You are on page 1of 14

BAB V SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan: Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI); 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Nama Kegiatan. Pembangunan Gedung Sekolah SMK (Bantuan Keuangan Provinsi). Nama Pekerjaan Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMKN 2 Bontang (Lanjutan). Lokasi Pekerjaan. SMK Negeri 2 Bontang. Kontruksi bangunan bersifat permanen, terdiri dari : a. Pekerjaan Pesiapan b. Pekerjaan Plesteran c. Pekerjaan Rangka Atap, Atap dan Plafond d. Pekerjaan Pintu dan Jendela e. Pekerjaan Kunci Dan Penggantung f. Pekerjaan Lantai g. Pekerjaan Sanitasi h. Pekerjaan Pengecatan / Finishing i. Pekerjaan Intalasi Listrik

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

Gambar-Gambar Yang Terinci. Gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, rencana penyediaan material, peralatan, papan nama proyek dan rambu-rambu batas kerja di lokasi kegiatan harus disediakan oleh Pemborong demi untuk kelancaran pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat pada waktunya sesuai dengan persyaratan kontrak. Pemborong harus mempelajari dan mengecek semua gambar dari Direksi dengan cermat dan memberi tahu Direksi tentang suatu kesalahan atau kekurangan yang ditemui. Pemborong tidak berhak untuk menuntut suatu pembayaran tambahan berkenaan dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi telah memberikan perintah perubahan. Gambar-Gambar Yang Harus Diperhatikan oleh Kontraktor Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar pekerjaan sementara atau penunjang kepada Direksi untuk disetujui termasuk pekerjaan untuk perlindungan, tatakala waktu kerja, gambar rincian dan gambar-gambar pekerjaan yang diberikan oleh Direksi. Direksi berhak merubah gambar-gambar tersebut dan Pemborong harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut begitu pula dengan semua perubahan-perubahan tersebut tanpa tambahan pembayaran. Jika pemborong memperkirakan bahwa perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap keselamatan dari pekerjaan atau menambah tanggung jawab Pemborong maka Pemborong harus segera menyampaikan pernyataan tertulis kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan harus merincikan hal-hal khusus yang dirasa keberatan, maka Direksi akan mempertimbangkan hal tersebut. Persetujuan Atas Gambar. Pemeriksaan atau pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan, gambar-gambar atau dokumen yang diserahkan oleh Pemborong untuk memperoleh persetujuan Direksi, baik dengan atau tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh membebaskan Pembororng dari suatau tanggung jawab atau kerugian yang dibebankan kepadanya oleh suatu ketentuan kontrak. Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan pesyaratan-persyaratan kontrak setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap gambar-gambar tersebut yang telah diserahkan oleh pemborong atau rincian gambar-gambar tidak sesuai dengan gambar-gambar yang diserahkan terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yamg dianggap perlu oleh Direksi harus dilakukan oleh Pemborong dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Pemborong tanpa memerlukan tambahan pembayaran. PASAL 2 S I T U A S I

1.6.

1.7.

2.1.

Pembangunan Gedung Sekolah SMK yang dimaksud pada pasal 1.2 adalah lokasinya berada di SMK Negeri 2 Bontang. PASAL 3 KETENTUAN UMUM

3.1.

Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih, bebas dari bahan yang merusak material atau campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Apabila mutu air yang digunakan diragukan, maka direksi dapat meminta pemeriksaan laboratorium atas beban biaya pemborong.

3.2.

Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun lumpur, tanah, karang, garam dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan, kecuali bila dicuci dengan air tawar sampai bersih dari garam. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih, yang permukaannya keras agar tidak terjadi percampuran satu sama lain. Untuk pekerjaan beton, hanya pasir beton yang dapat digunakan yaitu pasir sungai yang bersih dari Lumpur ( max. 6 % ) dan kotoran lainnya, ukuran pasir 0,35-1,50 mm Semen yang digunakan harus disetujui dan disyahkan oleh yang berwenang dan memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pengangkutan harus terhindar dari air/hujan bebas dari kelembaban. Semen harus diletakan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah/lantai, penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Dalam pengirimannya yang baru harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga pemakaian semen sesuai dengan urutan pengiriman. Baja tulangan harus memenuhi tegangan tarik 2400 Kg/cm dan maksimal 3600Kg/cm toleransi diameter 0,2 mm - 0,4 mm. Baja tulangan dalam segala hal harus memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Baja tulangan harus bebas karat, minyak kotoran, cat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Dalam pekerjaan kontruksi harus dipasang sedemikian rupa dan sebelum/sesudah pengecoran tidak berubah tempat dari yang direncanakan semula. Baja tulangan tidak boleh ditempatkan di tanah/udara terbuka dalam jangka waktu lama. Batu belah, batu gunung atau batu kali yang dibelah mempunyai permukaan tajam kasar dan keras. Permukaan kasar dengan ukuran 5 - 7 cm, 15 - 20 cm. Semua tanah urugan/timbunan yang digunakan harus disetujui oleh direksi/pemberi tugas dengan perhitungan bahwa dengan tanah urugan diperoleh suatu kepadatan timbunan optimal atau sesuai yang direncanakan. Semua kayu yang digunakan harus dari kualitas yang baik atau tidak bergetah, kering udara, tidak cacat/celah, mata kayu besar yang lepas sudut pinggirnya bebas dimakan bubuk, dan cacat lain yang parah. Kayu dikeringkan minimal tiga bulan. Andaikata dalam ketentuan yang dicantumkan masih ada kekurangan, maka syarat dalam Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI.NI-5/1971) yang dipakai/berlaku. PASAL 4 SEROBONG KERJA, KANTOR PEMBORONG DAN PERSIAPAN LAIN

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

4.1.

Pemborong diwajibkan menyediakan ruang/tempat kerja untuk para staf Direksi dan Konsultan yang bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan dan biaya pembangunan menjadi tanggungan pemborong. Pemborong diwajibkan menyediakan gedung/kantor pemborong untuk menyimpan bahan/barang, dan kantor sebagai ruang kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh pemborong. Ukuran ditentukan sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi/Pemberi Tugas. Bangunan yang dimaksud dalam Pasal 4.1 dan 4.2 bila selesai bangunannya, penggunaan selanjutnya akan dibicarakan bersama Direksi. 3

4.2.

4.3.

4.4.

Pemborong diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan efisien. Demikian pula pembangkit tenaga listrik sementara, sumber air, perlindungan tertentu terhadap fasilitas umum, dan jalan sementara bila diperlukan. Pemborong berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi kecelakaan, kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga kebersihan lingkungan. Pengamanan Kegiatan dengan cara penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan lain-lain. PASAL 5 PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

4.5.

5.1.

Sebelum pekerjaan kontruksi dilaksanakan, terlebih dahulu Pemborong membersihkan segala macam benda, tumbuhan, sisa-sisa akar lain pada tempat yang sesuai rencana akan dibangun jalan, saluran, bangunan/fasilitas dan lainnya yang bebas dari pengaruh kerusakan terhadap kontruksi, termasuk dalam pekerjaan sesuai petunjuk Direksi. Jalan logistik tersebut harus disiapkan sebagai jalan penghubung, sebagaimana rencana. Pemborong tidak diperkenankan menebang pohon atau pagar hidup di lokasi pekerjaan, kecuali dalam batas-batas sesuai rencana dalam gambar, yang diberi tanda jelas harus ditebang. Bila ada sesuatu hal yang mengharuskan pemborong menebang pohon, harus secara tertulis disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana, rencana kontruksi jalan atau lainnya terdapat bangunan instalasi lainnya, pemborong tidak diperkenankan membongkar/memindahkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. PASAL 6 UKURAN/PEIL

5.2.

5.3.

6.1.

Pemborong diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat teknis. Bila dalam rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran diantara gambar, maka pemborong wajib melaporkan kepada Direksi untuk mendapat keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan tersebut. Akibat kelalaian pemborong, seluruhnya akan menjadi tanggung jawab pemborong. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaaan menurut ketentuan peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong terlebih dahulu mengukur kembali ketepatan peil-peil yang tercantum dalam gambar dan syarat-syarat teknis. Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh pemborong dan tidak dapat ditolelir maka Direksi berhak memerintahkan untuk membongkar dan akibat tersebut menjadi tanggungan pemborong. PASAL 7 PAPAN NAMA

6.2.

