You are on page 1of 3

FISIOLOGI PAYUDARA

PERKEMBANGAN PAYUDARA Hormon Estrogen + deposit lemak

Merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara untuk memberikan massa dan ini akan meningkat selama keadaaan estrogen tinggi pada kehamilan. Hormon Progesteron

Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresi air susu juga memerlukan progesteron. Dan ini akan secara sinergistik dengan estrogen. Hormon pertumbuhan, Prolaktin, Insulin dan Glukokortikoid adrenal Berfungsi memperlancar pembentukkan ASI

PROSES LAKTASI  Produksi ASI  Pengeluaran ASI


KONSENTRASI HORMON

Hormon Prolaktin Hormon Oksitoksin

Kita melihat gambar diatas bahwasanya kadar estrogen, progesteron dan prolaktin sebelum masa kelahiran terjadi peningkatan yang signifikan. Peningkatan tentunya berperan dalam masa kehamilan ibu, yang dimana estrogen dan progesteron memerankan fungsinya untuk perkembangan payudara seorang ibu dan juga memberikan ketebalan pada endometrium seorang ibu, dan ini semuanya disiapkan buat si kecil baik sebelum kelahiranya maupun setelah kelahiranya. Plasenta sewaktu masa kehamilan ibu juga mensekresi sejumlah besar human chorionic somatommotropin, yang dimana hal ini menyokong prolaktin dari hipofisis ibu selama kehamilan. Sebearnya sewaktu pengeluaran hormon prolakti akan memberikan respon tubuh untuk mengeluarkan cairan berupa colostrum ( yaitu cairan yang mengandung protein dan laktosa dalam kosentrasi yang sama seperti air susu, tetapi kolostrum disini hampir tidak memiliki lemak dan juga pembentukanya tidak secepat pembentukan prolaktin setelah kelahiran bayi. Pada saat itu terjadi pengeluaran kolostrum semasa kehamilan ibu namun beberapa milliliter cairan saja yang disekresikan setiap hari. Setelah bayi dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progesterion dari plasenta yang tiba2 memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam produksi air susu dan dala m1 sampai beberapa hari kemudian kelenjar payudara mulai menyekresikan air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum dan pengeluaran ini membutuhkan hormon-hormon yang adekuat seperti yang sebelumnya telah dijelaskan. Setelah beberapa hari akan terjadi penurunan kadar basal sekresi prolaktin seperti sewaktu ibu tidak hamil, akan tetapi penurunan ini tidak berlangsung lama karena setiap kali ibu menyusuia bayinya, sinyal saraf dari putting susu ke hipothalamus akan menyebabkan lonjakan kembali sebesar 10 sampai kali lipat yang berlangsung kurang lebih 1 jam yang ditunjukkkan gambar. Prolaktin ini tentunya bekerja pada payudara ibu untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar menyekresi air susu ibu ke dalam alveoli untuk periode laktasi berikutnya. PERANAN HORMON OKSITOKSIN Sewaktu bayi nyusu ke ibunya akan terjadi rangsangan dari payudara dan sampai ke otak untuk memberikan repon untuk mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.

Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.

REFRENSI
Buku ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11, Arthur C. Guyton dan John E. Hall, PhD

You might also like