You are on page 1of 17

Ulumul Quran

Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

OLEH KLP II
Abdul Hakim Hasrul
Dosen Pembimbing : A. Husnul Hakim, MA
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA

Tahun Akademik 2010_2011

Makalah | Error! No text of specified style in document.

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Fakultas Ushuluddin Semester I

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA SELATAN

2010 / 2011
| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Prakata
. . .
Segala puji hanya milik Allah SWT. Dia-lah yang telah menganugerahkan Al-Quran sebagai hudan li an-anas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan Rahmat li l-alamn (rahmat bagi segenap alam). Dialah yang maha mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Quran.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya. Dia-lah penyampai, pengamal dan penafsir pertama Al-Quran. Atas pertolongan Allah, Makalah ini dapat kami selesaikan guna memenuhi pengetahuan yang lebih dalam tentang Al-quran. Harapan kami, makalah ini dapat memberikan kemudahan bagi kita semua. Khususnya Kaum pelajar dari seluruh tingkatan dan pada umumnya bagi kehidupan ummat. Kami menyadari, buah karya tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itulah, kami akan senantiasa membuka diri dalam perbaikan selanjutnya. Saran dan kritik dari para pembaca sangat kami nantikan !!!

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Daftar Isi

Prakata ...................................................................................................... II Daftar Isi .................................................................................................. III Isi

A. Pengertian Al-Quran .........................................................................1 a) Definisi Al-Quran Secara Bahasa / Etimologi ................................ 1 b) Definisi Al-Quran Secara Istilah / Terminologi............................... 3

B. Nama-nama dan Sifat-sifat Al-Quran.............................................. 5 a) Nama-nama Al-Quran...................................................................... 5 b) Sifat-sifat Al-Quran.......................................................................... 6

C. Perbadaan Al-Quran dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi .... 7 a) Perbedaaan Al-Quran dengan Hadis Nabawi................................... 8 b) Perbedaan Al-Quran dengan Hadis Qudsi........................................ 9

D. Perbadaan Hadis Nabawi dengan Hadis Qudsi............................. 11

Daftar Pustaka ........................................................................................... 13

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

A. Pengertian Al-Quran
Al-Quran yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna"

merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Quran Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.1 Menurut sebagian ulama, Al-Quran adalah sebuah nama khas bagi kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw seluruhnya bisa dinamakan Al-Quran, tetapi bisa juga dimaknakan satu ayat itu Al-Quran, sehingga kalau ada yang baca satu ayat dari Al-Quran, bisa dibilang bahwa dia membaca Al-Qur`an.2

a. Definisi Al-Quran secara Bahasa / Etimologi


Sebagian Ulama mengatakan kata Al-Quran tidak ada akar katanya, ia adalah nama bagi kalam Allah (alam murtajal). Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Al-Quran Merupakan masdar dari kata kerja

yang

berartibacaan atau yang dibaca) (dengan makna isim maful al-maqru.3 Allah berfirman :
4

Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya(dalam dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaanya. (Al-Qiyamah 17-18) Kata Quranah dari ayat diatas berarti qiraatahu (bacaanya/cara membacanya). Jadi kata itu adalah masdar menurut wazan dengan vokal u seperti " " dan . kita dapat mengatakan (bacaan) yakni penamaan maful dengan masdar.5
1 2 3 4 5

- - artinya

sama saja yaitu bacaan. Di sini maqru (apa yang dibaca) diberi nama Quran

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Bab wawasan Al-Quran tentang pokok-pokok keimanan, Hal. 3 Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 16 Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, bab Hadis dan Hubungannya dengan al-Quran, Hal. 14 Al-Quran, Surah Al-Qiyamah : 17-18 Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 16

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Sebagian ulama yang lain, kitab Allah dinamakan Al-Qur`an karena Al-Qur`an mencakup inti dari semua kitab-kitabnya, bahkan mencakup inti dari semua ilmu. 6 Hal ini diisyaratkan dalam firmannya :

7
Artinya :

Dan kami turunkan kepadamu Al-kitab (Quran) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu. (An-Nahl : 89) Para ulama berbeda pendapat terkait dengan pengertian al-Quran dari segi etimologi. Muhammad Ali Daud dalam kitab Ulum al-Quran wa al-Hadits, menyebutkan enam pendapat berkenaan pengertian al-Quran dari segi etimologi ini, yaitu :8 1. Imam Syafii berpendapat bahwa al-Quran merupakan nama yang

independent, tidak diderivasi dari kosakata apapun. Ia merupakan nama yang khusus digunakan untuk firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad. 2. Menurut Imam al-Fara kata al-Quran diderivasi dari noun qarain, bentuk jama (plural) dari qarinah yang mempunyai arti indikator. Menurutnya, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad disebut dengan al-Quran karena sebagian ayatnya menyerupai sebagian ayat yang lain, sehingga seakan-akan ia menjadi indikator bagi sebagian ayat yang lain tersebut. 3. Imam al-Asyari dan sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa kata AlQuran diderivasi dari masdar (abstract noun) qiran yang mempunyai arti bersamaan atau beriringan. Menurut mereka, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad disebut dengan al-Quran karena surat, ayat, dan huruf yang ada di dalamnya saling beriringan. 4. Imam al-Zajaj berpendapat bahwa kata al-Quran diderivasi dari noun qur-u yang mempunyai arti kumpulan. Menurut Al-Raghib, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dinamakan dengan al-Quran karena ia Nabi

mengumpulkan intisari beberapa kitab yang diturunkan sebelum al-Quran.


6 7

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 16 Al-Quran, Surah An-Nahl : 89 8 Muhammad Ali Daud, Ulum al-Quran wa al-Hadits, (Oman: Dar al-Bashir, t.th), Hlm. 9-10

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

5. Sebagian ulama Mutaakhirin tidak sependapat dengan pandangan yang menyatakan bahwa al-Quran bersumber dari fiil (verb, kata kerja) qaraa yang mempunyai arti mengumpulkan dengan dalil firman Allah:
9

Artinya : Sesungguhnya


tanggungan


mengumpulkannya (di

atas

kamilah

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (Al-Qiyamah : 17) Menurut mereka, kata kerja qaraa mempunyai arti memperlihatkan atau memperjelas. Dengan demikian, orang yang sedang membacaAl-Quran berarti ia sedang memperlihatkan dan mengeluarkan al-Quran. 6. Menurut Al-Lihyani kata al-Quran diderivasi dari fiil qaraa yang mempunyai arti membaca. Oleh karena itu, kata Al-Quran merupakan masdar yang sinonim dengan kata qiraah. Pendapat ini merupakan pendapat yang paling kuat.

b. Definisi AL-Quran secara Istilah / Terminologi


Para Ulama menyebutkan definisi Quran yang mendekati maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan mentebutkan bahwa Quran adalah kalam Allah atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. Definisi yang paling lengkap menurut Dr. Abdul Majid Khon M.Ag sebagaimana yang dikatakan Dr. Shubhi Shalih dalam bukunya Mabahis Fi Ulum Al-Quran sebagai berikut :10

Artinya :

Kalam Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi SAW, tertulis pada Mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan dinilai ibadah dengan membacanya.

10

Al-Quran, Surah Al-Qiyamah : 17 Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, bab Hadis dan Hubungannya dengan al-Quran, Hal. 14

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Definisi Kalam merupakan kelompok jenis meliputi segala kalam. Dan dengan menghubungkannya kepada Allah (kalamulalh) berarti tidak semua kalam manusia, jin dan malaikat. Dan dengan kata-kata yang diturunkan maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi milikn-Nya.11

Artinya :

12 ...

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan sesudahnya tujuh lautan lagi, niscaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya... (Lukman : 27) Dan membatasi apa yang diturunkan itu hanya kepada Nabi Muhammad SAW tidak termasuk yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelumya seperti Taurat, Injil, Zabur dan yang lain. Sedangkan yang membacanya merupakan suatu ibadah yang diberikan ganjaran secara khusus mengecualikan hadis Nabawi dan hadis-hadis Qudsi.13 Dari penjelasan di atas secara sederhana dapat disimpulkan seperti keterangan dibawah ini :14 a) Al-Quran adalah firman Allah, bukan sabda Nabi, bukan perkataan manusia dan bukan pula perkataan malaikat. b) Al-quran mengandung mukjizat seluruh kandungannya sekalipun sekexil huruf dan titiknya pun yang dapat mengalahkan lawan-lawannya. c) Al-quran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malikat Jibril secara mutawatir ( diriwayatkan banyak orang yang mustahil sepakat bohong). d) Membaca Al-Quran dinilai Ibadah (membaca satu huruf dari Al-Quran dibalas sepuluh kebaikan sebagaimana keterangan dalam Hadis Nabi. Karena itu ia dibaca dalam shalat.

