You are on page 1of 28

Siklus Hidup Virus

Di dalam organisme inang, virus mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan. Daur Litik

Adsoprsi, pada tahap ini virus melekat pada dinding sel inang. Penetrasi, pada tahap ini virus memasukkan materi genetiknya ke dalam tubuh sel inang. Replikasi, pada tahap ini materi genetik sel bereplikasi mengikuti materi genetik virus. Sintesis, pada tahap ini materi genetik sel membentuk bagian-bagian tubuh virus. Perakitan, pada tahap ini bagian-bagian tubuh virus tersusun membentuk tubuh virus yang utuh. Lisis, pada tahap ini tubuh-tubuh virus yang baru memecah dinding sel inang dan keluar.

Daur Lisogenik

Adsorpsi dan penetrasi sama seperti pada daur litik. Profage/penyisipan, pada tahap ini virus menyisipkan materi genetiknya ke dalam materi genetik sel inang. Pembelahan sel, pada tahap ini sel inang membelah diri seperti biasa. Bedanya materi genetik sel inang sudah tersisipi materi genetik virus. Pemisahan, pada daur lisogenik, sewaktu-waktu materi genetik virus yang telah tersisipi bisa lepas dari materi genetik sel inang. Misalnya jika terkena radiasi pada sel inang. Jika materi genetik virus terpisah dari materi genetik sel inang, virus kemudian memasuki daur litik yaitu tahap replikasi.

Siklus Hidup Bakteri


Kurva tumbuh bakteri dibuat untuk menggambarkan karakteristik pertumbuhan bakteri

dalam suatu medium. Pada skala laboratorium dengan kondisi lingkungan yang baik, pertumbuhan populasi bakteri dua kali lebih banyak dengan skala yang teratur. Pertumbuhan ini merupakan deret ukur yang disebut dengan pertumbuhan eksponensial. Pada dasarnya pertumbuhan eksponensial hanya merupakan bagian dari siklus hidup bakteri dan tidak memawakili pola normal pertumbuhan bakteri yang terdapat di alam. Bila sejumlah sel bakteri dikultur dalam suatu medium dan diamati dalam jangka waktu tertentu, maka akan diperoleh kurva berbentuk sigmoid. Kurva tersebut menunjukkan fase-fase pertumbuhan pada bakteri, yaitu: 1. Fase lag ditandai tidak terjadi penambahan jumlah sel, tetapi aktivitas

metabolisme sedang berlangsung untuk persiapan pembelahan sel. Selain itu kemungkinan terjadi sintesis enzim, protein, RNA dan penambahan volume atau massa. 2. Fase log (eksponensial) merupakan suatu pola pertumbuhan yang seimbang dan cepat. Sel-sel bakteri membelah secara teratur dengan laju yang konstan, tergantung pada komposisi medium kultur dan kondisi inkubasi. Laju eksponensial pertumbuhan dari suatu kultur bakteri dinyatakan sebagai waktu generasi. Selama fase log metabolisme sel paling aktif, sintesis bahan sel sangat cepat dan jumlahnya konstan sampai nutrien habis. 3. Fase stasioner terjadi penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati sedangkan yang lainnya tetap hidup. Tetapi fase stasioner bukanlah merupakan fase yang diam, bakteri masih melakukan aktivitas memproduksi metabolit sekunder seperti antibiotik. 4. Fase kematian sel bakteri kehilangan kemampuan untuk membelah diri walaupun mereka ditempatkan dalam medium yang segar (baru). Seperti fase pertumbuhan yang cepat, fase kematian juga bersifat eksponensial, sehingga sel bakteri mati dalam waktu cepat dan beberapa jam kemudian tidak terdapat kehidupan dalam medium kultur.

