You are on page 1of 22

MAKALAH

Ulumul Hadis

Klasifikasi Hadis Berdasarkan Nisbat

Disusun Oleh

FAKULTAS USHULUDDIN SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012

ULUMUL HADIS

PTIQ

Fakultas Ushuluddin Semester I

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA SELATAN

2011-2012

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

Prakata
Puji syukur kehadirat Tuhan semesta Alam. Tuhan yang menciptakan , memelihara dan mengadakan segala sesuatu serta hanya kepada-Nyalah segala sesutu akan kembali. Segala bentuk pujian hanyalah Untuk-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Berkat segala limpahan Rahmat dan Hidaya-Nya sehingga kita semua masih dapat melakukan beragai macam aktivitas dalam hidup ini. Harapan kita, mudahan mudahan kehidupan ini senantiasa penuh dengan ridha dan kasih sayang-Nya serta menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang selamat di Dunia dan di Akhirat. Amin !!!

Slawat dan Salam semoga senantiasa dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai dihari kiamat. Dalam sejarah awal perjuagan Islam di Makkah, Kehidupan manusia penuh dengan corak hidup Jahiliyah. Berkat risalah Nabi Muhammad-lah yang Beliau emban dengan penuh ketabahan dan kegigihan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tatanan kehidupan ketika itu. Akhirnya, Ketentraman dan kedamaian hidup dapat dirasakan olah masyarakat Arab ketika itu. Kita semua sebagai ummat Nabi Muhammmad memiliki kewajiban untuk tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman tersebut yaitu dengan senantiansa berpedoman pada Al-Quran-Hadis. Rasulullah SAW bersabda :


Artinya : Aku tinggalkan dua perkara diantara kalian, tidaklah kalian tersesat selama kalian berpegang kapada keduanya yaitu, Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi-Nya (Hadis) Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-quran. Karena itu, mempelajari Hadis merupakan salah satu kewajiban bagi ummat Islam. Sebagai realisasi dari hal itu, makalah ini kami persembahkan kepada
| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

seluruh insan yang berminat memperdalam pengetahuan tentang Hadis. Adapun tema pembahasan dalam makalah ini ialah Klasifikasi Hadis Berdasarkan Nisbat Dalam karya tulis ini, pembaca akan menemui beberapa pembagian hadis berdasarkan kepada siapa hadis tersebut dinisbatkan. Disamping itu juga, penulis berusaha memberikan penjelasan yang semaksimal mungkin dan berupaya

memadukan beberapa referensi dalam menyajikan setiap materi pembahasannya. Kami berharap, mudah-mudahan Allah SWT. Akhirnya, makalah ini dapat kami selesaikan dengan harapan dapat menjadi salah satu media dan sumber pembelajaran Ulumul Hadis. Kami karya ini dapat menjadi Amal Ibadah disisi

menyadari atas segala keterbatasan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, hal-hal yang berupa kritikan, saran dan masukan sangat kami nantikan dari segenap pelajar, pembaca dan khususnya para ahli dalam bidang hadis.

Penulis

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

Daftar Isi
Prakata .................................................................................................. II Daftar Isi ............................................................................................... IV Isi A. Macam-macam Hadis ditinjau dari sumber berita .............. 1 B. Hadis Qudsi .............................................................................. 2 1. Definisi Hadis Qudsi ............................................................. 2 2. Bentuk-bentuk periwayatan Hadis qudsi ............................... 2 3. Contoh Hadis Qudsi .............................................................. 4 C. Hadis Marfu ............................................................................. 5 1. Definisi Hadis Marfu ............................................................ 2. Macam-macam Hadis Marfu ................................................ 3. Contoh Hadis Marfu ............................................................. 5 5 8

