Professional Documents
Culture Documents
HUBUNGAN ANTARA PERAN MOTIVASI DALA PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN KEPRIBADIAN TERHADAP TINGKAT INTELEGENSI
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah ada kaitan dan hubungan jika orang tua dan guru memberikan motivasi dalam belajar dalam diri siswa dan mendidik kepribadiannya dengan tingkat intelegensinya. Untuk melakukan penelitian ini , maka diambillah dari factor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan antara variabel-variabel tersebut. Maka adapun variabel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :
X1 : Peran Motivasi dalam Pembelajaran X2 : pendidikan kepribadian Y : Tingkat Intelegensi Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap , yakni : 1. Analisis Deskriptif 2. Uj Homogenitas 3. Uji Linearitas 4. Korelasi 5. Regresi Berikut akan dibahas mengenai penelitiannya sebagai berikut
BAB I
1. IDENTIFIKASI MASALAH
b. Mengapa siswa-siswa kurang memahami materi pembelajaran ? c. Seberapa hubungan pemberian motivasi pada guru dan orang tua untuk meningkatkan intelegensi pada anak? d. Apakah pendidikan keperibadian pada anak dapat meningkatkan
intelegensi pada anak? e. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat intelegensi pada anak? Apakah motivasi dan kedekatan anak pada orangtua dan guru juga mempengaruhi sehingga akan terbentuk pola keperibadian yang
membangun intelegensi pada anak? f. Dengan pengetahuan hubungan atau kaitan antar variabel diharapkan dapat membangun dan menciptakan anak yang lebih memiliki tingkat intelegensi dalam pola pikiran dan keperibadian.
2. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka masalah tingkat intelegensi yang semakin remdah pada siswa dapat diketahui dengan sampel yang dibatasi pada: a) masalah hubungan Peran Motivasi Dalam Pembelajaran yang diberikan orang tua dan guru terhadap Tingkat Intelegensi pada siswa. b) Motivasi adalah dorongan yang diberikan agar seseorang dapat
melakukan suatu tindakan. c) Pendidikan Kepribadian dibatasi pada Kedewasaan Emosional , tindakan , dan Pola pikir d) Tingkat Intelegensi dibatasi meliputi: Pola pikir terhadap materi pembelajaran dan sikap dalam bertindak e) Sampel adalah siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essential
2. POPULASI
Masalah dasar dari persoalan statistik adalah menentukan populasi data. Secara umum populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan datayang mengidentifikasi suatu fenomena. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ pada siswa dan apabila populasi heterogenitas maka dapat dicari dengan statisik homogenitas agar populasi atau sampel yang di ambil dapat bersifat homogen. Populasi yang diambil dari data penelitian Peran Motivasi Dalam Pembelajaran dan Pendidikan Kepribadian terhadap tingkat Kemampuan Inteligensi adalah seluruh siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essential KELAS Primary Primary one Primary Two Primary Three Elementry one JUMLAH SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA
Populasi
adalah
subjek
atau
objk
yang
memiliki
kwalitas
dan
kharakteristikk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulannya. Populasi juga merupakan keseluruhan objek dan subjek penelitian yang menjadi perhatian kita. Sampel merupakan bagian dari populasi , maka dari itu dalam pengambilan sampel haruslah repsentatif yaitu
15% +
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode koesioneri dengan analisis korelasional, dengan mengumpulkan data mengenai sikap terhadap kesehatan melalui tes sikap atau skala sikap. Pengetahuan tentangmikrobiologi diperoleh melalui tes mikrobiologi. Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (X1) yaitu Peran Motivasi Pembelajaran , (X2) Pendidikan Kepribadian variabel terikat (Y) tingkat Kemampuan Inteligensi.
4.
