Professional Documents
Culture Documents
1. 2. 3. 4. 5. Road Map Industri Otomotif Road Map Industri Perkapalan Indonesia Road Map Industri Elektronika Road Map Industri Telematika Nasional Resume Pertumbuhan IATT
ROADMAP INDUSTRI OTOMOTIF ROADMAP INDUSTRI OTOMOTIF s/d TAHUN 2025 s/d TAHUN 2025
1 1
DAFTAR ISI
1. 2. 3. 4. 5. Kondisi Saat Ini Sasaran Sasaran Pengembangan s/d tahun 2025 Strategi & Kebijakan Pengembangan Rencana Aksi 3 8 12 14 16
2 2
*) Jumlah perusahaan berdasarkan NIK yang diterbitkan. **) Tidak Termasuk IKM pembuat komponen.
3 3
Ekspor Kendaraan Bermotor Roda 4 (dalam unit) 2005 CBU CKD SET 17.500 104.000 2006 31.200 115.000 2007 45.000 128.045
6 6
PRODUKSI
322,035
422,099
500,710
296,008
420.000
610.000
725.000
1.000.000
PENJUALAN
354,629
483,148
533,917
318,904
380.000
530.000
650.000
760.000
7 7
URAIAN
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
PRODUKSI
2,830
4,200
5,113
4,458
4.904
5.394
5.934
6.527
PENJUALAN
2,823
4,100
5,089
4,428
4.871
5.358
5.894
6.483
8 8
S/D 2010
S/D 2015
S/D 2020
S/D 2025
RODA-2: Produksi Penjualan Ekspor Nilai Produksi) (Milyar Rupiah) 6.527.000 unit 6.483.000 unit 44.000 unit 65.270 7.031.000 unit 6.984.000 unit 47.000 unit 70.314 7.575.000 unit 7.524.000 unit 51.000 unit 75.748 7.575.000 unit 7.524.000unit 51.000 unit 75.748
Catatan: RODA 4, kenaikan rata-rata per tahun setelah tahun 2010 diasumsikan sebesar 10% RODA 2, kenaikan rata-rata per tahun setelah tahun 2010 s/d 2020 diasumsikan sebesar 1,5%, sedangkan untuk tahun 2020 s/d 2025 tidak mengalami kenaikan.
9 9
PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-4 PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-4
420.000 380.000
1.000.000 760.000
2007
2010
2015 TAHUN
2020
2025
PRODUKSI
PENJUALAN
10 10
PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-2 PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-2
7.031 6.984
7.575 7.524
7.575
7.524
2.007
2.010
2.015 TAHUN
PRODUKSI
2.020
2.025
PENJUALAN
11 11
III. SASARAN PENGEMBANGAN S/D TAHUN 2025 III. SASARAN PENGEMBANGAN S/D TAHUN 2025
SASARAN KUALITATIF URAIAN
Jenis KBM yang diproduksi
S/D 2010
MPV, Light Commercial Truck.
S/D 2015
MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis
S/D 2020
MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car
S/D 2025
MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car, Luxury car. Basis produksi MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car, Luxury car. Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk Sedan Menengah. Pembuatan komponen KBM tingkat kualitas Luxury Car.
Basis produksi
Basis produksi MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis
Basis produksi MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk Sedan kecil dan SUV Pembuatan mesin (hybrid engine). Integrasi system ECU (engine control unit) Mampu memasok kebutuhan komponen Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car.
Penguasaan teknologi
Memiliki kemampuan melakukan 80% design sepeda motor Pembuatan mesin, transmisi KBM basis produksi untuk MPV dan Light Commercial Truck.
Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk MPV dan Light commercial truck Pembuatan mesin, transmisi KBM basis produksi Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis Mampu memasok kebutuhan komponen Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil.
Mampu memasok kebutuhan komponen untuk MPV dan Light Commercial Truck.
12 12
2010
80% design sepeda motor Pembuatan mesin, transmisi MPV dan Light Commercial Truck. Pemasok komponen untuk MPV dan Light Commercial Truck.
MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis
2015
80% design KBM R4 untuk MPV dan Light commercial truck Pembuatan mesin, transmisi Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis Pemasok komponen Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil.
MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car
2020
80% design KBM R4 untuk Sedan kecil dan SUV hybrid engine, integrasi system ECU komponen Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car.
2025
MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car dan Luxury car
80% design KBM R4 untuk Sedan Menengah. Pembuatan komponen KBM tingkat kualitas Luxury Car. Pemasok komponen KBM tingkat kualitas Luxury car
13 13
IV. STRATEGI & KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IV. STRATEGI & KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
STRATEGI
Sektor
Memperkuat basis produksi kendaraan niaga, kendaraan penumpang kecil, dan sepeda motor. Meningkatkan kemampuan teknologi produk dan manufaktur industri komponen kendaraan bermotor. Memperkuat struktur industri pada semua rantai nilai melalui pengembangan klaster otomotif. Mengembangkan keterkaitan rantai supply melalui klaster. Mengembangan pasar dalam negeri Mengembangkan jaringan pasar internasional Mengembangkan pasar ekspor produk dalam negeri Meningkatan SDM untuk standar kualitas internasional Meningkatan kemampuan desain Meningkatkan insentif untuk investasi Menyediakan insentif untuk kegiatan R & D Mengembangkan Pusat Design dan Engineering Mengembangan Laboratorium Uji
14 14
KEBIJAKAN
Mengembangkan pasar kendaraan bermotor dalam negeri melalui harmonisasi tarif bea masuk dan kebijaksanaan perpajakan Meningkatkan penggunaan komponen buatan dalam negeri di industri perakitan kendaraan Meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor produksi dalam negeri
15 15
16 16
5.3
Unsur Penunjang
Roda 2 Pengembangan Cepat (2005-2009); full manufacturing dan engineering sepeda motor utuh Pengembangan merek lokal Roda 4 Investasi (2005-2010); design dan engineering komponen secara lokal Matang (2011-2020); design dan engineering kendaraan utuh (KBM Niaga & Penumpang Ukuran Kecil; Full Manufacturing) Promosi Ekspor ke negara ASEAN Meningkatkan Kerjasama dengan pemasok komponen Membangun jaringan pemasaran global Mengembangkan bursa komponen Meningkatkan Kompetensi SDM dalam penguasaan teknologi manufaktur dan pengembangan produk Meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang Manajemen dan Engineering Pembangunan Otomotif Port (pelabuhan khusus untuk otomotif) Harmonisasi tarif bea cukai Menyediakan Tax Allowance untuk investasi baru dan perluasan Kredit/potongan atas pajak bagi usaha pengembangan SDM dan R & D Membangun pusat R & D Pengembangan KBM Meningkatkan Kemampuan Lembaga Uji dalam Rangka Sertifikasi Pemberian Insentif berdasarkan lokasi yang diprioritaskan
17 17
Pasar
SDM
Infrastruktur
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI
Daftar Isi
I. II.
PENDAHULUAN 1.1. RUANG LINGKUP 1.2. ALUR PIKIR ROADMAP INDUSTRI PERKAPALAN 1.3. KONDISI INDUSTRI PERKAPALAN SAAT INI FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Gambaran Potensi Pasar Domestik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku Pasar 2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Modal 2.2.2. Sumber Daya Manusia 2.2.3. Infrastruktur 2.2.4. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN ANALISA SWOT SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM / RENCANA AKSI KELEMBAGAAN
I.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, 2/3 luas wilayahnya merupakan lautan dan terdiri dari kurang lebih 17 ribu pulau yang kaya akan sumber daya alam (pertambangan, gas, minyak bumi, perikanan, pariwisata, dll) memerlukan pengelolaan yang terintegrasi. Kapal merupakan sarana yang penting dan vital baik sebagai sarana alat transportasi-perhubungan maupun sebagai alat kerja pertambangan, perikanan, pariwisata dan sebagainya, serta sebagai bagian dari alat utama sistem pertahanan. Kapal dapat juga dikategorikan sebagai bagian dari infrastruktur-ekonomi (jembatan), sehingga industri perkapalan atau galangan kapal merupakan industri strategis dan industri masa depan yang penting untuk ditumbuhkembangkan. Jumlah perusahaan industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional yang telah terdaftar sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas terpasang sekitar 400.000 DWT/tahun untuk bangunan baru dan sekitar 6.000.000 DWT/tahun untuk reparasi kapal / docking-repair. Fasilitas produksi kapal terbesar yang dimiliki berupa graving dock ukuran 150.000 DWT yang dapat juga dipergunakan untuk reparasi kapal / docking repair.
Industri perkapalan Indonesia / galangan kapal nasional telah berpengalaman membangun kapal baru berbagai jenis dan ukuran bahkan mutunya telah mendapatkan pengakuan internasional, seperti : Kapal Curah (Bulk Carrier) 50.000 DWT, ekspor ke Jerman, Turki dan Italia Kapal Ferry Ro-Ro 19.000 GT, pesanan Rederi AB Gotland, ekspor ke Swedia Dry Cargo Vessel 18.500 DWT, pesanan Stepenson & Clark, ekspor ke Inggris dan Belanda Kapal penumpang (Passenger Ship) kapasitas 500 orang Kapal tipe Caraka Jaya (General Cargo dan Container Vessel) Kapal Tanker (Oil Tanker) 30.000 DWT Kapal Ikan (Fishing Vessel) 300 GT Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat/FPB) 57 m dan 28 m Kapal Tunda/Tarik (Tug Boat) 7.500 HP Kapal Suplai (Anchor Handling Tug Supply/AHTS) 2 x 8.000 HP, dan sebagainya
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa industri perkapalan yang merupakan industri padat karya dan padat modal, memiliki daya saing yang tinggi, teknologi manufacturing telah dikuasai, serta dalam batasbatas tertentu telah menguasai rancang bangun dan rekayasa kapal seperti kapal tipe Caraka Jaya, kapal penyeberangan, kapal curah, kapal tunda/tarik, dan lain-lain.
II.
FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional dan Domestik Dunia dan Regional
Produksi kapal dunia yang selama ini dikuasai oleh Jepang ( 40%), Korea Selatan ( 30%), Eropa Barat ( 15%) dan China ( 10%) mulai bergeser. Produksi kapal Korea Selatan sekarang sudah melampaui produksi kapal Jepang, sedangkan industri perkapalan China juga mulai mendekati Korea Selatan dan Jepang. Pangsa pasar kapal dunia saat ini sangat besar, khususnya kapal tanker dengan mulai diberlakukannya peraturan baru mengenai keamanan pelayaran (Safety of Life at Sea/SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO) yang mengharuskan kapal tanker menggunakan konstruksi lambung ganda (Double Hull ) yang diberlakukan sejak tahun 2007. Sementara itu industri perkapalan di negara maju kurang diminati khususnya karena biaya SDM/Labour cost-nya yang tinggi, sehingga kondisi ini memberi peluang bagi industri perkapalan dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui kerjasama dengan investor asing.
Industri perkapalan nasional telah terbukti memiliki daya saing global. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan ekspor kapal dari US$ 47,4 juta pada tahun 2004 menjadi US$ 294,1 juta pada tahun 2006 atau meningkat 6,2 kali lipat (620%) hanya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun. Adapun negara-negara tujuan ekspor adalah Eropa (Italia, Jerman, Turki, Belanda), Hongkong dan Singapura. Domestik Indonesia sebagai negara maritim, dimana 2/3 luas wilayahnya merupakan lautan dan terdiri dari kurang lebih 17 ribu pulau yang kaya akan sumber daya alam, memerlukan kapal sebagai sarana atau alat transportasi/perhubungan maupun sebagai alat kerja pertambangan, perikanan, pariwisata, dsb serta sebagai bagian dari alat utama sistem pertahanan. Dalam rangka pemberdayaan industri pelayaran nasional, pemerintah menerbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2005 yang intinya adalah pemberlakuan azas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri yaitu bahwa angkutan laut dalam negeri harus diangkut oleh kapal berbendera Indonesia, yang selama ini masih diangkut oleh kapal berbendera asing ( 45%) dan angkutan luar negeri atau angkutan ekspor/impor ( 95%). Hal ini merupakan peluang bagi industri perkapalan nasional untuk memanfaatkan potensi pangsa pasar yang besar tersebut. 6
Gambaran kebutuhan kapal dalam negeri sebagai akibat diberlakukannya Inpres Nomor 5 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tipe kapal General Cargo Container Curah Kering (Bulk) Barge Tug Boat Tanker Penumpang Ro-Ro TOTAL (Sumber : Departemen Perhubungan) Kondisi saat ini (Jumlah kapal) 1.388 107 46 1.408 1.357 233 229 60 4.828 Total kebutuhan kapal (Unit) 800 80 30 500 500 132 50 50 2.142
Gambaran kebutuhan kapal tersebut diatas belum termasuk kebutuhan kapal karena pertumbuhan industri dari sektor pengguna, sebagai contoh kebutuhan kapal untuk angkutan batubara, karena kebijakan pembangunan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara yang cukup besar, dsb.
2.1.2.Analisa Gap
Jumlah perusahaan industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional yang telah terdaftar sebanyak 250 perusahaan, sekitar 80% diantaranya hanya memiliki fasilitas produksi yang mampu membangun kapal dengan ukuran s/d 1.000 GT atau equivalent 1.500 DWT dan mesin-mesin/alat produksi pada umumnya sudah berusia tua, kurang produktif dan tidak effisien, sehingga diperlukan restrukturisasi/modernisasi peralatan produksi dan peningkatan kapasitas fasilitas produksi bagi industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional. Dilain pihak, kebutuhan kapal cenderung berukuran besar dan kompleksitas muatannya bervariasi atau kapal-kapal jenis multi purpose vessel (angkutan kontainer dengan kendaraan, penumpang dengan barang, kendaraan dengan penumpang, dsb).
Dalam rangka menghadapi permintaan pasar yang dinamis, kemajuan teknologi dan ukuran kapal yg cenderung lebih besar dan canggih (sophisticated) serta kompleksitas muatannya yang bervariasi, industri perkapalan Indonesia harus mempersiapkan diri dalam hal :
a.
Teknologi produksi: Melakukan restrukturisasi dan modernisasi mesin-mesin peralatan produksi antara lain komputerisasi mesin potong (CNC), mesin las, memperkuat design & engineering dan SDM yang terampil. Kapasitas produksi : Melakukan investasi dan perluasan (peningkatan kapasitas). Manajemen produksi : Meningkatkan manajemen produksi pembangunan/repair kapal sehingga dpt memperpendek delivery time untuk meningkatkan daya saing.
b.
c.
Tingkat daya serap pasar kapal baru dalam negeri terhadap kebutuhan potensial kapal khususnya oleh perusahaan pelayaran nasional masih relatif kecil dari yang seharusnya, karena kemampuan daya beli perusahaan pelayaran nasional yang masih rendah (self financing tidak cukup). Pendanaan untuk investasi pembelian kapal baru belum mendapat dukungan dari perbankan nasional. Hal ini terlihat dari pembebanan suku bunga yang tinggi serta keharusan adanya collateral sebesar 135% - 150%. Trend kebutuhan kapal-kapal niaga yaitu kapal yang memiliki fleksibilitas angkutan yang tinggi (multi purpose vessel) seperti kapal angkutan kontainer dengan kendaraan, kendaraan dengan penumpang, kontainer dengan penumpang, dsb, serta ukuran kapal yang cenderung besar. Sedangkan kapal-kapal kerja yaitu kapal dengan kekuatan/power mesin yang besar untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi dan manuver yang lincah. 10
2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam (mineral/tambang, gas dan minyak bumi) memerlukan pengelolaan yang terintegrasi dan infrastruktur yang memadai. Kapal sebagai alat transportasi/perhubungan atau jembatan penghubung antar pulau dan sebagai alat kerja di laut dapat dikategorikan sebagai infrastruktur pembangunan ekonomi. Pembuatan kapal memerlukan baja sebagai bahan baku, mesinmesin dan peralatan kapal yang diproduksi dari hasil pertambangan, dan memerlukan energi listrik yang diperoleh dari gas maupun minyak bumi. 2.2.2. Sumber Daya Modal Industri perkapalan merupakan industri yang padat modal, dengan karakteristik slow yielding, high risk dan low return, sehingga perbankan tidak tertarik membiayai investasi disektor perkapalan. Jumlah investasi yang telah ditanamkan pada industri perkapalan Indonesia/ galangan kapal nasional diperkirakan mencapai sekitar US$ 1 Milyar. 11
Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu sekitar 240 juta orang, sehingga SDM sangat melimpah. Memiliki institusi pendidikan/perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga-tenaga ahli di bidang perkapalan. Memiliki institusi pendidikan kejuruan formal dan non formal yang menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kompetensi di bidang perkapalan dan bidang-bidang terkait lainnya. Industri perkapalan merupakan industri padat karya.
2.2.4. Infrastruktur
Infrastruktur ekonomi Ketersediaan lahan untuk industri perkapalan/galangan kapal cukup tersedia dan memadai namun belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti : jalan (akses jalan ke lokasi), listrik dan pelabuhan.
12
Infrastruktur industri
Kedalaman struktur industri perkapalan belum kuat, belum didukung oleh industri bahan baku dan komponen kapal dalam negeri. Ketergantungan terhadap komponen impor yang masih tinggi. Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN / NaSDEC) sudah didirikan pada tahun 2006 namun masih perlu diperkuat oleh sarana pendukungnya seperti hardware dan software maupun SDM yang ahli dan profesional, masih dperlukan waktu untuk menambah pengalaman dan keahlian.
Pusat Desain dan Rekayasa kapal Nasional (PDRKN / NaSDEC) belum kuat dan sinergi industri perkapalan nasional dgn institusi/lembaga riset/perguruan tinggi yang masih kurang. Pada umumnya industri perkapalan / galangan kapal nasional belum memanfaatkan perkembangan teknologi produksi yang efisien (sistem block).
13
Keterkaitan industri inti, pendukung dan terkait masih terbatas pada hubungan bisnis, belum saling bersinergi untuk memperkuat industri nasional Terbatasnya networking antara industri inti (industri perkapalan) dgn industri pendukung (industri bahan baku & komponen) dan industri terkait (pengguna/pelayaran, asuransi, perbankan, PDRKN/NaSDEC dll). Ketergantungan terhadap komponen impor yang masih tinggi.
14
15
16
2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN Perusahaan galangan kapal nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan kapal dalam negeri sebagai base load pengembangan industri perkapalan nasional dan kapal-kapal ekspor yang memiliki daya saing tinggi : Kapal Niaga (Cargo, Container, Tanker, Bulk Carrier, Chemical) Kapal-kapal Kerja (Tug boat, Supply Vessel, Dredger ship, Working barge, Diving supply vessel) Kapal penumpang Kapal patroli
17
Opportunities (Peluang)
1.
Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas Memiliki pengalaman dlm membangun kapal Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan Tersedianya SDM yang terampil di bidang perkapalan Berdirinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN/NaSDEC) Batam sebagai Bonded Zone
2. 3. 4.
Meningkatnya pasar dalam negeri yg menjadi load base pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang semakin terbuka Adanya relokasi industri perkapalan dari negaranegara maju Adanya Lembaga Keuangan Non Bank untuk pemberdayaan industri perkapalan seperti PT Pann Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan
Weaknesses (Kelemahan)
1. 2. 3. 4. 5.
Threats (Ancaman)
1.
Kurang dukungan dari Perbankan Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim Ketergantungan thd bahan baku & komponen impor yg tinggi Delivery time yang kurang kompetitif
2.
3. 4.
Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota Negara-negara pesaing di ASEAN berkembang pesat demikian pula di Asia (RRC) lebih pesat lagi perkembangannya Kurangnya komitmen pemerintah di sektor maritim Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal yang ada di luar Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih dinikmati oleh PMA 18
IV.
SASARAN Jangka Menengah (2007 2009) Meningkatnya jumlah dan kemampuan industri perkapalan/ galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal sampai dengan kapasitas 50.000 DWT Meningkatnya produktivitas industri perkapalan/ galangan kapal nasional dengan semakin pendeknya delivery time maupun docking days. Jangka Panjang (2010 2025) Adanya galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupa building berth/graving dock yang mampu membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair sampai dengan kapasitas 300.000 DWT utk memenuhi kebutuhan di dalam maupun luar negeri (World class industry) Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal nasional dalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan kapal khusus lainnya Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapal nasional untuk mampu mensupply kebutuhan komponen kapal dalam negeri Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dan semakin kuat dalam mendukung industri perkapalan/galangan kapal nasional. 19
Sasaran Produksi
900,000 800,000 Gross Tons (GT) 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 s/d 2010 s/d 2015 Tahun Volume (GT) Nilai (Milyar Rupiah) s/d 2020 s/d 2025 4,865 206,800 9,785 330,000 19,680 531,500
Bangunan Baru
856,000 39,500
45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Milyar Rupiah
20
Sasaran Produksi
20,000 18,000 16,000 14,000 1.000 DWT 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 s/d 2010 s/d 2015 Tahun Volume (1.000 DWT) Nilai (Milyar Rupiah) s/d 2020 s/d 2025 1,024 4,400 2,050 7,000 4,120 11,200 8,300
Reparasi
18,000
10,000 9,000 8,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Milyar Rupiah
21
7,000
Sasaran Ekspor
Nilai Ekspor
1,600 1,400 1,200 Juta US$ 1,000 800 600 400 200 0 s/d 2010 s/d 2015 s/d 2020 s/d 2025
Ekspor (Juta US$)
1,530
22
2015
-
2020
-
2025
-
Kapal Niaga s/d 50.000 DWT (Merchant ship) Kapal Penumpang (Passenger ship) Kapal Kerja Kapal Patroli (FPB)
Kapal Niaga s/d 80.000 DWT (Merchant ship) Kapal Penumpang (Passenger ship) Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet
Kapal Niaga s/d 200.000 DWT (Merchant ship) Cruise ship Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet Frigate Industri bahan baku & komponen berkembang PDRKN/NaSDEC mampu mendesain kapal niaga, penumpang, kerja, patroli dan perang
Kapal Niaga s/d 300.000 DWT (Merchant ship) Cruise ship Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet Frigate Sub marine Industri bahan baku & komponen kuat PDRKN/NaSDEC mampu mendesain kapal berbagai jenis dan ukuran
23
Industri bahan baku & komponen tumbuh Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN/NaSDEC)
24
Menjadikan pasar dalam negeri sebagai base load pengembangan industri perkapalan melalui penggunaan produksi kapal & jasa reparsi / docking repair dalam negeri Penguatan dan pengembangan Klaster industri kapal Meningkatkan daya saing industri melalui penguatan dan pendalaman struktur industri guna meningkatkan kandungan lokal dan daya saing industri perkapalan Mengembangkan industri pendukung di dalam negeri (industri bahan baku dan komponen kapal) Mengembangkan pusat peningkatan ketrampilan SDM Penguasaan teknologi, RBP melalui Pengembangan PDRKN (Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional) Menarik investor asing Perbaikan iklim usaha (pajak, suku bunga, tata niaga, 25 dll)
2011 2020
-
2020 2025
-
Mendorong restrukturisasi industri perkapalan melalui modernisasi mesin/peralatan produksi yang sudah berusia tua Mengembangkan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Mendorong pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong lembaga keuangan (Bank & Non Bank) untuk membiayai pembangunan kapal Mendorong kerjasama dengan luar negeri (antar pemerintah dan antar perusahaan)
Mendorong investasi/perluasan pengembangan industri galangan kapal dengan fasilitas produksi untuk kapal baru maupun reparasi kapal sampai dengan kapasitas 300.000 DWT Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Memperkuat pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong terbentuknya lembaga keuangan khusus maritim Mendorong kerjasama pengembangan kapal-kapal khusus
Mendorong investasi/perluasan pengembangan industri galangan kapal dengan fasilitas produksi untuk kapal baru maupun reparasi kapal sampai dengan kapasitas 300.000 DWT Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Memperkuat pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong terbentuknya lembaga keuangan khusus maritim Mendorong kerjasama pengembangan kapal-kapal khusus
26
VII. KELEMBAGAAN
- Dep. ESDM - Dep. Terkait - Supplier Bahan baku dan Komponen Impor - Pajak - Pelabuhan - Pengawasan barang beredar
Ekspor
Bahan baku dan Komponen Lokal Industri komponen
- Bank Indonesia (suku bunga) - Lembaga Keuangan (Bank & Non Bank) - Departemen Keuangan (Pajak, PPN, PPn, PPh Badan, BM) - Departemen Perhubungan (pelabuhan, sewa lokasi) - Dep. Kimpraswil, Dep. ESDM (infrastruktur) - Pemda (pungutan, birokrasi)
27
I. DAFTAR ISI
PENDAHULUAN II. FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional & Domistik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku Pasar
I.
2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam 2.2.2. Sumber Daya Modal 2.2.3. Sumber Daya Manusia 2.2.4. Infra Struktur 2.2.5. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN
III. SWOT Industri Elektronika Konsumsi, Bisnis Dan Peralatan Kontrol IV. SASARAN
I. PENDAHULUAN
Cakupan pembinaan produk
- Produk Elektronika Konsumsi meliputi : Audio/Video ( Radio, R. Cass/Rec/VCD, Televisi dll), Peralatan listrik untuk rumah tangga (Rice Cooker, Blender, Juicer, Mesin Cuci, Refrigerator, AC, dll.), Lampu Listrik dan Battery Kering. - Elektronika Bisnis/industri: (Mesin Kantor, Peralatan kontrol, medis, optik, dll.) - Komponen meliputi : Komponen dan Modul (komponen aktif, pasif, electronic part dll) Industri Ektronika Konsumsi kelas dunia seperti Panasonic, Sanyo, Toshiba, LG, dan Samsung yang beroperasi di Indonesia merupakan pendorong penumbuhan supporting industri dan pengembangan merk lokal Industri. Elektronika Konsumsi (Audio, Video dan Alat Rumah Tangga Listrik, Lampu LHE dan Battery Kering) mempunyai potensi pengembangan yang cukup baik dimasa depan
menjanjikan dengan nilai impor dunia sebesar US$ 162 milyar dimana pangsa pasar Indonesia masih sekitar 1 %
Prospek pasar dunia cenderung meningkat dan memberi peluang bagi industri dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasarnya Negara tujuan utama ekspor adalah USA 21, 9 %, Jepang 14, 3 %, dan Singapura 10 %
(lanjutan)
- Administrasi
- Teknologi
II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT
- Keterkaitan industri inti, pendukung, dan terkait masih terbatas dengan
pada komponen mekanik seperti komponen plastik, kompon logam/ casting / forging, packaging sedangkan untuk komponen elektroniknya masih sangat terbatas.
- Terbatasnya jejaring (network) antar industri elektronika dengan Industri pendukung dan terkait - Terbatasnya dukungan dari pusat litbang, lembaga uji, lembaga sertifikasi dan perguruan tinggi dalam pengembangan industri elektronika konsumsi - Masih terbatasnya industri mould and dies yang presisi untuk mendukung industri elektronika. - Keterkaitan industri inti, pendukung dan terkait seperti pada gambar
Dinas Perindag
Komponen Elektronika / Semi Konduktor (PCB, Transistor, Kapasitor, Resistor dll) Kabel Bahan Kimia (Plastik, Karet) Software Kemasan (plastik, Kertas)
Distributor
Eksportir
PIBIN
II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan) 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN dan PERSAINGAN
Perusahaan Industri Elektronika akan mengarahkan hasil produksi yang berbasis ICT/digital ; Elektronika Konsumsi - Televisi LCD dan Plasma TV - Mini compo DVD - AC diatas 2 PK - Kukas diatas 250 L keatas - Mesin cuci otomatis Elektronika Bisnis (peralatan medis dan peralatan kontrol) - Tensi meter, tes gula darah, kursi rawat gigi, Rontgen, Scanning, Ultra sound system dll - Mikroskop multi fungsi, multy tester, theodolit dll Komponen Elektronika - Panel LCD - PCB multy layer - Kompressor AC/Kulkas - Semiconduktor (IC)
S W O T
W
- Umumnya R & D masih lemah - Penerapan standar produk masih terbatas - Negara tujuan ekspor masih ditentukan prinsipal. - Masih lemahnya industri dalam negeri dalam QCD - Masih banyaknya produk illegal - Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor masih cukup tinggi.
: 481
O
- Pangsa pasar domestik sangat besar - Insentif bagi industri komponen belum dimanfaatkan secara optimal - Industri kelas dunia sudah beoperasi di Indonesia. - Pangsa pasar dunia ysng besar US$ 112 milyar tahun 2000 dan tumbuh 10 % pertahun.
T
- Iklim investasi lebih menarik di negara. - Kurang bersinerginya antara pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota - Akses informasi belum dimanfaatkan baik oleh industri dalam negeri maupun pemerintah sehingga kurang tanggap terhadap adanya perubahan global. - Negara pesaing di ASEAN berkembang pesat sementara negara pesaing lain (RRC) semangkin berkembang pesat.
