You are on page 1of 2

I.

SOFISME

Sofistik asalnya dari kata sophos, yang artinya cerdik pandai. Bermula gelaran sofis di tujukan kepada segala orang pandai sebagai ahli bahasa, ahli filsafat, ahli politik dan sebagainya. Jika di tilik banar, zaman sofistik ini adalah zaman perpisahan, masa pancaroba dalam alam pikiran Grik. Kaum sofis membawa filosofi memandang manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Kaum sofis tidak ada yang sama pendiriannya tentang suatu masalah. Mereka hanya sependirian dalam hal meniadakan, dalam pendirian yang negative, pokok 9 ajarannya ialah bahwa kebenaran yang sebenar benarnya tidak tercapai. Ajaran sofisme bersifat relative, menyementarakan segala galanya, dan skeptis, yaitu menaruh syak akan segala pendirian. Guru guru sofisme menjual ilmunya kepada orang banyak. Pengertian ilmu Reotrika, itulah awal dan akhir ajaran sofistik. Sofisme adalah suatu sebab, bukan sebab semata mata dari pada kemunduran Atena. Pada zaman kegelapan Atena melahirkan filosofi klasika, filosofi yang wujudnya menetapkan dasar dasar kebenaran, kebenaran yang di runtuhkan tadi.

I.

PROTAGORAS
Protagoras berasal dari Abdera. Ia hidup dari tahun 481 411 sebelum Masehi. Bagi Protagoras manusia itu dalah ukuran bagi segalanya, bagi yang ada karena adanya, bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semuanya itu harus di tinjau dari pendirian manusia sendiri sendirinya. Protagoras mengatakan, bahwa pandangan itu betul memuat pengetahuan yang cukup tentang barang yang ter-pandang, tapi bukan

pengetahuan tentang barang itu sendiri. Oleh karena itu manusia tidak mengetahui keadaan barang itu sebagaimana keadaan yang sebenarnya, melainkan sebagai rupa pandangannya saja dan segala pemandangan bersifat relative, sementara. Kebulatan pemikiran Protagoras ialah bahwa tiap tiap buah pikiran yang lahir dari pemandangan adalah benar, tetapi sekira kiranya juga tidak. Muslihat itu ialah retorika.

You might also like