4. Kehujjahan Hadis Marfu ...................................................... 10 D. Hadis Mauquf ......................................................................... 10 1. Definisi Hadis Mauquf ......................................................... 10 2. Contoh Hadis Mauquf .......................................................... 11 3. Kehujjahan Hadis Mauquf ................................................... 12 E. Hadis Maqthu .......................................................................... 12 1. Definisi Hadis Maqthu ......................................................... 12 2. Contoh Hadis Maqthu .......................................................... 13 3. Kehujjahan Hadis Maqthu .................................................... 14 4. Kitab yang banyak mengandung Hadis Mauquf dan Hadis Maqthu ................................................................................. 14 Kesimpulan ......................................................................................... 15 Daftar Pustaka .................................................................................... 16

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

A. MACAM-MACAM HADIS DITINJAU DARI SUMBER BERITA

akalah ini memaparkan pembagian hadis ditinjau dari segi sumber berita/nisbat matan suatu Hadis. Klasifikasi Hadis dilihat dari sumber berita memiliki arti yang sama dengan ungkapan dari siapa berita

itu dimunculkan pertama kali. Dalam hal ini terdapat 4 macam pembagiannya sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dalam bukunya Ulumul Hadis,1 yaitu : Hadis Qudsi, Hadis Marfu, Hadis Mauquf, dan Hadis Maqthu. Secara umum dapat dikatakan jika sumber berita dari Allah dinamakan hadis Qudsi, jika sumber berita datangnya dari Nabi disebut hadis Marfu, jika datangnya sumber berita itu dari sahabat disebut Hadis Mauquf dan jika datangnya dari Tabiin disebut hadia Maqthu. Sumber utama di atas tidak dapat menentukan keshahihan suatu hadis sekalipun datangnya dari Allah atau Nabi. karena tinjauan kualitas shahih, hasan dan dhaif tidak hanya dilihat dari segi sumber berita akan tetapi lebih dilihat dari sifat-sifat para pembawa berita. Dengan demikian Hadis Qudsi, Marfu, Mauquf dan maqthu tidak mutlak keshahihannya. Terkadang Shahih, Hasan maupun Dhaif dan ini semua tergantung dari sifat-sifat para pembawa berita hadis tersebut.2 Agar lebih jelas tentang Klasifikasi Hadis ini, dapat dilihat dalam bagan seperti dibawah ini :
Hadis dalam Tinjauan Sumber Berita

Hadis Qudsi

Hadis Marfu

Hadis Mauquf

Hadis Maqthu

Nisbat Berita kepada Allah


1 2

Nisbat Berita Kepada Nabi

Nisbat Berita
kepada Sahabat

Nisbat Berita kepada Tabi'in

Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 217, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan Ibid, Hal. 217

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

Sebelum memasuki pembahasan hadis di atas, kami menekankan bahwa istilah pembagian hadis di atas hanya merupaka sebuah peristilahan dalam dunia Hadis. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami berbagai sistem peristilahan bagi setiap orang yang melakakan pengkajian terhadap Hadis. B. HADIS QUDSI a. Definisi Hadis Qudsi

M
Atau :

enurut bahasa kata Al-qudsi adalah nisbah dari kata Al-quds ( ) yang artinya suci. Hadis ini dinamakan suci (al-qudsi) karena disandarkan kepada Zat yang Maha suci. Persefektif lain, dinisbahkan

kepada Ilah (Tuhan) maka disebut Hadis Ilahi atau dinisbahkan kepada Rabb (Tuhan) maka disebut pula Hadis Rabbani.3 Sedangkan Hadits Qudsi menurut istilah adalah :


Sesuatu yang dipindahkan dari Nabi SAW serta penyandarannya kepada Allah SWT 4


"Setiap hadis yang disandarkan Rasulullah SAW perkataannya kepada
Allah Azza wa Jalla 5 b. Bentuk-bentuk Periwayatan Hadis Qudsi Rasulullah kadang-kadang menyampaikan suatu berita atau nasihat yang beliau ceritakan dari Allah SWT, tetapi bukan wahyu yang diturunkan seperti Alquran dan bukan perkataan yang tegas (sharih) yang nyata-nyata disandarkan kepada Beliau yang kemudian disebut dengan hadis Nabawi. Berita itu memang beliau sandarkan kepada Allah tetapi bukan Al-Quran karena redaksinya berbeda

