You are on page 1of 49

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN MOTIVASI DALA PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN KEPRIBADIAN TERHADAP TINGKAT INTELEGENSI
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah ada kaitan dan hubungan jika orang tua dan guru memberikan motivasi dalam belajar dalam diri siswa dan mendidik kepribadiannya dengan tingkat intelegensinya. Untuk melakukan penelitian ini , maka diambillah dari factor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan antara variabel-variabel tersebut. Maka adapun variabel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

X1 : Peran Motivasi dalam Pembelajaran X2 : pendidikan kepribadian Y : Tingkat Intelegensi Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap , yakni : 1. Analisis Deskriptif 2. Uj Homogenitas 3. Uji Linearitas 4. Korelasi 5. Regresi Berikut akan dibahas mengenai penelitiannya sebagai berikut

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

BAB I
1. IDENTIFIKASI MASALAH
b. Mengapa siswa-siswa kurang memahami materi pembelajaran ? c. Seberapa hubungan pemberian motivasi pada guru dan orang tua untuk meningkatkan intelegensi pada anak? d. Apakah pendidikan keperibadian pada anak dapat meningkatkan

intelegensi pada anak? e. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat intelegensi pada anak? Apakah motivasi dan kedekatan anak pada orangtua dan guru juga mempengaruhi sehingga akan terbentuk pola keperibadian yang

membangun intelegensi pada anak? f. Dengan pengetahuan hubungan atau kaitan antar variabel diharapkan dapat membangun dan menciptakan anak yang lebih memiliki tingkat intelegensi dalam pola pikiran dan keperibadian.

2. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka masalah tingkat intelegensi yang semakin remdah pada siswa dapat diketahui dengan sampel yang dibatasi pada: a) masalah hubungan Peran Motivasi Dalam Pembelajaran yang diberikan orang tua dan guru terhadap Tingkat Intelegensi pada siswa. b) Motivasi adalah dorongan yang diberikan agar seseorang dapat

melakukan suatu tindakan. c) Pendidikan Kepribadian dibatasi pada Kedewasaan Emosional , tindakan , dan Pola pikir d) Tingkat Intelegensi dibatasi meliputi: Pola pikir terhadap materi pembelajaran dan sikap dalam bertindak e) Sampel adalah siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essential

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

2. POPULASI
Masalah dasar dari persoalan statistik adalah menentukan populasi data. Secara umum populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan datayang mengidentifikasi suatu fenomena. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ pada siswa dan apabila populasi heterogenitas maka dapat dicari dengan statisik homogenitas agar populasi atau sampel yang di ambil dapat bersifat homogen. Populasi yang diambil dari data penelitian Peran Motivasi Dalam Pembelajaran dan Pendidikan Kepribadian terhadap tingkat Kemampuan Inteligensi adalah seluruh siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essential KELAS Primary Primary one Primary Two Primary Three Elementry one JUMLAH SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA 40 SISWA

Populasi

adalah

subjek

atau

objk

yang

memiliki

kwalitas

dan

kharakteristikk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulannya. Populasi juga merupakan keseluruhan objek dan subjek penelitian yang menjadi perhatian kita. Sampel merupakan bagian dari populasi , maka dari itu dalam pengambilan sampel haruslah repsentatif yaitu

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


harus mewakili dari populasi yang ada. Sampel adalah bagian dari jumlah dan kharakteristik yang dimiliki oleh polasi tersebut , bila populasi besar maka tidak mungkin peneliti mempelajari semua populasi yang ada hal ini karena adanya keterbatasan dana , tenaga , waktu dan lain-lain sehingga peneliti mengambil sampel dari populasi yang ditelitinya itu. Adapun rumus dalam pengambilan sampel yaitu : Apabila ukuran populasi sebanyak atau kurang lebih dari 100 maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi , dan apabila ukuran populasi kurang atau sebanyak 1000 maka ukuran sampel sekurang-kuranganya 15%. Sehingga dapat diperoleh rumus : S=

15% +

1000 n (50% 15%) 1000 100


Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah Peran Motivasi Dalam

Pembelajaran dan Pendidikan Kepribadian terhadap tingkat Kemampuan Inteligensi.

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode koesioneri dengan analisis korelasional, dengan mengumpulkan data mengenai sikap terhadap kesehatan melalui tes sikap atau skala sikap. Pengetahuan tentangmikrobiologi diperoleh melalui tes mikrobiologi. Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (X1) yaitu Peran Motivasi Pembelajaran , (X2) Pendidikan Kepribadian variabel terikat (Y) tingkat Kemampuan Inteligensi.
4.

dan satu

SAMPEL

sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi. sampel digunakan untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat

representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


populasi dari mana sampel itu diambil. Populasi dengan jumlah 200 siswa-siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essentia populasi terjangkau yang dipilih adalah siswa siswa dari Kursus B.Inggris dan Matematika di Essential sebanyak 65 orang untuk sampel penelitian dimana 65 siswa tersebut merupakan perwakilan dari representative dari 200 siswa-siswa tersebut. Tipe Sampling

Kriteria Sampling Kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan tipe sampling yang baik, diantaranya: a) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi, b) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian, c) sederhana, mudah dilaksanakan, dan d) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin tentang populasi dengan biaya minimal. Prinsip Menentukan Ukuran Sampel (sample size) Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


dasar pemikiran non statistis. Ditinjau dari aspek statistis, ukuran

sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:


a) bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti

apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis,
b) tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random

sampling atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan c) variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a) kendala waktu atau time constraint,

b) biaya, c) ketersediaan satuan sampling.

2. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Prosedur pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti, kemudian

dilakukan tes uji coba. Data yang berkaitan dengan tingkah laku anak di lingkungan dan sekolah serta peran motivasi yang diberikan oleh orang tua dan guru dikumpulkan melalui angket. Data yang berkaitan dengan pendidikan kepribadian dikumpulkan berdasarkan angket dan 10 pertanyaan mengenai pentingnya sikap kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Data yang berkaitan sikap siswa terhadap intelegensi

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Setelah hasil diperoleh selanjutnya adalah pemberian skor tes sebagai berikut : 1. Tes berskala 5 untuk sikap siswa terhadap kepribadian diri siswa. Untuk penyataan positif atau mendukung skor 5 sangat setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju, dan 1 sangat tidak setuju. Untuk pernyataan negatif atau tidak mendukung 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 ragu-ragu, 4 tidak setuju, 5 sangat tidak setuju.
2. Nilai untuk angket :Tes berskala 5 untuk sikap siswa terhadap

kepribadian diri siswa. Untuk penyataan positif atau mendukung skor 5 sangat setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju, dan 1 sangat tidak setuju. Untuk pernyataan negatif atau tidak mendukung 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 ragu-ragu, 4 tidak setuju, 5 sangat tidak setuju. Nilai untuk pertanyaan : Tes pengetahuan megenai sikap kepribadian siswa dengan 10 butir pertanyaan benar atau salah , jika jawaban benar dibri skor 1 dan jika salah mendapat skor 0 3. Tes pengetahuan megenai intelegensi siswa dengan beberapa butir pertanyaan benar atau salah , jika jawaban benar dibri skor 1 dan jika salah mendapat skor 0

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

BAB II
PEMBAHASAN VARIABEL PENELITIAN : PERAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN (X1)
A. DEFINISI MOTIVASI Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. Pendapat para tokoh yang mengemukakan adanya motivasi yaitu : (Purwanto,1985:69 )motif ialah segala sesuatu yang mendorong sesorang untuk berindak atau melakukan sesuatu. (Santrock,2007:510) mengungkapkan perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy dan terarah dan bertahan lama. (Benjamin,1987:290) motivasi adalah proses yang member semangat , arah, dan kegigiha perilaku. Dari tiga definisi pendapat diatas , secara prinsip motivasi terkait dengan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuaut. Tiga kata kunci dalam motivasi adalah sebagai berikut : 1. Dalam motivasi terdapat dorongan yang menjadikan diri seseorang

mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan. 2. Dalam motivasi terdapat suatu pertimbangan apakah harus memproritaskan tindakan alternative , baik itu tindakan A atau itu tindakan B , dan (c) dalam motivasi terdapat lingkungan yang mmberi atu menjadi sumber masukan atau pertimbangan sesorang untuk melakukan tindakan pertama atau tindakan kedua.