6.3.

7.1.

Pemborong diwajibkan membuat Papan Nama Kegiatan di lokasi Kegiatan, dan dipasang di tempat yang mudah dilihat umum. 4

7.2.

Bentuk, isi dan ukuran papan nama ditentukan Direksi dan disetujui Pemberi Tugas. Pemasangan dimulai sejak Kegiatan akan dilaksanakan dan dilepas kembali setelah disetujui Pemberi Tugas. PASAL 8 PEKERJAAN LANTAI

8.1. 8.2.

Semua lantai digunakan keramik Ikad polos 40x40 cm. Dibawah pasangan keramik dibuat beton B-0 ( 1 : 3 : 5 ) yang sebelumnya dihampar pasir urug setebal 5 cm dan disiram air secara merata dan dipadatkan Beton rabat keliling campuran ( 1 : 3 : 5 ) tebal 8 cm, di bawah beton rabat dihampar pasir pasang tebal 5 cm disiram dan dipadatkan. Bahan lantai keramik harus mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan dan atau Konsultan Pengawas ( harus mengajukan contoh bahan ). PASAL 9 PEKERJAAN PLESTERAN

8.3.

8.4.

9.1.

Plesteran adukan 1 pc : 4 psr dilaksanakan dengan tebal minimum 1,5 cm, kecuali pada bagian yang perlu kedap air dipakai campuran 1 pc : 2 psr. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan harus dibasahi dahulu. Bidang-bidang plesteran yang retak atau berombak harus diulangi/diperbaiki. Pasir untuk bahan plesteran harus diayak hingga halus. Plesteran diratakan dengan acian dan diamplas hingga halus untuk diberi laburan dasar sebelum dilakukan pengapuran. PASAL 10 PEKERJAAN PLAFOND.

9.2. 9.3.

9.4.

10.1. Langit-langit / plafond bangunan menggunakan bahan Gypsum Jaya Board 9 mm yang berkualitas baik. 10.2. Semua pekerjaan langit-langit dibuat dengan permukaan rata, tidak bergelombang dan pecah, harus lurus dan rata. 10.3. Bahan langit-langit yang cacat dan tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai, pinggiran yang tidak rata harus diketam dan diamplas. 10.4. Setiap tepi ruangan plafond dipasang list plafond Gypsum 10x10 cm. 10.5. Rangka plafond memakai besi hollow dan harus berkualitas baik, ukuran 4/4 cm. PASAL 11 PEKERJAAN RANGKA ATAP 11.1. Semua rangka atap menggunakan Rangka Baja Ringan J STEEL. 5

11.2. Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman sesuai dengan petunjuk pabrik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 11.3. Pemasangan harus mengikuti petunjuk pabrik dalam hal bentuk rangka kuda-kuda dan dudukannya, jarak kuda-kuda, jarak reng disesuaikan dengan atap yang digunakan, ikatan angin diagonal dari pelat strip dilengkapi dengan pengencang tensioner dan alat sambung yang disyaratkan. PASAL 12 PEKERJAAN ATAP 12.1. Digunakan atap Sakura Roof, pemasangannya harus rapat dan tidak boleh bocor. 12.2. Bubungan dipakai bubungan nok Sakura Roof. Pemasangan harus menjamin tidak terjadinya kebocoran. 12.3. Papan listplank menggunakan kayu kapur ukuran 2(2,5/20) dan pemasangan sesuai gambar. 12.4. Pemakuan atap Sakura Roof harus benar-benar pada reng tidak boleh ada pengulangan pemakuan yang akan mengakibatkan lobang, bila terjadi / ada lobang harus ditutup dengan mengguakan bahan yang kuat sesuai dengan bahan atap tersebut. PASAL 13 PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG 13.1. Lingkup Pekerjaan. a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat penggantung seperti tercantum dalam gambar, Kuantitas Pekerjaan dan Spesifikasi Teknis. b. Seluruh pintu harus dilengkapi dengan kunci pintu dan grendel pintu. 14.2. Bahan-bahan : a. Kunci 2 (dua) slaag ( kunci SES ) harus berkotak baja, sekrup dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kunci harus mempunyai dua anak kunci yang berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kabel baja. b. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya. c. Pegangan dan engsel-engsel harus dari baja yang digalvanisir dengan memakai ring nilon setarap ARCH SILVER ukuran 3 x 4 inch, dipasang sekurang-kurangnya tiga buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut berat beban daun pintu, tiap engsel memikul beban maksimal 20 kg. 14.3. Pelaksanaan Pekerjaan. a. Semua kunci dan engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan dicat. b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara mengkokohkannya hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti. c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 20 cm dari tepi atas dan di bawah sedangkan engsel ketiga dipasang sepertiga jarak antara engsel atas dengan engsel bawah diukur dari engsel atas. 6