3 4

Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 217, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan Ibid. Hal. 218 5 Munzier Suparta, Ilmu hadis, Hal. 16, Bab Hadis Qudsi

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

dengan redaksi Al-Quran. Itu adalah Hadis Qudsi yang maknanya diterima dari Allah melalui Ilham atau mimpi sedang redaksinya dari nabi sendiri. Dalam periwayatan Hadis Qudsi ada dua bentuk , yaitu :6 Pertama :

... :
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda Seperti yang diriwayatkannya dari Allah azza wa jalla : ... Kedua :

... :
Allah berfirman pada apa yang diriwayatkan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam : ...

Hadits Qudsi sama dengan Hadits-hadits lain tentang keadaan sanad dan rawi-rawinya, yaitu ada yang shahih, hasan dan juga dhaif. Perbedaan umum antara Al-Quranul Karim, Hadits Qudsi dan Hadits Nabi diantaranya : Al Qur`anul Karim mempunyai lafal dan makna dari Allah SWT dan diturunkan secara berkala melalui malaikat Jibril Sedangkan Hadits Nabi memiliki lafal dan makna yang bersumber dari Nabi SAW yang berdasarkan wahyu Allah dan ijtihad yang sesuai dengan wahyu, dinisbatkan kepada Rasulullah SAW Serta Hadits Qudsi, lafal Hadits berasal dari Nabi Muhammad tetapi maknanya dari Allah SWT, tidak berkala, dinitsbatkan kepada Allah SWT. Perbedaan dalam bentuk penyampaiannya adalah : Al-Quran selalu memakai kata "" Hadits Qudsi dengan "" Hadits Nabawi memakai kalimat " "\

Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 219-220, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

c. Contoh Hadis Qudsi 1. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya :

) (

2. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radliyallaahu anhu :

) (

Jumlah hadis Qudsi menurut Syihab Al-Din Ibn Hajar Al-Haytami dalam Kitab Syarah Arbain Al-Nawawiyah berjumlah lebih dari seratus.9 Diantara kitab Hadis Qudsi adalah Al-Ittihafat As-Saniyah hadits.10 bi Al-Ahaditsi

Al-Qudsiyah, karya Abdur Rauf Al-Munawi. Di dalamnya terkumpul 272 buah

7 8

Ibnu Mukti, Hadis Qudsi, Hal. 11 Kamil Uwaidah, Hadis Qudsi, Hal 49, Bab Berbaik sangka kepada Allah 9 Munzier Suparta, Hal 17, Bab pengertian Hadis Qudsi 10 Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 222, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

ULUMUL HADIS

PTIQ

C. HADIS MARFU

a. Defenisi Hadis Marfu

l-Marfu ) ) menurut bahasa merupakan isim maful dari kata rafaa ( ) yang berarti yang diangkat. Dinamakan marfu karena disandarkannya ia kepada yang memiliki kedudukan tinggi, yaitu

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam. Sedangkan Hadits Marfu menurut istilah adalah


Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa perkataan , perbuatan, taqrir (ketetapan) atau sifat11 Dari definisi di atas dapat difahami bahwa segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, taqrir, ataupun sifat beliau disebut dengan hadis Marfu'. Orang yang menyandarkan itu boleh jadi Sahabat, atau selain sahabat. Dengan demikian, sanad dari hadis Marfu' ini bisa Muthasil, bisa pula Munqathi, Mursal, atau Mu'dhal dan Mu'allaq. Defenisi ini mengecualikan berita yang tidak disandarkan kepada Nabi Misalnya yang disandarkan kepada Sahabat yang nantinya disebut hadis Mauquf atau yang disandarkan kepada Tabiin disebut dengan hadis Maqthu.12 b. Macam-macam Hadis Marfu Mengingat bahwa unsur-unsur hadits itu dapat berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi maka apa yang disandarkan kepada Nabi itupun dapat diklasifikasikan menjadi marfu qauli, marfu fili dan marfu taqriri. Dari ketiga macam hadits marfu tersebut ada yang jelas dengan mudah dikenal rafanya dan ada pula yang tida jelas rafanya. Yang jelas (shahih) disebut marfu hakiki13 dan yang tidak jelas disebut marfu hukmi.14
11

