Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Pendahuluan
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara sangat banyak manfaatnya. Baik itu sebagai bahan bakar maupun non bahan bakar. Banyaknya pemanfataan batubara dalam berbagai sector kehidupan menyebabkan pentingnya untuk mengetahui kualitas batubara itu sendiri agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk mengetahui kualitas dari batubara harus melalui tahapan-tahapan yang akan dijelaskan dalam makalah ini, sehingga dapat disimpulkan seberapa bagus mutu dari batubara.
Pendahuluan
TUJUAN MANFAAT
Menjelaskan beberapa parameter kualitas batubara secara umum Menjelaskan bentukbentuk sulfur, analisis abu, dan trace elements dalam batubara Menjelaskan keterkaitan kualitas batubara dengan pemanfaatannya
y y
Dapat mengetahui kualitas batubara Dapat mengetahui pemanfaatan yang cocok untuk satu jenis batubara sesuai kualitasnya.
Abrasion Index
Abrasiveness batubara penting dalam pengertian ekonomi pada pertambangan, preparasi dan penggunaan. Hal ini dikarenakan batubara merupakan material abrasive. Abrasi dipengaruhi oleh banyaknya impurities dalam batubara.
Trace Elements
Trace Elements merupakan unsure yang terkandung dalam batubara dengan jumlah yang kecil, yaitu boron, arsen, klor, dan fosfor. Beberapa unsure tersebut akan berbahaya jika dibebaskan pada waktu pembakaran batubara.
Dilatometry
Dilatometry merupakan pengujian terhadap perubahan volume selama masa mencair. Alat yang digunakan disebut dilatorimeter.
P A R A M E T E R P R I M E R
Lengas
Semakin tinggi kadar lengas maka peringkat batubata semakin rendah
Kehilangan berat yang terjadi setelah digerus dalam ukutan mm, dan dipanaskan
Lengas Total
Lengas Bebas
Lengas Terikat
Kadar lengas akan banyak berpengaruh pada pengangkutan, penanganan, penggerusan, maupun pada pembakaran. Kandungan moisture juga mempengaruhi jumlah pemakaian udara primer.
Analisis Proksimat
P A R A M E T E R P R I M E R
residu anorganik yang terjadi setelah batubara di bakar sempurna. Analisisnya dilakukan dengan pembakaran pada suhu 850 0C
bagian batubara yang mudah menguap saat batubara dipanaskan tanpa udara ( di dalam tungku tetutup ) pada suhu 9000C.
FC = 100% - ( M + A + VM ) % FC = fixed carbon( karbon terbang ) M = moisture( kadar lengas ) A = Ash( kandungan abu ) VM = volatile matter ( zat terbang )
Kadar Abu
Zat Terbang
Karbon Tertambat
Zat terbang biasanya dianalisis dengan basis pelaporan air dried, mempengaruhi kesempurnaan pembakaran
Kadar Abu P A R A M E T E R P R I M E R
residu yang berasal dari mineral matter hasil dari perubahan batubara.
Dengan pembakaran. misalnya ASTM = 700 7500C dan 8150C untuk BSI.
Pengertian
Yang Dianalisis
Metode Analisis
mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling), keausan, korosi peralatan, serta penanggulangan terhadap masalah lingkungan yang dapat ditimbulkan.
Analisis Ultimat P A R A M E T E R P R I M E R
Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah terhubung dengan komputer. Prosedur analisis ultimat ini cukup ringkas; cukup dengan memasukkan sampel batubara ke dalam alat dan hasil analisis akan muncul kemudian pada layar komputer.
Proses Analisa
Bentuk-Bentuk Sulfur
P A R A M E T E R P R I M E R Jumlahnya sekitar 20 30% dari sulfur total dan terasosiasi dalam abu, terjadi baik sebagai makrodeposit dan mikrodeposit. Suatu piritik umumnya dapat di hilangkan dengan operasi pencucian,
Sulfur Piritik
Jumlahnya sekitar 20-80% dari sulfur total dan secara kimia terikat di dalam batubara, biasanya berasosiasi dengan sulfat dan sulfide selama Sulfur proses pembatubaraan.
