You are on page 1of 6

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia

OLEH : TASMIN 021280014 Ekonomi/SPLWP

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2011

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia

A. LINGKUNGAN STRATEGIS YANG BERPENGARUH

Proses perencanaan dan penganggaran daerah biasanya dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri atas faktor internal dan eksternal. Strategi dalam mewujudkan perencanaan dan penganggaran ini pun mengikuti permasalahan yang terjadi yaitu strategi internal dan strategi eksternal. Dalam hal ini, pemerintah memerlukan integritas antara keahlian sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya untuk menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik yang terjadi secara internal maupun eksternal. Berdasarkan PP Nomor 20/2004 tentang rencana Kerja Pemerintah, untuk mencapai hasil yang di maksudkan sistem penganggaran (dan perencanaan) harus menciptakan lingkungan yang mendukung (enabling environment), dengan karakteristik sebagai berikut: Berdasarkan PP Nomor 20/2004 tentang rencana Kerja Pemerintah, untuk mencapai hasil yang di maksudkan sistem penganggaran (dan perencanaan) harus menciptakan lingkungan yang mendukung (enabling environment), dengan karakteristik sebagai berikut: Mengaitkan perencanaan dan penganggaran dengan mengendalikan pengambilan keputusan untuk: a. Memastikan perencanaan kebijakan, program, dan kegiatan telah mempertimbangkan kendala anggaran b. Memastikan bahwa biaya sesuai dengan hasil yang diharapkan c. Memberikan informasi ang diperlukan untuk mengevaluasi hasil dan mengkaji kembali kebijakan. Memberikan media/forum bagi alternatif kebijakan untuk berkompetisi satu sama lain. Meningkatkan kapasitas dan kesediaan untuk melakukan penyesuaian prioritas kembali alokasi sumber daya.

B. Jenis Perencanaan Di Indonesia


Perencanaan Menurut jangkauan Jangka Waktu Perencanaan pembangunan yang didasarkan oleh periode waktu terdiri atas: (1) rencana untuk pembangunan jangka panjang (PJP) dengan periode 25 tahun (2) rencana pembangunan jangka menengah dengan periode 5 tahun (3) rencana jangka pendek tahunan yang terutang dalam RAPBN Perencanaan Menurut Dimensi Pendekatan dan Koordinasi Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor. Yang dimaksud sektor adalah kumpulan dari kegiatankegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri serta tujuan. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada aspek lokasi dimana dilakukan. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran recana baik makro, sektoral, maupun regional kedalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagi dokumen perencanaan dan penganggarannya. Perencanaan Menurut Proses/Hierarki Penyusunan Berdasarkan prosesnya, perencanaan ini dibagi menjadi: (1) perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning) (2) perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning)

C. PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI INDONESIA


Pendekatan Politik Visi, misi, dan program kepala daerah terpilih menjadi visi dan misi jangka menengah daerah, sementara program kepala daerah terpilih menjadi kebijakan utama dan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJM). Mengingat pembangunan jangka panjang bukan hanya menjadi kepentingan seluruh pemangku kepentingan daerah masa kini namun juga menjadi pengantar bagi generasi selanjutnya, maka visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah seyogyanya

menjadi prakarsa dan konsensus seluruh komponen daerah yang memiliki wawasan untuk itu. Pendekatan Teknokratik Perencanaan dilaksankan dengan metode dan kerangka berpikir ilmiah, berdasarkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh tenaga ahli atau lembaga yang resmi dan diakui kapasitasnya, serta memenuhi kualifikasi untuk ditetapkan dengan perundangundangan yang berlaku Dalam dokumen rencana, indikator pencapaian kinerja dinyatakan secara eksplisit atas rencana yang disusun.

Pendekatan Partisipasi Perencanaan dengan pendekatan partisipasi dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan yang sedang direncanakan tersebut. Pemangku kepentingan dilibatkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Dalam pelaksanaannya, pembahasan bersama pemangku kepentingannya dari rencana tersebut dapat dilakukan Pemangku kepentingan adalah semua pihak yang terkait dengan rencana yang bersangkutan Penyusunan rencana bersifat inklusif-tidak ada pihak yang dikecualikan/diabaikan, terbuka, dan dalam pengambilan keputusan mengutamakan konsensus Hasil dan atau tindak lanjut atas kesepakatan partisipasi dipertanggungjawabkan/dilaporkan pada para pengambil keputusan tersebut

Untuk meningkatkan efektivitas partisipasi para pemangku kepentingan dalam perencanaan, bentuk-bentuk partisipasi yang dapat dimanfaatkan, mulai dari partisipasi yang pasif, seperti: mendengarkan, membaca, memberi saran, ikut membahas dan memutuskan, serta organisasi pemangku kepentingan yang melaksanakan sebagian dari kewenangan pemerintah daerah berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Pendekatan Bottom-Up Pendekatan perencanaan bawah-atas atau yang populer disebut bottom-up planning merupakan perencanaan yang dibangun dari pemerintah yang lebih rendah untuk disampaikan pada pembahasan perencanaan di tingkatan yang lebih tinggi. Pendekatan Top-Down Pendekatan perencanaan atas-bawah atau yang populer disebut sebagai top-down planning, merupakan perencanaan yang diawali dengan penyampaian rencana atau program dari pemerintah di tingkat yang lebih tinggi untuk dioperasionalkan pada pemerintah di daerah atau pada wilayah administratif yang lebih kecil.

D. DATA DAN INFORMASI PERENCANAAN PEMBNGUNAN


Peranan Data Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan Sebagai bahan pengambilan kebijakan/keputusan Sebagai alat kontrol untuk mencegah pengulangan kesalahan dan pengulangan program/kegiatan Sebagai pendukung penyelenggaraan pemerintah yang transparan, akuntabel, dan partisipasi Sebagai pemberi gambaran pasti mengenai apa yang telah dicapai dan yang masih dibutuhkan.

Cakupan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah Penyelenggaraan pemerintah daerah Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah Kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan PNs daerah Keuangan daerah Potensi sumber daya daerah Produk hukum daerah Kependudukan

Informasi dasar kewilayahan Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

E. PRINSIP DALAM DISIPLIN ANGGARAN


Prinsip Kemandirian Prinsip Prioritas Prinsip Efisiensi dan Efektifitas anggaran

You might also like