dan satu
SAMPEL
sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi. sampel digunakan untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat
Kriteria Sampling Kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan tipe sampling yang baik, diantaranya: a) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi, b) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian, c) sederhana, mudah dilaksanakan, dan d) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin tentang populasi dengan biaya minimal. Prinsip Menentukan Ukuran Sampel (sample size) Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas
apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis,
b) tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random
sampling atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan c) variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a) kendala waktu atau time constraint,
dilakukan tes uji coba. Data yang berkaitan dengan tingkah laku anak di lingkungan dan sekolah serta peran motivasi yang diberikan oleh orang tua dan guru dikumpulkan melalui angket. Data yang berkaitan dengan pendidikan kepribadian dikumpulkan berdasarkan angket dan 10 pertanyaan mengenai pentingnya sikap kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Data yang berkaitan sikap siswa terhadap intelegensi
kepribadian diri siswa. Untuk penyataan positif atau mendukung skor 5 sangat setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju, dan 1 sangat tidak setuju. Untuk pernyataan negatif atau tidak mendukung 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 ragu-ragu, 4 tidak setuju, 5 sangat tidak setuju. Nilai untuk pertanyaan : Tes pengetahuan megenai sikap kepribadian siswa dengan 10 butir pertanyaan benar atau salah , jika jawaban benar dibri skor 1 dan jika salah mendapat skor 0 3. Tes pengetahuan megenai intelegensi siswa dengan beberapa butir pertanyaan benar atau salah , jika jawaban benar dibri skor 1 dan jika salah mendapat skor 0
BAB II
PEMBAHASAN VARIABEL PENELITIAN : PERAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN (X1)
A. DEFINISI MOTIVASI Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya
mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan. 2. Dalam motivasi terdapat suatu pertimbangan apakah harus memproritaskan tindakan alternative , baik itu tindakan A atau itu tindakan B , dan (c) dalam motivasi terdapat lingkungan yang mmberi atu menjadi sumber masukan atau pertimbangan sesorang untuk melakukan tindakan pertama atau tindakan kedua.
Motivasi ada dua yaitu motivasi instrisik dan motivasi ekstrinsik Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain tapi atas dasar kemauannya sendiri Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. A. PENGENDALIAN MOTIVASI Bila kita memiliki pengetahuan yang cukup , keterampilan yang memadai serta kemampuan menegnal diri secara baik , maka kita dapat
mengetahui sendiri apa yang harus kita lakukan. Motivasi dalam diri kita akan
tersegmentasi ke dalam gelombang-gelombang peradaban. Era informasi menyatukan dan menyeragamkan dunia sekaligus memecahnya ke dalam sub budaya. Manusia nampaknya tidak sepenuhnya siap menerima perubahan dilematis itu. Capra (1998: ) menunjukkan kegamangan tersebut, ketika kemampuan adaptasi manusia nampaknya mengalami stagnasi berhadapan dengan permasalahan di segala aspek kehidupan. Pendidikan meskipun mengalami krisis seperti digambarkan Coombs (1986: 3) diharapkan tetap menjalankan misinya dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan, kapasitas moral/ akhlak/ budi pekerti dan kapasitas kewarganegaraan, pada tataran lokal, regional, nasional dan global. Pendidikan yang meningkatkan kapasitas akhlak / budi pekerti sejalan dengan ajaran Rasulullah Muhammad S.A.W. yang kehadirannya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia agar manusia memiliki akhlak yang mulia (akhlaqul karimah) melalui teladan yang
terminologi stabilitas dan kontunitas (stability and continuity). Namun tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa individu tidaklah selalu berada dalam keadaan konstans, mereka menunjukkan unsur-unsur perubahan. Tapi bagi beberapa ahli psikologi, kepribadian cenderung stabil, dan menjadi karakter seseorang. Lainnya lagi menggarisbawahi unsur perbedaan dan keunikan dari individu. Dahlan dalam matrikulasi PPS UPI mengutip Al- Ghazali yang menyatakan kepribadian adalah kalbu. Bahkan hakekat manusia adalah kalbu itu sendiri juga mengutip sabda Rasulullah : secepat nuranimu goyah itu jelek. Kalau nuranimu tenang itu baik.Kepribadian dengan demikian merupakan totalitas dari berbagai potensi yang terdapat dalam diri manusia.
difined as the ability to adjust to the environment or to learning from experience (Super & Cites, 1962: 83) Intelegnsi sebgai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dati pengalaman. Dimana manusia hidup dan berinteraksi didalam lingkungannya yang kompleks untuk itu ia memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Garrett (1946: 372) mengemukakan Intelegence includes at least the
abilities demanded in the solution of problems which requer the comprehension and use of symbols (intelegensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan kemampuan yang diperlukan untuk
pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta mengunakan symbol-simbol. Karena manusia hidup senantiasa
menghadapi permasalahan, setiap permasalahan harus dipecahkan agar manusia manusia memperoleh keseimbangan (homeostasis) dalam hidup.
3. Bischor, 1954 mengemukakan Intelegence is the ability to solve
problems
of
all
kinds jenis
Intelegensi masalah.
ialah
kemampuan intelegensi
untuk yang
memecahkan
segala
Defenisi
and to utilize what has been learned in adjusting to unfamiliar situation, or in the solving of problems Intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah-masalah. Dimana manusia yang
belajar sering menghadapi situasi-situasi baru serta permasalahan hal ini memerlukan kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri serta memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi. Inteligensi adalah suatu istilah yang popular. Hampir semua orang sudah mengenal istilah tersebut, bahkan mengemukakannya. Seringkali kita dengar seorang mengatakan si A tergolong pandai atau cerdas ( inteligen ) dan si B tergolong bodoh atau kurang cerdas ( tidak inteligen ). Istilah inteligen sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman Cicero yaitu kira-kira dua ribu tahun yang lalu dan merupakan salah satu aspek alamiyah dari seseorang. Inteligensi bukan merupakan kata asli yang berasal dari bahasa Indonesia. Kata inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu inteligensia . Sedangkan kata inteligensia itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti memilih. Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran. Potensi kecerdasan sebagai inti Inteligensi merupakan pusat kreativitas dan inovasi yang dihasilkan oleh suatu fungsi organ otak pada manusia (Cattel,1971 dalam Pasiak 2008). atau manusia dapat
perubahan yang terjadi. Oleh karena itu harus cerdas dan juga mampu menggunakan semua kecerdasan otak yaitu intelektual, emosional dan spiritual. Menurut Purwanto, N.(1998) dalam mendidik dan mengajar, pendidik tidak cukup hanya menyisihkan pengetahuan-pengetahuan atau tanggapan-tanggapan yang banyak ke dalam otak anak-anak .Pendapat ini mempertegas bahwa anak harus diajar berpikir dengan baik, supaya anak tersebut dapat berpikir dengan baik pula, dan kita perlu memberikan
BAB III
ANALISIS DATA STATISTIK UNTUK SETIAP VARIABEL X1 (PERAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN) , X2 ( PENDIDIKAN KEPRIBADIAN ) DAN Y (TINGKAT INTELEGENSI)
1. Analisis Deskriptif
= X1n =
541065
= 79,07
Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Peran Motivasi Dalam Pembelajaran adalah 79,07 yang dapat dilihat dari data tabel.
= 194,0721
SD1= = 13,9308
194,0721
Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 194,0721 dan SD sebesar 13,9308 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.
Pembelajaran NO.
1 2 3 4 5 6 7
Rentang Nilai
56,5-63,5 63,5-70,5 70,5-77,5 77,5-84,5 84,5-91,5 91,5-98,5 98,5-105,5 Jumlah
Frekuensi
7 18 9 9 3 10 9 65
Frekuensi Kumulatif
7 25 34 43 46 56 65
Persentase
10,76 27,69 13,84 13,84 4,6 15,38 13,84 100
Persentase Kumulatif
10,76 38,45 52,29 66,13 70,73 86,11 100
Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Peran Motivasi Dalam Pembelajaran yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi ) nilai-nilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 7
18
10 9 9 9
63,5
70,5
77,5
84,5
91,5
18 16
1. Skor Rata-rata
X2
X2n
= 499565 = 76,84
Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Pendidikan Kepribadian adalah 76,84 yang dapat dilihat dari data tabel.
=65395929-(4995)265(64) = 194,0721
SD2 = 13,93098
Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 194,0721 dan SD sebesar 13,93098 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.
3. Distribusi Frekuensi
Rentang (R) : 108-45 = 63
Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Pendidikan Kpribadian No. 1 2 3 4 5 6 7 Rentang Nilai 45-54 54-63 63-72 72-81 81-90 90-99 99-108 Jumlah frekuensi 4 7 15 15 13 6 5 65 Frekuensi kumulatif (F) 4 11 26 41 54 60 65 Persentase Persentase Kumulatif
Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Pendidikan Kepribadian yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi ) nilainilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.
4. Modus
M0 = b + p( b1b1+b2)
5. Median Me = b + p (0,5n-Ff)
= 62,5+ 10(0,565-1115)
= 62,5 + 14,4 =76,84
Setelah dikelompokan menjadi 7 kelas seperti yang telah disajikan pada Tabel Distribusi maka di dapat median pada Peran Pendidikan Kepribadian adalah 76,84 yang berarti nilai tengah pada data tersebut.
= Yn = 586165 = 90,169
Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Kemampuan dan Intelegensi adalah 90,169 yang dapat dilihat dari data tabel.
2. Simpangan Baku dan Variansi VAR3 = nY2-( Y)2n-(n-1) = 65556795-(5861)265(64) = 442,3928 SD3= 21,033
Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 442,3928 dan SD sebesar 21,033 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.
