You are on page 1of 4

EFEK COMPTON

20 Dec Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya saja foton tidak mempunyai massa diam. jika hal ini benar kita harus bisa menganalisis tumbukan antara foton dengan elektron, misalnya, dengan cara yang sama seperti tumbukan bola bilyard dianalisis dengan mekanika pendahuluan. gambar dibawah ini menunjukan bagaimana tumbukan serupa itu digambarkan, dengan foton itu digambarkan, dengan foton sinar-x menumbuk elektron (yang mula-mula dalam keadaan diam terhadap sistem koordinat laboratorium) dan kemudian mengalami hamburan dari arahnya semula sedangkan elektronnya menerima impulse dan mulai bergerak. dalam tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan energi kinetik K yang diterima oleh elektron, walaupun sebenarnya kita mengamati dua foton yang berbeda. jika foton semula mempunyai frekuensiv, maka foton hambur mempunyai frekuensi yang lebih rendah v, sehingga: Kehilangan energi foton = Energi yang diterima elektron hv - hv = K (1)

karena momentum partikel tak bermassa berkaitan dengan energi menurut rumus E = pc dan karena energi foton adalah hv, momentumnya adalah p = E/c = hv/c (2)

gambar fek compton Momentum, tidak seperti energi, merupakan kuantitas vektor yang mempunyai arah dan besar, dan dalam tumbukan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua sumbu yang saling tegak-lurus. (bila lebih dari dua benda yang bertumbuka, tentu saja momentum harus

kekal pada masing-masing sumbu dari ketiga sumbu yang saling tegak-lurus). arah yang dipilih disini adalah arah foton semula dan satu lagi tegak-lurus pada bidang yang mengandung elektron dan foton hambur (lihat gambar diatas). momentum semula adalah hv/c, momentum foton hambur adalah hv/c, dan momentum elektron mula serta akhir adalah, berurutan, 0 dan p, dalam arah foton semula Momentum mula = Momentum akhir

dan tegak lurus pada arah ini Momentum mula = Momentum akhir

Sudut menyatakan sudut antara arah mula dan arah foton hambur, dan ialah sudt antara arah foton mula dan arah elektron yang tertumbuk. dari pers. 1, 3 dan 4 kita sekarang mendapatkan rumus yang menghubungkan beda panjang gelombang antara foton mula dan foton hambur dengan sudut antara arah masing-masing, kedua besaran tersebut adalah kuantitas yang dapat diukur. langkah awal mengalikan persamaan 3 dan 4 dengan c dan menuliskannya kembali sebagai berikut:

dengan mengkuadratkan masing-masing persamaan ini dan menambahkannya, sudut dieliminasi, tinggal

dapat

kemudian kita samakan kedua ruas untuk energi total partikel

sehingga akan didapatkan

karena

maka akan didapatkan dengan mensubstitusikan p2c2 ini dalam persamaan 5 akhirnya kita peroleh

hubungan ini akan kita sederhanakan dalam panjang gelombang sebagai pengganti frekuensi bagi persamaan 7 dengan 2h2c2

dan karena v/c = 1/ dan v/c = 1/

persamaan 8 diturunkan oleh Arthur H. Compton pada awal tahun 1920, dan gejala yang diperiksanya yang pertama kali diamatinya, dikenal sebagai efek Compton. gejala ini menunjukan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi. Hipotesis yang dikemukakan oleh Louis Victor duc de Broglie (perancis, 1924) yaitu suatu partikel (proton dan electron) juga dapat bersifat sebagai gelombang. Salah satu besaran yang merupakan ciri gelombang adalah panjang gelombangnya. Panjang gelombang ( ) partikel mempunyai hubungan yang sama berpengaruh terhadap momentum (p) dalam radiasi elektromagnetik. Besarnya panjang gelombang dirumuskan : =h/p

: panjang gelombang (m) h : konstanta Planck (6,63 x 10-34 J.s) p : momentum partikel (kg.m/s)

You might also like