You are on page 1of 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3.

Landasan Teori

2.1.1. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility CSR) Kumalahadi (2000: 59) menyatakan pertanggungjawaban sosial bukan merupakan fenomena yang baru, tetapi merupakan akibat dari semakin meningkatnya isu lingkungan di akhir tahun 1980-an. Pertanggungjawaban sosial merupakan manisfestasi kepedulian terhadap tanggung jawab sosial dari perusahaan. Sejarah telah mencatat perkembangan hubungan organisasi dengan masyarakat yang merupakan dasar pemikiran akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial. Pada sisi lain ikatan profesi belum menetapkan standar-standar yang berkaitan dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Namun demikian, akuntansi untuk

pertanggungjawaban sosial telah mengarah pada proses komunikasi pengaruh sosial dan lingkungan kegiatan ekonomi organisasi kepada kelompok kepentingan tertentu dalam masyarakat dan kepada masyarakat luas (Gray, et al dalam Kumalahadi, 2000: 59). Akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan

pertanggungjawaban organisasi (perusahaan) di luar batas-batas akuntansi keuangan tradisional, yaitu menyediakan laporan keuangan tidak hanya kepada pemilik modal khususnya pemegang saham. Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa

pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

perusahaan memiliki tanggung jawab yang yang lebih luas dan tidak sekedar mencari uang untuk para pemegang saham. Menurut Darwin (2004) dalam Hasibuan (2001) pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Dengan konsep ini, kendati secara moral tujuan perusahaan untuk mengejar keuntungan adalah sesuatu yang baik, tetapi tidak dengan sendirinya perusahaan dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan mengorbankan kepentingan pihak-pihak lain. Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) membagi areal tanggung jawab perusahaan dalam tiga level yang digambarkan sebagai berikut:

Basic Responsibility

Organizational Responsibility

Societal Responses
Sumber: Dauman dan Hargreaves (1992, dalam Hasibuan (2001)

Gambar 2.1. Tingkat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

a. Basic Responsibility Level ini menghubungkan tanggung jawab awal dari suatu perusahaan yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, seperti: membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan dan memuaskan pemegang saham. Bila pada level ini tanggung jawab tidak terpenuhi maka akan timbul dampak yang sangat serius. b. Organizational Responsibility Level ini menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan stakeholder seperti pekerja, konsumen, pemegang saham dan masyarakat sekitar. c. Societal Responses Level ini menjelaskan tahap ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. 2.1.3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi memberikan informasi mengenai suatu entitas. Akuntansi memungkinkan terjadi komunikasi antara pihakpihak yang berkepentingan dalam entitas tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan karena pihak-pihak yang berkepentingan juga menggunakan informasi lain untuk pengambilan keputusan mengenai perusahaan.
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

Dari uraian di atas jelaslah bahwa dunia bisnis mempunyai hubungan erat dengan akuntansi, sedangkan akuntansi mempunyai hubungan erat dengan lingkungannya yang dapat menyebabkan nilai positif atau nilai negatif tergantung pada individunya bagaimana cara menggunakan akuntansi tersebut. Jadi jelaslah bahwa dunia bisnis merupakan lingkungan sosial yang membentuk akuntansi, dan akuntansi tersebut dibentuk dan tergantung pada lingkungan sosialnya dari sebagian berinteraksi sebagai faktor dan pembentukan lingkungan sosial yang berdampak dari kegiatannya terhadap lingkungan sosial dan orang lain (Hidayat, 2002). Tidak ada kesepakatan di antara para ahli mengenai definisi yang tepat untuk menggambarkan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Bahkan dalam penggunaan istilah pun belum ada keseragaman. Sebagian menyebut akuntansi pertanggungjawaban sosial dan sebagian lagi menggunakan istilah akuntansi sosial. 2.1.4. Pengungkapan 2.1.3.5. Definisi pengungkapan Menurut Hendriksen (1996) dalam Zuhroh dan Pande (2003) pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien. Wolk dan Tearney (1980) dalam Marwata (2000: 7) menyatakan ungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan keuangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan yang akan datang, prakiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang, dan laporan keuangan
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