Dr. M. Tohan, Mustalahatul Hadis, Hal. 105, Bab Taksimul Khabar binnisbati ila man isnida ilaihi 12 Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 223, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan 13 Marfu secara Hakiki maksudnya penyandarannya secara tegas kepada Rasulullah SAW 14 Marfu secara hukum maksudnya adalah isinya tidak terang dan tegas menunjukkan marfu, namun dihukumkan marfu karena bersandar pada beberapa indikasi

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

10

ULUMUL HADIS

PTIQ

Secara rinci, pembagiannya dijelaskan dibawah ini :15 1. Marfu Qauly Hakiki Marfu Qauly Hakiki Ialah ucapan yang jelas atau terang-terangan menunjukan kepada Marfu. Seperti pemberitaan sahabat yang menggunakan lapal qauliyah :


Aku mendengar Rasulullah saw bersabda begini 2. Marfu Qauly Hukmi Marfu Qauly Hukmi Ialah ucapan tidak terang-terangan menunjukan kepada Marfu tetapi mengandung hukum Marfu. Seperti pemberitaan sahabat yang menggunakan kalimat :

.
Aku diperintah begini., aku dicegah begitu 3. Marfu Fili Hakiki Marfu Fili Hakiki adalah apabila pemberitaan sahabat itu dengan tegas menjelaskan perbuatan Rasulullah saw. 4. Marfu Fili Hukmi Marfu Fili Hukmi Ialah perbuatan tidak terang-terangan menunjukan kepada Marfu tetapi mengandung hukum Marfu. 5. Marfu Taqririyah Hakiki Marfu Taqririyah Hakiki Ialah perbuatan tidak terang-terangan menunjukan kepada Marfu tetapi mengandung hukum Marfu. Ini juga berarti tindakan sahabat dihadapan Rasulullah dengan tiada memperoleh reaksi, baik reaksi itu positif maupun negatif dari beliau. 6. Marfu Taqririyah Hukmy Marfu Taqririyah Hukmy Ialah ketetapan tidak terang-terangan menunjukan kepada Marfu tetapi mengandung hukum Marfu.Dengan kata lain,

15

Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 224-226, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

11

ULUMUL HADIS

PTIQ

pemberitaan sahabat diikuti dengan kalimat-kalimat sunnatu Abi Qasim, Sunnatu Nabiyyina atau minas Sunnati. Dalam penyampaianya ada beberapa kalimat yang bisa menjadi tanda dari Hadits Marfu diantaranya: Pertama : Jika yang berbicara sahabat16 Kami telah diperintah () Kami telah dilarang () Telah diwajibkan atas kami () Telah diharamkan atas kami () Telah diberi kelonggaran kepada kami () Telah lalu dari sunnah () Menurut sunnah () Kami berbuat demikian di zaman Nabi () Kami berbuat demikian padahal Rasulullah masih hidup ( ). Kedua : Jika yang meriwayatkanya tabi`in Ia merafa`kanya kepada Nabi SAW () Ia menyandarkanya kepada Nabi SAW () Ia meriwayatkanya dari Nabi SAW () Ia menyampaikanya kepada Nabi SAW () Dengan meriwayatkan sampai Nabi SAW ()

Ketiga : Jika akhir sanad ada sebutan ( )artinya keadaanya dimarfu`kan Ketiga : Jika sahabat menafsirkan Al Qur`an17 Asbabun nuzul Contoh:

: : ) . . (
16

Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 225, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan 17 Ibid. Hal. 225-226