11 12

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 17 Al-Quran, Surah Lukman : 27 13 Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 18 14 Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, bab Hadis dan Hubungannya dengan al-Quran, Hal. 14

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

B. Nama-nama dan Sifat-sifat Al-Quran Allah Taala memberikan beberapa nama yang agung dan layak terhadap AlQuran, yaitu nama yang sesuai dengan kedudukan al-Quran itu sendiri yang mengesankan akan keagungannya.Nama-nama tersebut berisi kandungan alQuran, yaitu berupa rahasia-rahasia yang indah, tujuan yang mulia, hikmah-hikmah yang bijak, kisah-kisah yang mengagumkan serta hukum-hukum yang valid.15 Nama-nama yang indah tersebut menunjukkan kemuliaan dan kedudukannya yang tinggi. Nama-nama yang mengandung hujjah dan dalil bahwa ia adalah kitab Samwiy dan tidak akan ada yang pernah dapat menyainginya. Imam as-Suyuthiy sebagai yang dinukilnya dari al-Jhizh berkata, Allah Taala memberikan sebutan bagi Kitab-Nya berbeda dengan sebutan yang biasa digunakan oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan-pembicaraan mereka baik secara global maupun terperinci.16

a. Nama-nama Al-Quran
Allah menamakan Al-Quran dengan beberapa nama, diantaranya :17 1) Quran :

: ...
2) Kitab :

: ...
3) Furqan :

:
4) Zikr :

:
15 16 17

Shlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, Al-Hud Wa al-Bayn F Asm` Al-Qur`n, Hal. 147 Ibid. Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 18-19

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

5) Tanzil :

:
6) Bayyinah :18

7) Huda :19

: :

Quran dan Al-Kitab lebih populer dari nama-nam yang lain. Dalam hal ini Dr. Muhammad Abdullah Darras berkata : Ia dinamakan Quran karena karena ia dibaca dengan lisan dan dinamakan Al-kitab karena ia ditulis dengan pena . kedua makna ini menunjukan makna yang sesuai dengan kenyataanya.20

b. Sifat-sifat Al-Quran
Allah telah melukiskan Quran dengan beberapa sifat, diantaranya : 21 1) Nur (Cahaya) :

:
2) Huda (Petunjuk), Syifa (Obat), Rahmah (Rahmat), dan Mauizah (Nasihat) :

3) Mubin (Yang Menerangkan) :

: ...
18 19

Shlih bin Ibrahim al-Bulaihiy, Al-Hud Wa al-Bayn F Asm` Al-Qur`n, Hal. 147 Ibid. 20 Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 19 21 Ibid, Hal. 20-22

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

10

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

4) Mubarak (Yang Diberkati) :

:
5) Busyra (Kabar Gembira) :

:
6) Azis (Yang Mulia) :

7) Majid (Yang Dihormati) :

:
8) Basyir (Pembawa Kabar Gembira) :

. :

Setiap penamaan atau pelukisan itu merupakan salah satu makna dalam AlQuran.Nama-nama ini berasal dari ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an itu sendiri yang memakai istilah tertentu untuk merujuk kepada Al Qur'an itu sendiri.22

C. Perbadaan Al-Quran dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi


Definisi Alquran telah dikemukakan pada halaman diatas. Agar lebih jelas perbedaannya, terlebih dahulu kita perlu mengetahui defenisi ketigannya. perhatikan ketiga defenisi tersebut seperti dibawah ini : Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan atas nabi Muhammad SAW dan yang membacanya dianggap telah beribadah. Hadis nabawi ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Hadits Qudsi adalah apa-apa yang disandarkan oleh Nabi SAW kepada Allah Taala.
22

spesifik dari

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 22

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

11

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

a. Perbedaan Al-Quran dengan Hadis Nabawi Untuk perbedaan Al-Quran dengan Hadis Nabawi dapat dilihat dengan beberapa analogi dibawah ini :23 1) Al-Quran mukjizat Rasul sedangkan Hadis bukan mukjizat sekalipun Hadis Qudsi. 2) Al-Quran terpelihara dari berbagai kekurangan dan pendistorsian tangan orang-orang jahil (lihat QS. Al-Hijr : 9) sedangkan hadis tidak terpelihara seperti Al-Quran. Namun hubungan keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Maka terpeliharanya Al-Quran berarti pula teroilaharanya Hadis. 3) Al-Quran diriwayatkan seluruhnya secara mutawatir sedangkan Hadis tidak banyak diriwayatkan secara mutawatir. Mayoritas Hadis