Cara Perkembangbiakan bakteri Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya. Dalam konteks genetika bakteri, transformasi merupakan perubahan suatu genotipe sel bakteri dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, pada bakteri Streptococcus pneumoniae yang tidak berbahaya dapat ditransformasi menjadi sel-sel penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA dari medium yang mengandung sel-sel strain patogenik yang mati. Transformasi ini terjadi ketika sel nonpatogenik hidup mengambil potongan DNA yang kebetulan mengandung alel untuk patogenisitas (gen untuk suatu lapisan sel yang melindungi bakteri dari sistem imun inang) alel asing tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kromosom bakteri menggantikan alel aslinya untuk kondisi tanpa pelapis. Proses ini merupakan rekombinasi genetik perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing over). Sel yang ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom yang mengandung DNA, yang berasal dari dua sel yang berbeda.

2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri). Pada proses transfer DNA uksi yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga.

3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif. Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli. Transfer DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang) DNA, dan pasangannya menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai jantan, menggunakan alat yang disebut piliseks untuk menempel pada resipien (penerima) DNA dan disebut sebagai betina. Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk transfer DNA.

Siklus Hidup Clamydomonas


Chlamydomonas adalah alga kecil bersel satu, motil yang mengalami reproduksi aseksual dan seksual dalam siklus hidupnya. Sel-sel vegetatif monoploid dari Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual melalui mitosis dan sitokinesis. Dalam kondisi ekologi yang tidak menguntungkan, ketika keseimbangan nitrogen menjadi marah, sel vegetatif menjadi gametangium untuk melakukan reproduksi seksual dan protoplas yang mengalami serangkaian pembelahan mitosis untuk menghasilkan gamet 4, 8, 16 atau 32 ukuran yang sama, yaitu, isogametes. Isogametes lebih kecil dari sel vegetatif, tetapi dengan morfologi yang mirip dengan yang terakhir. Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi. Alga hijau uniseluler ini menunjukkan reproduksi seksual dan juga aseksual. Gamet secara struktural identik, suatu kondisi yang dikenal sebagai isogami.

Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora 1) Suatu sel Chlamydomonas dewasa adalah haploid. 2) Ketika suatu sel dewasa bereproduksi secara aseksual, sel tersebut akan meresorbsikan flagelanya dan kemudian akan membelah dua kali melali mitosis, membentuk empat sel (lebih banyak lagi pada beberapa spesies)

3) Sel-sel anak ini membentuk flagella dan dinding sel, kemudian dari dinding sel induk muncul zoospora yang mampu berenang. Zoospore itu tumbuh menjadi sel haploid dewasa, yang menyelesaikan siklus hidup aseksual. Reproduksi seksual dipicu oleh kekurangan makanan, pengeringan kolam, atau bebrapa tekananan lainnya. Reproduksi seksual dengan konjugasi. 4) Didalam dinding sel induk, pembelahan mitosis menghasilkan banyak gamet haploid. 5) Setelah dilepaskan, gamet dari jenis pasangan kawin yang saling berlawanan (ditandai dengan + dan -) berpasangan dan saling menempel. Penyatuan (singami) isogamet terjadi secara perlahan-lahan, yang membentuk zigot diploid. 6) Yang menskresi suatu selubung yang kuat untuk melindungi sel itu dari kondisi yang tidak menguntungkan. 7) Ketika zigot menuntaskan dormasinya, meiosis menghasilkan empat individu haploid (dari dari masing-masing jenis pasangan kawin) yang muncul dari selubung tersebut dan tumbuh menjadi sel-sel dewasa.

A. Zygospore(n) B. Sporogenesis C. Asexual reproduction D. Sexual reproduction E. Meiosis F. Diploid zygote(2n) G. Conjugation of haploid isogametes H. Haploid daughter cells (n)

Siklus Hidup Neurospora


Reproduksi Neorospora ada 2 yaitu: a. Aseksual 1) Bersel Satu (Uniselluler) Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae. 2) Bersel Banyak (Multiseluler) Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor. b. Seksual 1) Bersel satu Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus. 2) Bersel banyak a) Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium). b) Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium. c) Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua). d) Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah. e) Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus. f) Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid

Siklus Hidup Ragi


Ragi adalah suatu bentuk pertumbuhan mikroorganisme eukariotik. Ini adalah uniseluler, walaupun beberapa spesies dengan bentuk ragi dapat menjadi multisel melalui pembentukan string yang saling terhubung dan sel-sel tunas yang dikenal sebagai pseudohyphae, atau benar hyphae seperti yang terlihat di sebagian besar cetakan. Ragi ukuran dapat bervariasi tergantung pada spesies, biasanya berukuran diameter 3-4 m, meskipun beberapa khamir dapat mencapai lebih dari 40 m. Perkembangbiakan Ragi Ragi memiliki siklus reproduksi seksual, namun modus yang paling umum dari pertumbuhan vegetatif ragi adalah reproduksi aseksual oleh tunas atau fisi. Sini tunas kecil, atau anak sel, itu terbentuk pada sel induk. Inti sel induk terpecah menjadi seorang putri inti dan bermigrasi ke dalam sel putri. Kuncup terus tumbuh sampai memisahkan dari sel induk, membentuk sel baru. Kuncup dapat berkembang pada bagian yang berbeda dari sel induk tergantung pada genus dari ragi. Budding ragi dapat hidup dengan baik dua genom (diploid) atau satu (haploid). Dalam kedua kasus, hal itu mereproduksi dengan membentuk tunas (sehingga 'tunas') oleh mitosis.

Sel haploid terjadi pada dua perkawinan yang berbeda jenis: sebuah atau a. Jenis ditentukan oleh ekspresi gen pada lokus jenis kawin aktif. Sel haploid dapat hidup tanpa batas waktu dalam kondisi haploid. Namun, jika dua sel tipe kawin berlawanan bertemu, mereka dapat melebur dan memasuki fase diploid siklus sel. Perkecambahan spora yang haploid terjadi sementara mereka masih dalam ascus dan perkawinan biasanya terjadi di sana. Jika sel-sel haploid melewati masa pertumbuhan, mereka masih bisa menemukan sel-sel dari lawan jenis perkawinan sebagian besar waktu. Meskipun ilustrasi menunjukkan masing-masing menghasilkan sel haploid kuncup jenis perkawinan yang sama, sering sel tipe kawin switch. Hal ini dapat melakukannya karena selain aktif jenis kawin lokus, itu mengandung dua "diam" lokus - satu a dan satu a. Sebuah istirahat untai ganda (DSB) pada lokus aktif diperbaiki dengan informasi dari salah satu lokus diam. Jika sel adalah, ia lebih suka tekan informasi dalam diam lokus dan sebaliknya. Sel dalam fase diploid lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras. Ketika sel-sel diploid mulai kehabisan makanan, mereka mengalami meiosis, membentuk empat spora haploid dalam ascus (Saccharomyces cerevisiae milik ascomycetes.) Ketika kondisi yang baik kembali, spora berkecambah dan menghasilkan empat sel ragi haploid: dua satu dan dua a. Siklus Hidup Ragi

Siklus Hidup Paramecium

Perkembangbiakan Paramecium adalah dengan cara: Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus. Perhatikan gambar pembelahan diri Paramecium. Seksual atau perkembangbiakan secara kawin Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini:

Gambar. Konjugasi pada Paramecium

Siklus Hidup Drosophilla


Tahap-tahap dari siklus hidup Dhrosophila melanogaster berikut ciri-cirinya, antara lain : Tahapan Ciri-ciri Umur Telur Berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar 0.5 mm, 24 jam berwarna putih susu, pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai kecil menyerupai sendok yang berfungsi agar telur tidak tenggelam, biasanya terdapat pada permukaan Larva instar 1 Larva instar 2 media. Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening, berukuran 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran 2 2 hari mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan gigi berwarna hitam untuk makan, memiliki spirakel anterior. Tahapan Ciri-ciri Umur Larva Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran 3- 3 hari instar 3 4 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti

cacing, memiliki mulut dan gigi berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva instar 2, memiliki spirakel anterior dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakel anteriornya. Prepupa Terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada dinding 4 hari botol, tidak aktif, melekatkan diri; berwarna putih; Pupa kutikula keras dan memendek; tanpa kepala dan sayap Tidak aktif dan melekatkan diri pada dinding botol, 5 hari berwarna coklat, kutikula keras, memendek, dan Imago besegmen. Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen; 9 hari bersayap transparan; memiliki mata majemuk biasanya berwarna merah; dan ciri-ciri lainnya menyerupai ciri lalat buah dewasa

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago. Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa. Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa. Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.