Motivasi ada dua yaitu motivasi instrisik dan motivasi ekstrinsik Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain tapi atas dasar kemauannya sendiri Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. A. PENGENDALIAN MOTIVASI Bila kita memiliki pengetahuan yang cukup , keterampilan yang memadai serta kemampuan menegnal diri secara baik , maka kita dapat

mengetahui sendiri apa yang harus kita lakukan. Motivasi dalam diri kita akan

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


menjadi bagian dalam hidup kita untuk melakukan , mengembangkan , dan mengendalikan diri kita. Bagi anak usia sekolah sesuai dengan tugas dan perkembangan psikoogisnya , maka pada masa anak-anak hal ini belumlah terjadi. Pada ana usia ini mereka justru sedang menikmati apa yang ada pada lingkungannya , pengendlian pengendaian motivasi pada anak atas dasar kemasan yang tampak di depan mata , bukan karena hakiki apalagi untuk diri dan masa depan anak. Dalam mengenal diri pada usia anak sekolah harus memberikan pengertian tentang apa yang harus dilakukan , dipilih dan dihindari. Karena motivasi sangat bereran penting mengenai apa yang dilakukan anak. Kegunaan atau fungsi dari motif tersebut bagi tindakan manusia secara umum adalah sebagai berikut : 1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak 2. Motif itu menentukan arah perbuatan 3. Motif itu menyeleksi apa yang akan kita perbuat. Bila suatu tindakan akan memberikan mamfaat baik pada dirinya sendiri ataupun orang lain , maka hal tersebut pantas untuk dilakukan. Pertimbangan-pertimbanagn inilah yang harus diberikan pada anak ketika ia ingin melakukan sesuatu.

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN (X2)


Secara etimologis, kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris personality. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari Bahasa Latin person (kedok) dan personare (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Manusia modern mengalami kekacauan besar (great disruption) terutama dalam masalah moral sebagaimana digambarkan Fukuyama (2002). Globalisasi menunjukkan intensitas yang luar biasa semenjak dunia

tersegmentasi ke dalam gelombang-gelombang peradaban. Era informasi menyatukan dan menyeragamkan dunia sekaligus memecahnya ke dalam sub budaya. Manusia nampaknya tidak sepenuhnya siap menerima perubahan dilematis itu. Capra (1998: ) menunjukkan kegamangan tersebut, ketika kemampuan adaptasi manusia nampaknya mengalami stagnasi berhadapan dengan permasalahan di segala aspek kehidupan. Pendidikan meskipun mengalami krisis seperti digambarkan Coombs (1986: 3) diharapkan tetap menjalankan misinya dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan, kapasitas moral/ akhlak/ budi pekerti dan kapasitas kewarganegaraan, pada tataran lokal, regional, nasional dan global. Pendidikan yang meningkatkan kapasitas akhlak / budi pekerti sejalan dengan ajaran Rasulullah Muhammad S.A.W. yang kehadirannya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia agar manusia memiliki akhlak yang mulia (akhlaqul karimah) melalui teladan yang

diberikannya (Quthb,1998:325 ). Menurut Phares (1984:17) kepribadian dapat ditengarai dengan

terminologi stabilitas dan kontunitas (stability and continuity). Namun tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa individu tidaklah selalu berada dalam keadaan konstans, mereka menunjukkan unsur-unsur perubahan. Tapi bagi beberapa ahli psikologi, kepribadian cenderung stabil, dan menjadi karakter seseorang. Lainnya lagi menggarisbawahi unsur perbedaan dan keunikan dari individu. Dahlan dalam matrikulasi PPS UPI mengutip Al- Ghazali yang menyatakan kepribadian adalah kalbu. Bahkan hakekat manusia adalah kalbu itu sendiri juga mengutip sabda Rasulullah : secepat nuranimu goyah itu jelek. Kalau nuranimu tenang itu baik.Kepribadian dengan demikian merupakan totalitas dari berbagai potensi yang terdapat dalam diri manusia.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, sosial, kebudayaan, spiritual). 1. Fisik. Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh. 2. Intelegensi. Tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Idividu yang intelegensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 3. Keluarga. Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, dalam arti orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orangtua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya.

TINGKAT INTELEGENSI (Y)

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Sadli (1986) mendefinisikan intelegensi yang hampir sama dengan pendapat Bischof, yaitu intelegensi merupakan keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah menguasai lingkungan secara efektif. Pendapat lain dikemukakan oleh Soemanto (1984) bahwa intelegensi adalah kesempurnaan perbuatan kecekatan kegiatan yang efisien. Dengan kata lain intelegensi menunjukkan suatu kualitas perbuatan atau tingkah laku individu. Kualitas dalam hal ini menyatakan kecepatan, kemudahan serta ketepatan dalam melakukan perbuatan atau tindakan. Beberapa Pengertian Intelegensi menurut Para Ahli dalam Dalyono. 2007)
1. Super dan Cites mengemukakan Intelegence has frequently been

difined as the ability to adjust to the environment or to learning from experience (Super & Cites, 1962: 83) Intelegnsi sebgai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dati pengalaman. Dimana manusia hidup dan berinteraksi didalam lingkungannya yang kompleks untuk itu ia memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Garrett (1946: 372) mengemukakan Intelegence includes at least the

abilities demanded in the solution of problems which requer the comprehension and use of symbols (intelegensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan kemampuan yang diperlukan untuk

pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta mengunakan symbol-simbol. Karena manusia hidup senantiasa

menghadapi permasalahan, setiap permasalahan harus dipecahkan agar manusia manusia memperoleh keseimbangan (homeostasis) dalam hidup.
3. Bischor, 1954 mengemukakan Intelegence is the ability to solve

problems

of

all

kinds jenis

Intelegensi masalah.

ialah

kemampuan intelegensi

untuk yang

memecahkan

segala

Defenisi

dikemukakan bischor ini memuat perbedaan dengan defenisi menurut

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


gareet yaitu intelegensi dalam asti khusus sementara bischor dalam artian yang lebih luwes namun bersifat operasional dan fungsional bagi kehidupan manusia.
4. Haidentich 1970 mengemukakan intelegence refers to ability to learn

and to utilize what has been learned in adjusting to unfamiliar situation, or in the solving of problems Intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah-masalah. Dimana manusia yang

belajar sering menghadapi situasi-situasi baru serta permasalahan hal ini memerlukan kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri serta memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi. Inteligensi adalah suatu istilah yang popular. Hampir semua orang sudah mengenal istilah tersebut, bahkan mengemukakannya. Seringkali kita dengar seorang mengatakan si A tergolong pandai atau cerdas ( inteligen ) dan si B tergolong bodoh atau kurang cerdas ( tidak inteligen ). Istilah inteligen sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman Cicero yaitu kira-kira dua ribu tahun yang lalu dan merupakan salah satu aspek alamiyah dari seseorang. Inteligensi bukan merupakan kata asli yang berasal dari bahasa Indonesia. Kata inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu inteligensia . Sedangkan kata inteligensia itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti memilih. Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran. Potensi kecerdasan sebagai inti Inteligensi merupakan pusat kreativitas dan inovasi yang dihasilkan oleh suatu fungsi organ otak pada manusia (Cattel,1971 dalam Pasiak 2008). atau manusia dapat

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


beraktifitas bermanfaat yang merupakan kegiatan kreatif dan inovatif berdasar derajat inteligensi yang dimotori oleh otak yang sehat. Dengan demikian untuk mengatasi segala tantangan dan

perubahan yang terjadi. Oleh karena itu harus cerdas dan juga mampu menggunakan semua kecerdasan otak yaitu intelektual, emosional dan spiritual. Menurut Purwanto, N.(1998) dalam mendidik dan mengajar, pendidik tidak cukup hanya menyisihkan pengetahuan-pengetahuan atau tanggapan-tanggapan yang banyak ke dalam otak anak-anak .Pendapat ini mempertegas bahwa anak harus diajar berpikir dengan baik, supaya anak tersebut dapat berpikir dengan baik pula, dan kita perlu memberikan

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

BAB III
ANALISIS DATA STATISTIK UNTUK SETIAP VARIABEL X1 (PERAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN) , X2 ( PENDIDIKAN KEPRIBADIAN ) DAN Y (TINGKAT INTELEGENSI)
1. Analisis Deskriptif

A.Variabel : Peran Motivasi Dalam Pembelajaran (X1) 1. Skor Rata-rata


X1

= X1n =

541065

= 79,07

Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Peran Motivasi Dalam Pembelajaran adalah 79,07 yang dapat dilihat dari data tabel.

