You are on page 1of 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak hambatan yang tidak bisa kita
pungkiri, karena kalau kita lihat fenomena dalam kehidupan yang terjadi
sekarang ini dengan munculnya kebobrokan akhlak manusia dikalangan
masyarakat terutama dikalangan para pelajar, dikarenakan banyak beredarnya
VCD porno, narkoba, perjudian, seks bebas, pemerkosaan, maraknya informasi
media massa yang tanpa disensor, munculnya kerusakan-kerusakan lingkungan,
pembunuhan, bahkan sampai pada banyaknya manusia yang melalaikan ajaran-
ajaran agama, dan hanya merupakan sebuah argumentasi bagi para ahli ilmu,
namun aplikasinya langsung terjun dimasyarakat kurang tentang masalah-
masalah keagamaan, maka pendidikan Agama Islam merupakan bahan yang
tepat untuk di manfaatkan dalam pembinaan anak didik. Baik dari segi
cognitive, afektif, dan psikomotoriknya. Yang mana anak didik itu nanti akan
diterjunkan pada lapisan masyarakat, seharusnya pendidikan Agama Islam tidak
hanya di jadikan bahan hafalan saja atau dipelajari jika akan mengahdapi ujian
saja, akan tetapi juga untuk di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan
usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam seharusnya
sangat diperhatikan, tidak hanya di madrasah yang bernuansa Islami saja, tetapi
di sekolah-sekolah umum juga.dalam memperhatikan hal tersebut tidak bisa
lepas dari campur tangan seorang pemimpin.



2
Di dalam lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, tentang
maju tidaknya mencapai tujuan tergantung kreatifitas pemimpinnya, karena
pemimpin mempunyai peranan penting dalam segala hal untuk mewujudkan visi
dan misi dari lembaga pendidikan yang di pegangnya.
Pemimpin menyangkut banyak kegiatan dalam aspek kehidupan baik
itu pada lembaga pendidikan, organisasi, perusahaan, agama, masyarakat dan
lain sebagainya. Dalam Islam di jelaskan menurut hadis bahwa setiap muslim
adalah seorang pemimpin, dan setiap pemimpin itu suatu saat akan di mintai
pertanggung jawabannya di kemudian hari pada hari pembalasan
:
) (
Artinya " Sari Ibnu Umar R.a. beliau berkata : saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan di tanyai
tentang kepemimpinannya (Mutafakkun 'Alaih)
1


Dalam Islam seorang pemimpin dituntut untuk selalu berupaya
menegakkan aqidah dan syari'ah agama baik dalam keluarga, maupun dalam
masyarakat lingkungannya. Seorang pemimpin muslim harus mampu
mempertahankan nilai-nilai agama secara baik dan benar sebagai dasar prioritas
yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang pemimpin harus menjadi suri tauladan yang baik "Uswatun
Hasanah", yang berarti tidak hanya berbicara tetapi juga mampu
menerapkannya sesuai dengan ajaran yang telah di wariskan oleh nabi
Muhammad SAW.

1
Abu bakar Muhammad, Hadis Tarbawi Edisi III (Surabaya: Karya AbdiTama, 1997), hlm. 132



3
Menurut Wirawan dalam syaiful Sagala; bahwa kepemimpinan berasal
dari kata "Pemimpin" maksudnya adalah orang yang di kenal oleh dan berusaha
mempengaruhi para pengikutnya untuk mengaplikasikan misinya
2
. Menurut
Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto, S.Pd., M.Ag. pemimpin adalah suatu proses
mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
3
Sedangkan menurut Prof. Dr. Sudarwan Danim
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
4

Besar kecilnya peranan yang di lakukan oleh seseorang banyak di
tentukan kepada apa, siapa, apa yang di pimpinnya, bagaimana cara
kepemimpinannya, kekuasaan (otoritas) apa yang dimiliki, dan wawasan atau
peringkat mana ia berperan sebagai pemimpin, baik itu memimpin formal
maupun non formal, dan memberikan motivasi, kepada mereka yang di pimpin
untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan. Di lain pihak juga seorang
pemimpin dapat menjadi sumber kepercayaan dari masyarakat yang di
pimpinnya.
Pemimpin madrasah dalam hal ini kepala madrasah sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga
pendidikan harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan

2
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: AllfaBeta, 2005), hlm. 143
3
Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto, S.Pd., M.Ag, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam (Bandung; PT Refika Aditama)hlm 23
4
Prof. Dr. Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Jakarta;PT Bumi Aksara 2006) hlm
204