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

12

ULUMUL HADIS

PTIQ

Dari Bara` ia berkata: adalah orang-orang apabila mengarjakan ibadah haji di zaman jahiliyah, mereka keluar masuk rumah dari sebelah belakangnya. Lalu Allah turunkan ayat: bukanlah kebajikan itu karena kamu keluar masuk rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu, ialah orang yang berbakti. Oleh karena itu, keluar dan masuklah rumah-rumah dari pintu-pintunya. (HR. Bukhari) Dari contoh Hadits diatas bias kita tarik kesimpulan bahwa sahabat menceritakan asbabun nuzul dari surat Al Baqarah ayat 189. Hadits ini disebut Marfu karena Nabi-lah yang bersabda demikian atau Nabi membenarkan perkataan sahabatnya. Keterangan dari sebuah ayat atau kalimat dalam Al Qur`an Contoh:

: . : ) . (
dari Abdullah Bin Mas`ud tentang ayat ini yaitu: yang orang-orang menyerukan (sebagai tuhan) mereka, mengharapkan kedekatan kepada tuhan mereka ia berkata: adalah satu golongan dari jin disembah oleh manusia, lalu jin-jin itu masuk islam.(R. Bukhari). c. Contoh Hadis Marfu 1. Marfu Qauly Hakiki

: :
18

) (

Warta dari Ibn Umar r a, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : Shalat jamaah itu lebih afdhal dua puluh tujuh tingkat dari pada shalat sendirian ( HR Bukhari dan Muslim)

18

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Juz 4, Hal. 153, Bab keutamaan shalat berjamaah

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

13

ULUMUL HADIS

PTIQ

2. Marfu Qauly Hukmi

) (
Bilal r.a. diperintah menggenapknan adzan dan mengganjilkan iqamah (HR Mutafaqqun Alaih)19 3. Marfu Fili Hakiki

), : ( ) (

Warta dari Aisyah r.a. bahwa rasulullah saw mendoa di waktu sembahyang, ujarnya: Ya Tuhan, aku berlindung kepada Mu dari dosa dan hutang (HR Bukhari)20 4. Marfu Fili Hukm

) : (
Jabir r.a. berkata : kami makan daging Kuda diwaktu Rasulullah saw masih hidup (HR Nasai) 5. Marfu Taqririyah Hakiki Seperti pengakuan Ibnu Abbas r.a :


kami bersembahyang dua rakaat setelah matahari tenggelam, Rasulullah saw mengetahui perbuatan kami, namun beliau tidak memerintahkan dan tidak pula mencegah 6. Marfu Taqririyah Hukmy Perkataan Amru Ibnu Ash r.a kepada Ummul Walad:

) (
19 20

Ibid. Hal. 16, Bab adzan dua kali-dua kali Ibid. Hal. 688, Bab Doa sebelum salam

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

14

ULUMUL HADIS

PTIQ

Jangan kau campur-adukkan pada kami sunnah nabi kami. (HR. Abu Dawud ) d. Kehujjahan Hadis Marfu Hukum hadis Marfu' tergantung pada kwalitas dan bersambung atau tidaknya sanad. sehingga memungkinkan suatu hadis Marfu' itu berstatus shahih, hasan, atau dhaif. Hadits Marfu yang shahih dan hasan dapat dijadikan hujjah, sedangkan hadits marfu yang dhaif boleh dijadikan hujjah hanya untuk menerangkan fadhailil amal.
D. HADIS MAUQUF

a. Defenisi Hadis Mauquf

ecara etimologi Al-Mauquf ) (berasal dari kata waqafa (

yang berarti berhenti. Seakan-akan perawi menghentikan sebuah hadits pada shahabat. Beberapa ulama hadis memberikan terminologi hadis

Mauquf sebagai berikut :

,
Yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat dalam bentuk perkataan, perbuatan, atau taqrir beliau, baik sanadnya muttashil atau munqathi.21 Atau :


Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat berupa perkataan, perbuatan, atupun taqrir beliau.22 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang diriwayatkan atau dihubungkan kepada seorang sahabat atau sejumlah sahabat baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, disebut hadis mauquf, dan sanad hadis mauquf tersebut boleh jadi muttashil atau munqathi. Hadits mauquf dapat disifati
21

DR. Ahmad Umar Hasyim, , Hal. 114, Bab 22 Dr. M. Tohan, Mustalahatul Hadis, Hal. 107, Bab Taksimul Khabar binnisbati ila man isnida ilaihi

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

15

ULUMUL HADIS

PTIQ

hadits shahih atau hasan tetapi tidak ada kewajiban untuk menjalankannya, tetapi boleh dijadikan sebagai penguat dalam beramal karena sahabat dalam hal ini hanya berkata atau berbuat yang dibenarkan oleh rasulullah SAW. b. Contoh Hadis Mauquf 1. Mauquf Qauli (perkataan)

: ) (
Dari Abdullah (Bin Mas`Ud), ia berkata : jangan lah hendaknya salah seorang dari kamu taqlid agamanya dari seseorang, karena jika seseorang itu beriman, maka ikut beriman, dan jika seseorang itu kufur, ia pun ikut kufur. (HR. Abu Na`im) Abdullah Bin Mas`ud adalah seorang sahabat Nabi, maka ucapan diatas disandarkan kepada Abdullah Bin Masu`ud. 2. Mauquf Fili (perbuatan) Apa yang dikatakan oleh Imam Bukhari r.a. :23


"Dan Ibnu Abbas menjadi Imam Shalat padahal ia bertayammum "
3. Mauquf Taqriry

. : ) : . : . (
"Dari Zuhri, bahwa Atikah Binti Zaid Bin Amr Bin Nufail jadi hamba Umar Bin Al khattab adalah Atikah pernah turut shalat dalam mesjid. Maka umar berkata kepadanya: demi Allah engkau sudah tahu, bahwa aku tidak suk perbuatan ini. Atikah berkata: demi Allah aku tidak mau berhenti sebelum engkau melarang aku. Akhirnya Umar berkata: aku tidak mau melarang di kau. (Al Muhalla)
23

Abul Haris Muhammad, Kaedah Dasar Ilmu Hadis, Hal 81, Bab Mauquf

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

16

ULUMUL HADIS

PTIQ

Umar adalah sahabat Nabi SAW. Dalam riwayat tersebut ditunjukan bahwa ia membenarkan perbutan Atikah yaitu shalat di mesjid. c. Kehujjahan Hadis Mauquf Diantara hadis mauquf terdapat hadis yang lafadz dan bentuknya mauquf, namun setelah dicermati hakikatnya bermakna marfu' yaitu berhubungan dengan Rasul SAW. Hadis yang demikian dinamai oleh para ulama hadis dengan alMauquf lafdzhan al-Marfu' ma'nan,yaitu secara lafaz berstatus mauquf, namun secar mkana bersifat marfu'. Jadi, Hadis Mauquf dan hadis Marfu memerlukan penyelidikan.24 Apabila suatu hadis mauquf berstatus hukum marfusebagaimana yang dijelaskan diatas dan berkwalitas shahih atau hasan, maka ststus hukumnya pun sama dengan hadis marfu. Akan tetapi jika tidak berstatus marfu, maka para ulama hadis berbeda pendapat tentang kehujahannya. Menurut ulama Syafiiyah dalam Al-jadid, jika perkataan sahabat itu tidak populer di masyarakat maka perkataan itu bukanlah ijma dan tidak pula dijadikan hujjah. Apapun tingkatan atau martabatnya tidaklah diterima sebagai hujjah atau dalil bagi ajaran Islam, sebab yang dapat diterima sebagai hujjah itu hanyalah Al-Quran dan Hadits Nabi saw. Sehingga Pada prinsipnya hadits mauquf itu tidak dapat dibuat hujjah, kecuali ada qarinah yang menunjukkan atau yang menjadikannya marfu.
E. HADIS MAQTHU

a. Defenisi Hadis Maqthu

M
24 25

enurut bahasa, Kata Al-Maqtu ( ) berasal dari kata yang berarti terpotong yang merupakan lawan dari kata Mausul yang berarti bersambung. Sedangkan, secara istilah

adalah sebagai berikut :