$) r US ilya m
4,5 mly
2007
2010
2015
2020
2024 2025
250.000 150.000
p) un R trily (
target Rp400 T
400
AN AIK
DU PRO
KSI
250
180
2007
2010
2015
2020
2025
$) US lyar mi
15 13,8
S ta U Ii (ju AS EST
12,7
11,7
HA N MBU INV
4500
TU PER $)
4000 3500
2500
3000
07
08
09
10
11
12
13
14
15
125
) rang 00 O 0 99 JA ( KER
112
86
180
148
07
08
09
10
11
12
13
14
15
2010
-
2015
- Berkembangnya Produk elektronika konsumsi berbasis digital/ ICT dan ramah lingkungan/green produk serta hemat energi
-
2020
Produk elektronika konsumsi berbasis digital/ICT, ramah lingk / green product serta hemat energi terus dikembangkan menggunakan teknologi nano
2025
- Produk elektronika konsumsi, peralatan medis dan alat kontrol serta komponen elektronika berteknologi nano telah menjadi basis produksi di Asean dan ASIA
Produk elektronika konsumsi mulai dikembangkan kearah produk berbasis digital/ICT dan ramah lingkungan/green produk. Industri peralatan medis sederhana telah mulai tumbuh Indutri lampu hemat energi (LHE) telah berkembang
Mulai dikembangkan Ind. peralatan medis dan Industri alat kontrol/alat ukur Industri komponen berbasis ICT/digital terus dikembangkan
2010
2015
2020
2025
Ramah Lingkungan
Refrigerator
Produk Hemat energi
DLP TV
LHE
Washing Machine
Air Conditioner
2010
2015
Scanning
2020
-
2025
X-Ray
2010
- Telah tumbuh
2015
- Berkembangn
2020
- Telah
2025
- Berkembangn
- Meningkatnya
- Telah berkem -
- Telah
- Industri
- Berkurangnya
Elektro nika nasional telah dapat memenuhi kebu tuhan pasar dalam negeri indus global
- Ketergantunga
- Industri
IV. SASARAN
(lanjutan)
Pengembangan (Kualitatif)
2010
- Tumbuhnya
2015
- Berkembangn
2020
- Kebutuhan
2025
- Kebutuhan
elektronika bisnis/industri s/kontrol sebagian besar dapat dipenuhi oleh industri lokal
- Meningkatnya
MISI
Memperkuat struktur industri dengan meningkatkan teknologi dan mendorong tumbuhnya industri pendukung dan komponen berbasis ICT/digital. Memenuhi 90 % pasar domestik produk Elektronika Konsumsi, 70 % Elektronika Bisnis dan Peralatan Kontrol. Menciptakan lapangan kerja yang luas dengan SdM berteknologi tinggi. Menjadi negara eksportir produk Elektronika Konsumsi, Elektronika Bisnis/komponen terbesar di ASEAN
VII. KELEMBAGAAN
BAHAN BAKU, SUB KOMPONEN, KOMPONEN IMPOR -DEP. ESDM -DEP. INDUSTRI -DEP. TERKAIT -SUPPLIER
EKSPOR BAHAN BAKU LOKAL INDUSTRI KOMPONEN INDUSTRI ELEKTRONIKA PRODUK DOMESTIK
ENERGY SDM
- PLN - SWASTA
TEKNOLOGI
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN II. FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional & Domistik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku Pasar 2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam 2.2.2. Sumber Daya Modal 2.2.3. Sumber Daya Manusia 2.2.4. Infra Struktur 2.2.5. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN III. SWOT Industri Telematika IV. SASARAN V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN VI. PROGRAM / KEBIJAKAN VII. KELEMBAGAAN
I. Pendahuluan
Industri Telematika Indonesia
INFORMATIKA
Produk Komputer & Appliances
Komputer dan Peralatannya Internet Appliances Sistem Komunikasi Multimedia
TELEKOMUNIKASI
Terminal
Telepon, CDMA/GSM/PHS Handset, VoIP, MoIP 3G-4G Wireless Satellite Handset
Software
Aplikasi Internet, WEB, WAP Software (bisnis, kreatif/seni, ilmu pengetahuan)
Jaringan Akses
Kabel, fiber, UTP, PLC, 3G-4G wireless Indonesia
Contents
E-Contents, Business Intelligence, Advertisments, Customer Services Games, Animasi, Art, Human Interests, Tourism News, Education, Health, Facts, Technology
*Sources: PwCs
Tipe produk
Internet infrastructure and enabling products Produk software standart (home, office, enterprise) 33%
Content dan layanan information 13% Produk sistem (hardware & software) 6%
9%
40%
12
Pertumbuhan antara 2003-2007
10,4 %
10 8
Services
4 2
Sumber : Global Insight, Inc. World Information Technology and Services Alliances, Digital Planet 2004
Hardware
Software
Amerika Utara
Amerika Latin Timur Tengah Eropa Barat Afrika Asia Pasifik Eropa Timur
Sumber : Global Insight, Inc. World Information Technology and Services Alliances, Digital Planet 2004
16
Pasar Indonesia Hardware 979,9 juta dolar AS, Consulting 211,7 juta dolar AS. Software 110,3 juta dolar AS.
Data HP Indonesia
10
11
12
13
2.2.4. Infrastruktur
Sangat terbatas ketersediaan tempat untuk incubator dan wirausaha Pengamanan sarana dan prasarana transportasi dari pelabuhanpabrik-pelabuhan belum mendukung. Cukup tersedia sarana dan prasarana telekomunikasi di seluruh wilayah pengembangan industri. Namun jumlah Satuan Sambungan Telepon yang sangat kacil dibanding jumlah penduduk (tidak mempertimbangkan pertumbuhan Internet). Kawasan industri masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Batam, sedangkan untuk industri software masih terfokus di beberapa ibu kota Propinsi/Kabupaten/Kota Pemerintah cukup berperan serta dalam pengadaan infrastruktur pendukung industri telematika.