2. Simpangan Baku dan Variansi VAR1 = nX12- (X1)2n(n-1) = 65418876- (4995)265(64)

= 194,0721
SD1= = 13,9308
194,0721

Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 194,0721 dan SD sebesar 13,9308 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


3. Distribusi Frekuensi Rentang (R) = 103-57 = 46 Banyak kelas (k) =1 + 3,3log 65 = 6,98 dibulatkan 7 Panjang kelas interval (p) = 467 = 6,57 dibulatkan 7 Berdasarkan nilai tersebut dibuat histogram, polygon dan table distribusi frekuensi sbb: Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Peran Motivasi Dalam

Pembelajaran NO.
1 2 3 4 5 6 7

Rentang Nilai
56,5-63,5 63,5-70,5 70,5-77,5 77,5-84,5 84,5-91,5 91,5-98,5 98,5-105,5 Jumlah

Frekuensi
7 18 9 9 3 10 9 65

Frekuensi Kumulatif
7 25 34 43 46 56 65

Persentase
10,76 27,69 13,84 13,84 4,6 15,38 13,84 100

Persentase Kumulatif
10,76 38,45 52,29 66,13 70,73 86,11 100

Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Peran Motivasi Dalam Pembelajaran yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi ) nilai-nilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.

4. Modus M0 = b + p (b1b1+b2) = 63 + 8 (11 11+9) = 63 + 4,4

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


= 67,4
Dari penjumlahan data makan apat diambil Modus dari variabel Peran Motivasi Dalam Pembelajaran adalah 67,4 yang memiliki arti bahwa nilai 67,4 pada data kelompok adalah angka yang sering keluar. Dan Peran Motivasi Dalam Pembelajaran mempunyai nilai 67,4.

5. Median Me = b + p (0,5n-Ff) = 63 + 8 (0,565- 2518) = 66,34


Setelah dikelompokan menjadi 7 kelas seperti yang telah disajikan pada TAbel Distribusi maka di dapat median pada Peran Motivasi Dalam Pembelajaran adalah 66,34 yang berarti nilai tengah pada data tersebut

Grafik histogram Peran Motivasi Dalam Pembelajaran

18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 7

18

10 9 9 9

56,5 18 98,5 105,5

63,5

70,5

77,5

84,5

91,5

Grafik Polygon Tingkat Peran Motivasi Dalam Pembelajaran

18 16

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


14 12 10 8 6 4 2 7 4 9 9 10 9

0 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5 98,5 105,5

B. Variabel : Pendidikan Kpribadian (X2)

1. Skor Rata-rata
X2

X2n

= 499565 = 76,84

Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Pendidikan Kepribadian adalah 76,84 yang dapat dilihat dari data tabel.

2. Simpangan Baku dan Variansi VAR2 = nX22 - (X2)2n(n-1)

=65395929-(4995)265(64) = 194,0721
SD2 = 13,93098
Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 194,0721 dan SD sebesar 13,93098 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.

3. Distribusi Frekuensi
Rentang (R) : 108-45 = 63

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Banyak kelas (K) : 1 + 3,3 log 65 = 6,,98 dibulatkan 7 Panjang kelas interval(p) = 636,98 = 9

Berdasarkan nilai tersebut dilihat sebagai berikut:

histogram, polygon dan table distribusi frekuensi dapat

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Pendidikan Kpribadian No. 1 2 3 4 5 6 7 Rentang Nilai 45-54 54-63 63-72 72-81 81-90 90-99 99-108 Jumlah frekuensi 4 7 15 15 13 6 5 65 Frekuensi kumulatif (F) 4 11 26 41 54 60 65 Persentase Persentase Kumulatif

Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Pendidikan Kepribadian yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi ) nilainilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.

4. Modus
M0 = b + p( b1b1+b2)

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


M0= 62,5 + 10(88+0)
= 6,25+ 11 = 73,5 Dari penjumlahan data makan apat diambil Modus dari variabel Peran Motivasi Dalam Pembelajaran adalah 73,5 yang memiliki arti bahwa nilai 73,5 pada data kelompok adalah angka yang sering keluar. Dan Pendidikan Kepribadian mempunyai nilai 73,5.

5. Median Me = b + p (0,5n-Ff)

= 62,5+ 10(0,565-1115)
= 62,5 + 14,4 =76,84
Setelah dikelompokan menjadi 7 kelas seperti yang telah disajikan pada Tabel Distribusi maka di dapat median pada Peran Pendidikan Kepribadian adalah 76,84 yang berarti nilai tengah pada data tersebut.

Grafik histogram dan polygon yang terbentuk adalah sbb:


,

Grafik polygon PENDIDIKAN KEPRIBADIAN

C. Variabel: Kemampuan dan Intelegensi 1. Skor Rata-rata


Y

= Yn = 586165 = 90,169

Mean adalah terdensi pusat yang digunakan untuk tingkat keseringan ratarata dari suatu variabel yang digunakan dalam analisis data. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengaruh tingkat Kemampuan dan Intelegensi adalah 90,169 yang dapat dilihat dari data tabel.

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

2. Simpangan Baku dan Variansi VAR3 = nY2-( Y)2n-(n-1) = 65556795-(5861)265(64) = 442,3928 SD3= 21,033
Dari hasil perhitungan Varian dan Standart Deviasi , di dapat nilai Varian sebesar 442,3928 dan SD sebesar 21,033 yang berarti menunjukkan keragaman dari objek yang di teliti dan SD membantu dalam menentukan besar kecilnya koefesien varian apabila semakin kecil koefesiennya maka data akan semakin homogen dan sebaliknya.

3. Distribusi Frekuensi Rentang (R) = 136- 56 = 80 Banyak Kelas (k) = 1+ 3,3 log 65 = 6,98 dibulatkan menjadi 7 Panjang kelas Interval (p) = 806,98 = 11,42 dibulatkan menjadi 12
Berdasarkan nilai tersebut dibuat histogram, polygon dan table distribusi frekuensi dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Kemampuan dan Intelegensi

No. 1 2 3 4 5 6

Rentang nilai 55-67 67-79 79-91 91-103 103-115 115-127

frekuensi 9 19 6 9 18 -

Frekuensi kumulatif (F) 9 28 34 43 61 -

Persentase 13,38 29,23 9,2307 13,85 27,7 -

Persentase kumulatif 13,85 43,08 52,3107 66,1607 93,8607 93,8607

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


7 127-139 Jumlah 4 65 65 6,153 100

Dari tabel frekuensi data kelompok maka didapatlah pembagiann kelas terhadap variabel Kemampuan Intelegensi yang terbentuk sudah fleksibel , maksudnya niai terbesar ikut kedalam kelas terakhir dan nilai terkecil juga ikut dalam kelas di awal sehingga tidak ada nilai yang tidak ikut maka dapat dikatakan tabel tersebut sudah fleksibel. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel distribusi adalah nilai terendah dan nilai terbesarnya. Dari sini juga dapat dikatakan bahwa semakin kecil range nilai terkecil sampai nilai terbesar akan makin homogen nilai distribusinya, , namun jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi )mn nilai-nilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.

4. Modus M0 = b + p (b1b1+b2)

= 66,5 + 13 (10 10+13)


= 66,5+ 5,65 = 72,512
Dari penjumlahan data makan apat diambil Modus dari variabel Kemampuan Intelegensi adalah 72,512 yang memiliki arti bahwa nilai 72,512 pada data kelompok adalah angka yang sering keluar. Dan Pendidikan Kepribadian mempunyai nilai 72,512

5. Median Me = b + p ( 0,5n-Ff )

= 66,5 + 13 ( 0,565-2819 )
= 66,5_3,078 = 69,57

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Setelah dikelompokan menjadi 7 kelas seperti yang telah disajikan pada Tabel Distribusi maka di dapat median pada Kemampuan Intelegensi adalah 69,57 yang berarti nilai tengah pada data tersebut.

