You are on page 1of 4

Kepulauan Galapagos, Keajaiban Bawah Air Warisan Dunia

Posted on Mei 16, 2011

Kepulauan Galpagos atau Galapagos saja adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari 13 pulau utama, 17 pulau kecil, gunung berapi dan bebatuan yang terletak di Samudra Pasifik sekitar 1.000 kilometer sebelah barat pesisir Amerika Selatan atau sebelah barat pantai Ekuador. Galapagos telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1978 karena kekayaan flora dan faunanya, baik di daearan maupun lautan. Pada tahun 2007, organisasi lingkungan menyatakan rantai pulau itu terancam punah akibat peningkatan pariwisata dan pengenalan spesies invasif. Sekitar 10 ribu orang, sebagian besar nelayan, tinggal di kepulauan yang juga kaya gunung berapi ini.

Secara politis, Galapagos merupakan bagian dari Ekuador. Pulau tertuanya berusia sekitar 4 juta tahun dan yang termuda masih sedang dalam proses pembentukan. Galapagos memang merupakan salah satu daerah gunung berapi yang paling aktif di dunia. Galapagos terkenal karena jumlah spesies endemisnya yang besar dan penelitian yang dilakukan Charles Darwin yang membawanya menemukan teori seleksi alam. Kepulauan ini dibagi kepada dua belahan: utara dan selatan khatulistiwa. Garis khatulistiwa melewati bagian utara pulau terbesar, Isabela. Galapagos ditetapkan sebagai cagar alam pada 1959, melindungi 97,5% wilayah kepulauan ini. Sisanya diberikan kepada pemukiman manusia yang sudah ada pada waktu itu. Sekitar 1.000 hingga 2.000 orang tinggal di sana. Pada 1972 sebuah

sensus dilakukan dan sejumlah 3.488 jiwa tercatat. Hingga 1980-an, jumlah ini telah meningkat hingga 15.000 orang. Pada 1986 lautan di sekitarnya dinyatakan sebagai cadangan kelautan. UNESCO menetapkan Galapagos sebagai Situs Warisan Dunia pada 1978 yang kemudian diperpanjang pada Desember 2001 untuk memasukkan wilayah cadangan kelautan. Yayasan Charles Darwin yang didedikasikan untuk pemeliharaan kepulauan ini didirikan di Belgia pada 1959. Dikeluarkan Dari Warisan Dunia Komite Warisan Dunia UNESCO mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menghapus Kepulauan Galapagos di Ekuador dari daftar situs yang terancam punah. Pengumuman itu disampaikan penyusul upaya perlindungan Quito di Kepulauan Pasifik. Keputusan itu dilakukan setelah komite melakukan voting dengan 14 suara yang mendukung penghapusan, lima menolak, dan satu suara abstain. Kepulauan Galapagos masuk dalam daftar terancam punah pada tahun 2007. Pengumuman disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Brasil, yang memimpin pertemuan komite minggu ini di Brasilia. Keunikan Flora dan Fauna Kepulauan Galapagos adalah rumah bagi berbagai spesies binatang langka yang endemik di gugus pulau vulkanis yang terisolasi di Samudra Pasifik. Satwa dengan karakteristik berbeda dengan binatang serupa yang dijumpai Charles Darwin di Inggris itulah yang menjadi bukti kunci dalam studinya tentang evolusi spesies. Darwin dan beberapa sahabatnya, termasuk Alfred Wallace, sudah lama tertarik pada proses pembentukan spesies dan membuat teori untuk menjelaskan perubahan itu. Namun, satwa-satwa aneh yang ditemukannya di Galapagos yang akhirnya mencerahkan benak Darwin dan menjadi dasar teori seleksi alam yang mengubah ilmu biologi selamanya. Ketika naturalis Inggris muda itu mendarat di Pulau San Cristobal, Galapagos, pada 1835, dia membandingkan tempat yang panas dan berdebu tersebut dengan api neraka dan terkejut melihat binatang berbentuk ganjil yang kelihatannya tak takut kepada manusia. Binatang liar yang hidup di Galapagos memang hampir tak pernah bersinggungan dengan manusia sehingga mereka tak punya alasan untuk takut. Ketika manusia