14
2.2.5. Lain-lain Kemampuan pendanaan yang sangat terbatas Technology follower Supply chain technology Tidak memiliki produk andalan dan unggulan
15
Dinas Perindag
Antena,multiplication equipment, Digital radio, echo canceller STDI-K, STDI, STK 1000,SENA, PABX, Peralatan Pendukung
Mesin dan Peralatan
Pesawat telepon. Card payphone,facsimile, Multicoin payphone, Wartel Peripheral (Monitor, Printer, Scanner,Keyboard, mouse dll Motherboard, Hardisk, Prossesor, Disk drive, dll Software system, Pakage software Software Aplikasi, Animasi Konten dll
Assosias :
Masyarakat Telematika, Aspiluki APJII, Apkomindo, Ainaki
16
DRN
Depperin & Kementerian BUMN
DJIATT
ASSI
Asosiasi
Asosiasi lain
17
Software
Mencapai skala ekonomi untuk membangun produk sendiri Aliansi dengan produkproduk TI global untuk men Web-kan industri lokal
STRATEGI FOKUS INDUSTRI SOFTWARE Lebih banyak MENDUKUNG INDUSTRI LOKAL Mulai kemampuan2 MEMBANGUN KEMAMPUAN ATAS di sini financing, PRODUK-PRODUK GLOBAL TERTENTU lebih banyak MENDAYAGUNAKAN KEMAMPUAN INI Memilih & fokus start-up baru UNTUK PASAR LOKAL DAN GLOBAL terhadap industri2 Berhubungan dengan internet dan software universitas2 kunci untuk penyediaan kunci/andalan karyawan yang diperlukan Memilih tempat penyatuan untuk incubator/ wirausahawan Membawa lebih banyak pekerjaan programming Memperluas kemampuan untuk industri SW lokal produk berdasarkan keterampilan atas software
18
KELEMAHAN
Lingkungan usaha belum kondusif sepenuhnya terutama belum adanya kepastian hukum, konsistensi kebijakan dan masalah ketenagakerjaan. Dukungan R&D dan trasfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan Belum tersedianya SNI untuk sistem keamanan bagi produk telematika Pasar ekspor masih terbatas Ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global Terbatasnya SdM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri telematika Potensi usaha berbasis teknologi informasi belum dikembangkan secara optimal (mis. Industri Animasi) Tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak
: 54,70
Nilai Ekspor : 2,83 (US $. Milyar) Tenaga Kerja : 58 (Ribu Orang) Utilisasi (%) : 68,1
PELUANG
Penyediaan konten dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru, oleh industri piranti lunak (software) Peluang pasar dalam negeri yang besar setelah AS, China dan India untuk produk produk tellematika secara keseluruhan. Pasar bebas AFTA, APEC dan WTO belum dimanfaatkan secara optimal. Belanja dalam negeri produk telekomunikasi baru dimanfaatkan hanya sebesar < 5%
ANCAMAN
Iklim investasi dan insentif yang lebih menarik di negara pesaing Banyak pekerja profesional telematika yang dibajak perusahaan diluar negeri. Cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi di bidang IT Industri Telematika di beberapa negara Asean telah melakukan kolaborasi dgn industri terkemuka di dunia (MNCs)
3.1 Kekuatan
1. Indonesia memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman. 2. Industri kelas dunia sudah investasi di Indonesia (Microsoft, Oracle, IBM dll) 3. Secara alamiah telah terbentuk pengelompokan industri telematika yang berpotensi membangun klaster antara lain. 4. Industri pendukung / komponen seperti : IC, CRT komputer, LCD Hand Phone/Camera digital, Lensa Digital, PCB, Komponen 5. plastik, Komponen Casting/Forging sudah diproduksi di dalam negeri. 6. Telah tersedia infrastruktur Nusantara 21 7. Industri Manufaktur Terbesar dan Tertua yang masih bertahan. 8. Berpengalaman sebagai Industri Manufaktur untuk Produk STDI dengan lisensi Siemens.
19
3.2 Kelemahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lingkungan usaha belum kondusif sepenuhnya terutama belum adanya kepastian hukum, konsistensi kebijakan dan masalah ketenagakerjaan. Dukungan R&D dan trasfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan Belum tersedianya SNI untuk sistem keamanan bagi produk telematika Pasar ekspor masih terbatas Ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global Terbatasnya SdM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri telematika Potensi usaha berbasis teknologi informasi belum dikembangkan secara optimal (mis. Industri Animasi) Tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak
3.3 Peluang
1. 2. 3. 4. Penyediaan konten dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru, oleh industri piranti lunak (software) Peluang pasar dalam negeri yang besar setelah AS, China dan India untuk produk produk tellematika secara keseluruhan. Pasar bebas AFTA, APEC dan WTO belum dimanfaatkan secara optimal. Belanja dalam negeri produk telekomunikasi baru dimanfaatkan hanya sebesar < 5%
20
3.4 Ancaman
1. 2. 3. 4. Iklim investasi dan insentif yang lebih menarik di negara pesaing Banyak pekerja profesional telematika yang dibajak perusahaan diluar negeri. Cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi di bidang IT Industri Telematika di beberapa negara Asean telah melakukan kolaborasi dgn industri terkemuka di dunia (MNCs)
IV. SASARAN
Sasaran Nilai Investasi
3500 3000 2500 3,120 2,826 2,560 2,318 2,100 1,902 1,723 1,561 1,414 1,280 1,160 1,051
21
Milyar Rupiah
2000 1500 1000 500 0 07 08 09 10 11 12 13 952 781 862 641 707 526 580
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
T a h u n (2007-2025)
(US$ milyar)
20 15 10 5 0 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 9.7 8.0 8.8 6.6 7.2 4.9 5.4 5.9 4.4 2.8 3.1 4.0 10.8 11.9 13.1 14.5
16.0
17.6
19.5
23
24
25
Sasaran Utilisasi
90 80 70 82.684.0 79.080.181.2 76.277.178.0 74.475.3 73.5 72.8 71.472.1 70.070.7 68.168.769.3
Prosentase (%)
60 50 40 30 20 10 0 Tahun Utilisasi 7 8 8 23 24 25 20 21 22 18 19 15 16 17 13 14 10 11 12
1 7
2 8
3 8
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
68. 68. 69. 70. 70. 71. 72. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 84.
