You are on page 1of 9

PENERAPAN HAM DI INDONESIA Hak Asasi Manusia : adalah hal yang paling sering dibicarakan dan dibahas akhir-akhir

ini. Apalagi setelah masa pemerintahan Soeharto berakhir. Walaupun masamasa setelah itu pelanggaran atas HAM tidak lantas tidak terjadi. Perubahan-perubahan pun banyak sekali dilakukan untuk menegakkan penerapan HAM di Indonesia. Secara spesifik langkah perbaikan yang berprospek cerah di Indonesia tersebut adalah perubahan Konstitusi tahun 2002 yang menjamin HAM dan kebebasan fundamental, pembuatan undang-undang HAM tahun 1999, dan juga dikeluarkannya Undang-undang (UU) Perlindungan Saksi Mata tahun 2006. Selain itu wakil khusus Sekjen PBB ini juga mencatat kemajuan penting dalam HAM di Indonesia yaitu dengan dibentuknya pengadilan ad-hoc HAM, Komisi Nasional HAM, Komisi Nasional Perempuan, dan pengadopsian Rencana Aksi Nasional. Dengan begitu banyaknya perubahan yang dilakukan, sudah seharusnya diikuti dengan penyelesaian atas kasus-kasus HAM yang ada. Tapi apakah hal itu terjadi? Ternyata hal itu tidak terjadi. Banyaknya tersangka kasus-kasus atas pelanggaran HAM yang dibebaskan menjadi salah satu buktinya. Contohnya pada kasus Timor-Timur, Tanjung Priok, dan Abepura

. Sebenarnya siapakah yang salah? Hukum, aparatur negara, atau kah rakyat? Menurut saya, hukum di Indonesia sudah mengatur semuanya. Mulai dari hak negara, hak warga negara, kewajiban negara, kewajiban warga negara, sampai pada hukum-hukum yang mengatur masyarakat. Yang harus dilakukan Indonesia sekarang adalah menyadarkan para aparatur negara bahwa mereka tidak hanya dibayar dengan gaji buta tetapi mereka dibayar dengan uang rakyat. Sehingga kewajiban yang harus mereka lakukan adalah dengan bekerja dan menegakkan hukum serta keadilan di Indonesia.

. Pergantian rezim pemerintahan beberapa kali tidak akan berdampak apapun tanpa disertai kinerja yang baik. Apalagi jika ingin menuntaskan pelanggaran HAM. Karena yang sangat menyedihkan bagi perjalanan bangsa ini adalah hampir semua kejahatan kemanusiaan dilakukan oleh institusi dan pejabat negara. tidakkah hal ini begitu miris? Berbagai deretan perangkat UU, peraturan-peraturan hukum telah di buat oleh pemerintah Indonesia. Namun sangat disayangkan deretan panjang perangkat hukum mengenai HAM ini sekan-akan hanya dijadikan sebuah pajangan saja, realisasi dan penerapan dari aturan hukum terebut masih jauh. Dengan kata lain, perangkat hukum tersebut belum mampu menjerat berbagai peristiwaperistiwa pelanggaran HAM, dalam bentuk kekerasan fisik maupun kekerasan mental baik itu yang dilakukan aparat militer maupun kelompok sipil. Upaya untuk penegakan HAM di Indonesia juga diupayakan oleh pihak-pihak lain selain oleh negara. Banyak LSM ataupun perseorangan yang ikut membantu upaya ini. Contoh nyata adalah kehadiran Munir. Munir adalah salah satu dari sekian banyak pejuang HAM yang ada. Munir telah membantu pengusutan kasus-kasus pelanggaran HAM.

. Berikut adalah beberapa kasus yang pernah ditanggani Munir: Penasehat Hukum dan anggota Tim Investigasi Kasus Fernando Araujo, dkk, di Denpasar yang dituduh merencanakan pemberontakan melawan pemerintah secara diam-diam untuk memisahkan Timor-Timur dari Indonesia; 1992 Penasehat Hukum Kasus Jose Antonio De Jesus Das Neves (Samalarua) di Malang, dengan tuduhan melawan pemerintah untuk memisahkan Timor Timur dari Indonesia; 1994 Penasehat Hukum Kasus Marsinah dan para buruh PT. CPS melawan KODAM V Brawijaya atas tindak kekerasan dan pembunuhan Marsinah, aktifis buruh; 1994 Penasehat Hukum masyarakat Nipah, Madura, dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan tiga petani Nipah Madura, Jawa Timur; 1993 Penasehat Hukum Sri Bintang Pamungkas (Ketua Umum PUDI) dalam kasus subversi dan perkara hukum Administrative Court (PTUN) untuk pemecatannya sebagai dosen, Jakarta; 1997

Hanya saja perjuangan Munir harus berhenti karena Munir terbunuh pada tanggal 7 September 2004. Munir terbunuh dalam perjalanannya menuju Amsterdam, Belanda. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan ditambah lagi kematian Munir menjadikan dunia Internasional lagi-lagi meragukan keseriusan Indonesia dalam menegakkan HAM. Sampai saat ini sudah hampir 3 tahun Munir terbunuh. Tapi tanda-tanda siapa pembunuh Munir belum terungkap. Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Munir oleh presiden SBY belum bisa mengungkap secara pasti siapa dalang pembunuhan Munir. Walaupun tersangka telah ditetapkan (Pollycarpus) banyak pihak meragukan Pollycarpus sebagai dalang utama pembunuhan Munir. Dugaan keterlibatan Badan Inteligen Negara (BIN) pun tidak bisa dipastikan. Tetapi jika benar BIN terlibat dalam pembunuhan Munir maka usaha mencari dalang pembunuhan Munir akan semakin sulit dilakukan.

Selama ini pengakuan, penghormatan, perlindungan dan penegakan terhadap nilai-nilai HAM yang terjadi di Indonesia masih menunjukkan fakta terjadinya pelanggaran yang cukup tinggi.Wajah HAM di Indonesia masih kelabu, tuntutan rakyat terhadap pelaksanaan reformasi total diberbagai bidang kehidupan semakin deras. Dominasi kekerasan baik yang dilakukan oleh aparat keamanan, sipil maupun militer terhadap rakyat yang tidak berdaya masih kerap terjadi. Sedangkan peran militer yang tidak proporsional merupakan kontribusi besar atas sejumlah perkara yang melibatkan masalah HAM. Berbagai pelanggaran HAM di Indonesia,seperti kasus-kasus pelanggaran HAM di Aceh sampai Irian Jaya, masih didomoniasi militer , baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun kekerasan mental (teror, ancaman dan intimidasi). Dari berbagai bentuk pelanggaran HAM yang terjadi tersebut telah memakan korban baik tewas maupun yang cacat-- yang tidak sedikit. Apakah para pelaku pelanggaran HAM ini ditindak? Sampai saat ini belum ada kasus pelangggaran HAM yang melibatkan militer di bawa ke meja hijau.

Adalah sesuatu yang sangat ironis dan paradoks, ketika kita beritikad kuat dengan semangat reformasi untuk membangun demokrasi, namun pada saat yang sama justru terjadi sebuah praktik yang sangat membunuh tumbuhnya demokrasi itu sendiri, yakni pelanggaran HAM. Karena harus diingat bahwa salah satu syarat bagi tumbuh-berkembangnya demokrasi adalah terjaminnya pelaksanaan Hak-hak Asasi Manusia. Akan tetapi, realitas yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. Berbagai refleksi kasus di atas semakin menyakinkan masyarakat publik bahwa pelaksanaan HAM di Indonesia masih dipenuhi cacat yang begitu parah.

TERIMA KASIH

You might also like