. 25
Yaitu sesuatau yang disandarkan pada Tabiin baik perkataan maupun perbuatan tabi'in tersebut

Drs. M. Anwar, Ilmu Musthalah Hadis, Hal. 127, Bab hadis Marfu_Mauquf_Maqthu Ahmad Umar Hasyim, ,Hal 115, Bab

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

17

ULUMUL HADIS

PTIQ

Atau :
27

62

Sesuatu yang disandarkan kepada tabi'i atau generasi yang datang sesudahnya berupa perkataan atau perbuatan Hadis Maqthu tidak sama dengan munqhati, karena maqthu adalah sifat dari matan, yaitu berupa perkataan Tabi'in atau Tabi at-Tabi'in, sementara munqathi adalah sifat dari sanad, yaitu terjadinya keterputusan sanad. b. Contoh Hadis Maqthu 1. Maqthu Qauli (perkataan)

: :

) . : (

Dari Abdillah Bin Sa`Id Bin Abi Hindin, ia berkata: aku pernah bertanya kepada Sa`id Bin Musayyib; bahwasanya si fulan bersin, padahal imam sedang berkhutbah, lalu orang lain ucapkan yarhamukallah (bolehkan yang demikian?) jawab Sa`Id Bin Musayib perintahlah kepadanya supaya jangan sekali-kali diulangi. (al atsar) Sa`id Bin Musayyib adalah seorang tabi`in dan Hadits diatas adalah Hadits Maqthu. Tidak mengandung hukum. 2. Maqthu Fili (perbuatan)

) : . (
Dari Qatadah, ia berkata: adalah Sa`Id Bin Musaiyib pernah shalat dua rakaat sesudah ashar. (Al Muhalla) Sa`id Bin Musayyib adalah seorang tabi`in, dan Hadits diatas adalah Hadits Maqthu berupa cerita tentang perbuatannya yang tidak mengandung hukum.

26 27

: Dr. M. Tohan, Mustalahatul Hadis, Hal. 109, Bab Taksimul Khabar binnisbati ila man isnida ilaihi

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

18

ULUMUL HADIS

PTIQ

3. Maqthu Taqriry

: ) . (
Dari hakam bin utaibah, ia berkata: adalah seorang hamba mengimami kami dalam mesjid itu, sedang syuraih (juga shalat disitu). (Al Muhalla) Syuraih ialah seorang tabi`in. riwayat Hadits ini menunjukan bahwa syuraih membenarkan seorang hamba jadi imam. c. Kehujjahan Hadis Maqthu Hadis Maqthu' tidak dapat dijadiakan sebagai hujjah atau dalil untuk menetapkan suatu hukum, karena status dari perkataan Tabi'in sama dengan perkataan Ulama lainnya. Disamping itu, Hadis maqthu yang merupakan perkataan tabiin bukanlah hadis sebagaimana yang bersumber dari Nabi. Menurut Imam Zarkasyi, adapun perkataan Maqthu dimasukan ke dalam hadis merupakan sesuatu yang mempermudah.28 Sehingga Hadits Maqthu tidak bisa dipergunakan sebagai landasan hukum, karena Hadits Maqthu hanyalah ucapan dan perbuatan seorang muslim. Tetapi jika didalamnya terdapat qarinah yang baik, maka bisa diterima dan dapat menjadi Marfu Mursal.29 d. Kitab yang banyak Mengandung Hadis Mauquf dan Hadis Maqthu Diantara kitab-kitab yang dipandang banyak mengandung Hadis Mauquf dan Hadis Marfu adalah :30 Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Mushannaf Abdurrazzaq. Kitab-kitab tafsir : o Ibnu Jarir, o Ibnu Abi Hatim, dan o Ibnul Mundzir.
28 29

Mohammad Anwar, Ilmu Musthalahah Hadis, Hal. 34 , Bab Hadis Marfu-Mauquf-Maqthu Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal. 233, Bab macam-macam hadis dari berbagai tinjauan 30 Ibid. Hal. 232

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

19

ULUMUL HADIS

PTIQ

Kesimpulan
Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan beliau. Akan tetapi jika dicermati secara mendalam maka akan ada beberapa klasifikasi yang ditinjau kepada siapakah hadis tersebut disandarkan. Yaitu : 1. Hadis qudsi, 2. Hadis marfu, 3. Hadis Mauquf, dan 4. Hadis Maqthu.