d.

Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai gambar. PASAL 15 PEKERJAAN KACA

15.1. Semua kaca yang digunakan untuk bangunan ini menggunakan jenis kaca bening tebal 5 mm buatan dalam negeri yang berkualitas baik. 15.2. Kondisi kaca dalam keadaan baik dan mulus, tidak ada goresan atau retak. PASAL 16 PEKERJAAN CAT/LABURAN 16.1. Pekerjaan meni dan pengecatan dilakukan pada semua kozen, daun jendela, list plank, dan jalusi. 16.2. Semua pintu panel dicat dengan cat minyak kilat yang sebelumnya diplamir dan dimeni dengan meni kayu lalu diamplas sampai kalus dan rata. 16.3 Warna cat akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.

16.4. Jenis cat yang digunakan berkualitas baik jenis weather sild untuk dinding sisi luar. 16.5. Pekerjaan dempul, pengecatan dengan meni, plamur dan penghapusan harus dilaksanakan dengan rata, sehingga selesai dengan baik. 16.6. Pekerjaan cat yang ternyata kemudian retak-retak/tidak rata harus diperbaiki. 16.7. Semua dinding yang tampak harus dicat dengan cat danabrite atau akan ditentukan kemudian oleh Direksi. 16.8. Semua bidang yang akan dilakukan pengecatan harus dipastikan permukaanya sudah rata dan mulus, jika bidang belum halus harus diamplas kembali sampai halus. PASAL 17 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 17.1. Untuk keperluan ini pemborong harus menugaskan pihak ketiga (instalator) yang mempunyai sertifikat dari PLN atau mempunyai sertifikat DRM setempat dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis. Pemborong tetap harus bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud. 17.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat gambar/diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dan mendapat persetujuan dari Direksi. 17.3. Standar referensi yang digunakan untuk pekerjaan ini : a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1978. b. Nasional Fire Protektion Association (NFPA). b. Nasional Elektrical Code. c. AVE Standard (Belanda). d. DIN Standard (Jerman). e. British Standard (Inggris). 7