4
semangat kerja personal seseorang. Kepala mamdrasah juga harus mempu
menciptakan iklim dan suasana kondusif, rasa aman, nyaman, menyenangkan,
tentram, penuh semangat dalam bekerja untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bagi para pelajar. Bagi para pendidik dapat bekerja untuk
memberikan pelayanan siswa secara efektif dan efisien, sehingga pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar untuk
mencapai tujuan yang di harapkan.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang berusaha
mentransformasikan masukan besar (Raw Input) agar siswa menjadi keluaran
yang di harapkan oleh lembaga dan negara yang bersangkutan. Secara garis
besar, out put yang di harapkan oleh Negara kita adalah menumbuhkan sumber
daya manusia yang dapat membangun diri sendiri serta dapat bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya. Berdasarkan pemikiran itu
madrasah sebagai "tempat sumber daya manusia" mengemban tugas yang sangat
penting dan sangat strategis. Sehubungan dengan itu, kedudukan pemimpin
madrasah sebagai kunci (Key Position) dalam rangka mencapai tujuan yang di
tentukan, maka kepala madrasah harus menyadari bahwa sasaran utamanya
adalah bagaimana mencetak "personal" dan "professional" guru yang di
pimpinnya, serta bagaimana membina kerja sama dengan baik dengan warga
madrasah diantaranya sesama pendidik, peserta didik, dan juga termasuk orang
tua siswa.
Undang-undang RI No: 20 tahun 2003 bab II pasal 3 mengemukakan
bahwa : madrasah merupakan pendidikan formal yang mempunyai jalur



5
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, jadi termasuk sebagian integral dari
sitem pendidikan Nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi menusia yang beriman dan bertaqwa kepada
tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5

Jadi, madrasah merupakan tempat utama dalam mencetak manusia
yang berpengatahuan, baik pengetahuan agama maupun umum untuk
membentuk manusia yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa.
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Prof. Dr Muhaimin,
M.A. mendefinisikan kepada dua macam; Pertama: pendidikan merupakan
aktivitas pendidikan yang di selenggarakan atau di dirikan dengan hasrat dan
niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam, Kedua: pendidikan
Islam adalah system pendidikan yang di kembangkan dari dan disemangati atau
dijiwai oleh ajaran dan dan nilai Islam.
6

Dalam al-Qur'an pendidikan agama Islam di ilustrasikan oleh
Rasulullah ketika akan berdakwah atau mengajar agama Islam, beliau selalu
memeriahkan untuk membaca sebagai mana perintah Allah SWT dalam surat
Al-Alaq : 1-5 yaitu:

5
Undang-undang RI Nomor 20 Th 2003, Tentang System Pendidikan Nasional (Bandung: Fokus
Media, 2003), hal. 6
6
Prof. Dr. Muhaimin, M.A., Rekontruksi Pendidikan Islam (PT. Raja Grafindo Persada, 2009)
hlm 14



6
0CBb BB ,; CBb
C1. C1. @6Bb
VC1 0CBb ,;,
HJ.Bb CBb 1
1fBB 1 @6Bb
B /L
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
7

Ayat tersebut mengandung ajakan dan anjuran dalam pembelajaran
membaca bahwa intinya dengan mengawali kita belajar membaca maka manusia
akan menjadi menegerti, cerdas dan mempunyai wawasam masa depan hingga
terbebas dari segala macam bentuk pembodohan.
Berdasarkan anjuran inilah yang banyak diilhamkan kepada pemimpin
sehingga mereka mampu tampil menjadi pemimpin yang disegani dan
diharapkan oleh orang banyak untuk menjadi penerang hati nurani yang
dipimpinnya dalam menegakkan ajaran atau syari'at Islam.
Agar tujuan Pendidikan Agama Islam dapat tercapai dengan baik,
maka di perlukan pemilihan pemimpin yang dapat menerapkan dan

7
Depag RI, Al-Qur'an Dan Terjemah (Jakarta: Toha Putra, 1989), hlm. 1079



7
mengimplementasikan hasil tujuan tersebut. Karena Pendidikan Agama Islam
itu mengandung nilai-nilai yang besar dalam kehidupan manusia baik di dunia
maupun di akherat.
Pemimpin itu adalah yang menjadi pokok dasar majunya pendidikan,
dimana orang yang bertanggung jawab dalam menata pelaksanaan program
kegiatan pendidikan agama Islam untuk menghasilkan out put yang berkualitas
baik untuk di terapkan pada diri sendiri, keluarga, maupun pada masyarakat.
Menjadi seorang pemimpin juga di tuntut mempunyai syarat-syarat maupun
keterampilan yang diprioritaskan untuk menjadi seorang pimpinan. Dan
pemimpin harus bisa menciptakan kreatifitas kepemimpinannya, berwawasan
luas, serta bertanggung jawab pada madrasah yang di tanganinya sehingga dapat
berhasil sesuai dengan yang di harapkan, setidaknya telah nampak
perkembangan kualitas Pendidikan Agama Islam yang lebih baik dari
sebelumnya.
Penelitian ini lokasi yang akan di teliti adalah Madrasah Aliyah Nurul
Jadid Paiton Probolinggo. Dengan melalui beberapa tahab untuk mencapai
keberhasilan mulai dari awal merintis sampai pada titik keberhasilannya seperti
yang telah terbukti sekarang ini. Semua itu tidak mungkin bisa terlepas dari
campur tangan atau kreatifitas seorang pemimpin kepala madrasah yang sangat
mempengaruhi, baik mengenai tipe kepemimpinannya, usaha-usaha yang di
terapkannya, sehinga hasil yang di dapat "berhasil" seperti sekarang ini, yang
mengalami pekembanga yang sangat pesat ketika di pegang oleh KH. Maltuf
siraj..