tambahan yang mencakup ungkapan menurut segmen dan informasi lainnya di luar harga perolehan. 2.1.3.6. Tujuan pengungkapan Tujuan pengungkapan menurut Belkaoui (2000: 219) adalah: 1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan. 2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut. 3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui. 4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan dan antartahun. 5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang. 6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya. 2.1.3.7. Luas pengungkapan Keluasan pengungkapan adalah salah satu bentuk kualitas pengungkapan. Hendriksen (1997: 204) menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan. Ada tiga konsep mengenai luas pengungkapan yaitu adequate, fair dan full disclosure. Konsep yang paling sering dipraktekkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate disclosure),
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, di mana pada tingkat pengungkapan ini investor dapat menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan dengan benar. Pengungkapan yang fair (fair disclosure) mengandung sasaran etis dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca (investor) potensial. Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan pengungkapan atas semua informasi yang relevan. Menurut Meek, Roberts dan Gray (1950) dalam Suripto (1998) ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar. Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkap informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Kedua adalah pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya. 2.1.3.8. Kategori pengungkapan Kategori pengungkapan yang dikembangkan dalam wacana akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah kategori yang terkait dengan stakeholders. Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2003) kategori pengungkapan pertanggungjawaban sosial dibagi menjadi tujuh kategori yang meliputi lingkungan, energi, produk/konsumen, masyarakat, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lainlain tenaga kerja dan umum. Ketujuh kategori pada awalnya ini terdiri dari 90 item
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

pengungkapan (sub kategori). Setelah melakukan penyesuaian dengan kondisi di Indonesia, 12 item dihapuskan sehingga tersisa 78 item pengungkapan. 2.1.8. Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Ada tiga teori yang mendukung pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, yaitu teori agensi, teori legitimasi dan teori stakeholder (Sembiring, 2003: 2). a. Agency Theory (Teori Agensi), menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu principal, dan pada umumnya principal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian principal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Teori ini menjelaskan agen (manajemen) bekerja untuk stakeholder, dan salah satu pekerjaan mereka adalah memberikan informasi yang terkait dengan usaha yang dijalankan. b. Legitimacy Theory (Teori Legitimasi), dengan melakukan social disclosure, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Dalam perspektif ini, perusahaan akan menghindarkan adanya peregulasian suatu

pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

aspek, yang dirasakan akan lebih berat dari sisi cost karena mereka melakukan secara sukarela. c. Stakeholders Theory (Teori Stakeholder), mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan operasi

perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula kecendrungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdersnya. Deegan dan Blomquist (2001) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela, diantaranya adalah karena untuk menaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor (Marwata, 1999) pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela, karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keluasan tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan di antara perusahaan publik. 2.1.9. Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient (ERC)) Lev (1989) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Palupi
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

(2007) menyatakan, laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian yang membuktikan adanya hubungan yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan. Besaran yang menunjukkan hubungan antara laba dan return saham ini yang disebut dengan koefisien respon laba (Earning Response Coefficient- ERC), yang merupakan besarnya koefisien slope dalam regresi yang menghubungkan laba sebagai salah satu variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat. Menurut Cho dan Jung (1991) dalam Suaryana (2005) ERC mengukur pengaruh dari satu dolar laba kejutan terhadap return saham, dan diukur sebagai slope dalam regresi return abnormal saham dan unexpected earnings. Penman (1992) dalam Palupi (2007) mendeskripsikan koefisien respon laba sebagai koefisien respon laba dalam regresi return terhadap laba. Lev (1989) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan banyak model equity valuation yang hanya menggunakan expected earnings sebagai variabel eksplanatori. Namun demikian, earning itu sendiri memiliki keterbatasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga dibutuhkan informasi lain selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan. Menurut Scott (2007) dalam Sayekti dan Wondabio, (2007) Earning Response Coefficient (ERC) merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal returns sekuritas terhadap unexpected accounting earnings perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Widiastuti, 2006 (dalam Sayekti dan Wondabio, 2007) menyatakan berbagai penelitian telah menguji perbedaan Earning Response
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