3. Distribusi Frekuensi Rentang (R) = 136- 56 = 80 Banyak Kelas (k) = 1+ 3,3 log 65 = 6,98 dibulatkan menjadi 7 Panjang kelas Interval (p) = 806,98 = 11,42 dibulatkan menjadi 12
Berdasarkan nilai tersebut dibuat histogram, polygon dan table distribusi frekuensi dapat dilihat sebagai berikut.
No. 1 2 3 4 5 6
frekuensi 9 19 6 9 18 -
Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Kemampuan Intelegensi yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya, , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi )mn nilai-nilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.
4. Modus M0 = b + p (b1b1+b2)
5. Median Me = b + p ( 0,5n-Ff )
= 66,5 + 13 ( 0,565-2819 )
= 66,5_3,078 = 69,57
Grafik histogram dan polygon yang terbentuk adalah sbb: Grafik histogram Kemampuan Intelegensi
22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 55 67 79 91 103 115 127 139 6 4 9 9 19 18
Selanjutnya sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas. 2. Uji normalitas Uji normalitas frekuensi data dilakukan untuk mengetahui apakah frekuensi data tersebut Statistik normal Parametrik atau tidak. Sebelumm meneliti harus
menggunakan
maka
kenormalan
data
dilakukan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Lilliefors.Dari data yang diperoleh dengan metode statistic yang benar. Digunakan metode Liliefors, dengan ketentuan jika nilai Lhitung Ltabel maka data berasal dari populasi normal. Nilai Ltabel diperoleh dari tabel Uji Liliefors, misal untuk taraf nyata 5 % dan jumlah data lebih dari 65 responden maka nilai Ltabel adalah :
Sedangkan Lhitung adalah harga terbesar dari |F(Zi) S(Zi)|, dimana Zi dihitung dengan
Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Sebaran data Peran Motivasi dalam Pembelajaran berdistribusi normal Ho : Sebaran data Peran Motivasi dalam Pembelajaran yang di gunakan berdistribusi normal. Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho. yang di gunakan tidak
X1 66 80 64 97 87 83 57 76 80
Y 68 10 8 77 10 0 98 67 60 93 10
= a+bx 75.407 91.157 73.157 110.28 2 99.032 94.532 65.3 86.657 91.157
Z 3.0824 1023 1.9677 3232 1.8428 884 1.8428 884 1.3970 1724 1.0670 7258 0.9689 8093 0.9333 1123 -
F(Z1) 0.001 027 0.024 549 0.032 673 0.032 673 0.081 204 0.142 97 0.166 277 0.175 33 0.204
S(Z1) 0.015 3846 0.030 7692 0.046 1538 0.061 5385 0.076 9231 0.092 3077 0.107 6923 0.123 0769 0.138
|F(Z1)S(Z1)| 0.01435 7957 0.00621 9809 0.01348 1193 0.02886 5808 0.00428 1117 0.05066 1839 0.05858 5046 0.05225 2726 0.06585
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
68 10 3 69 75 96 69 69 72 67 99 82 10 1 61 93 66 80 64 97 67 99 82 10 1 61 93
74 13 6 73 93 66 82 90 95 76 11 5 11 3 12 8 60 11 3 68 10 8 77 10 0 76 11 5 11 3 12 8 60 11 3
77.657 117.03 2 78.782 85.532 109.15 7 78.782 78.782 82.157 76.532 112.53 2 93.407 114.78 2 69.782 105.78 2 75.407 91.157 73.157 110.28 2 76.532 112.53 2 93.407 114.78 2 69.782 105.78 2
-3.657 18.968 -5.782 7.468 -43.157 3.218 11.218 12.843 -0.532 2.468 19.593 13.218 -9.782 7.218 -7.407 16.843 3.843 -10.282 -0.532 2.468 19.593 13.218 -9.782 7.218
1.657 1.032 1.032 0.532 0.532 0.532 0.093 0.593 2.093 2.468 2.468 2.468 2.468 3.218 3.843 3.843 3.843 3.843 6.343 7.218 7.218 7.468 11.21 8 11.84 3
0.451 519 0.469 217 0.469 217 0.483 421 0.483 421 0.483 421 0.501 204 0.515 43 0.557 92 0.568 458 0.568 458 0.568 458 0.568 458 0.589 381 0.606 628 0.606 628 0.606 628 0.606 628 0.673 244 0.695 433 0.695 433 0.701 648 0.787 178 0.799 898
0.430 7692 0.446 1538 0.461 5385 0.476 9231 0.492 3077 0.507 6923 0.523 0769 0.538 4615 0.553 8462 0.569 2308 0.584 6154 0.6 0.615 3846 0.630 7692 0.646 1538 0.661 5385 0.676 9231 0.692 3077 0.707 6923 0.723 0769 0.738 4615 0.753 8462 0.769 2308 0.784 6154
0.02074 9291 0.02306 302 0.00767 8404 0.00649 8102 0.00888 6514 0.02427 1129 0.02187 2835 0.02303 115 0.00407 3542 0.00077 2949 0.01615 7564 0.03154 218 0.04692 6795 0.04138 7913 0.03952 5924 0.05491 0539 0.07029 5154 0.08567 977 0.03444 8042 0.02764 346 0.04302 8076 0.05219 818 0.01794 7547 0.01528 2344
a= b=
Rata-rata SD
b=
Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 0,086 dan L-tabel = 0,110.
Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka teerima Ho dan tolak Ha.
Atau dengan kata lain dapat di katakana bahwa sebaran data pada Variabel Tingkat Intelegensi (Y) memiliki sebaran normal atas Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran (X1).
Dari tabel uji normalitas berikut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai L-hitung < L-tabel maka Ha diterima berarti sebaran data Peran Motivasi Dalam Pembelajaran terhadap tingkat Intelegensi tidak berdistribusi normal. (TABEL PEMBANTU UJI NORMALITAS DATA X2 TERHADAP Y)
Uji Normalitas Galat Baku untuk X2 terhadap Y Dimana: X2 = Variabel Pendidikan Kepribadian Y = Varibel Tingkat Intelegensi
Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Sebaran data Pendidikan Kepribadian yang di gunakan tidak berdistribusi normal Ho : Sebaran data Pendidikan Kepribadian yang di gunakan berdistribusi normal. Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ha.
a= b=
Rata-rata SD
0.006031 18.312
L-hitung L-tabel
0.096 0.110
Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 0,096 Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.
dan
L-tabel = 0,110.
varians yang dihasilkan dari tiap variabel memiliki hasil yang berbeda
2 Indra Jaya,Statistik Penelitian Untuk Pendidikan,(Medan:Cita Pustaka),2010 h.197 3 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Puspa),2008 h. 147
Simpangan Baku dan Variansi pada X1 VAR1 = nX12- (X1)2n(n-1) = 65418876- (4995)265(64)
= 194,0721
SD1 = = 13,9308
194,0721
=65395929-(4995)265(64) = 194,0721
SD2 = 13,93098
Simpangan Baku dan Variansi Pada Y VAR3 = nY2-( Y)2n-(n-1) = 65556795-(5861)265(64) = 442,3928 SD3= 21,033
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang akan diuji melalui metode statistik berupa uji korelasi dan regresi. Adapun data yang diuji terdiri dari data pengetahuan tentang mikrobiolgi (X), dan
Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran homogen Ho : Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran homogeny Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho. yang di gunakan bersifat yang di gunakan tidak
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
X1 57 58 61 61 62 62 63 64 64 64 64 66 66
k 1 2 3
ni 1 1 2
Y 68 108 77 100
dk
si2
log si2
dk.si2
dk.logsi 2
264.50 0 480.50 0
2.422
264.50 0 480.50 0
2.422
4 5 6
2 1 4
98 67 60 93 105 76 69
2.682
2.682
266.25 0
2.425
798.75 0
7.276
65 112
736.66 7
2.867
2210.0 00
8.602
11 12 13
1 1 5
14 15
2 5
1 4
32.000 408.30 0
1.505 2.611
32.000 1633.2 00
1.505 10.444
17 18 19 20
1 2 1 4
21 22 23
1 1 4
27 27 k
1 65 ni
S2 B X2 HITUNG
LOG S2
2.695 55.75 8
X2 TABEL
Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 6.416 dan L-tabel = 55.758
Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.
Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa Variabel Tingkat Intelegensi (Y) atau kedua variabel tersebut bersifat homogen dan variabel tersebut dapat dibandingkan. Dari hasi data yang diperoleh kita dapat menganalisis dan membandingkan nilai X2 HITUNG terhadap X2 TABEL. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa populasi tersebut dapat dikatakan homogen dan dapat diteliti dengan ketentuan X2 HITUNG 6.416 < 55.758 jika ingin melihat suatu kehomogenitasan secaara sekilas maka kita dapat melihat dari range dan Deviasi rata-rata dari suatu data. Ternyata Nilai 55.758 Maka Terima H0 x2Hitung6.416 < x2Tabel
UJI HOMOGENITAS PADA PENDIDIKAN KEPRIBADIAN (X2) TERHADAP TINGKAT INTELEGENSI (Y) TERDAPAT DALAM LAMPIRAN V
Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Pendidikan Kepribadian yang di gunakan tidak homogen Ho : Variabel Pendidikan Kepribadian yang di gunakan bersifat homogeny Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.