diriwayatkan secara Ahad. 4) Kebenaran ayat-ayat Al-Quran bersifat qathi al-wurud (pasti atau mutlak kebenarannya) dan kafir yang menginkarinya. Sedangkan hadis kebanyakan bersifat zhanni al-wurud (relatif kebenarannya) kecuali yang mutawatir. 5) Al-Quran memiliki redaksi dan lafal nya dari Allah dan Hadis Nabawi dari Nabi sendiri berdasarkan Wahyu Allah atau Ijtihad yang sesuai dengan Wahyu. 6) Kewahyuaan Al-Quran disebut dengan wahyu matluw (wahyu yang dibacakan sedangkan kewahyuan sunnah disebut wahyu ghayr matluw (wahyu yang tidak dibacakan) tetapi terlintas dalam hati secara jelas dan yakin kemudian diungkapkan nabi dengan redaksinya sendiri. 7) Al-Quran hanya dinisbahkan kepada Allah, maka dari itu penyandarannya menggunakan atau sedangkan Hadis Nabawi dinisbahkan kepada Rasulullah dengan memnggunakan redaksi .

23

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, bab Hadis dan Hubungannya dengan al-Quran, Hal. 14-15

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

12

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

b. Perbedaan Al-Quran dengan Hadis Qudsi


Qudsi adalah kata yang dinisbahkan kepada kata quds. Nisbah ini mengandung makna pengagungan. Dalam arti bahasa, kata ini menunjukkan kebersihan dan kesucian. Hadits Qudsi adalah apa-apa yang disandarkan oleh Nabi SAW kepada Allah Taala. Maksudnya Nabi SAW meriwayatkan hadits tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah kalamnya Allah. Rasulullah SAW menjadi rawi untuk kalam Allah tersebut dengan lafal beliau sendiri. Makanya kalau ada yang meriwayatkan hadits tersebut, dia harus menambahkan :

... . ... . ... .


Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan Hadis Qudsi dan yang terpenting ialah :24 1) Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan dengan lafal Allah sendiri. Orang-orang Arab ditantang untuk membuat semisal Al-Quran. Tetapi mereka tak mampu membutanya meskipun hanya satu surat saja. Maka dari itu, AlQur`an adalah mukjizat. Sedangkan, Hadits Qudsi bukan merupakan mukjizat dan orang-orang Arab tidak ditantang untuk membuat yang semisalnya. 2) Al-Qur`an itu hanya dinisbatkan kepada Allah. Maka dari itu, penyandarannya langsung kepada Allah:

Sedangkan, Hadits Qudsi

terkadang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dengan dinisbatkan kepada Allah. Penisbatan ini menggunakan cara orang yang mengarang sehingga disebut dengan nisbat insya`/ nisbat yang dibuatkan seperti ucapan :

. Terkadang pula diriwayatkan dengan

dinisbatkan kepada Rasulullah tetapi nisbatnya adalah nisbat khabar karena nabi yang menyampaikan Hadis itu dari Allah. Maka dikatakan Rasulullah mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.
24

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 26-27

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

13

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I mutawatir sehingga

3) Seluruh

isi

Al-Quran

semuanya

dinukil

secara

kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadis Qudsi itu shahih, terkadang hasan dan terkadang pula dhaif. 4) Al-Quran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka ia adalah wahyu, baik dalam lafal ataupun maknannya. Sedang hadis Qudsi maknanya saja dari Allah sedangkan lafalnya dari Rasulullah SAW. Hadis Qudsi adalah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam makna. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis diperbolehkan meriwayatkan hadis Qudsi dengan maknanya saja. 5) Membaca Al-Quran merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalm shalat .

Artinya :

: ... ...
...Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Quran...

, , . , ,
Artinya : Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Quran, dia akan memperoleh satu kebaikan . Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.25 Sedangkan hadis Qudsi tidak disuruh membacanya dalam shalat. Allah memberikan pahala membaca hadis Qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis Qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Al-Quran bahwa pada setiap huruf mendapatkan sepuluh kebaikan.
25

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Masud, yang mengatakan hadis itu Hasan dan Shahih.

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

14

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

D. Perbadaan Hadis Nabawi dengan Hadis Qudsi


Hadits nabawi terbagi menjadi dua, yaitu tauqifi dan taufiqi:26 1) Tauqifi. Yang bersifat Tauqifi yaitu, kandungannya diterima oleh Rasulullah dari Wahyu lalu dijelasakan kepada manusia dengan kata-kata darinya. Di sini, meskipun kandungannya dinisbatkan kepada Allah, tetapi dari sisi

perkataan lebih layak dinisbatkan kepada Rasulullah sebab kata-kata itu disandarkan kepada siapa yang mengatakannya walaupun terdapat makna yang diterimannya dari pihak lain.