Grafik histogram dan polygon yang terbentuk adalah sbb: Grafik histogram Kemampuan Intelegensi
22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 55 67 79 91 103 115 127 139 6 4 9 9 19 18

Grafik polygon Kemampuan Intelegensi


22 20 18 16 14 12 10 9 9 19 18

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


8 6 4 2 0 55 67 79 91 103 115 127 139 4 6

Selanjutnya sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas. 2. Uji normalitas Uji normalitas frekuensi data dilakukan untuk mengetahui apakah frekuensi data tersebut Statistik normal Parametrik atau tidak. Sebelumm meneliti harus

menggunakan

maka

kenormalan

data

dilakukan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Lilliefors.Dari data yang diperoleh dengan metode statistic yang benar. Digunakan metode Liliefors, dengan ketentuan jika nilai Lhitung Ltabel maka data berasal dari populasi normal. Nilai Ltabel diperoleh dari tabel Uji Liliefors, misal untuk taraf nyata 5 % dan jumlah data lebih dari 65 responden maka nilai Ltabel adalah :

Sedangkan Lhitung adalah harga terbesar dari |F(Zi) S(Zi)|, dimana Zi dihitung dengan

rumus angka normal baku : x= rata-rata;

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


s = simpangan baku. Nilai F(Zi) adalah luas daerah di bawah normal untuk Z yang lebih kecil dari Zi. Sedangkan nilai S(Zi) adalah banyaknya angka Z yang lebih kecil atau sama dengan Zi dibagi oleh banyaknya data (n).1
1.Uji Normalitas Galat Baku untuk X1 terhadap Y Dimana: X1 = Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran Y = Varibel Tingkat Intelegensi

Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Sebaran data Peran Motivasi dalam Pembelajaran berdistribusi normal Ho : Sebaran data Peran Motivasi dalam Pembelajaran yang di gunakan berdistribusi normal. Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho. yang di gunakan tidak

(TABEL PEMBANTU UJI NORMALITAS DATA X1 TERHADAP Y) N o. 1 2 3 4 5 6 7 8 9


1

X1 66 80 64 97 87 83 57 76 80

Y 68 10 8 77 10 0 98 67 60 93 10

= a+bx 75.407 91.157 73.157 110.28 2 99.032 94.532 65.3 86.657 91.157

Y- -7.407 16.843 3.843 -10.282 -1.032 -27.532 -5.282 6.343 13.843

Galat T 43.15 7 27.53 2 25.78 2 25.78 2 19.53 2 14.90 7 13.53 2 13.03 2 -

Z 3.0824 1023 1.9677 3232 1.8428 884 1.8428 884 1.3970 1724 1.0670 7258 0.9689 8093 0.9333 1123 -

F(Z1) 0.001 027 0.024 549 0.032 673 0.032 673 0.081 204 0.142 97 0.166 277 0.175 33 0.204

S(Z1) 0.015 3846 0.030 7692 0.046 1538 0.061 5385 0.076 9231 0.092 3077 0.107 6923 0.123 0769 0.138

|F(Z1)S(Z1)| 0.01435 7957 0.00621 9809 0.01348 1193 0.02886 5808 0.00428 1117 0.05066 1839 0.05858 5046 0.05225 2726 0.06585

Metode Statistika, Sudjana, hal. 467

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 76 68 67 88 10 1 75 74 63 75 75 94 67 10 0 75 58 93 62 62 76 69 65 11 2 11 3 66 85 59 88 79 10 7 71 11 2 72 11 4 80 56 73 86.657 77.657 76.532 100.15 7 114.78 2 85.532 84.407 72.032 85.532 85.532 106.90 7 76.532 113.65 7 85.532 66.407 105.78 2 70.907 70.907 -10.657 -8.657 -11.532 11.843 -1.782 -19.532 0.593 -13.032 2.468 -6.532 0.093 -5.532 -1.657 -13.532 47.593 -25.782 -14.907 2.093 11.53 2 10.65 7 10.28 2 10.28 2 10.28 2 10.28 2 9.782 9.782 8.657 7.407 7.407 7.407 7.407 6.532 5.782 5.532 5.282 3.657 1.782 0.8263 0215 0.7638 8019 0.7371 2792 0.7371 2792 0.7371 2792 0.7371 2792 0.7014 5823 0.7014 5823 0.6212 0142 0.5320 2719 0.5320 2719 0.5320 2719 0.5320 2719 0.4696 0523 0.4161 0069 0.3982 6584 0.3804 3099 0.2645 0449 0.1307 316 0.222 469 0.230 522 0.230 522 0.230 522 0.230 522 0.241 509 0.241 509 0.267 234 0.297 354 0.297 354 0.297 354 0.297 354 0.319 319 0.338 668 0.345 217 0.351 813 0.395 696 0.447 989 4615 0.153 8462 0.169 2308 0.184 6154 0.2 0.215 3846 0.230 7692 0.246 1538 0.261 5385 0.276 9231 0.292 3077 0.307 6923 0.323 0769 0.338 4615 0.353 8462 0.369 2308 0.384 6154 0.4 0.415 3846 4818 0.06862 3168 0.06129 1511 0.04590 6896 0.03052 228 0.01513 7665 0.01073 9316 0.00464 5299 0.00569 5091 0.02043 0506 0.00504 589 0.01033 8725 0.02572 334 0.01914 2993 0.01517 799 0.02401 365 0.03280 2629 0.00430 4398 0.03260 4636

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


4314 0.1218 2572 0.0772 386 0.0772 386 0.0415 6891 0.0415 6891 0.0415 6891 0.0030 182 0.0386 879 0.1456 9698 0.1724 4925 0.1724 4925 0.1724 4925 0.1724 4925 0.2259 5379 0.2705 409 0.2705 409 0.2705 409 0.2705 409 0.4488 8937 0.5113 1133 0.5113 1133 0.5291 4617 0.7966 6887 0.8412 5599

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

68 10 3 69 75 96 69 69 72 67 99 82 10 1 61 93 66 80 64 97 67 99 82 10 1 61 93

74 13 6 73 93 66 82 90 95 76 11 5 11 3 12 8 60 11 3 68 10 8 77 10 0 76 11 5 11 3 12 8 60 11 3

77.657 117.03 2 78.782 85.532 109.15 7 78.782 78.782 82.157 76.532 112.53 2 93.407 114.78 2 69.782 105.78 2 75.407 91.157 73.157 110.28 2 76.532 112.53 2 93.407 114.78 2 69.782 105.78 2

-3.657 18.968 -5.782 7.468 -43.157 3.218 11.218 12.843 -0.532 2.468 19.593 13.218 -9.782 7.218 -7.407 16.843 3.843 -10.282 -0.532 2.468 19.593 13.218 -9.782 7.218

1.657 1.032 1.032 0.532 0.532 0.532 0.093 0.593 2.093 2.468 2.468 2.468 2.468 3.218 3.843 3.843 3.843 3.843 6.343 7.218 7.218 7.468 11.21 8 11.84 3

0.451 519 0.469 217 0.469 217 0.483 421 0.483 421 0.483 421 0.501 204 0.515 43 0.557 92 0.568 458 0.568 458 0.568 458 0.568 458 0.589 381 0.606 628 0.606 628 0.606 628 0.606 628 0.673 244 0.695 433 0.695 433 0.701 648 0.787 178 0.799 898

0.430 7692 0.446 1538 0.461 5385 0.476 9231 0.492 3077 0.507 6923 0.523 0769 0.538 4615 0.553 8462 0.569 2308 0.584 6154 0.6 0.615 3846 0.630 7692 0.646 1538 0.661 5385 0.676 9231 0.692 3077 0.707 6923 0.723 0769 0.738 4615 0.753 8462 0.769 2308 0.784 6154

0.02074 9291 0.02306 302 0.00767 8404 0.00649 8102 0.00888 6514 0.02427 1129 0.02187 2835 0.02303 115 0.00407 3542 0.00077 2949 0.01615 7564 0.03154 218 0.04692 6795 0.04138 7913 0.03952 5924 0.05491 0539 0.07029 5154 0.08567 977 0.03444 8042 0.02764 346 0.04302 8076 0.05219 818 0.01794 7547 0.01528 2344