Coefficient (ERC) terhadap pengumuman laba dengan didasarkan pada premis bahwa tingkat keinformasian laba (informativenes of earnings) akan semakin besar ketika terdapat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa datang. Scott (2000) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan beberapa hal yang menyebabkan respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba, yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, peluang pertumbuhan (growth opportunities), dan informasi harga (informativeness of price). 2.1.10. BETA Sebelum melakukan investasi seorang investor pasti akan menghitung dahulu tingkat pengembalian yang akan diterima berdasarkan tingkat risiko yang ada dalam investasi tersebut. Setiap orang mempunyai definisi untuk risiko menurut pengertian masing-masing. Menurut Jogiyanto (2003: 266) Risiko merupakan penyimpangan yang terjadi antara actual return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan sebelumnya (expected return). Jenis-jenis resiko pada umumnya hanya dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Tandelilin, 2003). Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan. Dengan kata lain risiko yang pasti terjadi pada semua portofolio. Risiko sistematis biasanya terkait dengan kondisi yang terjadi dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Beta adalah parameter yang digunakan dalam mengukur risiko sistematis. Menurut Suharli (2005) beta dapat
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

disimpulkan sebagai pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Sedangkan menurut Tandelilin (2001: 102) beta merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu portofolio aktiva. Penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Palupi (2007) menunjukkan bahwa risiko berhubungan secara negatif dengan koefisien respon laba. Palupi (2007) menyatakan investor akan mengurangi tingkat risiko yang diterimanya dengan mempertimbangkan risiko spesifik suatu perusahaan dalam keputusan investasinya. Sensivitas investor terhadap informasi mengenai perusahaan beresiko kecil akan lebih besar karena perusahaan dengan risiko kecil lebih dipercaya. Menurut Scott (2000) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan kata lain jika beta semakin tinggi, maka Earning Response Coefficient (ERC) akan semakin rendah. 2.1.11. Price to Book Value Darmadji (2001: 141) Price to Book Value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Price to Book Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah teknisnya apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini Price to Book Value digunakan untuk memproksi growth opportunities (kesempatan bertumbuh).
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

Penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Palupi (2007) menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kesempatan bertumbuh dan koefisien respon laba. Scott (2000) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan ERC akan lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki growth opportunities. Foster (1986) dalam Setiati (2004) menyatakan, perusahaan bertumbuh mempunyai aliran laba atau kas masa depan yang dinilai sekarang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bertumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa investor yang melakukan investasi pada perusahaan yang bertumbuh mendapatkan return lebih besar. Palupi, (2007) menyatakan penilaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh lebih tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh lebih tinggi akan memberikan manfaat yang lebih tinggi di masa depan investor.

2.4.

Review Peneliti Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ERC

perusahaan sangat banyak dilakukan. Berbagai penelitian yang melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ERC dapat kita lihat dalam review terhadap penelitian-penelitian terdahulu berikut. Dalam penelitian yang dilakukan Palupi (2007), Koefisien respon laba dipengaruhi oleh resiko sistematik dan persistensi laba berpengaruh positif.
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

Sedangkan prediksi laba, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan resiko kegagalan memberikan pengaruh negatif. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Dalam penelitian yang dilakukan Suryana (2005), perbedaan koefisien respon laba perusahaan yang membentuk komite audit dan perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode FSCM dan CRSM menunjukkan hasil yang sama bahwa koefisien respon laba perusahaan yang membentuk komite audit secara statistik lebih besar daripada perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Dalam penelitian yang dilakukan Riyanto (2007), peneliti mengukur apakah ukuran kantor akuntan publik sebagai proxy kualitas audit berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap koefisien respon laba di mana kantor akuntan publik besar memberikan keyakinan lebih kepada investor. Nilai koefisien respon laba perusahaan yang diaudit kantor akuntan publik besar tidak berbeda secara signifikan dengan nilai koefisien respon laba perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik kecil. Penelitian ini menggunakan metode uji beda dengan model regresi pooled cross-section model (CRSM). Penelitian yang dilakukan Suryana (2008) berikutnya coba melihat apakah perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif memiliki daya prediksi laba dan ERC yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak menerapkan prinsip
pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

akuntansi konservatif. Dan hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dena uji beda. Penelitian terakhir yang menjadi acuan dalam penelitian ini ditulis oleh Sayekti dan Wondobio (2007), menuliskan bahwa CSR disclosure berpengaruh negatif terhadap ERC. Penelitian ini menggunakan model regresi ordinary least square (OLS) cross sectional dengan memasukkan varibel control untuk mengontrol variabel pencemar yakni BETA dan Price to Book Value. Penelitian yang akan dilakukan mereplikasi penelitian ini dengan menggunakan data dari tahun yang berbeda dan variabel BETA dan Price to Book Value sebagai variabel moderating.

pdfMachine Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across Universitas Sumatera Utara nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now!

You might also like