17.4. Gambar Ass Build Drawing dari instalasi yang menggambarkan sebenarnya harus dibuat pemborong. Gambar ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) bersama Surat Jaminan Keinstalasian harus diserahkan kepada pemberi tugas. PASAL 18 PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI 18.1. Menurut penjelasan-penjelasan atau peraturan-peraturan uraian ini dengan menggunakan tegangan/voltage 220 VA atau menurut petunjuk Direksi dan Konsultan Pengawas. 18.2. Penjelasan dari bahan-bahan : a. Pemakaian bahan harus memenuhi spesifikasi teknik yang disyaratkan dan dalam keadaan tidak cacat. Berkualitas baik dan memenuhi persyaratan keamanan kerja. b. Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan pemasangan. c. Barang-barang yang sudah diapkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari tempat pekerjaan jika pemborong tidak mengindahkan, Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya pemborong. PASAL 19 PERATURAN PEKERJAAN INSTALASI 19.1. Pekerjaan pemasangan pipa : a. Pemasangan pipa seluruhnya ditanam di dalam tembok sedemikian rupa, sehingga bila ditutup (plester) tidak menonjol keluar. b. Pipa-pipa yang ditanam di dalam tembok harus diikat kuat dengan klem dan pipa yang digunakan adalah pipa natloos ex union paralon. c. Pemasangan pipa yang diletakan di atas kayu harus dibelapak (klos) yang jarak pemasangan satu sama lain minimal 1 (satu) meter. d. Pada tiap-tiap pemasangan pipa ada kemungkinan air dapat berkumpul supaya dipasang inspektube. e. Pada tiap-tiap pemasangan pipa jarak 8 meter harus diberi trekdoos. f. Jumlah penarikan kabel dalam pipa harus sesuai dengan tebel (daftar) sebagai pedoman yang masih berlaku di Indonesia. 19.2. Pemasangan kabel : a. Kabel yang digunakan untuk pemasangan tersebut ialah kabel type NYA, NYY, NYM ex kabelindo, supreme atau yang sejenis. Ukuran kabel harus memenuhi standard dan tidak boleh lebih kecil dari 2,5 mm. b. Penarikan kabel di atas isolator dikerjakan di atas plafond yang tidak terlihat dari bawah. c. Isolator yang digunakan adalah R 25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang lebih 0,80 meter. d. Sebagai pengikat digunakan kawat baja. e. Pada tiap-tiap penyambungan kabel dipergunakan lasdop. f. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok, maka kabel itu dimasukan ke dalam pipa sebagai pengaman. g. Semua kabel yang dimasukan ke dalam pipa tidak boleh ada sambungan. h. Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh rusak karenanya.

19.3. Ukuran Isolasi : Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 1/2 ohm sampai 0,3 ohm. 19.4. Papan-papan sekring (panel) a. Papan sekring tersebut dari metal clad palat baja ukuran sesuai dengan perencanaan serta dilengkapi dengan frame yang kuat. b. Pemasangan papan-papan sekring/panel secara woll mounted terpasang kuat dan rapi serta mudah untuk operasi dan maintenace/pemeliharaan. b. Panel-panel tersebut setelah dipasang dengan baik dilengkapi dengan kotak dari papan yang diplitur serta dilengkapi pintu dan kunci. 19.5. Sambungan pengaman ke tanah (arde) harus dilaksanakan dengan peraturan-peraturan yang berlaku, batang-batang yang ditanam harus dari jenis kuningan minimum 21/2 mm2, dan panjang tidak kurang dari 3 meter ditanam lurus ke bawah. Electrode yang ditanam harus disambung dengan kabel kuningan garis tengahnya 5 mm2 pada bagian ke batang panel distribusi yang ditanam, semua sambungan harus memakai alat penghubung. 19.6. Pengujian seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah bekerja sempurna dalam segala hal harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan PLN setempat. 19.7. Pekerjaan / pemasangan penangkal petir disesuaikan dengan Pedoman Perencanaan Penangkal Petir. ( S.K.K.B.I. 1.3.53 ) 19.8. Pemasangan Arde Penangkal Petir harus rapi dan ditanam ke dalam tanah disambung dengan batang tembaga yang panjang batangnya 2 meter. PASAL 20 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 20.1. Pintu/rangka daun dikerjakan sesuai dengan gambar. Bahan dari kayu bengkirai berkualitas baik dan disetujui oleh Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas. PASAL 21 PENUTUP 21.1. Apabila dalam Spesifikasi Teknis untuk uraian bahan-bahan pekerjaan tidak disebutkan dalam perkataan atau kalimat dilaksanakan oleh pemborong maka hal ini dianggap seperti disebutkan. 21.2. Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi Teknis ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebahai Hal yang disebut. 21.3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi atau Pimpinan Kegiatan bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini. 21.4. Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai Laporan Akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan bagian dari Laporan Pekerjaan