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 80 64 97 87 67 99 82 10 1 64 97 66 80 93 68 10 8 77 10 0 98 76 11 5 11 3 12 8 77 10 0 68 10 8 80 1.1 57 1.1 25 75.407 91.157 73.157 110.28 2 99.032 76.532 112.53 2 93.407 114.78 2 73.157 110.28 2 75.407 91.157 105.78 2 -7.407 16.843 3.843 -10.282 -1.032 -0.532 2.468 19.593 13.218 3.843 -10.282 -7.407 16.843 -25.782 12.84 3 13.21 8 13.21 8 13.21 8 13.84 3 16.84 3 16.84 3 16.84 3 16.84 3 18.96 8 19.59 3 19.59 3 19.59 3 47.59 3 0.05 0692 14.0 18 0.9125 9537 0.9393 4764 0.9393 4764 0.9393 4764 0.9839 3476 1.1979 5291 1.1979 5291 1.1979 5291 1.1979 5291 1.3495 4911 1.3941 3623 1.3941 3623 1.3941 3623 3.3916 3902 0.819 272 0.826 224 0.826 224 0.826 224 0.837 426 0.884 532 0.884 532 0.884 532 0.884 532 0.911 42 0.918 362 0.918 362 0.918 362 0.999 653 hitung Ltabel 0.110 0.8 0.815 3846 0.830 7692 0.846 1538 0.861 5385 0.876 9231 0.892 3077 0.907 6923 0.923 0769 0.938 4615 0.953 8462 0.969 2308 0.984 6154 1 L0.01927 2305 0.01083 9242 0.00454 5374 0.01992 9989 0.02411 2258 0.00760 9249 0.00777 5366 0.02315 9982 0.03854 4597 0.02704 1867 0.03548 439 0.05086 9005 0.06625 362 0.00034 738 0.086

a= b=

Rata-rata SD

Dimana dalam mencari nilai : a= ( Y )( X 12 ) ( X 1 )( X 1 Y ) n.( X 12 ) ( X 1 )


2

b=

n.( X 1.Y ) ( X 1 )( Y ) n.( X 12 ) ( X 1 )


2

Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 0,086 dan L-tabel = 0,110.

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka teerima Ho dan tolak Ha.

Atau dengan kata lain dapat di katakana bahwa sebaran data pada Variabel Tingkat Intelegensi (Y) memiliki sebaran normal atas Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran (X1).

Dari tabel uji normalitas berikut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai L-hitung < L-tabel maka Ha diterima berarti sebaran data Peran Motivasi Dalam Pembelajaran terhadap tingkat Intelegensi tidak berdistribusi normal. (TABEL PEMBANTU UJI NORMALITAS DATA X2 TERHADAP Y)
Uji Normalitas Galat Baku untuk X2 terhadap Y Dimana: X2 = Variabel Pendidikan Kepribadian Y = Varibel Tingkat Intelegensi

Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Sebaran data Pendidikan Kepribadian yang di gunakan tidak berdistribusi normal Ho : Sebaran data Pendidikan Kepribadian yang di gunakan berdistribusi normal. Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ha.

a= b=

32.198 0.754 Kesimpulan:

Rata-rata SD

0.006031 18.312

L-hitung L-tabel

0.096 0.110

Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 0,096 Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.

dan

L-tabel = 0,110.

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Atau dengan kata lain dapat di katakana bahwa sebaran data pada Variabel Tingkat Intelegensi (Y) memiliki sebaran normal atas Variabel Pendidikan Kepribadian (X2). Dari tabel uji normalitas berikut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai L-hitung < L-tabel maka Ha diterima berarti sebaran data Pendidikan Kepribadian terhadap Tingkat Intelegensi tidak berdistribusi normal. Suatu data dapat dikatakan normal jika jika jumlah data di atas dan dibawah rata-rata adalah sama , demikian juga simpangan bakunya. Karena data tersebut tidak normal , maka analisis statistic Parametrik tidak dapat digunakan dan oleh sebab itu analisis statisti yang dapat digunakan adalah Statistik Non Parametrik. Pengunaan Statistik Non Parametrik hanya boleh digunakan jika sekelompok data memang sudah betul-betul valid dan pengumpulan data memang sudah teruji.2 Ukuran penyebaran data juga dapat dilihat dari Range karena range digunakan sebagai ukuran , apabila kita ingin melihat penyebaran data secara sekilas. jika makin besar nilai range nya maka akan makin berserakan ( makin bervariasi )dmn nilainilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut. Range juga akan berguna dalam menyelidiki penyebaran data yang sedang diselidiki.3 1. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen, dalam uji

homogenitas menggunakan uji Bartlett. Uji homogenitas digunakan untuk


menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan varians pada tiap variabel. Jika kelompok data mempunyai varians yang sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Namun karena

varians yang dihasilkan dari tiap variabel memiliki hasil yang berbeda

2 Indra Jaya,Statistik Penelitian Untuk Pendidikan,(Medan:Cita Pustaka),2010 h.197 3 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Puspa),2008 h. 147

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


maka perlu dilakukan uji normalitas. Adapun alasan dilakukan nya uji normalitas pada penelitian ini yaitu :

Simpangan Baku dan Variansi pada X1 VAR1 = nX12- (X1)2n(n-1) = 65418876- (4995)265(64)

= 194,0721
SD1 = = 13,9308
194,0721

Simpangan Baku dan Variansi Pada X2 VAR2 = nX22 - (X2)2n(n-1)

=65395929-(4995)265(64) = 194,0721
SD2 = 13,93098

Simpangan Baku dan Variansi Pada Y VAR3 = nY2-( Y)2n-(n-1) = 65556795-(5861)265(64) = 442,3928 SD3= 21,033

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang akan diuji melalui metode statistik berupa uji korelasi dan regresi. Adapun data yang diuji terdiri dari data pengetahuan tentang mikrobiolgi (X), dan

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


sikap siswa terhadap kesehatan (Y) Setelah data diperoleh dinyatakan normal dan homogen. Langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (Ho) yang diajukan diterima atau sebaliknya pada taraf kepercayaan. = 0,05 dan = 0,01. Maka penelitipun mencari nilai homogenitas dari populasi dan di dapat kan hasil data sebagai berikt : UJI HOMOGENITAS PADA PERAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN (X1) TERHADAP TINGKAT INTELEGENSI (Y) TERDAPAT DALAM LAMPIRAN IV
1. Uji homogenitas pada X1 terhadap Y Dimana: X1 = Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran Y = Varibel Tingkat Intelegensi

Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran homogen Ho : Variabel Peran Motivasi dalam Pembelajaran homogeny Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho. yang di gunakan bersifat yang di gunakan tidak

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

X1 57 58 61 61 62 62 63 64 64 64 64 66 66

k 1 2 3

ni 1 1 2

Y 68 108 77 100

dk

si2

log si2

dk.si2

dk.logsi 2

264.50 0 480.50 0

2.422

264.50 0 480.50 0

2.422

4 5 6

2 1 4

98 67 60 93 105 76 69

2.682

2.682

266.25 0

2.425

798.75 0

7.276

65 112

736.66 7

2.867

2210.0 00

8.602

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 66 66 67 67 67 67 67 68 68 69 69 69 72 74 75 75 75 75 75 76 76 80 80 80 80 80 82 82 82 83 87 87 88 93 93 93 93 94 96 97 97 97 97 99 99 99 24 3 16 3 10 3 9 2 8 5 113 66 85 59 88 79 107 71 112 72 114 80 56 73 74 136 73 93 66 82 90 95 76 115 113 128 60 113 68 108 77 100 76 115 113 128 60 113 68 108 77 100 98 76 115 113 2 482.33 3 2.683 964.66 7 5.367 3 174.91 7 2.243 524.75 0 6.728 3 904.66 7 2.956 2714.0 00 8.869 1 264.50 0 2.422 264.50 0 2.422 2 816.33 3 2.912 1632.6 67 5.824 4 808.30 0 2.908 3233.2 00 11.630 2 497.33 3 2.697 994.66 7 5.393 1 840.50 0 2.925 840.50 0 2.925 4 298.80 0 2.475 1195.2 00 9.902

11 12 13

1 1 5

14 15

2 5

1 4

32.000 408.30 0

1.505 2.611

32.000 1633.2 00

1.505 10.444

17 18 19 20

1 2 1 4

21 22 23

1 1 4

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


60 61 62 63 64 65 JLH No 100 101 101 101 101 103 5140 X1 25 26 1 4 128 77 100 68 108 80 5861 Y 38 dk 7630.8 17 si2 41.2840 34 log si2 18847. 85 dk.si2 99.641 7 dk.logsi 2 3 354.91 7 2.550 1064.7 50 7.650

27 27 k

1 65 ni

S2 B X2 HITUNG

495.9 96 102.4 28 6.416

LOG S2

2.695 55.75 8

X2 TABEL

Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat: L-hitung = 6.416 dan L-tabel = 55.758

Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.

Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa Variabel Tingkat Intelegensi (Y) atau kedua variabel tersebut bersifat homogen dan variabel tersebut dapat dibandingkan. Dari hasi data yang diperoleh kita dapat menganalisis dan membandingkan nilai X2 HITUNG terhadap X2 TABEL. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa populasi tersebut dapat dikatakan homogen dan dapat diteliti dengan ketentuan X2 HITUNG 6.416 < 55.758 jika ingin melihat suatu kehomogenitasan secaara sekilas maka kita dapat melihat dari range dan Deviasi rata-rata dari suatu data. Ternyata Nilai 55.758 Maka Terima H0 x2Hitung6.416 < x2Tabel

UJI HOMOGENITAS PADA PENDIDIKAN KEPRIBADIAN (X2) TERHADAP TINGKAT INTELEGENSI (Y) TERDAPAT DALAM LAMPIRAN V

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Dimana: X2 = Variabel Pendidikan Kepribadian Y = Varibel Tingkat Intelegensi

Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Pendidikan Kepribadian yang di gunakan tidak homogen Ho : Variabel Pendidikan Kepribadian yang di gunakan bersifat homogeny Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.
dk.logsi 2

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

X1 45 48 50 53 57 60 60 61 61 61 63 65 68 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 72 72 73 73 74 74 75 75

k 1 2 3 4 5 6

ni 1 1 1 1 1 2

Y 68 108 77 100 98 67 60 93 105 76 69 65 112 113 66 85 59 88 79 107 71 112 72 114 80 56 73 74 136 73 93 66

dk

si2

log si2

dk.si2

24.5 212.33 33

1.3891 66 2.3270 18

24.5 424.66 67

1.3891 66 4.6540 36

8 9 10 11

1 1 1 11

10

419.76 36

2.6230 05

4197.6 36

26.230 05

12

288

2.4593 92 0.3010 3 3.2976 51 2.5616 98

288

2.4593 92 0.3010 3 3.2976 51 2.5616 98

13

0.5

0.5

14

1984.5

1984.5

15

364.5

364.5

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 JLH No 76 77 77 77 77 78 78 78 81 83 83 83 83 83 83 84 84 84 88 89 89 89 91 96 96 96 96 97 100 100 100 101 108 4995 X1 k 16 17 1 4 82 90 95 76 115 113 128 60 113 68 108 77 100 76 115 113 128 60 113 68 108 77 100 98 76 115 113 128 77 100 68 108 80 5861 Y 3 260.66 67 2.4160 85 782 7.2482 56

18

1276.3 33

3.1059 64

2552.6 67

6.2119 28

19 20

1 6

379.06 67

2.5787 16

1895.3 33

12.893 58

21

1276.3 33

3.1059 64

2552.6 67

6.2119 28

22 23

1 3

440.33 33

2.6437 82

880.66 67

5.2875 63

24 25

1 4

324.33 33

2.5109 92

973

7.5329 75

26 27

1 3

272.33 33

2.4351 01

544.66 67

4.8702 02

28 29

1 1 65 ni

36 dk

7523.4 97 si2

33.153 5 log si2

17465. 3 dk.si2

90.547 39 dk.logsi 2

S2 B X2 HITUNG

485.1 47 96.69 1 14.14 7

LOG S2

2.68 6 50.9 98

X2 TABEL

Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel, dimana nilainilai yang di dapat:

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


L-hitung = 14.147 Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.

dan

L-tabel = 50.998

Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X2 terhadap Y bersifat homogeny dan dapat dibandingkan

Dari hasi data yang diperoleh kita dapat menganalisis dan membandingkan nilai X2 HITUNG terhadap X2 TABEL. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa populasi tersebut dapat dikatakan homogen dan dapat diteliti dengan ketentuan X2 HITUNG 14.147 < 50.998jika ingin melihat suatu kehomogenitasan secaara sekilas maka kita dapat melihat dari range dan Deviasi rata dari suatu data. Ternyata Nilai x2Hitung14.147=<

x2Tabel=50.998 Maka Terima H0

1. Uji keberartian dan Regresi Linieritas Untuk mengetahui model regresi dan bentuk hubungan antara pengetahuan tentang mikrobiologi (X) dengan sikap terhadap kesehatan (Y), maka digunakan analisis regresi sederhana yang dilambangkan dengan model : = a + b X Persamaan regresi digunakan untuk melakukan ramalan

(forecasting/estimasi) bagimana pengaruh variable independent terhadap besarnya perubahan variable dependent. Dari pencarian data yang telah dilakukan oleh peneliti maka dihasilkan persamaan regresi regresi ganda antara peran motivasi dala pembelajaran dan pendidikan kepribadian terhadap tingkat intelegensi nya makan diperoleh yaitu : = -28.9327+ 1.006301X1 + 0.514362X2 DALAM LAMPIRAN VI Persamaan regresi artinya nilai iklim organisasi bertambah 1, maka nilai pada variabel peran motivasi dalampembelajaran (X1) nilai variabel peran motivasi dalam pembelajaran (X1) 1.006301 atau DATA INI TERDAPAT

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


bertambah 10 maka kepuasan kerja bertambah sebesar 10.06301 dan nilai pada variabel pendidikan kepribadian ( X2) 0.514362 atau nilai pada variabel pendidikan kepribadian bertambah sebesar 5.14362. x1 kuadrat x2 kuadrat y kuadrat 12420. 62 12082. 46 28313. 14 13981. 15 9114.6 92 2881.7 69 1.0063 01 0.5143 62 28.932 7 F hitung 60.852 36 18757. 51 9555.6 31 0.6343 21 Sb1 0.3197 84 Sb2 151.67 67 1.5864 22 1.6084 69 bertambah 10 maka kepuasan kerja

JK reg JK res

x1y x2y x1x2

tx1 tx2 S kuadrat y12

b1 b2 a

PENGUJIAN LINEARITAS PADA PERAN MOTIVASI PADA PEMBELAJARAN (X1)TERHADAP TINGKAT INLEGENSI (Y) SISWA TERDAPAT PADA LAMPIRAN VII
1. Uji Linearitas pada X1 terhadap Y

Pengujian keberartian persamaan regresi dapat dilakukan dengan bantuan rumusrumus tabel ANAVA. Setelah pengujian keberartian persamaan regresi tersebut , khusus untuk persamaan regresi sederhana perlu dilakukan pengujian linearitas , yang bertujuan untuk mengetahui apakah persamaan regresi ini merupakan salah satu dari PERSYARATAN UJI STATISTIK PARAMETRIK. Karena uji lenearitas lebih mudah dipahami maka khusus uji persyaratan uji linear. Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan tidak linier Ho : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan bersifat linier Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

Perhitungan Linearitas dan Signifikansi (Keberartian) Y atas X1


X1 X4 X1X4 (X4)2 n a b Kelompok (k) dk total (n) dk regresi (a) dk regresi (b/a) dk sisa dk tuna cocok dk galat 5, 140 5, 861 477, 451 556, 795 65 1. 157 1. 126 25 65 1 1 63 23 40 n-2 k-2 n-k Keberartian dan Linierity

JK(G) JK (T) JK(a) JK(b/a) JK (S) JK (TC) RJK(S) RJK (TC) RJK(G) Fhitung Fhitung

20,121.533 556,795.00 0 528,481.86 2 15,737.760 12,575.379 -7,546.155 199.609 -328.094 503.038 78.843 -0.652 Uji Keberartian Uji Linearitas

Tabel Anava No 1 2 3 4 5 Sumber Variabel


Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat

db
1 1 63 3 40 2

JK
528,482 15,738 12,575 (7,546 20,122

RJK
6 6 1 ) 4 528,481.8 15,737.7 199.6 (328.09 503.0

Fhitung
78.84

Ftabel =0,05

Ftabel =0,01

Keterangan

3.993

2.306

Berarti/Significant

(0.652

1.803

2.306

Linear & Signifikan

Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel pada taraf 0,05 dimana nilai-nilai yang di dapat: F-hitung = 0.625 dan F-tabel = 1.803

Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.

Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X1 terhadap Y bersifat Linear dan Signifikant.
Pengujian linieritas regresi bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi Tingkat intelegensi siswa (Y) atas peran motivasi dalam pembelajaran (X1) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 0.652. F hitung dikonsultasikan pada F

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


tabel dengan dbpembilang 1 dan db penyebut 63, pada taraf signifikan = 0,05 dari tabel distribusi Fdiperoleh F tabel = 3.993.Dan pada taraf signifikansi = 0,01 diperoleh F tabel sebesar 2.306 . Jadi, F hitung lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tingkat intelegensi (Y) atas peran motivasi dalam pembelajaran (X1) adalah linier.

PENGUJIAN LINEARITAS PADA PENDIDIKAN KEPRIBADIAN (X2) TERHADAP TINGKAT INLEGENSI (Y)SISWA TERDAPAT DALAM LAPIMPIRAN VIII
1. Uji Linearitas pada X1 terhadap Y Dimana: X2 = Variabel pendidikan kepribadian Y = Varibel Tingkat Intelegensi

Adapun Hipotesis yang dapat di buat: Ha : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan tidak linier dan Signifikant Ho : Variabel Peran Motivasi dalam pembelajaran yang di gunakan bersifat linier dan Signifikant Syarat: Jika L-hitung < L-tabel, maka terima Ho jika L-hitung > L-tabel, maka tolak Ho.

Perhitungan Linearitas dan Signifikansi (Keberartian) Y atas X1


X1 X1Y (Y)2 n a b Kelompok (k) dk total (n) dk regresi (a) dk regresi (b/a) dk sisa dk tuna cocok dk galat 4, 995 5, 861 459, 510 556, 795 65 32. 199 0. 754 29 65 1 1 63 27 36 n-2 k-2 n-k Keberartian dan Linieritas

JK(G) JK (T) JK(a) JK(b/a) JK (S) JK (TC) RJK(S) RJK (TC) RJK(G) Fhitung Fhitung

17,465.303 556,795.00 0 528,481.86 2 6,875.885 21,437.253 3,971.950 340.274 147.109 485.147 20.207 0.303 Uji Keberartian Uji Linearitas

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

Tabel Anava No 1 2 3 4 5 Sumber Variabel


Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat

db
1 1 63 7 36 2

JK
2 6 7 2 5 528,48 6,87 21,43 3,97 17,46

RJK
6 8 7 1 5 528,481.8 6,875.8 340.2 147.1 485.1

Fhitung
20.20

Ftabel =0,05
3.99

Ftabel =0,01

Keterangan

2.301

Berarti/Significant

0.30

1.79

2.301

Linear & Signifikan

Kesimpulan: Dari tabel diatas di dapat bahwa L-hitung < L-tabel pada taraf 0,05 dimana nilai-nilai yang di dapat: F-hitung = 0.303 dan F-tabel = 1.798

Keputusan:
Karena L-hitung < L-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha.

Atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa variabel X2 terhadap Y bersifat Linear dan Signifikant.
Intelegensi siswa (Y) atas peran motivasi dalam pembelajaran (X1) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 0.303 F hitung dikonsultasikan pada F tabel

dengan dbpembilang 1 dan db penyebut 63, pada taraf signifikan = 0,05 dari tabel distribusi Fdiperoleh F tabel = 3.993.Dan pada taraf signifikansi = 0,01 diperoleh F tabel sebesa 2.306 . Jadi, F hitung lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tingkat intelegensi (Y) atas pendidikan kepribadian (X2) adalah linier.

DAPAT DIGOLONGKAN PADA STATISTIK MEMENUHI PERSYARATAN YAITU :

PARAMETRIK

KARENA

1. DATA TERSEBAR SECARA NORMAL YANG TELAH DIUJI DENGAN

NORMALITAS GALAT BAKU BAIK PADA VARIABEL X1 TERHADAP Y MAUPUN X2 TERHADAP Y 2. VARIABEL YANG DIAMBIL SEBAGAI SAMPEL BERSIFAT HOMOGEN YANG DAPAT DITELITI DAN DIBANDINGKAN OLEH PENELITI BAIK PADA VARIABEL X1 TERHADAP Y MAUPUN X2 TERHADAP Y

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


3. DATA BERSIFAT LINEAR DAN SIGNIFIKAN BAIK PADA VARIABEL

X1 TERHADAP Y MAUPUN X2 TERHADAP Y

1. Uji keberartian dan hubungan dengan korelasi


Dalam suatu penelitian yang dimaksud untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara Peran Motivasi dalam Pembelajaran dan Pendidikan Kepribadian terhadap tingkat Intelegensi pada anak dimana dalam penelitian itu telah ditetapkan ada 65 sampel. Untuk dapat mengetahui besar angkanya indeks yang menunjukan kuat lemahnya korelasi antara Variabel Peran Motivasi pada Pembelajaran (X1) dan Pendidikan Kepribadian (X2) terhadap Tingkat Intelegensi (Y). Korelasi Product Moment: yang perlu diperhatikan dalam analisis korelasi Product Moment adalah nilai r yang diperoleh, apakah nilai r-nya negatif atau posistif, jika r-nya negatif maka korelasi yang diperoleh adalah korelasi negatif (peningkatan pada variabel X akan diikuti penurunan pada variabel Y dan penurunan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada Variabel Y). Kemudian lihat berapa p-nya, apa harga p yang diperoleh memenuhi taraf signifkansi yang digunakan (taraf signifikasi yang digunakan biasanya p 1% dan p 5%), jika harga p signifikan berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Langkah selanjutnya adalah melihat nilai r2 untuk mengetahui sumbangan efektif penelitian. maka perhitungan yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut Perhitungan ini dapat terlihat dalam Lampiran IX: a. Mencari Nilai Korelasi antara Variabel X1 terhadap Variabel Y. r
yx1

= 0.75

{n X

n X 1 Y ( X 1 )( Y )
2 1

( X 1 ) 2

}{

(n Y 2 ( Y ) 2

maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,75. Jika kita perhatikan , maka indeks

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


korelasi yang kita peroleh tidak bertanda negative. Ini berarti korelasi antar Variabel X1 ( Peran Motivasi dalam Pembelajaran ) dan Variabel Y ( Tingkat Intelegensi ) terdapat hubungan yang searah , dengan istilah lain : terdapat korelasi positif diantara korelasi tersebut. Artinya jika seorang anak selalu diberikan motivasi oleh orang tua dan gurunya untuk belajar maka anak akan terdorong untuk belajar dan pasti nya jika anak rajin belajar maka intelegensi anak akan meningkat searah dengan banyak nya ia belajar. Selanjutnya jika kita lihat dari besar rxy yang kita peroleh yaitu (0.75) ternyata terletak antara 0,70 0,80 berdasarkan pedoman nilai maka peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara Variabel X1 dan Y terdapat hubungan korelasi yang tergolong kuat. Dengan demikian secara sederhana peneliti dapat memberikan interpretasi secara sederhana bahwa adanya korelasi yang positif dan searah anatara variabel X1 dan Y yang tergolong kuat b. Mencari Nilai Korelasi antara Variabel X2 terhadap Variabel Y. r
yx 21

= 0.49

{n X

n X 2 Y ( X 2 )( Y )
2 2

( X 2 ) 2

}{

(n Y 2 ( Y ) 2

maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,49. Jika kita perhatikan , maka indeks korelasi yang kita peroleh tidak bertanda negative. Ini berarti korelasi antar Variabel X2 ( Pendidikan Kepribadian ) dan Variabel Y ( Tingkat Intelegensi ) terdapat hubungan yang searah , dengan istilah lain : terdapat korelasi positif diantara korelasi tersebut. Artinya jika seorang anak diberikan pendidikan kepribadian ajaran koral tingkah laku dan sopan terhadap orang tua dan guru maka orang tua dan guru akan menilai hal ini sebagai suatu hal yang positif dan membuat seorang orang tua dan guru memberikan perhatian terhadap anak dalam pembelajarannya dan secara tidak langsung akan mendorong anak secara spiritual dan materi berkat adanya moral yang diajarkan kepada anak melalai pendidikan kpribadian. Selanjutnya jika kita lihat dari besar rxy yang kita peroleh yaitu (0.49) ternyata terletak antara 0,40 0,50 berdasarkan pedoman nilai maka peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara Variabel