Hadits marfu adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi saw, tidak dipersoalkan apakah itu memiliki sanad dan matan yang baik atau sebaliknya. Hadits marfu itu dapat mencakup hadits mutawatir dan ahad, dapat mencakup hadits muttashil dan ghair muttashil seperti hadits mursal, munqathi, mudhal, muallaq, serta dapat mencakup hadits shahih, hasan dan dhaif. Hadits marfu ditinjau dari segi sandarannya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : Hadis Shahih, Hadis Hasan dan Hadis Dhaif. Kehujjahan hadits marfu yang shahih dan hasan dapat dijadikan untuk menentukan suatu hukum. Hadits mauquf dapat berupa hadits shahih, hasan dan dhaif dilihat dari bersambung atau tidaknya sanad. Hadits mauquf yang dhaif namun jika terdapat qarinah dari sahabat yang lain maka derajatnya menjadi shahih atau hasan. Hadits maqthu tidak dapat dijadikan hujjah, ada juga yang menyamakannya dengan pendapat sahabat yang berkembang dalam masyarakat yang tidak didapati bantahan dari seseorang yakni dipandang sebagai suatu ijma. Hadis Maqthu tidak sama dengan munqhati karena maqthu adalah sifat dari matan, yaitu berupa perkataan Tabi'in atau Tabi at-Tabi'in sementar munqathi adalah sifat dari sanad, yaitu terjadinya

keterputusan sanad.
| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

20

ULUMUL HADIS

PTIQ

Daftar Pustaka
Al-khatib, M. Ajaj. Usul al-hadis : Ulumuhu wa Mustlahuhu : Dar al-fikr, 1409H/1989 M Anwar, Mohammad. Ilmu Musthalahah Hadis. Surabaya-Indonesia : Al-Ikhlas, 1931 At-tohal Mahmud, Taisir Mustalah al-Hadis. Beirut: Dar Al-quran Al-karim, 1399 H / 1979 M Hasyim, Ahmad Umar. . Beirut-Libanon : Alahul Kitab, 1997 M / 1417 H Khon, Abdul Madjid, Ulumul Hadis. Jakarta : Amzah, 2009 Muhammad, Abul Harits. Kaedah dasar Ilmu Hadis. Mantung Tengah-Sanggrahan : Maktabah Al-Ghuroba, 2006 Soffandi, Wawan Djunaidi. Syarah Hadis Qudsi. Jakarta : Pustaka Azzam, 2006 Suparta, Mundzir. Ilmu Hadis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002 Tohan, Muhammad. Musthalahah Hadis. Beirut : Darul Fikar, Uwaidah, Kamil. Hadis qudsi. Jakarta Pusat : Pena Pundi Aksara, 2007 Yuslem Nawir, Ulumul-Hadis. Jakarta, PT. Mutiara Sumber Widya 2001

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

21

ULUMUL HADIS

PTIQ

Selamat Membaca !!!

Wallaahu alamu bish-showaab

Informasi bagi Teman-Teman yang berminat mengunduh makalah ini dapat membuka situs (http://www.scribd.com/zsultra). Lebih dari itu, saran dan kritiknya sangat diharapkan yang dapat disalurkan melalui alamat email (rul19bs1@gmail.com). Terima Kasih !!!
Semangat Untuk Bisa !!!

Sekian
***************************

| Klasifikasi

Hadis Berdasarkan Nisbat

22

You might also like