You are on page 1of 9

Teori Agensi

Definisi Teori Agensi Secara umum teori keagenan atau agency theory ini menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak dalam suatu perusahaan yaitu, principal dan agent. Satu pihak yaitu principal diartikan sebagi pihak yang membuat kontrak dan pihak yang lain atau agent merupakan pihak yang menerima wewenang untuk mengelola perusahaan. Sehingga secara umum, teori agensi dapat didefinisikan sebagai berikut :

Teori yang menyatakan dan menjelaskan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut nexus of contract.

Dari definisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan keagenan. Dimana hubungan keagenan sendiri didefinisikan sebagai berikut :

Suatu kontrak di mana satu orang atau lebih, yang kemudian disebut principal, menyewa serta memberikan wewenang kepada satu orang yang lain atau lebih, yang disebut kemudian agent untuk menjalankan tugas dan mengambil keputusan bagi kepentingan principal.(Jensen dan Meckling,1976) Permasalahan yang Muncul dari Hubungan Keagenan Menurut Meisser , et al., hubungan keagenan mengakibatkan munculnya dua permasalahan, yaitu : 1. Terjadinya informasi asimetris (Information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas daripada pemilik.
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

2. Terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Kedua masalah di atas masing masing memiliki solusi yang akan dijelaskan pada bahasan berikutnya.

Konflik antara pemegang saham dengan kreditur Kreditur menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang), sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan. Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah melakukan investasi pada proyek proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil maka kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi apabila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidakmampuan pemegang saham untuk memenuhi kewajibannya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi, maka kreditur melakukan pembatasan penggunaan hutang oleh manajer. Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan hutang untuk investasi dalam proyek baru.

Konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen Walaupun telah dilakukan kontrak kerja yang sah antara pihak principal dan agent, namun di sisi lain pihak agent memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai perusahaan (full information) dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal. Pengetahuan yang lebih banyak dimiliki oleh pihak agent dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal ini membuat terbentuknya suatu asimetri information atau asymetric information.
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

Adanya asimetri informasi ini menyebabkan kemungkinan munculnya konflik antara pihak principal dan agent. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan (Muh.Arief Ujiyantho). Asimetri informasi ini juga pada akhirnya dapat memberikan kesempatan bagi para manajer untuk melakukan manajemen laba sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pribadinya.

Asumsi yang melandasi Masalah Keagenan Menurut Eisenhard (1989), melandasi masalah keagenan dilandasi oleh 3 buah asumsi, yaitu : 1. Asumsi tentang sifat manusia Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasioanlitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion) 2. Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebaga kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information antara principal dan agen. 3. Asumsi tentang informasi Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan.

Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

Mekanisme control Teori agen menyatakan ada dua cara utama yang berkaitan dengan perbedaan tujuan dan asimetris informasi, yakni monitoring dan incentives.

Monitoring Mekanisme pengawasan yang pertama adalah monitoring. Contoh sistem monitoring itu adalah mengaudit laporan keuangan. Laporan keuangan dihasilkan dari kinerja suatu perusahaan yang diaudit oleh pihak luar dan kemudian dikirimkan ke pemilik. Teori agen berupaya menjelaskan mengapa perbedaan hubungan agen yang berbeda memerlukan tingkatan monitoring yang berbeda pula. Misalnya, monitoring yang efektif akan meningkatkan jika tugas yang dijalankan oleh agen dipahami dengan baik dan informasi ataupun tanda-tanda digunakan untuk memonitor secara akurat.

Insentif Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002). Beberapa definisi dari insentif antara lain :
1.

Pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan. Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1984

2.

penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. Nitisemito,1996
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

3.

Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan Pangabean, 2002

Biaya Keagenan / Agency Cost Secara umum agency cost dapat diartikan sebagai setara dollar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal yang diakibatkan karena adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Jensen dan Meckling (1976) membagi agency cost menjadi 3, yaitu : 1. Monitoring Cost Biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent. 2. Bonding Cost Biaya yang dikeluarkan untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. 3. Residual Loss Pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal.

