You are on page 1of 2

1) Masalah euthanasia menimbulkan pro dan kontra, untuk kasus diatas penulis lebih condong kepada argument perawat

B. dengan landasan dari aspek Agama islam yang menjadi landasan dari seluruh hukum di dunia, jelas sekali diterangkan melalui surat Annisa ayat 29 yang memiliki arti Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dari surat ini menerangkan bahwa manusia tidak boleh melakukan bunuh diri. Islam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah Allah kepada manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati hal ini sesuai dengan surat Al-Hajj ayat 66 yang memiliki arti Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.. dan menurut surat Yusuf ayat 87 yang memiliki arti Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.",maka kita sebagai umat harus selalu berusaha dan jangan pernah putus asa. Dari sisi legalitas : berdasarkan hukum di Indonesia euthanasia adalah sesuatu perbuatan melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selamalamanya 12 tahun. pembunuhan atas permintaan korban sekalipun tetap diancam pidana bagi pelakunya. Dengan demikian, dalam konteks hukum positif di Indonesia euthanasia tetap dianggap sebagai perbuatan yang dilarang. Perbuatan tersebut tetap dikualifikasi sebagai tindak pidana. Dan juga melanggar etika kedokteran.

2) Bagaimana mengatasi konflik internal dengan sesama staf dan eksternal antara RS dengan pasien? y Mengatasi konflik dengan internal yaitu dengan Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat, y Memberikan pengertian kembali tentang euthanasia beserta landasan-landasan moral,hukum dan agama menyangkut tidak boleh melakukan tindakan euthanasia. y Mengingatkan kembali kepada seluruh karyawan Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong.

Mengatasi konflik eksternal antara RS dengan pasien?

a). Harus mengkomunikasikan ke pada pasien tentang peraturan rumah sakit yang menyatakan kehidupan harus disokong,

3) Konflik yang terjadi adalah a. Eutanasia akan melanggar peraturan rumah sakit yang menyatakan kehidupan harus disokong, b. Adanya perbedaan pendapat antara perawat A, B dan C. c. Apabila tidak memenuhi keinginan klien maka akan melanggar hak-hak klien dalam menentukan kehidupannya, Rainy Iszamriach 20060310189

You might also like