga kelas yaitu kelas VIIA, VIIB dan VIIC dengan distribusi siswa perkelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII Yang Menjadi Unit Populasi Dalam Penelitian Kelas IX A IX B IX C Jumlah Jumlah Siswa Pria 7 8 8 23 Total 21 21 20 62

Wanita 14 13 12 39

(Sumber : Buku Daftar Siswa SMP Negeri 3 Telaga pada Tahun Ajaran 2009/2010). 2.2.2 Sampel Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik penarikan sample cluster random sampling (penarikan sample acak berkelompok). Kedua kelas dinilai homogen ditinjau dari bahan ajar (buku) yang digunakan, guru yang mengajar, dan jumlah siswa. Selain itu peengambilan sample ini berdasarkan distribusi kemampuan siswa pada ketiga kelas yang merata (VIIA, VIIB, VIIC) sehingga sample kelas VIIA dan VIIB dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi kelas VII yang ada. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelas. Kelas VIIA dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang sebagai kelas control. Kelas (VIIB) dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang sebagai kelas eksperimen. 2.3 Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil perbedaan belajar yang signifikan antara siswa pada kelas yang menggunakan metode eksperimen dan model web dengan siswa pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Desain yang digunakan adalah Pretes-Postes Control Group Design . Desain tersebut digunakan, karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan kelompok-kelompok seperti apa adanya, artinya

pengelompokan subyek tidak ditetapkan secara acak, sehingga tidak mengganggu jadwal pelajaran seperti yang telah ditetapkan. Adapun skema desainnya sebagai berikut : Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tes Awal Tes Akhir Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan model web course Pembelajaran konvensional yang tanpa menggunakan model web course Gambar 2. Skema Rancangan Penelitian Jangka waktu dan materi ajar yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diberikan pretes pada kedua kelas dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Setelah eksperimen dilakukan, kedua kelas diberikan posttes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap materi setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Hasil yang diperoleh dari pretes dan posttes dibandingkan guna memastikan sampai sejauh mana kefektifan pembelajaran. Kemajuan hasil belajar siswa dalam memahami materi ajar diperoleh dengan mengurangkan hasil posttes dengan hasil pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini mengacu pada ragam pembelajaran atau stimulus yang dikenakan pada kedua obyek penelitian. Obyek penelitian pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran berbasis web course dengan menggunakan metode eksperimen, dan obyek penelitian kedua sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional dan tanpa menggunakan web course. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat yaitu minat dan hasil belajar. Minat adalah diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah minat yang ditujukan pada pelajaran sains. Hasil didefinisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara operasional, hasil belajar pada penelitian ini diukur berdasarkan skor tes hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran pembelajaran berbasis web course dengan menggunakan

metode eksperimen dan kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan tanpa menggunkanakan weeb course. Hasil belajar kognitif siswa berdasarkan taksonomi Bloom yang didefinisikan sebagai tingkat pencapaian atau ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan, yang terdiri dari beberapa tingkatan. Hasil belajar kognitif yang akan diukur akan dibatasi pada tiga tingkatan kognitif yaitu: a. Pengetahuan, yang didefinisikan sebagai ingatan terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya atau yang telah diajarkan. b. Pemahaman, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti yang dipelajari. dari materi

c. Aplikasi yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata yang baru. 2.5 Teknik Pengumpulan Data 2.5.1 Instrumen Tes Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kemajuan belajar siswa yang diperoleh melalui tes. Tes-tes tersebut dapat berupa pretest pada awal kegiatan belajar mengajar dan pada akhir pemberian materi diadakannya postest. Skor kemajuan siswa dapat diperoleh dengan cara mengurangkan hasil pretest dan postest. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian sejumlah 8 item yang dianggap telah mewakili keseluruhan materi yang diajarkan yaitu materi gerak. Distribusi butir tes dan indikator variabel yang diukur dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Butir Tes Berdasarkan Indikator Variabel Penelitian Aspek Penilaian Indikator v Mendefinisikan pengertian gerak melingkar. v Menjelaskan besaran-besaran Fisika dalam gerak melingkar. v Menyelidiki hubungan antara besaranbesaran Fisika dalam gerak melingkar. Pemahaman Nomor Item 1 3 Langkahlangkah operasiona l pelaksana an penelitian adalah sebagai berikut. 1. Memberik an pelatihan pemanfaat an aplikasi web kepada kelas

Pengetahuan

7 v Mendefinisikan pengertian percepatan sentripetal v Mengaplikasikan gerak melingkar 2 berubah beraturan dalam kehidupan seharihari. 6 v Merumuskan gerak melingkar beraturan 8 secara kuantitatif. v Mengaplikasikan percepatan sentripetal dalam kehidupan sehari-hari.