Menurut Schoek, penerapan manajemen risko dapat menurunkan biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko perusahaan juga dapat dijadikan mekanisme pengawasan dalam menurunkan informasi asimetris dan berkontribusi untuk mnghindari perilaku oportunitis dari manajer (Kajuter et al., 2005)

Mengurangi Agency Cost Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu : 1. Meningkatkan kepemilikkan saham perusahaan oleh manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagi konsekuensi dari pengambilan
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

keputusan yang salah. Kepemilikkan ini mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Dengan demikian maka kepemilikkan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkan biaya keagenan. 2. Dengan meningkatkan divident payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. 3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan

menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dan pihak manajemen. Disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada di dalam perusahaan sehingga akan memungkinkan penurunan pemborosan yang dilakukan oleh pihak manajemen. 4. Institutional investor sebagai monitoring agents. Adanya kepemilikkan oleh investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikkan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Upaya Pencegahan Selain itu, terdapat upaya pencegahan untuk masalah yang muncul, dengan melakukan beberapa hal, yaitu : 1. Penyusunan Standar yang jelas mengenai siapa saja yang pantas menjadi apa baik untuk jabatan fungsional maupun struktural ataupun untuk posisi tertentu yang dianggap strategis dan kritis. Hal ini harus diiringi dengan sosialisasi dan implementasi (enforcement) tanpa ada pengecualian yang tidak masuk akal 2. Diadakan tes kompetensi dan kemampuan untuk mencapai suatu jabatan tertentu dengan adil dan terbuka. Siapapun yang telah memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama dan adil untuk terpilih. Terpilih artinya walaupun pejabat lain diatasnya tidak berkenan dengan orang tersebut,
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

tetapi karena ia yang terbaik maka tidak ada alasan logis untuk menolaknya ataupun memilih yang orang lain. Disinilah peran profesionalisme dikedepankan 3. Akuntabilitas dan Transparansi setiap proses bisnis dalam organisasi agar memungkinkan monitoring dari setiap pihak sehingga penyimpangan yang dilakukan oknum2 dapat diketahui dan diberikan sangsi tanpa kompromi. Oknum2 tersebut harus diumumkan pada publik dan tindakan apa yang telah diambil untuk menciptakan kontrol agar tidak terjadi permainan sehingga oknum2 tersebut bisa lolos dari sangsi yang berat. Oknum yang terbukti bersalah tidak berhak lagi mendapatkan penghargaan sehingga dapat menimbulkan efek kapok bagi yang lain agar tidak berani mencoba-coba. Hal yang sama juga diperlakukan pada pegawai/pejabat yang berprestasi, selain diberi reward, juga diumumkan untuk memberi efek IDOL sehingga ditiru oleh pegawai/pejabat lainnya.

Teori Keagenan dan Manajemen Laba Walaupun telah dilakukan kontrak kerja yang sah antara pihak principal dan agent, namun di sisi lain pihak agent memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai perusahaan (full information) dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal. Pengetahuan yang lebih banyak dimiliki oleh pihak agent dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal ini membuat terbentuknya suatu asimetri information atau asymetric information. asimetris informasi merupakan suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).

Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

Adanya asimetri informasi ini menyebabkan kemungkinan munculnya konflik antara pihak principal dan agent. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan (Muh.Arief Ujiyantho). Asimetri informasi ini juga pada akhirnya dapat memberikan kesempatan bagi para manajer untuk melakukan manajemen laba sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pribadinya, yang juga disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan.

Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapakan mekanisme good corporate governance (Welvin I Guna dan Arleen Herawaty). Good corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi timbulnya asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba (Dye,1998; Trueman dan Titman,1988).

Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance adalah(Anis Baridwan, 2003): 1. Transparansi (transparency) Transparansi ini lebih menekankan pada tingkat keterbukaan akan informasi yang terdapat pada perusahaan. 2. Akuntabilitas (accountability) Berkaitan dengan optimalisasi kerja dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya dengan profesional. 3. Keadilan (fairness) memaksimalkan upaya perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh shareholders tanpa kecuali
Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

4. Responsibilitas (responsibility) mendorong optimalisasi peran stakeholders dalam mendukung programprogram perusahaan

Dengan menerapkan good corporate governance ini maka diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajer yang disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan conflic of interest.

Kritik terhadap teori agensi Teori agen ditemukan pada tahun 60-an namun tidak seperti teori-teori yang lain, teori ini tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam praktik proses pengendalian manajemen. Teori agen berimplikasi bahwa manajer pada perusahaan nirlaba atau organisasi pemerintah, yang tidak menerima kompensasi insentif, pada gilirannya kekurangan motivasi banyak orang tidak menerima implikasi seperti ini.

Teori Akuntansi Keuangan Agency Theory

You might also like