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


X2 dan Y terdapat hubungan korelasi yang tergolong sedang. Dengan demikian secara sederhana peneliti dapat memberikan interpretasi secara sederhana bahwa adanya korelasi yang positif dan searah anatara variabel X1 dan Y yang tergolong sedang

c. Mencari Nilai Korelasi antara Variabel X2 terhadap Variabel Y. = = 0.24

rx1x 2

{n X

n X 1 X 2 ( X 1 )( X 2 )
2 1

( X 1 ) 2

}{

(n X 22 ( X 2 ) 2

maka interpretasi yang peneliti berikan dari perhitungan di atas , telah berhasil kita peroleh rxy sebesar 0,24. Jika kita perhatikan , maka indeks korelasi yang kita peroleh tidak bertanda negative. Ini berarti korelasi antar Variabel X1 ( Peran Motivasi dalam pembelajaran ) dan Variabel X2 ( Pendidikan Keperibadian ) terdapat hubungan yang searah , dengan istilah lain : terdapat korelasi positif diantara korelasi tersebut. Artinya jika seorang anak diberikan motivasi dalam pembelajaran baik itu berupa kasih sayang dan perhatian tentuakan tumbuh rasa cinta dan sayang anak terhadap orang tua, guru , dan sesama dan akan menimbulkan kepribadian yang baik. Selanjutnya jika kita lihat dari besar rxy yang kita peroleh yaitu (0.24) ternyata terletak antara 0,20 0,30 berdasarkan pedoman nilai maka peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara Variabel X1 dan X2 terdapat hubungan korelasi yang tergolong lemah. Dengan demikian secara sederhana peneliti dapat memberikan interpretasi secara sederhana bahwa adanya korelasi yang positif dan searah anatara variabel X1 dan X2 yang tergolong lemah Kesimpulan yang dapat kita tarik dari data ini adalah walaupun adanya korelasi yang positif antara Variabel X1 dan X2 ( secara mekanik ) disini bukanlah merupakan korelasi yang menyakinkan.4 Menguji signifikansi korelasi sederhana , pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t tes sebagaimana dapat dilakukan dengan menggunakan tabel r product moment. Pengujian ini dapat dilakukan secara
4 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Puspa),2008 h. 202

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


sederhana dan dapat dilakukan secara bersama-sama , hal ini dilakukan untuk menambah variansi pengetahuan pengujian dilakukan menggunakan nilai r tabel product moment. Variabel yang dikorelasikan X terhadap Y
1

r hitung

r tabel

Keterangan

r
2

0,75

0,211

Signifikan

0,5625

X terhadap Y
2

0,49

0,211

Signifikan

0,2401

X terhadap X
1 2

0,24

0,211

Signifikan

0,0576

BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang positif antara peran motivasi dalam pembelajaran dan pendidikan kpribadian terhadap tingkat intelegensi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima berarti motivasi yang diberikan oleh guru dan orang ua serta pendidikan kepribadian yang diberikan dapat meningkatkan tingkat intelegensi. Derajat kekuatan hubungan yang

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


ditunjukkan oleh hasil persamaan regresi = = -28.9327 + 1.006301X1 + 0.514362X2 dapat diinterpretasikan bahwa siswa yang mendapatkan motivasi dalam belajar dan pendidikan kepribadian telah memiliki tingkat intelegensi -28.9327 Setiap kenaikan satu unit peran motivasi dalam pembelajaran terhadap tingkat intelegensi sebesar 1.006301 unit, maksudnya motivasi yang di berikan oleh orang tua dan guru kepada siswa dapat meningkatkan atau mengembangkan intelegensi siswadan setiap kenaikan satu unit pendidikan kepribadian terhadap tingkat intelegensi sebesar 0.514362 unit, maksudnya pendidikan kepribadian dapat meningkatkan atau mengembangkan intelegensi siswa. Oleh karena itu setiap siswa yang diberikan motivasi dalam aktivitas belajarnya, maka anak akan terdorong untuk melakukan halhal yang positif dan akan meningkatkan tingkat intelegensi pada anak. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan pada anak adalah :

1. Biologis 2. Budaya 3. Lingkungan 4. Bahasa 5. Etika


Perbedaan pada proses tingkah laku semakin lama semakin kompleks sesuai dengan banyaknya tantangan yang di hadapi oleh anak itu sendiri. Berikut akan dijabarkan tujuh hal yang dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan pada anak untuk proses belajar dan mengajar.

1. Motiasi Adalah dorongan dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang tentunya berguna 2. Perhatian Adalah pusat tenaga psikis yang bertuju pada si objek yang bertujuan untuk adanya bentuk kasih sayang yang terjalin dalam proses belajar dan mengajar dan membantu anak dalam mendorong aktivitasaktivitasnya. 3. Ingatan

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


Adalah suatu daya jiwa yang dapat menerima dan menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan tanggapan kita. 4. Fantasi Adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan hal yang baru , dengan adanya fantasi dalam pola pikir manusia maka manusia dapat menciptkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada hinga menjadi ada. 5. Berfikir Adalah suatu daya jiwa yang dapat yang dapat menghubungkan pengetahuan-pengetahuan selama ini hingga menjadi suatu ilmu pengetuhuan dengan berfikir manusia dapat mengalami adanya proses dileksi artinya selama manusia berfikir maka akan selalu timbul berbagai macam pertanyaan-pertanyaan. 6. Perasaan Suatu daya jiwa yang lebih banyak bersifat subjektif untuk merasakan sesuatu hal yang senang maupun tidak senang dan ketergantungan kepada orang lain. 7. Bakat Adalah kemampuan yang tinbul pada anak yang menonjol dalam diri seorang anak yang biasanya dapat berbentuk suatu keterampilan ataupun suatu bidang ilmu.

Maka dengan banyak seorang anak yang selalu diberikan motivasi akan jauh berbeda tingkat prestasi ataupun tingkat intelegensinya dengna anak yang tidak diberikan motivasi dalam belajarnya. Pendidikan epribadian juga harus diberikan kepada anak , terutama dalam keluarga agar anak dapat berintraksi dengan masyarakat dengan baik. Tentu sangat berbeda bagi anak yang tidak diajarkan sopan santun dalam keluarga dengan anak yang diajarkan berbagai eika dalam keluarganya. Keluarga merupakan komunitas yang sangat promer dan sangat menentukan generasi apa yang akan dihasilkan oleh suatu bangsa. Dapat kita lihat dalam fenomena kehidupan kita bahwa sesorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tentu akan memiliki gaya bahasa yang bijak , sopan , dan beretika dibandingkan dengan seseorang yang tingga di jalanan yang tidak menginjak sekolah dan tidak dapat bertata keramah dengan baik dan sopan. Anda dapat melihat dan mebandingkan anak-anak di sekolah

PENERAPAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


bahwa anak yang cerdas dan berprestasi di sekolah tentu akan berintraksi

dengan gurunya dengan tata bicara yang sopan terhadap guru , dibandingkan anak yang tidak sopan terhadap guru yang tidak memiliki prestasi do sekolahnya. Sehingga kesimpulan yang dapat disimpulkan oleh peneliti adalah bahwa dalam menciptakan tunas-tunas bangsa yang memiliki tingkat

Intelegensi adalah dengan adanya orang tua yang berwawasan luas yang meberikan dorongan motivasi bagi anak-anak mereka di rumah untuk mengulang pelajaran dan berintraksi terhadap anak dengan baik dan penuh kasih sayang agar ia dapat terjun di masyarakat dengan ilmu yang luas dan kepribadian yang baik. Guru di sekolah tentu harus memberikan motivasi dan materi materi dalam pembelajaran yang dapat mendorong anak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekolah dan memberikan pujian serta

ganjaran yang selayaknya. Guru juga harus memberikan pencerahan dan bimbingan konseling terhadap anak agar terbantuk keoribadian yang baik pada anak , karena dengan kepribadian yang baik maka dapat meningkatkan pola pikir pada anak.

You might also like