Organik
Kebanyakan sebagai kalsium sulfat, natrium sulfat dan besi sulfat. Jumlahnya sangat kecil kecuali pada batubara yang telah terekspos dan telah Sulfur teroksidasi.
Sulfat
Semakin tinggi nilai sulfur maka peringkat batubara semakin rendah. Karena sulfur berpengaruh terhadap pencemaran udara akibat pembakaran batu bara tersebut.
Nilai Kalor P A R A M E T E R P R I M E R
Pengertian
Metode Analisa
Sifat-Sifat HGI
y
Pengujian HGI
y
HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara yang menyatakan kemudahan batubara untuk di pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75 micron. HGI sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan pulverized coal. HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu pulverizer atau milling secara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi
HGI ditest dengan menggunakan mesin hardgrove. Sample yang sudah digerus pada ukuran partikel tertentu kemudian dimasukan kedalam mesin hardgrove. Selanjutnya digerus dengan menggunakan bola baja pada putaran (revolusi) tertentu. Batubara hasil gerusan kemudian discreen pada ukuran 200 mesh. Jumlah yang lolos pada screen ukuran 200 mesh dijadikan data dan dikalkulasi dengan menggunakan hasil kalibrasi alat tersebut.
Penghasil energi panas primer, biasanya dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar lokomotif, pereduksi proses metalurgi Penghasil energi sekunder, dimana batu bara tersebut tidak langsung dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar padat, bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), bahan bakar gas (konversi menjadi bahan bakar gas). Pemanfaatan batubara sebagai energi panas kontak langsung. Artinya batubara tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit energi panas, dimana pada proses pembakaran, batubara bersinggungan secara langsung dengan materi lain tanpa ada pembatas, misalya dalam proses pembakaran genting, kapur tohor, dan keramik.
Salah satu contoh penggunaan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap adalah pada proses industri kelistrikan PLTU Suralaya sebagai penghasil energi panas primer.
Batubara yang dijadikan briket biasanya berasal dari kelas subbituminus tingkat rendah. Hal yang mendorong pemanfaatan briket untuk masyarakat dan industri kecil di Indonesia antara lain : Potensi batubara Indonesia yang cukup besar Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana dengan investasi sedikit Batubara Indonesia mudah pecah dan bernilai kalor tinggi Memanfaatkan batubara bubuk yang tidak dipakai Kebijakan pemerintah untuk mengurangi pemakaian minyak dan kayu bakar.
Dalam industri semen, batubara berperan sebagai sumber energi panas kontak langsung. Industri semen menggunakan tanur putar dalam dalam operasi proses untuk menghasilkan produk.. Adapun persyaratan mutu/ kualitas batubara yang dibutuhkan oleh industri semen unit operasi dengan efektifitas yang cukup tinggi, yaitu :
Nilai kalor net cukup tinggi, yaitu > 6.000 cal/gr Volatile metter medium, 36-42%
Total mosture 12% Kadar abu maksimum 6% Kadar sulfur 0,8% Kadar alkali dalam abu 2% Ukuran batubara (raw coal) Diatas saringan 100 mm = 0% 100mm 50 mm =70% 50mm 25mm = 25% 25mm 15mm = 15% Lolos 15mm = 0%
Kesimpulan
Sebagai bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, batubara harus dimanfaatkan secara efektif dan maksimal. Parameter tersebut antara lain berupa Kadar Lengas, Moisture Content, Ash Content, Sulfur Content, Nilai kalor, dan HGI.
Semua Teman-Teman
No.
Parameter
Unit
Worst
Average
1. 2. 3. 4, 5. 6.
HHV Total Moisture Volatile matter Ash Content Sulfur Content HGI
kgcal/kg % % % % -
1.
Aliran Batubara
kg/jam
169.000
212.500
2.
Jumlah Abu
kg/jam
13.800
27.200
3.
Masukan Kalori
106 kcal/jam
885,9
898
4.
Ash Loading
kg/106
14,9
30,3
Adapun parameter kualitas batubara yang dapat dijadikan briket antara lain: