You are on page 1of 3

promosi Kesehatan Rumah Sakit Vs Income Rumah Sakit (kompasiana,kompas)

OPINI | 11 June 2011 | 12:30 230 2 Nihil Bagi masyarakat Indonesia promosi kesehatan mungkin hanya segelintir orang yang mengerti dan bila dilihat implementasinya masih kurang atau belum banyak dirasakan oleh masyarakat. Untuk lebih mengenal berikut ini adalah pengertian dari Promosi Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : Adalah proses pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan). Proses Promosi kesehatan melalui Pemberdayaan yang dilakukan dengan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, dengan kegiatan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sesuai kondisi dan potensi setempat, serta dengan cara mempengaruhi lingkungan melalui advokasi, bina suasana dan cara-cara lain yang memungkinkan.

Promosi Kesehatan Kenapa Promosi Kesehatan kurang dikenal di masyarakat karena pelayanan kesehatan mayoritas ke arah Kuratif dan Rehabilitatif jadi lebih paradigma sakit bukan paradigma sehat. Upaya Promotif dan Preventif belum jadi hal utama dalam pelayanan kesehatan di unit-unit pelayanan kesehatan salah satunya di Rumah Sakit. Kenapa Rumah Sakit menjadi Unit Pelayanan Kesehatan yang penting dalam Promosi Kesehatan karena disana berkumpulnya orang-orang yang mengalami gannguan kesehatan dan tempat berkumpulnya profesi-profesi kesehatan. Yang patut dicatat, ada kebiasaan/budaya di Indonesia bahwa orang yang berobat atau melaksanakan tindakan medik di Rumah Sakit sebagian besar ada yang mengantar, tidak hanya 1 pengantar bahkan ada yang rombongan. Pada saat proses penyembuhan di rawat inap untuk 1 pasien yang datang menjenguk bahkan bisa satu Rukun Tetangga bahkan lebih. Maka dari itu Promosi Kesehatan di Rumah Sakit menjadi hal yang sangat penting dalam membangun paradigma sehat di masyarakat. Kenapa disebut masyarakat karena populasi yg berada di Rumah Sakit adalah penduduk bangsa ini (pasien, tenaga kesehatan, pegawai RS,pengantar, pengunjung,pelajar dan mahasiswa, pak RT, Pak RW, Pak Lurah, bahkan Presiden dan anggota DPR pastinya pernah berkunjung ke RS). Kenapa Promosi Kesehatan di RS belum berjalan baik / tidak terkoordinasi dengan baik di banyak Rumah Sakit, penyebabnya banyak Rumah sakit tidak membentuk Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit atau Program Promosi Kesehatan tidak ada unit kerja / instalasi yang bertanggung jawab. Fungsi instalasi/unit kerja adalah pengelolaan program sehingga program promosi kesehatan dapat berjalan terencana tidak asal buat atau asal jadi karena namanya program itu harus di evaluasi dan dapat di ukur tingkat keberhasilannya.

Program Promosi Kesehatan jarang dilirik oleh pengelola Rumah Sakit baik itu RS Swasta maupun Pemerintah disebabkan karena Program Promosi Kesehatan hanya dianggap buangbuang uang tidak memberi income/sisi bisnis bagi Rumah Sakit. Memang untuk beberapa Program Promosi Kesehatan membutuhkkan biaya jutaan karena dalam proses program butuh media (Brosur, leaflet, Poster, BookChart, dll) untuk membantu proses penyuluhan kesehatan atau penyebaran informasi kesehatan dan hal tersebut menjadi batu sandungan dalam program Promosi Kesehatan. Saat ini program promosi kesehatan di anggap tidak menghasilkan imbal balik dari sisi keuangan bagi pihak manajemen, yang menjadi sandungan adalah bagaimana menghubungkan pengeluaran uang untuk Program Promosi Kesehatan harus ada imbal balik terhadap sisi bisnis Rumah Sakit. Bila ditarik garis lurus antara PKRS dengan Sisi Bisnis mempunyai keterkaitan, PKRS merupakan bentuk layanan sosial yang diberikan rumah sakit tetapi apabila Program PKRS berjalan dengan baik maka menimbulkan efek berlanjut yaitu timbulnya citra positif kemudian mengakibatkan Promosi Gratis dari mulut ke mulut yg ujungnya peningkatan jumlah kunjungan pasien di setiap unit layanan RS dan akhirnya peningkatan income di semua layanan / instalasi. Dampak positif bagi institusi / Rumah Sakit adalah peningkatan citra dan income tapi patut di ingat tidak bisa instan perlu waktu, proses dan perlunya program dijalankan secara berkesinambungan. Keterkaitan ini yang acap kali tidak dilihat sebagai nilai positif dari sisi bisnis. Bagi kita masyarakat umum akan menyalahkan Rumah Sakit kenapa tidak ada sisi sosial tetapi dari pihak Rumah Sakit bahwa pengeluaran uang yang besar harus ada imbal balik yang besar. Bagi Rumah Sakit Swasta dimana ada perhitungan untung dan rugi perlu dibuat program promosi kesehatan yg mengandung sisi bisnis didalamnya, tetapi bagi Rumah Sakit Milik Pemerintah sifatnya wajib. Apabila kita korek-korek Anggaran Rumah Sakit Milik Pemerintah yang diajukan ke pemerintah pastinya ada mata anggaran yg bernilai ratusan juta untuk biaya promosi. Bila kita kotak-katik ide kreatif kita bisa menemukan sebuah metode yg menghubungkan PKRS dengan nilai bisnis. Sebagai contoh yang mudah: Brosur / Leaflet Layanan Informasi Kesehatan dimana bisa menyelipkan Produk Jasa yang dijual di Rumah Sakit misalnya menyakut kesehatan ginjal.dimana di dalam brosur / leaflet tersebut membahas menyangkut kesehatan ginjal 75 % dari ruang yang ada di Brisur / leaflet dan 25 % dari ruang yang ada di brosur untuk produk jasa Rumah Sakit yang berhubungan dengan kesehatan Ginjal atau bahkan Iklan dari Produk yang mau sponsori Brosur / Leaflet tersebut. Yang patut di inget ketika kita menerima brosur yg isinya 100 persen iklan produk maka itu brosur akan langsung dibuang di tong sampah kecuali kita memerlukan itu produk, berbeda ketika ada brosur yang memberikan informasi yang bermanfaat walaupun di brosur tesebut ada promosi produk kemungkinan besar akan dibaca dan disimpan. Media Informasi tidak selalu Brosur, ada media lain yang bisa dipakai dan diselipkan sisi bisnis didalamnya (Baleho, Poster, Video di ruang tunggu / ruang pasien, penyuluhan dengan ceramah, spanduk) tergantung dari ide kreatif yang dimunculkan oleh instalasi PKRS di masing-masing Rumah Sakit. Apalagi sekarang jamannya New Media Era, sekarang ada cara berpromosi gratis dengan jejaring sosial seperti facebook, Twitter, Komunitas Dunia Maya (Kompasiana, Kaskus, dll) yang tidak bisa kita pungkiri sekarang jejaring sosial dan media online mampu menjaring

massa lebih cepet dibandingkan dengan media konvensional. Ada baiknya Program PKRS digabungkan dengan Program Humas di Rumah Sakit (Insatalasi PKRS dan Humas seperti yang ada di RSUD Dr.Soetomo) sehingga bisa seiring sejalan dengan program pencitraan Rumah Sakit / menjual image Rumah Sakit PKRS dapat dijalankan beriringan dengan sisi bisnis sehingga menjadi win-win solution bagi manajemen Rumah Sakit. Yang perlu di catat selain berorientasi profit sebuah layanan kesehatan juga harus adanya sisi sosial dan salah satunya adalah Promosi Kesehatan.

You might also like