8
Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini termasuk dalam
kategori yang sangat menarik untuk di perhatikan dan di teliti
perkembagannnya. Bagaimana gaya kepemimpinan yang telah di terapkan
kepala madrasah dalam mengembangkan pendidikan Agama Islam, apalagi
tahap-tahap yang dilakukan dalam mengembangkan pendidikan agama Islam,
dan bagaimana hasilnya dalam menyeimbangkan pendidikan agama Islam
dengan pendidikan umum.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan yang telah diungkapkan
dan melatar belakangi pemikiran ini maka peneliti mengangkat pemikiran diatas
kedalam sebuah skripsi dengan judul "Tipologi Kepemimpinan Kepala
Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Dalam mengembangkan Pendidikan
Agama Islam".
Maksud penulis mengambil judul ini karena judul ini akan berusaha
mengungkap bagaimana kepemimpinan kepala madrasah yang kreatif dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam agar tidak ketinggalan dengan
pendidikan umum, juga untuk mencetak guru pendidik yang profesional, serta
peserta didik yang berpengetahuan luas, berpengalaman, beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, dengan tujuan agar siap ketika di terjunkan kepada
masyarakat.







9
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di paparkan diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai beriku:
1. Bagaimana tipe kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid
Paiton.
2. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid
Paiton dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam.
3. Bagaimana hasil dari usaha yang diterapkan kepala Madrasah dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Nurul
Jadid

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Nurul
Jadid Paiton
2. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan kepala Madrasah Aliyah
Nurul Jadid Paiton dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam
3. Untuk mengetahui hasil dari usaha kepala Madrasah dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam di Aliyah Nurul Jadid Paiton






10
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelititan ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Sebagai tambahan pengetahuan dan refrensi bagi mahasiswa atau pelajar, dan
para praktisi pendidikan, serta instansi-instansi yang terkait dalam dunia
pendidikan dalam rangka studi kepemimpinan
2. Bagi Madrasah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi madrasah
yang bersangkutan dalam rangka mengembangkan usaha-usahanya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan profesionalisme guru
maupun kepala madrasah di Madrasah Aliah Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
3. Bagi Peneliti
Sebagai wacana atau tambahan pengetahuan dan wawasan untuk
menambah kepekaan, kreatifitas, dan produktifitasnya tentang kepemimpinan.
Selain itu juga merupakan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata
satu (S1)

E. Ruang Lingkup Penelitian
Studi kepemimpinan merupakan pembahasan yang sangat luas dan
komplek, sehingga tidak memungkinkan untuk dibahas secara keseluruhan, oleh
karena itu peneliti membatasi pembahasan ini dengan batasan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan berdasarkan pendapat para ahli mengenai kepemimpinan
tipe kpemimpinan, maka dalam hal ini dapat menegetahui tentang tipe



11
kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam,
2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan
masalah:
a. Perlengkapan sarana dan prasarana
b. Kebijakan pemberian tugas-tugas pada bawahannya
c. Usaha-usaha menyelenggarakan kegitatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan Pendidikan Agama Islam
d. Hubungan kepala madraah dengan pendidik, peserta didik, karyawan
dan wali murid atau masyarakat demi kesuksesan untuk mencapai
tujuan dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam
3. Hasil dari usaha kepala madrasah Madrasah Aliah Nurul Jadid Paiton
Probolinggo dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam, baik secara
akademik maupun non akademik yang meliputi :
a. Bagi madrasah
b. Bagi pendidik
c. Bagi peserta didik
d. Bagi wali murid atau masyarakat

F. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta
memudahkan pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, maka penulis membagi