Siklus Hidup Zea mays


Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sa ma, namuninterval waktu antartahap pertumbuhan dan juml a h d a u n y a n g b e r k e m b a n Geum Suk d a p a t b e r b e d a . P e r t u m b u h a n jagung dapat dikelompokkan ke dalam tigatahap yaitu (1) f

ase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandaId engan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculny a daunpertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daunpertama yang terbuka sempurna samp ai tasseling dan sebelum keluarnya b u n g a b e t i n a (s i l k i n g) , f a s e i n i d i i d e n t i f i k s i d e n g a n j u m l a h daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuha n setelah silking sampai masak fisiologis. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncu l dari kulit b i j i . Be n i h j a g u n g a k a n b e r k e c amb a h j i k a k a d a r a i r b e n i h p a d a s a a t d i d a l am t a n a h m e n i n g k a t >3 0% ( M cWi l l i a m s e t a l . 1 9 9 9 ) . P r o s e s p e r k ecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui prose s imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas en zim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabol isme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat ya ng mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza me manjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. S e t e l a h r a d i k e l2 4 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh kol eoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendo rong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pe munculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bi la kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 45 hari setelah

tanam. Semakin dalam lubang tanam semakin lama pemuncu lan kecambah ke atas permukaan tanah. Pada kondisi lingkungan yang le mbab, tahap pemunculan berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pad a kondisi yang dingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau lebih. Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapa tkan hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbu h benih rendah. Ta n a m a n y a n g t e r l a m b a t t u m b u h a k a n t e r n a u n g i d a n g u l m a l ebih bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebih awal dan seragam. Gambar 5. Perkecambahan benih jagung. Biji (Luar) Endosperma plumula (Dalam) kotiledon Radikula Daun pertama muncul

Koleoptil terbuka Koleoptil (pelepah pelindung pucuk dan daun) Koleoptil muncul Akar Rambut akar tumbuh pada akar utama Plumula (pucuk pertama) Radikula (akar pertama)

Biji (Luar) Endosperma plumula (Dalam) kotiledon Radikula Daun pertama muncul Koleoptil terbuka Koleoptil (pelepah pelindung pucuk dan daun) Koleoptil muncul Akar

Rambut akar tumbuh pada akar utama Plumula (pucuk pertama) Radikula (akar pertama)Subekti et al.: Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung 2 5 Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati bebe rapa fase berikut: F a s e V 3 - V 5 ( j uml a h d a u n y a n g t e r b u k a s emp u r n a 3 - 5 ) Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 1018 hari setelah berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhe nti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah pe rmukaan tanah. Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akan

memperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda t e r b e n t u k n y a b u n g a j a n t a n ( M cWi l l i a m s e t a l. 1 9 9 9 ) . F a s e V 6 - V 1 0 ( j uml a h d a u n t e r b u k a s emp u r n a 6 - 1 0 ) Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembanga n a k a r d a n p e n y e b a r a n n y a d i t a n a h s a n g a t c e p a t , d a n p ema njangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (t a s s e l) d a n p e r k e m b a n g a n t o n g k o l d i m u l a i ( L e e 2 0 0 7 ) . Ta n a m a n m u l a i m enyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pad a fase ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman ( M cWi l l i a m s et al. 1999). F a s e V 11 - V n ( j uml a h d a u n t e r b u k a s emp u r n a 11 s amp a i d a u n terakhir 15-18)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 3350 hari setelah b e r k e c a m b a h . Ta n a m a n t u m b u h d e n g a n c e p a t d a n a k u m u l a s i bahan kering meningkat dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relat if sangat tinggi u n t u k m e n d u k u n g l a j u p e r t u m b u h a n t a n a m a n . Ta n a m a n s a n g at sensitif terhadap cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fa se ini, kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhad ap pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan bahkan akan men urunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya tongkol , yang akibatnya m e n u r u n k a n h a s i l ( M cWi l l i a m s e t a l. 1 9 9 9 , L e e 2 0 0 7 ) . K e k e ringan pada fase i n i j u g a a k a n m e m p e r l a m b a t m u n c u l n y a b u n g a b e t i n a (s i l k i n g) . F a s e Ta s s e l i n g ( b e r b u n g a j a n t a n ) Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditanda i oleh adanya

cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bun g a b e t i n a (s i l k/ r a m b u t t o n g k o l ) . Ta h a p V T d i m u l a i 2 - 3 h a r i s e b e l u m r a m b u t tongkol muncul, di mana pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan m u l a i m e n y e b a r k a n s e r b u k s a r i (p o l l e n) . P a d a f a s e i n i d i h a s i l k a n b i o m a s2 6 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan m a k s i m u m d a r i b a g i a n v e g e t a t i f t a n a m a n , y a i t u s e k i t a r 5 0% dari total bobot k e r i n g t a n a m a n , p e n y e r a p a n N , P, d a n K o l e h t a n a m a n m a s i ng-masing 6070%, 50%, dan 80-90%. F a s e R 1 (s i l k i n g) Ta h a p s i l k i n g d i a w a l i o l e h m u n c u l n y a r a m b u t d a r i d a l a m t o ngkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseli n g. P e n y e r b u k a n (polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bun ga jantan jatuh m e n y e n t u h p e r m u k a a n r a m b u t t o n g k o l y a n g m a s i h s e g a r. S e rbuk sari

tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapa i sel telur (o v u l e) , d i m a n a p e m b u a h a n (f e r t i l i z a t i o n) a k a n b e r l a n g s u n g membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki sela ma 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan aka n terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan t umbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pa d a t a h a p i n i , a p a b i l a b i j i d i b e l a h d e n g a n me n g g u n a k a n s i l e t , b e l um t e r l i h a t s t r u k t u r e m b r i o d i d a l a m n y a . S e r a p a n N d a n P s a n g a t c e pa t , dan K hampir komplit (Lee 2007). F a s e R 2 (b l i s t e r)

Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambu t tongkol sudah kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan j anggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih mel epuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 8 5%, d a n a k a n menurun terus sampai panen. Fa s e R3 (ma s a k susu) F a s e i n i t e r b e n t u k 1 8 - 2 2 h a r i s e t e l a h s i l k i n g. P e n g i s i a n b i ji semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung p ada warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terb entuk lengkap. Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumla h biji yang t e r b e n t u k . K a d a r a i r b i j i d a p a t m e n c a p a i 8 0%. F a s e R 4 (d o u g h)

F a s e R 4 m u l a i t e r j a d i 2 4 - 2 8 h a r i s e t e l a h s i l k i n g. B a g i a n d a lam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan keri ng biji sudah t e r b e n t u k , d a n k a d a r a i r b i j i m e n u r u n m e n j a d i s e k i t a r 7 0%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji .Subekti et al.: Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung 2 7 Gambar 6. Fase pertumbuhan tanaman jagung. Fase R5 (pengerasan biji) Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kerin g biji akan s e g e r a t e r h e n t i . K a d a r a i r b i j i 5 5%. F a s e R 6 (ma s a k f i s i o l o g i s ) Ta n a m a n j a g u n g m e m a s u k i t a h a p m a s a k f i s i o l o g i s 5 5 - 6 5 h a r i s e t e l a h s i l k i n g. Pa d a t a h a p i n i , b i j i - b i j i p a d a t o n g k o l t e l a h me n c a p a i b o b o t k e r i n g ma k s imum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan

telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau ke hitaman. P e m b e n t u k a n l a p i s a n h i t a m (b l a c k l a y e r ) b e r l a n g s u n g s e c a r a bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke b agian ujung tongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai si fat tetap hijau (s t a y - g r e e n ) y a n g t i n g g i , k e l o b o t d a n d a u n b a g i a n a t a s m a s i h berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pad a tahap ini kadar a i r b i j i b e r k i s a r 3 0 - 3 5% d e n g a n t o t a l b o b o t k e r i n g d a n p e n y erapan NPK oleh t a n a m a n m e n c a p a i m a s i n g - m a s i n g 1 0 0%.

You might also like