10

1. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN

(JAMINAN BANK)
1. Oleh karena ....................................................................................(nama pengguna jasa) selanjutnya disebut PENGGUNA JASA telah menandatangani kontrak dengan : .....................................................................................................( nama penyedia jasa) ...........(alamat penyedia jasa) selanjutnya disebut PENYEDIA JASA untuk pekerjaan...................................... ................................................................................(uraian singkat mengenai pekerjaan) pada kontrak tanggal .............................................................................(tanggal kontrak) nomor........................................................................................................(nomor kontrak) 2. Dan oleh karena itu PENYEDIA JASA terikat oleh kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA memberikan jaminan pemeliharaan kepada PENGGUNA JASA sebesar% (...............persen) 3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili .......................... (nama bank) berkantor resmi di...... .(alamat bank)selanjutnya disebut BANK, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp................................. (jumlah jaminan dalam Rupiah) (terbilang.......) senilai dengan ....% (......................................................persen) (besarnya jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan di atas. 4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah : a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani kontrak tersebut di atas dengan PENGGUNA JASA, maka BANK wajib membayar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai dengan sebesar nilai uang yang disebutkan di atas, setelah mendapat perintah tertulis dari PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas kerugian yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA JASA dalam pemeliharaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak tersebut di atas; b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan tanpa perlu ada pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administratif dan tanpa perlu pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat atau kekurangan atau kegagalan pemeliharaan pekerjaan pada pihak PENYEDIA JASA. 5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan berdasarkan kontrak atau sampai PENGGUNA JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa jaminan ini boleh diakhiri.

11

6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya jaminan bank ini yang dinyatakan pada butir 5 di atas.

7. BANK menyanggupi memperpanjang jangka waktu berlakunya jaminan ini berdasarkan syarat-syarat yang sama sebagaimana disebutkan di atas sesuai dengan adanya perubahan atau perpanjangan waktu kontrak sebagaimana yang selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan-ketentuan kontrak. 8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak preferensinya atas harta benda milik PENYEDIA JASA yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan tandatangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ..........................

BANK

Tandatangan, Cap dan Materai

--------------Penjamin

12

2. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN

(SURETY BOND)
Nomor Bond : Nilai : Rp. (...) (jumlah nilai jaminan) 1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: . .............. (nama dan alamat penyedia jasa) sebagai PENYEDIA JASA, selanjutnya di sini disebut PRINCIPAL, dan........................................................................................(nama dan alamat perusahaan asuransi atau penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya di sini disebut SURETY, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ........ (nama pengguna jasa) sebagai PENGGUNA JASA, selanjutnya di sini disebut OBLIGEE atas uang sejumlah Rp.......................(terbilang.................. ) Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak memenuhi kewajibannya dalam pemeliharaan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar kontrak pekerjaan dari OBLIGEE No...................... tanggal ....................................................... (nomor dan tanggal kontrak) antara pihak PRINCIPAL dan OBLIGEE, dan jaminan pemeliharaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak tersebut. Adapun ketentuan dari jaminan ini adalah jika PRINCIPAL : a. Memelihara pekerjaan tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam kontrak; atau b. Membayar, memperbaiki, dan mengganti pada OBLIGEE semua kerugian dan kerusakan yang mungkin diderita OBLIGEE oleh sebab kegagalan atau kelalaian dari pihak PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak; maka jaminan ini tidak berlaku lagi; jika tidak, maka jaminan ini tetap berlaku dari tanggal........................................... sampai dengan tanggal .........................................dan dapat dimintakan perpanjangannya oleh PRINCIPAL sampai 14 (empat belas) hari setelah masa jaminan berakhir. Tuntutan penagihan (klaim) atas jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak dan bukan karena risiko-risiko PENGGUNA JASA. SURETY harus membayar kepada OBLIGEE sejumlah jaminan tersebut di atas selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak OBLIGEE berdasar keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera janji oleh pihak PRINCIPAL. 13

2.

3.

4.

5.

Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya hartabenda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

6.

Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ...............................pada tanggal ............. PENYEDIA JASA (PRINCIPAL) . PENJAMIN (SURETY) .

Tandatangan, Cap dan Materai

(.) Nama Jelas

( .. ) Nama Jelas

14

You might also like