pertama kali menginjak kepulauan itu pada 1535, satwa di sana telah menghabiskan ribuan tahun beradaptasi dengan lingkungan yang menjadi rumahnya. Terletak 805 kilometer dari pantai barat Amerika Selatan, kondisi unik dari kepulauan yang terisolasi itu menciptakan beragam jenis binatang yang berbeda dengan kerabatnya di belahan dunia lainnya. Bahkan antarpulau pun menunjukkan ciri berlainan. Kura-kura raksasa, misalnya, tumbuh begitu besar karena nenek moyangnya, kura-kura kecil yang berenang dari daratan ke pulau itu, tidak perlu lagi bersembunyi karena tidak adanya predator di sana. Darwin mengobservasi kura-kura raksasa, iguana, dan singa laut di Galapagos, tapi beragam spesies burung di pulau itu menangkap perhatiannya. Tak kurang dari 85 persen burung Galapagos tidak bisa ditemukan di tempat lainnya, termasuk burung finch, yang terkenal. Ada 13 spesies burung finch yang endemik di Kepulauan Galapagos. Bentuknya serupa dengan burung finch di Eropa, kecuali ukuran dan bentuk paruhnya. Paruh itu membantu mereka mengeksplorasi sumber makanan yang berbeda di kepulauan tersebut. Beberapa di antaranya makan seperti burung pelatuk, ada pula yang menggunakan ranting untuk menggali serangga keluar dari lubang, sedangkan yang lain mematuki kutu dari punggung kura-kura. Selama lima pekan pada 1835, Darwin melakukan observasi tentang burung-burung aneh di setiap pulau, namun belum punya gagasan apa pun tentang perbedaan itu. Baru pada 1839, Darwin berhasil menelurkan teorinya tentang seleksi alam setelah membandingkan hasil pengamatannya dengan hasil pengamatan rekannya sesama ilmuwan. Dia menduga setiap binatang yang dikumpulkannya telah beradaptasi dalam lingkungan yang spesifik selama beberapa generasi karena nenek moyangnya memiliki karakteristik yang sesuai bagi kelangsungan hidupnya dan keturunannya. Gagasan bahwa binatang berkembang secara bertahap dari sederhana menjadi kompleks ini sebenarnya sudah dikemukakan naturalis lain pada akhir abad ke-18, namun mereka tak bisa menjelaskan bagaimana transformasi itu terjadi. Seleksi alam yang terekam di Kepulauan Galapagoslah membuktikan teori tersebut. Meski memiliki semua bukti, baru 20 tahun kemudian Darwin merasa cukup yakin untuk mempublikasikan bukunya yang termasyhur, The Origin of Species. Sebuah pemandangan langka berhasil diabadikan oleh Antonio Moreano di sekitar Teluk Darwin, kepulauan Galapagos, saat hendak menyelam. Seperti yang diceritakan olehnya, hewan yang kelihatan anggun dengan warna putih saljunya ini muncul dengan tiba-tiba tanpa ia sadari melewati bawah kapalnya, ketika ia akan

menyelam bersama turis-turis yang dipandunya pada sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Antonio dikagetkan dengan kemunculan hewan ini. Semula ia pikir hewan itu adalah hiu paus albino biasa yang biasa ada di kepulauan itu. Ia lalu segera menyelam ke dalam laut bersama 6 orang turis lain untuk mengikuti makhluk air yang tenang ini. Aku bilang pada semuanya agar tetap menjaga jarak dengan hewan itu, kata Antonio. Aku benar-benar takjub melihat makhluk itu. Semula aku pikir itu hiu paus biasa sebelum aku benar-benar memastikannya. Aku belum pernah melihat hewan ini sebelumnya. Antonio berhasil mengikuti hewan ini selama 30 menit sampai akhirnya ia kehilangan jejak. Lalu hewan itu menghilang begitu saja dan tak ada yang menemukannya lagi. Begitu aku kembali ke kapal bersama tamu-tamuku, aku baru menyadari bahwa kejadian tadi merupakan satu pengalaman spesial bagiku. Dan pengalaman itu adalah hadiah terbaik yang pernah aku terima., tambah Antonio. Spesies yang penting termasuk: 1. Iguana darat, Conolophus subcristatus 2. Iguana laut, Amblyrhynchus cristatus (satu-satunya jenis iguana yang makan makanan dari laut) 3. Kura-kura Raksasa Galapgos, Geochelone elephantopus, dikenal sebagai Galpago dalam bahasa Spanyol, adalah binatang yang menjadi asal nama kepulauan ini. 4. 13 spesies endemis burung kutilang. 5. Pinguin Galapagos, Spheniscus mendiculus 6. Burung laut yang tak terbang, Nannopterum harrisi Pulau-pulau Nama pulau-pulau besar dalam Kepulauan Galapagos adalah: San Cristbal, Espaola, Santa F, Genovesa, Floreana, South Plaza, Santa Cruz, Baltra, North Seymour, Marchena, Pinzn, Rbida, Bartolom, Santiago, Pinta, Isabela, Fernandina, Wolf, Darwin

You might also like