58000 64032
67000
25
2015
- Aplikasi 4 G - Telah berkembang produk Animasi dan Konten 3 D - Berkembangnya produk Konten, Games di dalam negeri - Produk industri animasi & konten, games dalam negeri mampu bersaing dan memenuhi pasar regional - Berkembangnya Aplikasi Sistim Manufacturing - Berkembangnya industri soft ware aplikasi berbasis pertanian dan kelautan - Berkembangnya kemampuan untuk menghasilkan produk produk Wireless communication - Telah mampu dan menguasaiteknologi produk dalam mendukung pengembangan programPalapa Ring Tumbuh dan berkembangnya industri komponen komputer dan pendukungnya
2020
Industri Software dalam negeri sebagai basis produksi industri software global
2025
Berkembangnya Industri Animasi dan Konten Nasional yang mempu memenuhi pasar dalam negeri dan berdaya saing tinggi di pasar global
Pengembangan produk Industri Software Aplikasi Keuangan dan Manajemen Terpadu dalam negeri untuk mensuplai pasar domestik dan regional Telah mampu memenuhi 30% CAPEX dari belanja perangkat Telekomunikasi di dalam negeri TKDN Industri Telekomunikasi dalam negeri telah mencapai 40%
Kebutuhan software aplikasi pertanian dan kelautan telah mampu dipenuhi oleh industriSoftware dalam negeri
Industri software aplikasi nasional yang berdaya saing tinggi mampu menguasai pasar domestik dan regional
Telah tumbuh dan berkembang Industri Wireless communication Dalam negeri yg mampumengisi pasar domestik dan regional Industri telekomunikasi domestik tumbuh dan mampu memenuhi kebutuhan produk dan dukungan teknologi di dalam negeri Industri komputer dalam negeri mampu memenuhi pasar domestik dan berdaya saing tinggi di pasar regional
Industri telekomunikasi berbasis Wireless di dalam negeri telah menguasai teknologi serta pemasaran di tingkat regional Industri telekomunikasi nasional telah mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan mampu bersaing di pasar ekspor
26
WIPO PBB
World Bank
IMF
Pasar Global
Fokus Industri
Klaster Supersites
Pasar Lokal
4
Teknologi Finansial
Suppliers SDM
Pemerintah
27
28
29
30
VII. KELEMBAGAAN
Pemerintah
Dep. Perindustrian Deo. Perdagangan Dep. ESDM Dep Kehakiman Dep. Keuangan Dep. Nakerstrans Dep.Kom Info BPPT BKPM BSN Apkomindo, Aspiluki, AINAKI, Anima, APJII Perguruan Tinggi Lambaga Litbang Perusahaan penyedia industri penunjang, Perusahaan Penyedia Mesin Peralatan, Jasa Transportasi, Jasa Ke Uangan, Jasa Konsultasi, Perusahaan Pengelola Kawasan Industri
Perusahaan Perusahaan penghasil bahan Produsen Baku,komponen Telematika & sub-komponen
Produsen
JENIS INDUSTRI
INSTANSI TERKAIT
Dephub,Depkeu, BKPM, Depdag, Kantor Meneg. Ristek, BSN,Perguruan Tinggi
1. Industri Otomotif
LANJUTAN LANJUTAN
JENIS INDUSTRI
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN a. Pemanfaatan potensi pasar dalam negeri melalui Peningkatan P3DN. b. Penguatan & pengembangan klaster industri perkapalan c. Peningkatan daya saing melalui penguatan dan pendalaman struktur industri perkapalan dalam negeri d. Mengembangkan industri pemdukung dalam negeri / industri bahan baku dan komponen e. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional/ NaSDEC.
INSTANSI TERKAIT Dephub, DKP, Depkeu (BC), Dephan, Polri, Meneg BUMN, DepDN/ Pemda, Perguruan Tinggi, Depnaker, bappenas.
2. Industri Perkapalan
LANJUTAN LANJUTAN
JENIS INDUSTRI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN f. Peningkatan kualitas SDM perkapalan g. Mengembangkan kawasan khusus industri perkapalan h. Perbaikan iklim usaha al: usulan PPN masukan ( bhn baku & komponen) 0 %; tingkat suku bunga rendah untuk modal kerja i. Mendorong kerjasama dengan luar negeri untuk meningkatkan produktivitas. INSTANSI TERKAIT
LANJUTAN LANJUTAN
JENIS INDUSTRI
INSTANSI TERKAIT
Dep. Keu, Depdiknas, Perdag, BSN, PLN, ESDM, POLRI.
b.
c.
d. e.
LANJUTAN LANJUTAN
JENIS INDUSTRI
f.
INSTANSI TERKAIT
Dep. Keu, Depdiknas, Perdag, BSN, PLN, ESDM, POLRI.
g.
h. i.
LANJUTAN LANJUTAN
JENIS INDUSTRI
INSTANSI TERKAIT
Depkominfo, Kantor Meneg BUMN, Dep Keu, Bappenas, Kantor Meneg Ristek, Operator Telekomunikasi
4.
Industri Telematika dan Elektronika Profesional (Industri Telekomunikasi, Ind. Software, Ind. Animasi)
c. d. e. f. g.
h.
Tabel 2. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI PERKAPALAN URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Kapasitas Produksi a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal (DWT) 3. Realisasi Produksi a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal (DWT) 4. Nilai Produksi Baru (Trilyun Rp) a. Bangunan Baru (Milyar Rp) b. Reparasi Kapal (Milyar Rp) 5. Ekspor (Milyar US$) 6. Tenaga Kerja (orang) 7. Utilisasi (%) a. Bangunan Baru (%) b. Reparasi Kapal (%) 2006 7 400.000 6.000.000 200.000 4.800.000 6.100 4.750 1.350 0,42 32.600 60 50 70 2007 9.5 500.000 7.000.000 350.000 5.600.000 8.250 6.750 1.500 0,55 35.000 75 70 80 2008 10 700.000 8.500.000 525.000 7.250.000 10.150 8.450 1.700 0,75 40.000 80 75 85
Tabel 3. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI TELEMATIKA URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Produksi (Triliun Rp) 3. Ekspor (juta US$) 4. Impor (juta US$) 5. Tenaga Kerja (ribu orang) 6. Utilisasi (%) 7. Investasi (juta US$) 2006 10.4 40.33 2.830 2.097 58 67 48.2 2007 10.5 45.73 3.020 2.431 60 70 54.7 2008 11.2 49.70 3.400 2.800 67 72 60.8
10
Tabel 4. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI ELEKTRONIKA URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Produksi (Triliun Rp) 3. Ekspor (juta US$) 4. Impor (juta US$) 5. Tenaga Kerja (ribu orang) 6. Utilisasi (%) 2006 9.24 87.59 6.952 1.500 235 65 2007 9.8 97 7.600 1.520 247 68 2008 10.5 113 8.400 1.800 280 69
11
Tabel 5. PENCAPAIAN KINERJA SUB SEKTOR IATT TW-III TAHUN 2007 DAN TARGET TAHUN 2008 Realisasi 2007 TW-III (%) 9.1
No. 1
Pertumbuhan Industri (%) Industri Alat Transportasi Darat & Kedirgantaraan (KBM R-2, KBM R-4, Kereta Api, Pesawat Terbang) Industri Maritim & Jasa Keteknikan (Industri Perkapalan) Industri Telematika Industri Elektronika Rata-rata Pertumbuhan IATT (%)
2 3 4
12
NO 42 43 44 45 46 48 49
2008/ 2007 Kendaraan Bermotor R.2 10,1 Kendaraan Bermotor R.4 10,1 Perkapalan 9,3 Kereta Api 8,9 4 Pesawat Terbang Elektronika dan Telematika 10,1 Alat Listrik dan Peralatan 10,1 Listrik
Pertumbuhan 2010/ 2011/ 2009 2010 10,5 9,1 10,4 10,5 9,5 9,6 6,6 6,7 4,8 3 11 11,1 10,6 11,3
13