2) Taufiqi. Bagian lain adalah Taufiqi. Yang bersifat Taufiqi yaitu, yang disimpulkan oleh Rasulullah menurut pemahamannya terhadap Al-Quran karena fungsi Rasul menjelaskan, menerangkan Al-Quran atau mengambil istimbat dengan perenungan dan ijtihad. Dalam hal ini, wahyu akan mendiamkannya bila benar dan bila terdapat kesalahan di dalamnya maka wahyu akan turun untuk membetulkannya.27 Yang pasti taufiqi ini bukan kalam Allah. Dari sini jelaslah bahwa hadis Nabawi dengan kedua bagiannya yang Tauqifi dengan ijtihad yang diakui oleh Wahyu itu dapat dikatakan bersumber dari Wahyu. Inilah esensi dari firman Allah tentang Rasul kita Muhammad SAW :


Artinya : Dan (Muhammad) tidak berbicara menurut hawa Nafsunya. Apa yang diucapkannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diturunkan kepadnaya.

26 27

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, hal. 28 Contoh kasus adalah peristiwa tawanan perang Badar. Pasalnya Rasulullah mengambil pandangan Abu Bakar untuk menerima tebusan mereka lalu turunlah Wahyu Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan perang... (Al-Anfal : 67), ssebagai kritikan terhadapnya.

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

15

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Hadis Qudsi itu maknanya dari Allah. Hadis ini disampaikan kepada Rasulullah dengan satu cara dari beberapa model pewahyuan tetapi lafasnya dari Rasulullah. Inilah pendapat yang kuat. Dinisbatkannya hadis Qudsi kepada Allah taala adalah penisbatan isinya buakn penisbatan lafalnya. Sebab seandainya lafal hadis Qudsi itu dari Allah maka tentu tidak berbeda dengan Al-Quran.28 Tentang hal ini muncul dua syubhat :29 Pertama : Hadis Nabawi ini secara maknawi juga wahyu, lafal pun dari Rasulullah tetapi mengapa tidak kita namakan juga sebagai hadis Qudsi ? Jawabannya ialah kita memastikan bahwa hadis Qudsi itu maknanya diturunkan dari Allah karena adanya nash syari yang menisbatkannya kepada Allah yaitu kata-kata Rasulullah :

atau

Itu sebabnya kita

namakan hadis itu hadis Qudsi. Berbeda hadis-hadis Nabawi itu tidak memuat nash seperti ini. Kedua : Apabila lafal hadis Qudsi itu dari Rasulullah maka dengan alasan apakah hadis itu dinisbatkan kepada Allah melalui kata-kata Nabi seperti :

atau

?
Jawabannya ialah hal seperti ini biasa terjadi dalam bahasa arab yang mana

satu ucapan disandarkan kandungannya bukan lafalnya. Misalnya, ketika kita menggubah satu bait syair, kita mengatakan si penyair berkata demikian. Juga ketika kita menceritakanapa yang kita dengar dari seseorang, kita pun mengatakan si fulan berkata demikian. Begitu juga Al-Quran menceritakan tentang Musa, Firaun dan lainnya dengan lafal yang bukan lafal yang mereka ucapkan dan dengan gaya bahasa yang bukan pula gaya bahasa mereka tetapi tetap saja disandarkan kepada mereka. Untuk ini dapat dilihat dalam Al-Quran surah Asy-Syuaraa : 10-24.

28 29

Manna Khalil Al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, bab Al-Quran, Hal. 28 Ibid, Hal. 28-29

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

16

ULUMUL QURAN

PTIQ - Ushuluddin I

Daftar Pustaka
Al-Bulaihiy, Shlih bin Ibrahim. Al-Hud Wa al-Bayn F Asm` AlQur`n, Hal. 147.

Ath-Thohhan, Ad-Duktur Mahmud, Taysiru Mushtholahil Hadist. Al-Qaththa, Manna Khalil. Studi Ilmu-ilmu Al-Quran. Cet. 8, Bogor : Pustaka Litera AntarNusa,b 2004. Al-Khatib, Dr. Muhammad Ajaj. Ushul al-hadits Ulumuhu wa Musthalahuhu. Al-Qaththan, Manna Khalil. Sumber Studi Ilmu-Ilmu Quran terjemahan dari Mabaahits fii Uluumil Quraan. Bin Utsaimin, Muhammad.Ushuul Fii at-Tafsiir. Hal.9-11) Shihab, Muhammad Quraish. Wawasan Al-Quran. Cet. XIX, PT Mizan Pustaka, Jln. Cinambo No. 135 Cisaranten Wetan Ujungberung : Bandung, 2007. Khon, Abdul Madjid, Ulumul Hadis. Cet. II, Jln Sawo Raya No 18. Jakarta : Amzah, 2009.

| Pengertian Al-Quran serta Perbedaannya dengan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

17

You might also like