dk.logsi 2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
X1 45 48 50 53 57 60 60 61 61 61 63 65 68 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 72 72 73 73 74 74 75 75
k 1 2 3 4 5 6
ni 1 1 1 1 1 2
dk
si2
log si2
dk.si2
24.5 212.33 33
1.3891 66 2.3270 18
24.5 424.66 67
1.3891 66 4.6540 36
8 9 10 11
1 1 1 11
10
419.76 36
2.6230 05
4197.6 36
26.230 05
12
288
288
13
0.5
0.5
14
1984.5
1984.5
15
364.5
364.5
18
1276.3 33
3.1059 64
2552.6 67
6.2119 28
19 20
1 6
379.06 67
2.5787 16
1895.3 33
12.893 58
21
1276.3 33
3.1059 64
2552.6 67
6.2119 28
22 23
1 3
440.33 33
2.6437 82
880.66 67
5.2875 63
24 25
1 4
324.33 33
2.5109 92
973
7.5329 75
26 27
1 3
272.33 33
2.4351 01
544.66 67
4.8702 02
28 29
1 1 65 ni
36 dk
7523.4 97 si2
17465. 3 dk.si2
90.547 39 dk.logsi 2
S2 B X2 HITUNG
LOG S2
2.68 6 50.9 98
X2 TABEL
Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat:
dan
L-tabel = 50.998
Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X2 terhadap Y bersifat homogeny dan dapat dibandingkan
Dari hasi data yang diperoleh kita dapat menganalisis dan membandingkan nilai X2 HITUNG terhadap X2 TABEL. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa populasi tersebut dapat dikatakan homogen dan dapat diteliti dengan ketentuan X2 HITUNG 14.147 < 50.998jika ingin melihat suatu kehomogenitasan secaara sekilas maka kita dapat melihat dari range dan Deviasi rata dari suatu data. Ternyata Nilai x2Hitung14.147=<
1. Uji keberartian dan Regresi Linieritas Untuk mengetahui model regresi dan bentuk hubungan antara pengetahuan tentang mikrobiologi (X) dengan sikap terhadap kesehatan (Y), maka digunakan analisis regresi sederhana yang dilambangkan dengan model : = a + b X Persamaan regresi digunakan untuk melakukan ramalan
(forecasting/estimasi) bagimana pengaruh variable independent terhadap besarnya perubahan variable dependent. Dari pencarian data yang telah dilakukan oleh peneliti maka dihasilkan persamaan regresi regresi ganda antara peran motivasi dala pembelajaran dan pendidikan kepribadian terhadap tingkat intelegensi nya makan diperoleh yaitu : = -28.9327+ 1.006301X1 + 0.514362X2 DALAM LAMPIRAN VI Persamaan regresi artinya nilai iklim organisasi bertambah 1, maka nilai pada variabel peran motivasi dalampembelajaran (X1) nilai variabel peran motivasi dalam pembelajaran (X1) 1.006301 atau DATA INI TERDAPAT
JK reg JK res
b1 b2 a
PENGUJIAN LINEARITAS PADA PERAN MOTIVASI PADA PEMBELAJARAN (X1)TERHADAP TINGKAT INLEGENSI (Y) SISWA TERDAPAT PADA LAMPIRAN VII
1. Uji Linearitas pada X1 terhadap Y
Pengujian keberartian persamaan regresi dapat dilakukan dengan bantuan rumusrumus tabel ANAVA. Setelah pengujian keberartian persamaan regresi tersebut , khusus untuk persamaan regresi sederhana perlu dilakukan pengujian linearitas , yang bertujuan untuk mengetahui apakah persamaan regresi ini merupakan salah satu dari PERSYARATAN UJI STATISTIK PARAMETRIK. Karena uji lenearitas lebih mudah dipahami maka khusus uji persyaratan uji linear. Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan tidak linier Ho : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan bersifat linier Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.
JK(G) JK (T) JK(a) JK(b/a) JK (S) JK (TC) RJK(S) RJK (TC) RJK(G) Fhitung Fhitung
20,121.533 556,795.00 0 528,481.86 2 15,737.760 12,575.379 -7,546.155 199.609 -328.094 503.038 78.843 -0.652 Uji Keberartian Uji Linearitas
db
1 1 63 3 40 2
JK
528,482 15,738 12,575 (7,546 20,122
RJK
6 6 1 ) 4 528,481.8 15,737.7 199.6 (328.09 503.0
Fhitung
78.84
Ftabel =0,05
Ftabel =0,01
Keterangan
3.993
2.306
Berarti/Significant
(0.652
1.803
2.306
Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel pada taraf 0,05 dimana nilai-nilai yang di dapat: F-hitung = 0.625 dan F-tabel = 1.803
Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.
Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X1 terhadap Y bersifat Linear dan Signifikant.
Pengujian linieritas regresi bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi Tingkat intelegensi siswa (Y) atas peran motivasi dalam pembelajaran (X1) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 0.652. F hitung dikonsultasikan pada F
PENGUJIAN LINEARITAS PADA PENDIDIKAN KEPRIBADIAN (X2) TERHADAP TINGKAT INLEGENSI (Y)SISWA TERDAPAT DALAM LAPIMPIRAN VIII
1. Uji Linearitas pada X1 terhadap Y Dimana: X2 = Variabel pendidikan kepribadian Y = Varibel Tingkat Intelegensi
Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan tidak linier dan Signifikant Ho : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan bersifat linier dan Signifikant Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.
JK(G) JK (T) JK(a) JK(b/a) JK (S) JK (TC) RJK(S) RJK (TC) RJK(G) Fhitung Fhitung
17,465.303 556,795.00 0 528,481.86 2 6,875.885 21,437.253 3,971.950 340.274 147.109 485.147 20.207 0.303 Uji Keberartian Uji Linearitas
db
1 1 63 7 36 2
JK
2 6 7 2 5 528,48 6,87 21,43 3,97 17,46
RJK
6 8 7 1 5 528,481.8 6,875.8 340.2 147.1 485.1
Fhitung
20.20
Ftabel =0,05
3.99
Ftabel =0,01
Keterangan
2.301
Berarti/Significant
0.30
1.79
2.301
Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel pada taraf 0,05 dimana nilai-nilai yang di dapat: F-hitung = 0.303 dan F-tabel = 1.798
Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.
Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X2 terhadap Y bersifat Linear dan Signifikant.
Intelegensi siswa (Y) atas peran motivasi dalam pembelajaran (X1) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 0.303 F hitung dikonsultasikan pada F tabel
dengan dbpembilang 1 dan db penyebut 63, pada taraf signifikan = 0,05 dari tabel distribusi Fdiperoleh F tabel = 3.993.Dan pada taraf signifikansi = 0,01 diperoleh F tabel sebesa 2.306 . Jadi, F hitung lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tingkat intelegensi (Y) atas pendidikan kepribadian (X2) adalah linier.
PARAMETRIK
KARENA
NORMALITAS GALAT BAKU BAIK PADA VARIABEL X1 TERHADAP Y MAUPUN X2 TERHADAP Y 2. VARIABEL YANG DIAMBIL SEBAGAI SAMPEL BERSIFAT HOMOGEN YANG DAPAT DITELITI DAN DIBANDINGKAN OLEH PENELITI BAIK PADA VARIABEL X1 TERHADAP Y MAUPUN X2 TERHADAP Y
= 0.75
{n X
n X 1 Y ( X 1 )( Y )
2 1
( X 1 ) 2
}{
(n Y 2 ( Y ) 2
maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,75. Jika kita perhatikan , maka indeks
= 0.49
{n X
n X 2 Y ( X 2 )( Y )
2 2
( X 2 ) 2
}{
(n Y 2 ( Y ) 2
maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,49. Jika kita perhatikan , maka indeks korelasi yang kita peroleh tidak bertanda negative. Ini berarti korelasi antar Variabel X2 ( Pendidikan Kepribadian ) dan Variabel Y ( Tingkat Intelegensi ) terdapat hubungan yang searah , dengan istilah lain : terdapat korelasi positif diantara korelasi tersebut. Artinya jika seorang anak diberikan pendidikan kepribadian ajaran koral tingkah laku dan sopan terhadap orang tua dan guru maka orang tua dan guru akan menilai hal ini sebagai suatu hal yang positif dan membuat seorang orang tua dan guru memberikan perhatian terhadap anak dalam pembelajarannya dan secara tidak langsung akan mendorong anak secara spiritual dan materi berkat adanya moral yang diajarkan kepada anak melalai pendidikan kpribadian. Selanjutnya jika kita lihat dari besar rxy yang kita peroleh yaitu (0.49) ternyata terletak antara 0,40 0,50 berdasarkan pedoman nilai maka peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara Variabel
rx1x 2
{n X
n X 1 X 2 ( X 1 )( X 2 )
2 1
( X 1 ) 2
}{
(n X 22 ( X 2 ) 2
maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,24. Jika kita perhatikan , maka indeks korelasi yang kita peroleh tidak bertanda negative. Ini berarti korelasi antar Variabel X1 ( Peran Motivasi dalam pembelajaran ) dan Variabel X2 ( Pendidikan Keperibadian ) terdapat hubungan yang searah , dengan istilah lain : terdapat korelasi positif diantara korelasi tersebut. Artinya jika seorang anak diberikan motivasi dalam pembelajaran baik itu berupa kasih sayang dan perhatian tentuakan tumbuh rasa cinta dan sayang anak terhadap orang tua, guru , dan sesama dan akan menimbulkan kepribadian yang baik. Selanjutnya jika kita lihat dari besar rxy yang kita peroleh yaitu (0.24) ternyata terletak antara 0,20 0,30 berdasarkan pedoman nilai maka peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara Variabel X1 dan X2 terdapat hubungan korelasi yang tergolong lemah. Dengan demikian secara sederhana peneliti dapat memberikan interpretasi secara sederhana bahwa adanya korelasi yang positif dan searah anatara variabel X1 dan X2 yang tergolong lemah Kesimpulan yang dapat kita tarik dari data ini adalah walaupun adanya korelasi yang positif antara Variabel X1 dan X2 ( secara mekanik ) disini bukanlah merupakan korelasi yang menyakinkan.4 Menguji signifikansi korelasi sederhana , pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t tes sebagaimana dapat dilakukan dengan menggunakan tabel r product moment. Pengujian ini dapat dilakukan secara
4 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Puspa),2008 h. 202
r hitung
r tabel
Keterangan
r
2
0,75
0,211
Signifikan
0,5625
X terhadap Y
2
0,49
0,211
Signifikan
0,2401
X terhadap X
1 2
0,24
0,211
Signifikan
0,0576
BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang positif antara peran motivasi dalam pembelajaran dan pendidikan kpribadian terhadap tingkat intelegensi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima berarti motivasi yang diberikan oleh guru dan orang ua serta pendidikan kepribadian yang diberikan dapat meningkatkan tingkat intelegensi. Derajat kekuatan hubungan yang
1. Motiasi Adalah dorongan dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang tentunya berguna 2. Perhatian Adalah pusat tenaga psikis yang bertuju pada si objek yang bertujuan untuk adanya bentuk kasih sayang yang terjalin dalam proses belajar dan mengajar dan membantu anak dalam mendorong aktivitasaktivitasnya. 3. Ingatan
Maka dengan banyak seorang anak yang selalu diberikan motivasi akan jauh berbeda tingkat prestasi ataupun tingkat intelegensinya dengna anak yang tidak diberikan motivasi dalam belajarnya. Pendidikan epribadian juga harus diberikan kepada anak , terutama dalam keluarga agar anak dapat berintraksi dengan masyarakat dengan baik. Tentu sangat berbeda bagi anak yang tidak diajarkan sopan santun dalam keluarga dengan anak yang diajarkan berbagai eika dalam keluarganya. Keluarga merupakan komunitas yang sangat promer dan sangat menentukan generasi apa yang akan dihasilkan oleh suatu bangsa. Dapat kita lihat dalam fenomena kehidupan kita bahwa sesorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tentu akan memiliki gaya bahasa yang bijak , sopan , dan beretika dibandingkan dengan seseorang yang tingga di jalanan yang tidak menginjak sekolah dan tidak dapat bertata keramah dengan baik dan sopan. Anda dapat melihat dan mebandingkan anak-anak di sekolah
dengan gurunya dengan tata bicara yang sopan terhadap guru , dibandingkan anak yang tidak sopan terhadap guru yang tidak memiliki prestasi do sekolahnya. Sehingga kesimpulan yang dapat disimpulkan oleh peneliti adalah bahwa dalam menciptakan tunas-tunas bangsa yang memiliki tingkat
Intelegensi adalah dengan adanya orang tua yang berwawasan luas yang meberikan dorongan motivasi bagi anak-anak mereka di rumah untuk mengulang pelajaran dan berintraksi terhadap anak dengan baik dan penuh kasih sayang agar ia dapat terjun di masyarakat dengan ilmu yang luas dan kepribadian yang baik. Guru di sekolah tentu harus memberikan motivasi dan materi materi dalam pembelajaran yang dapat mendorong anak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekolah dan memberikan pujian serta
ganjaran yang selayaknya. Guru juga harus memberikan pencerahan dan bimbingan konseling terhadap anak agar terbantuk keoribadian yang baik pada anak , karena dengan kepribadian yang baik maka dapat meningkatkan pola pikir pada anak.