12
kedalam VI bab, yang mana antara bab satu dengan bab lainnya merupakan satu
kesatuan atau saling berkesinambungan.
Adapun sistematika pembahasan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang mencakup latar belakangi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,dan ruang lingkup
penelitian.
BAB II : kajian teori yang mengkaji tentang: pengertian, syarat, tipe-atau
gaya, dan fungsi kepemimpinan serta keterampilan kepemimpinan
kependidikan. Pengembangan Pendidikan Agama Islam yang
mencakup pengertian, dasar, tujuan dan ruang lingkup, fungsi, dan
kualitas PAI, Serta pendekatan dan kepemimpinan kepala
Madrasah Aliyah Nurul Jadid dalam meningkatkan kualitas PAI.
Bab III : Metode penelitian yang meliputi: Jenis penelitian, Data dan
sumber data, Metode pengumpulan data, Metode analisis data.
Bab IV : Laporan hasil penelitian yang berisi: Latar Belakang Obyek,
sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Jadid, visi, misi, tujuan,
madrasah, dan keadaan madrasah (sarana dan prasarana,
ketenagaan, peserta didik, sumber dana dan pengalokasiannya),
serta Penyajian dan analisis data
Bab V : Pembahasan hasil penelitian yang meliputi: Tipe kepemimpinan
kepala madrasah, Usaha-usaha kepala madrasah dalam
mengembangkan Pendidikan Agama Islam, dan Hasil usaha yang
diterapkan kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid dalam



13
mengembangkan Agama Islam baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Bab VI : Menyajikan penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran,
yaitu kesimpulan secara menyeluruh dari uraian yang telah penulis
kemukakan dalam bab-bab sebelumnya serta dilanjutkan dengan
saran-saran yang dapat digunakan untuk perbaikan yang ada
hubungannya dengan pembahasan skripsi ini dimasa yang akan
datang.
G. METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka
penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan
mendalam mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas Pendidikan Agama Islam di MANJ Paiton Probolinggo , maka peneliti
mencoba untuk menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitaitf
Metode Kuantitatif sering disebut dengan metode penelitian
naturalistic karena penelitian di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting). menurut Prof. Dr. Sugiyono penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivism, di gunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
8

Sedangkan menurut H. Bahdin Nur Tanjung, SE., MM. & Drs. H.
Ardial, M.Si adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala

8
Prof. Dr. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&Dengan(Bandung;Alfa
Beta2008) hal 9



14
secara holistic-konstekstual melalui pengumpulan data dan latar alami dengan
memanfaatkan penelitian sebagai instrument kunci.
9

Menurut Menurut Bogdan dalam Lexy J. Moleong
Penelitian kualitatif atau inkuirinaturalistik atau alamiah, etnografi,
interaksionis, simbolik, persepektif ke dalam, etnometodologi, "the
Chicago school" fenomenologis. Study kasus, interpretative, ekologis, dan
deskriptif. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka ini di arahkan
pada latar dan individu-individu tersebut secara holistik dan (utuh). Jadi
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam
variabel atau hipostesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan
10


Berangkat dari teori-teori di atas maka peneliti mendeskripsikan
penelitian ini dengan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran dari orang-orang secara individu atau
kelompok. Baik yang diperoleh dari data observasi, wawancara, maupun
dokumentasi. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip
penjelasan yang mengarah pada penyimpulan yang berkaitan dengan tipe-tipe
kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo, usaha-
usaha yang dilakukannya, dan hasil yang didapat yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Nurul Jadid
Paiton Probolinggo.




9
H. Bahdin Nur Tanjung, SE., MM. & Drs. H. Ardial, M.Si., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(proposan, skripsi dan tesis) (PT. Kencana 2005)Hal 3
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; PT Remaja Rosdakarya 2002),
hal. 2-3



15
DAFTAR PUSTAKA
PROF. Dr. Syahririsal Abbas, 2009, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
H. Bahdin Nur Tanjung, SE., MM. & Drs. H. Ardial, M.Si, 2005, Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (proposan, skripsi dan tesis), Jakarta: PT.
Kencana.
Lexy J. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; PT Remaja
Rosdakarya.
Prof. Dr. Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&Dengan, Bandung; Alfa Beta.
Depag RI, 1989, Al-Qur'an Dan Terjemah, Jakarta: Toha Putra.
Undang-undang RI Nomor 20 Th 2003, Tentang System Pendidikan Nasional
,Bandung: Fokus Media.
Prof. Dr. Muhaimin, M.A., 2009, Rekontruksi Pendidikan Islam (PT. Raja
Grafindo Persada.
Syaiful Sagala, 2005, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Alfa
Beta,
Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto, S.Pd., M.Ag, Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung; PT Refika Aditama)
Prof. Dr. Sudarwan Danim, 2006, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta;PT
Bumi Aksara.
Abu bakar Muhammad, 1997, Hadis Tarbawi Edisi III (Surabaya: Karya Abdi
Tama,

You might also like