Aplikasi

eksperimen yang diberikan mencakup pengenalan web browser, otentikasi, browsing presentasi materi, serta diskusi via web. 2. Melaksanakan pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretes dilakukan untuk menilai sejauh mana pengetahuan mereka terhadap materi yang akan dibelajarkan sebelum diberikan perlakuan. Alokasi waktu yang digunakan untuk menjawab soal-soal tes awal adalah 90 menit. 3. Setelah melakukan pretes, memberi perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode eksperimen dan model web course, dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan model web courseyaitu pada materi gerak. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sebagaimana termuat di dalam rencana pembelajaran pada Lampiran 1. 4. Melaksanakan tes akhir di ruangan berbeda. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tes adalah sama, yaitu 90 menit. Hasilnya menggambarkan kemampuan siswa sebagai efek dari perlakuan. 5. Menghitung rata-rata skor kemajuan belajar siswa pada kelas yang menjadi obyek penelitian, diperoleh dengan mengurangkan hasil postes dan pretes. Butir soal untuk pretes dan postes adalah identik. 2.5.2 Pengujian Validitas Tes Validitas dapat diartikan sebagai kelayakan alat pengukuran untuk mengukur apa seharusnya di ukur berdasarkan krtiteria tertentu. Jenis validitas yang digunakan yakni validitas isi, yang mempersoalkan apakah isi setiap butir tes yang digunakan dapat mencerminkan isi kurikulum yang seharusnya di ukur atau tidak. Cara pengujian validitas isi yakni dengan membandingkan antara kisi-kisi soal yang mengandung indikator pencapaian yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan butir-butir soalnya. Butir soal dianggap valid jika memenuhi indikator yang tercantum dalam kisi-kisi soal. Validasi tes ini akan di lakukan dikelas yang sama sekali tidak terlibat dalam penelitian ini tetapi dalam tingkatan kelas yang sama. 2.5.3 Pengujian Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah proporsi keragaman skor tes yang disebabkan oleh keragaman sistematis dalam populasi peserta tes. Reliabilitas adalah karakteristik bersama antara tes dan kelompok peserta tes. Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Reliabilitas tes berkaitan dengan tingkat kesalahan tes. Semakin sedikit kesalahan dalam suatu tes, maka tes tersebut semakin reliabel. Suatu pengakuan umum dalam teori tes bahwa suatu tes akan menjadi valid (benar) jika tes tersebut reliabel. 2.6 Teknik Analisis Data 2.6.1 Pengujian Normalitas data Untuk menguji normalitas data, apakah data hasil penelitian yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal, digunakan penngujian statistik dengan persamaan:

.. (1) (Sudjana, 2006: 273) Keterangan: Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi hasil yang diharapkan Cara pengujian normalitas data dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis statistik berikut: Ho : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. H1 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdistribusi normal. Kriteria pengujian normalitas data ini adalah jika 2hitung 2(1- )(k-1) maka hipotesis Ho diterima, dengan 2(1- )(k-1) diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k-1) dan taraf = 0,05. 3.6.2 Uji Homogenitas Varians Pengujian ini untuk mengetahui keseragaman kelas eksperimen dan kelas control sebagai objek penelitian. Pengujian ini dengan menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2006: 273). Statistika uji Chi Kuadrat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: X = (ln 10) {B keterangan: n1 = ukuran sampel S12 = varians Kriteria pengujian adalah, untuk taraf nyata 1) (Sudjana, 2006: 273). 2.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah pengujian normalitas data dilakukan, maka hasil pengujian dari normalitas data tersebut digunakan dalam menentukan pemilihan statistik uji yang akan digunakan pada pengujian hipotesis penelitian. Rata-rata skor kemajuan belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji dengan menggunakan uji statistik parametrik dengan statistik uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kesesuaian hasil belajar siswa pada kedua kelas objek penelitian apabila kedua data sampel penelitian terdistribusi normal. Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis tersebur adalah sebagai berikut: (3) = 0,05 tolak hipotesis Ho, jika X2 X (1 ) (k (n1 - 1) log S12 } (2)

Untuk nilai U1 diperoleh dari: .(4) Nilai


u1

dicari dengan menggunakan rumus:

(5) Dan untuk nilai


u1

menggunakan rumus:

. (6) (Walpole, R.E dan R.H. Myers, 1986:510) Keterangan: n1 = jumlah sampel untuk kelas eksperimen n2 = jumlah sampel untuk kelas kontrol
2 u1

= variansi gabungan = rataan untuk nilai u1

u1

W1 = jumlah rang yang berasal dari n1 pengamatan yang lebih kecil. Karena n1 lebih kecil, maka W1 dipilih jumlah rang yang berasal dari kelas eksperimen. U1 = statistik U Z = koefisien nilai baku

Cara pengujian homogenitas varians data dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis statistik berikut. H0 : 0 = 1, artinya tidak terdapat perbedaan skor rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol H1 : 0 1, artinya terdapat kesamaan skor rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria pengujiannya, adalah tolak hipotesis nol hanya jika Z < -Z taraf nyata = 0,05.
/2

dan Z > Z

/2

dengan

You might also like